Our Baby [GyuHan] ✔️

By _icechoco

30.6K 2K 49

Jeonghan sadar bahwa karir yang baru saja ia bangun bisa hancur kapan saja . . [bxb] - [Mpreg!] / [Semi Bak... More

000
001
002
003
004
005
007
008 - Epilogue

006

2.3K 185 4
By _icechoco

"Jeonghan, aku tau kau di dalam. Tolong buka pintunya," Mingyu kembali mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu tapi seseorang dari arah belakang menghentikannya.

"Berhenti Mingyu-ssi. Jeonghan butuh waktu sendiri"

"Joshua-ssi? Aku harus bicara dengan Jeonghan. #udah seminggu dia mengacuhkan ku,"

Joshua lelaki itu menghela nafasnya, "Seminggu ini juga ia mengurung diri di dalam kamar, ia hanya mau keluar kalau kami paksa untuk makan"

Prang

Bunyi pecahan kaca membuat kedua anak adam itu membulatkan matanya terkejut. Tanpa membuat waktu Mingyu dengan cepat mendobrak pintu di depannya, tidak peduli lagi dengan Joshua yang masih mencoba menahannya untuk masuk.

Hentakan ke-tiga Mingyu berhasil membuka pintu kamar dan betapa terkejutnya Mingyu dan Joshua saat mendapati Jeonghan tersungkur tidak berdaya di atas lantai dengan seprihan kaca gelas.

"Hanna! / Jeonghan!"

-

"Josh, Jeonghan belum sadar juga. Kita panggil ambulans saja, ya?"

Joshua menggelengkan kepalanya tidak setuju.

"Badan dia semakin dingin! Apa manager sangat melarang untuk menghubungi ambulans? Itu gila namanya! Jeonghan bisa kenapa-kenapa!" Mingyu cukup bersabar saat Joshua memintanya untuk menunggu manager mereka datang, tapi ini sudah setengah jam lamanya, dan sosok manager tidak ada yang datang.

"Biar aku saja kalau begitu,"

"Jangan!"

Mingyu mengerutkan dahinya saat lelaki itu merebut ponsel milknya, "Josh?"

"Aku bilang jangan! Jeonghan akan baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir. Lebih baik lagi kau pulang. Aku dan yang lain bisa mengurus Jeonghan"

"Josh? Jeonghan sakit, aku mohon kita bawa Jeonghan ke rumah sakit, atau ada sesuatu yang kalian tutupi dari ku?"

"Tidak ada!"

Mingyu mencoba merebut kembali ponsel miliknya, "Kalau begitu, biarkan aku panggil ambulans!"

"Jeonghan hamil!"

"..."

"Media tidak boleh tau hal ini. Karir Jeonghan dalam bahaya!"

Mingyu menghela nafasnya sebelum mengangkat tubuh Jeonghan.

"Kau mau bawa dia kemana?"

"Klinik"

"Mingyu-ssi!"

"Klinik itu milik paman ku, kau tenang saja. Yang terpenting kondisi Hanna dan- dan bayinya harus di selamatkan"

・・


Sudah satu jam lamanya, Joshua dan Mingyu menunggu dengan gelisah di ruang tunggu. Mereka terus memanjatkan doa kepada yang Maha Esa untuk keselamatan dari sosom yang mereka sayangi, Jeonghan.

"Mingyu?"

"Paman! Bagaimana keadaan Hanna?"

Pria setengah abad itu menepuk pundak Mingyu dan tersenyum, "Syukur, keduanya baik-baik saja"

Joshua menghela nafasnya lega saat mendengar hal itu.

"Ada apa dengan Hanna?"

"Hanya kelelahan. Kandungan Jeonghan sudah masuk 20 minggu. Dalam trimester kedua ini seharusnya Jeonghan tidak mengalami hal-hal yang membahayakan kandungannya. Mungkin Jeonghan harus mengurangi pekerjaannya dan menghindari stress"

Pria itu mengeluarkan sesuatu dalam berkas yang ia pegang, "Di harapkan kedepannya Jeonghan bisa berhenti dulu dari pekerjaannya. Kalau sampai ini terjadi lagi, Jeonghan bisa mengelami pendarahan. Ini, serahkan pada ayahnya, paman pamit dulu, Jeonghan segera di pindahkan ke ruang rawat, jangan terlalu khawatir lagi, dia akan baik-baik saja"

Mingyu dan Joshua membungkukan badannya dan berucap terimakasih.

