Régalien Wedding [ ON HOLD ]

By BlackLunalite

185K 28.4K 3.9K

Kim Seokjin adalah Pangeran dari kerajaan Lazurite. Namun dia adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Walaup... More

Lazurite Kingdom
Part 2: Accepted
Part 3: Duel
Part 4: Engaged
Part 5: Engagement Party
Part 6: Fiancé
Part 7: Days Before The Wedding
Part 8: Wedding Day
Part 9: Husbands
Part 10: The Reason
Part 11: Boldness
Part 12: Protectiveness
Part 13: The Square
Part 14: Stalker
Part 15: The Plan
Part 16: Blu Island
Part 17: The Letter
Part 18: Back Home
Part 19: Touchy

Part 1: The Prince Proposal

21.1K 1.8K 217
By BlackLunalite

Sistem kerajaan di dunia modern mungkin bukan sesuatu hal yang umum.

Namun ada beberapa negara yang masih mempertahankan sistem monarki kerajaan dalam pemerintahan mereka.

Mereka memberikan kekuasaan mutlak pada keluarga kerajaan, dan jelas membiarkan mereka melakukan apapun dengan tujuan yang sama, untuk kepentingan negara.

Namun sayangnya hal itu tidak berlaku dalam kerajaan itu sendiri, terlalu lama mengisi kursi sebagai seseorang dengan darah bangsawan tentunya akan menimbulkan sisi tamak.

Disaat kerajaan berusaha keras mempertahankan yang terbaik, akan ada pihak yang mencoba menggulingkan mereka.

Di sini, hanya ada dua pilihan, membunuh, atau dibunuh.

.

.

.

Seokjin melangkah menyusuri koridor istana tempatnya tinggal sejak dia lahir, beberapa pelayan serta penjaga yang berjaga di sana terlihat membungkukkkan tubuh mereka untuk menyapa Seokjin, Seokjin hanya berjalan melewati mereka dengan memberikan sebuah senyuman ramah.

Ketika akhirnya dia berhenti di depan sebuah pintu besar yang berat dan megah dengan gagang pintu yang terbuat dari emas, Seokjin merasakan napasnya memberat. Dia menarik napas dalam, kemudian melirik dan memberi tanda pada dua penjaga di depan itu untuk mengumumkan kedatangannya. Kedua penjaga itu mengangguk serempak dan mereka membukakan pintu untuk Seokjin.

Salah satu dari mereka mengumumkan kedatangan Seokjin dengan suara lantang dan Seokjin segera memasang senyumnya. Dia sudah memikirkan ini selama berbulan-bulan, melatih ekspresi wajahnya di depan cermin, dan mempersiapkan dirinya semalaman penuh hanya untuk berjalan ke ruangan ini.

Dia pasti bisa melakukan ini.

Kaki Seokjin melangkah masuk ke dalam ruangan saat dipersilakan, Seokjin melihat seorang pria yang masih terlihat gagah walaupun usianya sudah tidak lagi muda sedang duduk di singgasana utama. Itu adalah ayahnya, Raja saat ini, dan di sebelah kanannya Seokjin bisa melihat penasihat utamanya, seorang pria tua dengan tubuh yang agak bungkuk dan wajah yang dipenuhi keriput.

Seokjin selalu yakin penasihat utama itu bisa mati hanya karena hembusan angin, tapi tentunya itu tidak akan terjadi karena ayah Seokjin tidak akan membiarkan penasihat utamanya mati karena angin meniup tubuh ringkihnya. Ketika Seokjin berjalan semakin dekat, dia bisa melihat kakaknya, Pangeran Sejong, duduk di sisi kiri ayahnya dengan dahi berkerut karena melihat Seokjin.

Seokjin menarik napas dalam, lagi, sebelum kemudian melebarkan senyumannya. "Selamat siang, Ayah." Seokjin tersenyum kemudian melirik ke arah penasihat ayahnya, "Penasihat Han," lalu dia menatap kakaknya yang masih terlihat bingung, "Kakakku, Pangeran Sejong."