"Josh? Ini, kau pasti tau siapa ayah dari bayi Jeonghankan?"

Joshua menerima sebuah hasil foto abstrak dari hasil pemeriksaan Jeonghan. Senyum merekah di wajah tampannya.

Tentu dia tau, tapi..  "Tapi aku tidak tau siapa ayahnya, Mingyu-ssi. Jeonghan belum pernah menceritakannya pada kami"

・・

Mingyu tersiap saat melihat pergerakan tangan yang Jeonghan lakukan. Sudah lewat jam 12 malam dan dirinya masih terjaga sampai lelaki itu sadar.

Sedangkan Joshua, lelaki itu sudah pulang  beberapa jam yang lalu karena ada urusan dengan manager dari Habit.

"Hanna?"

"Ngh,"

"Aku panggilkan perawat, ya?"

"Jangan, Gyuiee," pinta Jeonghan dengan nada yang lemah.

"Kau yakin?"

Jeonghan menganggukan kepalanya dan tersenyum lemah ke arah Mingyu.

"Gyuiee," Jeonghan mendudukan kepalanya.

"Apa ada yang sakit?"

Jeonghan menggelengkan kepalanya.

"Ada apa, jangan buat aku khawatir, hmm?" dengan lembut Mingyu mengusap pucuk kepala Jeonghan dan perlahan mengangkat kepala itu agar menatapnya dan betapa terkejutnya saat melihat Jeonghan menangis,  "Han?"

"Kau sudah tau semuanya?"

Mingyu menghela nafasnya dengan berat, "Sudah, Joshua yang memberitahu ku."

"Hey? Jangan menangis lagi, Han. Kau tidak perlu takut di pecat, media tidak akan tau. Klinik ini milik paman ku, beliau juga yang mengurus perawatan mu. Kau ingat dengan Jae ahjussi? Dia akan membantu menutupi semua"

Jeonghan menganggukan kepalanya mengerti, "Tapi aku bukan takut karena itu,"

"Lalu?"

Jeonghan memilih diam dan mengusap air matanya.

Mingyu yang paham dengan kondisi sahabatnya hanya bisa tersenyum maklum.
Dulu, saat mereka masih sama-sama memakai seragam, Mingyu selalu bertekad untuk melindungi Jeonghan. Karena lelaki yang lebih tua darinya itu adalah teman pertama yang Mingyu punya! Rasanya melihat kondisi Jeonghan sekarang, ia merasa kecewa dengan dirinya sendiri! ia gagal menjaga Jeonghan! Ia menyesal tidak menemui Jeonghan lebih awal, jika saja ia bisa memutar waktu, ia ingin bertemu Jeonghan lebih awal hal seperti ini  terjadi.

"Han, tadi paman menitipkan ini. Ia meminta ku untuk memberikannya pada ayah dari bayimu. Tapi aku tidak tau  begitupun dengan Joshua"

Jeonghan semakin terisak saat melihat foto sang jabang bayi dalam perutnya, Ia lupa dengan kondisinya saat ini dan malah melukai bayinya, "Dia baik-baik sajakan?"

Mingyu tersenyum dan menganggukan kepalanya, "Dia sangat kuat, sama seperti ibunya"

"Terimakasih untuk hari ini, Gyuiee"

"Anytime Han,"

"Gyuiee?"

"Hmm? Kau perlu sesuatu?"

Jeonghan menggelengkan kepala dan menyamankan posisi tidur yang memunggungi Mingyu, "Tidak jadi, aku mau tidur"

・・

Keesokan harinya, Mingyu pamit. Ia harus pulang karena Seungcheol meminta Mingyu pergi ke studio mereka.

Joshua tentu datang menggantikan Mingyu menjaga Jeonghan. Sedangkan member lain dengan berat hati hanya bisa menitipkan bingkisan melalui Joshua, Mereka harus mengisi jadwal Habit yang sempat tertunda.

"Han?"

"Ah?"

Joshua berdecak dan mendudukan dirinya di sebelah ranjang tempat Jeonghan berbaring, "Kau melamun, lagi. Sejak kau tau kau sedang hamil. Kau jadi murung dan terus melamun. Apa ada sesuatu yang mengusik, Han?"