"Apa ada masalah, Pangeran Seokjin?" tanya ayahnya.

Seokjin menggeleng, dia mengepalkan tangannya untuk memberikan kekuatan tambahan sebelum kembali menatap ayahnya. "Tidak ada masalah, aku ke sini untuk meminta izinmu, Ayah."

Ayah Seokjin mengangguk, "Katakan saja, son."

"Aku ingin menikah."

Penasihat Han tersedak, kakak Seokjin terpaku, dan ayah Seokjin melebarkan matanya.

"A-apa?" ujar Sejong akhirnya, dia menatap Seokjin dengan mata melebar dan dahi berkerut dalam.

Seokjin mengangguk mantap, "Dan alasan kenapa aku ingin meminta izin Ayah adalah karena aku ingin menikah dengan seseorang yang berada di dalam istana ini."

Penasihat Han berbisik pelan pada ayah Seokjin dan Raja itu berdeham. Dia menarik napas perlahan, "Siapa?"

Seokjin tersenyum, "Jenderal-mu, Ayah." Seokjin menatap ayahnya, "Kim Namjoon."

Seokjin mengabaikan wajah-wajah terkejut di sana dan berbicara dengan suara tegas. "Aku ingin menikah, dengan Jenderal Namjoon."

.

.

.

Sisi lain dari wilayah istana yang luas dan indah itu adalah lapangan terbuka yang sangat luas dan selalu digunakan untuk tempat berlatih para prajurit dan penjaga di kerajaan tersebut. Setiap harinya mereka akan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk berlatih bersama di lapangan tersebut.

Latihan dibagi menjadi beberapa kelas, kelas paling bawah adalah untuk apprentice, berisi para pemuda yang baru saja diterima menjadi calon prajurit atau penjaga atau bahkan pengawal khusus keluarga kerajaan. Tingkatan selanjutnya diisi oleh mereka yang sudah dibagi menjadi kelas penjaga istana, dan pengawal keluarga kerajaan, lalu di tingkat paling akhir diisi oleh para prajurit yang nantinya akan berperang demi melindungi negara mereka.

Matahari siang ini begitu terik, panas matahari terasa membakar tanah lapangan yang berpasir, keringat menetes dari dahi para prajurit yang berlatih namun mereka masih tetap berdiri di posisi mereka. Mereka tidak akan mengeluh ataupun berpaling dari latihan, karena mereka tahu konsekuensi dari menghindari latihan akan lebih berat daripada latihan itu sendiri.

Terlebih lagi, Jenderal mereka semua, Kim Namjoon, saat ini berdiri bersama mereka semua dan ikut berlatih.

Namjoon berdiri di barisan terdepan, menunjukkan gerakan-gerakannya yang berbeda dari para prajurit lainnya, gerakan Namjoon lebih kuat, lebih tepat sasaran, dan jelas lebih mematikan.

"Jenderal Namjoon!"

Suara lantang yang memanggil namanya menghentikan gerakan Namjoon, dia menegakkan tubuhnya seraya mengusap setitik keringat di pelipisnya. Namjoon mencari asal suara dan melihat salah satu penjaga istana tengah berdiri di balik bayang-bayang bangunan istana dan sedang menatapnya.

Penjaga istana itu mengangguk pelan, "Yang Mulia Raja menginginkan kehadiranmu di ruangan Yang Mulia. Segera."

Namjoon mengangguk pelan, dia memutar pedang yang sejak tadi digunakannya untuk latihan dan menyimpannya kembali ke sarungnya yang berada di pinggang. Namjoon berjalan ke pinggir lapangan untuk mengambil botol air dan meneguknya.

"Kenapa Yang Mulia ingin menemuimu, Namjoon?"

Namjoon menoleh ke arah sebelahnya dan melihat Hoseok, Letnan di dalam pasukan mereka sekaligus teman baiknya, tengah menunduk ke arah Namjoon yang berjongkok di pinggir lapangan. Namjoon mengangkat bahunya, "Aku tidak tahu, kurasa ini bukan masalah keamanan negara. Walaupun negara tempat kita tinggal berada di kepulauan yang sedikit terpisah dari dunia luar, tidak ada yang cukup bodoh untuk menyerang kita saat ini."

Hoseok tertawa pelan, "Ya, tentu saja, tempat ini memilikimu yang selalu memukul mundur tiap pasukan yang mencoba memasuki wilayah udara dan laut negara ini." Hoseok menegakkan tubuhnya, "Jika ini bukan karena alasan keamanan, lantas apa?"

Namjoon mengangkat bahunya dan berdiri, "Mungkin Yang Mulia ingin memperluas wilayah kekuasaan."

"Namjoon, kita tidak hidup di abad 18, kita tidak melakukan itu."

Namjoon melirik ke arah barisan para prajurit yang berlatih, "Ya, katakan itu lagi dan kita akan melihat para prajurit ini bermalas-malasan karena pedang tidak lagi digunakan untuk berperang saat ini." Namjoon membuka mulutnya dan membentak keras kepada para prajurit. "No slacking off! Letnan Hoseok akan mengawasi kalian dan jika aku mendengar satu saja laporan mengenai kalian yang tidak serius, hukuman akan menanti." Namjoon menatap para prajurit itu dengan garang, "Ingat untuk siapa kita berlatih?!"

"Yang Mulia Raja Shin!" seru seluruh prajurit serempak.

Namjoon mengangguk puas kemudian menoleh ke arah Hoseok. "Aku akan kembali setelah menemui Yang Mulia Raja."

Hoseok mengangguk pelan dan dia melihat Namjoon berjalan menjauhi lapangan tempat mereka berlatih. Hoseok menghela napas pelan kemudian menatap para prajurit, "Latihan panah dimulai dalam sepuluh menit! Istirahat sepuluh menit dimulai sekarang!"

.

.

.

Wilayah kerajaan tempat mereka tinggal adalah sebuah negara kepulauan dengan ukuran tidak terlalu besar yang berada di sisi timur laut dari keseluruhan asia. Kerajaan mereka bernama kerajaan Lazurite, sebuah negara independent dengan sistem pemerintahan monarki yang sukses. Kerajaan mereka merupakan negara pemasok batu mulia serta minyak bumi dan kekayaan alam lainnya.

Melihat potensi Lazurite yang besar dan sering diumpamakan sebagai 'Tanah Suci para Dewa', tentunya mereka semua harus memiliki sistem pertahanan yang kuat dan terjamin.

Namjoon adalah Jenderal utama dari seluruh kerajaan ini. Dia adalah anak salah satu petani di Pulau Blu, salah satu pulau kecil dalam wilayah kekuasaan Lazurite, ketika usianya sepuluh tahun, Namjoon dibawa pergi oleh keluarga kerajaan dan dilatih untuk menjadi prajurit. Ketika usianya dua puluh tahun, Namjoon resmi menjabat sebagai prajurit dan karirnya melesat cepat hingga di usianya yang kedua puluh tujuh, dia sudah resmi menjabat sebagai Jenderal.

Kaki panjang Namjoon yang berlapiskan sepatu boot kulit yang ramping melangkah menyusuri koridor istana. Dia telah membersihkan dirinya dan mengenakan pakaian yang pantas, Namjoon jelas tidak akan datang dalam kondisi berantakan dan penuh keringat sehabis latihan untuk menemui Raja. Walaupun dia masih tidak tahu apa kiranya yang ingin dibicarakan oleh Raja, Namjoon tetap harus datang dengan penampilan yang sesuai.

Namjoon selalu menghadiri rapat strategi militer untuk membahas kondisi keamanan mereka setiap malamnya. Raja selalu hadir di pertemuan itu bersama dengan penasihatnya dan juga Pangeran Sejong, sebagai pangeran pertama, Pangeran Sejong bertugas mengurus militer dan diplomasi bersama Raja, Pangeran Seokjin mengurus administrasi perdagangan dan transaksi di kerajaan ini, sementara pangeran ketiga sekaligus pangeran paling muda, Pangeran Jungkook, bertugas mengurus teknologi yang digunakan untuk mengolah seluruh sumber daya di kerajaan ini.

Namjoon berhenti melangkah saat sudah tiba di depan ruangan Raja, kedua penjaga di pintu mengumumkan kedatangannya dan akhirnya mempesilakan Namjoon untuk masuk. Namjoon melihat Raja bersama penasihatnya dan juga Pangeran Sejong duduk di posisi mereka masing-masing.

Kaki Namjoon berjalan ke tengah ruangan dan berlutut untuk memberikan hormatnya.

"Berdiri, Jenderal Namjoon."

Namjoon berdiri mengikuti perintah Raja, dia menatap pemimpinnya itu dengan tatapan datar dan professional seperti biasanya.

"Ada yang ingin kubicarakan denganmu."

"Tentu, Yang Mulia."

Raja Shin menghela napas pelan, "Putraku, Pangeran Seokjin, dia.." Raja Shin terdiam sebentar, Pangeran Sejong meraih tangan ayahnya dan menepuk-nepuknya pelan.

Dahi Namjoon berkerut samar, walaupun dia adalah Jenderal utama, Namjoon sangat jarang melihat dua pangeran lainnya selain Pangeran Sejong. Alasan utama adalah karena Namjoon adalah jenderal kemiliteran sehingga dia tidak terlibat dengan urusan lain selain militer, alasan kedua adalah karena baik Pangeran Seokjin maupun Pangeran Jungkook selalu bekerja di dalam bangunan utama istana yang memiliki sistem keamanan luar biasa dan hanya boleh dimasuki oleh orang-orang tertentu.

Namjoon jelas tidak akan diizinkan masuk ke sana seenaknya walaupun dia adalah Jenderal.

Raja Shin menarik napas lagi dan dia menatap Namjoon, "Pangeran Seokjin mengutarakan keinginannya untuk menikah denganmu." Raja Shin meneliti ekspresi wajah Namjoon, "Apa kau bersedia?"

.

.

.

Seokjin berjalan mondar-mandir dalam ruang belajarnya, langkah kakinya teredam lapisan karpet tebal di lantai sehingga kegiatannya berjalan ke sana-sini tidak menimbulkan keributan sama sekali. Seokjin menunduk seraya menggigiti kukunya, beberapa jam telah berlalu sejak Seokjin pergi menemui ayahnya dan mengatakan keinginannya untuk menikah dengan Namjoon namun dia masih belum mendapatkan apapun.

Kaki Seokjin berhenti melangkah dan dia berseru kesal, Seokjin merasa sangat frustasi, ayah dan kakaknya mengatakan bahwa mereka akan mendiskusikan keinginan Seokjin untuk menikah dan menanyakan pendapat Namjoon terkait pernikahan ini. Dia menghempaskan tubuhnya ke kursi tunggal berlengan yang berukuran besar dan kembali sibuk menggigiti kukunya.

Seokjin hampir mati berdiri saat mengatakan keinginannya tadi. Dia tahu ayah dan kakaknya yang sangat hati-hati jelas tidak akan menerima begitu saja keinginannya untuk menikah. Walaupun memang menikah dengan Namjoon tidak melanggar peraturan manapun karena peraturan utama keluarga kerajaan dalam pernikahan adalah anggota keluarga kerajaan harus menikah dengan seseorang yang terhormat seperti bangsawan atau anggota keluarga kerajaan lainnya, tidak peduli siapa dia dan apa jenis kelaminnya.

Namjoon adalah Jenderal, walaupun sebelumnya dia adalah rakyat biasa, Namjoon sudah diangkat menjadi 'Knight' karena perannya dan saat ini kedudukannya dianggap setara dengan bangsawan.

Akan tetapi Namjoon adalah Jenderal perang kesayangan ayahnya dan ayahnya jelas akan berpikir panjang terkait permintaan tiba-tiba Seokjin. Seokjin tahu ini akan sulit, namun dia jelas tidak akan bisa menjelaskan alasan sesungguhnya kenapa dia ingin menikah dengan Namjoon pada ayahnya.

Seokjin harus melakukan ini semua sendiri dan dia harus memastikan dia tidak terbunuh lebih dulu.

"Kakak, berhenti menggigiti kukumu! Kau akan membuat para pelayanmu kesulitan mengurus kukumu."

Seokjin melirik ke arah adiknya, Jungkook, yang baru saja membentaknya. Seokjin menghela napas pelan, "Kau tidak tahu rasanya, Jungkook. Aku sangat tegang seperti aku akan dieksekusi."

Dahi Jungkook berkerut, "Padahal kau tidak tahu rasanya dieksekusi." cibirnya.

Seokjin mendelik pada adiknya, "Tidak bisakah kau menunjukkan simpatimu pada kakakmu ini?"

Jungkook mendecih, "Untuk apa?! Aku masih marah padamu karena tidak menceritakan apapun padaku."

Seokjin tertegun, "Cerita apa?"

Jungkook berdecak, "Tentu saja soal kau dan Jenderal Namjoon! Apa-apaan ini?! Kenapa tiba-tiba kau akan menikah?! Apakah kau tidak menganggapku sebagai adikmu? Kenapa kau tidak menceritakannya padaku?!"

Di sebelah mereka, penasihat Seokjin yaitu Penasihat Min Yoongi, menghela napas pelan. "Pangeran Jungkook, dengan penuh rasa hormat, saya juga tidak mendapatkan informasi apapun terkait ini dari Pangeran Seokjin."

Mata Jungkook melebar, "Kau tidak menceritakan ini pada Penasihat Min? Kau bahkan menyembunyikannya dari penasihatmu sendiri?! Kakak, apa kau gila?!"

Seokjin memutar bola matanya, "Oh, diamlah. Aku punya alasan kenapa aku tidak menceritakan apapun pada kalian." Seokjin berdiri dari kursinya dengan gusar, "Astaga, apakah Ayah dan Kak Sejong tidak ingin mengatakan apapun padaku? Mereka bilang mereka akan mendiskusikan ini dengan Jenderal Namjoon, tapi kenapa mereka tidak mengatakan apapun?!"

"Jenderal Namjoon baru saja keluar dari ruangan Yang Mulia Raja."

Seokjin menoleh ke arah Yoongi yang baru saja mengatakan itu. Seokjin melihat penasihatnya itu tengah menunduk dan menatap ke arah ponselnya. "Apa?"

Yoongi mendongak menatap Seokjin, "Aku adalah penasihatmu, Yang Mulia. Walaupun aku tidak tahu alasan kenapa Yang Mulia ingin menikah dengan Jenderal Namjoon, aku tetap akan berusaha membantumu. Jadi aku meminta penjaga yang mengawasi sistem keamanan untuk mengabariku terkait gerak-gerik Jenderal Namjoon saat di dalam istana." Yoongi menunjukkan ponselnya pada Seokjin, menunjukkan percakapan di antara Yoongi dan Kepala Satuan Keamanan Istana. "Dan Jenderal Namjoon baru saja keluar dari ruangan Yang Mulia Raja."

Jungkook menatap Seokjin, "Lalu? Bagaimana jika dia menolak lamaranmu, Kak?"

Seokjin menggeleng, "Tidak, dia tidak akan menolaknya."

Jungkook mendecih, "Kakak, kau bahkan tidak pernah bertemu dengannya kecuali disaat kerajaan ini mengadakan acara perayaan yang melibatkan militer utama. Kau dan aku bekerja di sisi lain istana ini, apa kau pikir Jenderal seperti Namjoon akan menerima lamaranmu dengan sukarela?"

"Tapi aku pangeran!"

Jungkook memutar bola matanya, "Lalu? Kalau aku menjadi Jenderal Namjoon, aku jelas akan menolak lamaranmu, aku tidak mengenalmu."

Seokjin terdiam kemudian dia berbalik dan berjalan cepat menuju pintu ruang belajarnya.

"Kakak! Kau mau kemana?!" seru Jungkook.

Seokjin membuka pintu ruang belajarnya kemudian menoleh ke arah Jungkook, "Aku akan membuatnya menerima lamaranku!"

To Be Continued

.

.

.

Tolong jangan hajar aku T-T

Aku sudah menahan diri tak buat ff baru tapi plot ini ada terus di otakku sampe berhari-hari dan aku.. harus.. nulis.. ini..

Ansadcnlwefhwedlwsds

Sorry~

.
.
.

Okay, karena ini AU baru, aku akan mulai membahas beberapa hal terkait AU ini.

Nama kerajaan ini Lazurite, diambil dari nama lain 'Lapis Lazuli' atau 'Batu Mulia Para Dewa'.

Makanya di sini Lazurite disebut sebagai 'Tanah Suci Para Dewa'. Hehe

Penjelasan selanjutnya terkait kerajaan akan ada (mungkin akan seperti special chapter 'The Imity' yang ada di Half Olympians)

Selanjutnya adalah para tokoh yang muncul di chapter ini, dan juga akan berperan di chapter-chapter selanjutnya.

Prince Seokjin
Pangeran kedua kerajaan Lazurite.
Bertanggung jawab untuk administrasi dan transaksi untuk kepentingan kerajaan.

Prince Sejong
Pangeran pertama kerajaan Lazurite
Tangan kanan Raja, bertanggung jawab untuk pemerintahan utama dan diplomasi kerajaan.

(Sedikit info tambahan terkait Sejong, Sejong itu nama aslinya, nama lengkapnya itu Yang Sejong. Dia ini aktor yang katanya mirip-mirip Seokjin.)

Prince Jungkook
Pangeran ketiga kerajaan Lazurite (maknae)
Bertanggung jawab untuk urusan teknologi kerajaan Lazurite

General Namjoon
Jenderal kerajaan Lazurite.

Bertanggung jawab untuk tindakan militer utama, pemimpin dari seluruh pasukan di Lazurite setelah Raja dan Pangeran.

Lieutenant Hoseok
Letnan kerajaan Lazurite, teman baik Jenderal Namjoon.

Bertanggung jawab untuk urusan militer, sama seperti Jenderal Namjoon.

Advisor Min / Advisor Yoongi
Penasihat Pangeran Seokjin
Bertanggung jawab untuk membantu pekerjaan Pangeran Seokjin dalam hal urusan pekerjaan atau lainnya.

Advisor Park / Advisor Jimin
Penasihat Pangeran Jungkook
Bertanggung jawab untuk membantu pekerjaan Pangeran Jungkook dalam urusan pekerjaan atau lainnya.


Advisor Lee / Advisor Jaehwan
Penasihat Pangeran Sejong
Bertanggung jawab untuk membantu semua pekerjaan Pangeran Sejong dalam urusan pekerjaan atau lainnya.

.
.
.

Untuk keseluruhan kerajaan Lazurite, nanti kubikinin dulu denahnya sama kucari dulu referensi untuk gambarnya. Hehehe

Continue Reading

You'll Also Like

451K 45.6K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
56.9K 5.9K 19
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
59.2K 6.2K 21
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
76.9K 15.6K 171
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...