"Entah Josh, Rasanya susah di ungkapkan. Semua masih terasa mimpi sampai saat ini"

"Bagaimana kedepannya, apa kau mau mempertahankan bayimu?"

Jeonghan menatap sahabatnya dengan sendu, dan sedetik kemudian Jeonghan menggelengkan kepalanya.

"Han? Kau ingin, kau ingin menggugurkannya?" tanya Joshua dengan nada yang kecewa.

"Aku tidak tau Josh, bahkan ayahnya saja tidak ingat. Aku lelah"

"Kau, belum memberitahu Mingyu semalam?"

Lagi Jeonghan menggelengkan kepalanya, "Aku takut Josh, Aku takut Mingyu akan pergi lagi"

Joshua menghela nafasnya, "Tapi apa kau sangat yakin Mingyu adalah ayahnya, Han? Maksud ku kaliaan baru saja bertemu 3 bulan setelah kecelakaan itu terjadi"

"Aku menemukan kemeja ku di kamar Mingyu. Kemeja yang hilang di malam itu, Josh"

Joshua melipat kedua tangannya di depan dada, "Cks! Bisa saja Mingyu menemukan kemeja itu tidak sengaja Han atau kemeja itu milik Mingyu yang kebetulan mirip dengan milk mu yang hilang! Kau sangat bodoh Han! Kau terlalu gampang menyimpulkan sesuatu!"

Jeonghan mengerutkan dahinya, bingung, "Kau marah dengan ku, Josh?"

"Tidak marah aku hanya merasa heran, rasanya semuanya mustahil. Kenapa kau tidak berpikir secara logis?! Apa mungkin Mingyu lupa mengenai kejadian itu tapi tetap mendekati mu? Seharusnya dia menjauhi mu! Kecuali dia-"

"Joshua! Aku pusing! Kau yang meminta ku untuk menceritakan semua, tapi apa? Kau malah memarahi ku! Menegurku! dan menyalahi ku! Sebenarnya mau mu apa, Josh?! Apa aku pernah berbuat salah?! Kenapa semua yang aku putuskan sekarang selalu salah!"

Joshua berdeham lalu bangkit dari posisi duduknya, "Sebentar lagi Mingyu kembali, aku pamit"

・・

Di bantu dengan sang manager merapihkan pakaiannya, Jeonghan menghela nafas dengan kasar.

Ini sudah satu minggu ia di rawat di klinik milik pamannya Mingyu. Dan sudah satu minggu juga lelaki bertubuh tinggi itu tidak datang menjenguk dirinya.

Jeonghan merasakan ada sesuatu yang aneh, ia yakin mereka baik-baik saja sebelum lelaki itu pamit. Bahkan lelaki itu juga berjanji akan datang kembali. Tapi nyatanya? Ia tidak kembali, malah  Seungcheol yang datang dengan satu keranjang penuh buah strawberry, dan juga perminta maaf dari Mingyu secara tidak langsung.

"Han, Mau langsung pulang? Di asrama sedang tidak ada orang, tidak apa?"

Jeonghan menoleh kearah managernya, seharusnya hari ini ia berangkat ke Japan bersama teman satu grupnya tapi karena kondisinya baru keluar dari rumah sakit, pihak agency melarangnya. Terus ia harus kemana? Jika di asrama sendiri ia akan mati kebosanan!

"Oh ya, seperti biasa Joshua menitipkan  ini"

Jeonghan menerima sebungkus roti dan juga susu hamil. Yang seperti manager katakan tadi, sejak mereka bertengkar, Joshua juga tidak pernah datang bahakan menghubunginya saja tidak! Ia malah menitipkan apapun pada manager mereka, keterlaluan memang!

"Hyung? Bisa antarkan aku?"

・・

"Jeonghan hyung?!"

Dengan kikuk Jeonghan melambaikan tangannya.

"Ada apa kesini?"

"Mingyunya ada?"

"Masuk dulu hyung! Biar aku panggilkan"

Jeonghan duduk dengan gusar di ruang tamu, kedua matanya terus melihat keseliling apartment yang lebih berantakan dari terakhir kali ia mampir.

"Hanna?"

"Gyuiee?"

Mingyu menghela nafasnya dan menarik tangan Jeonghan masuk kedalam kamar miliknya.

"Kenapa kau kesini? Bukannya hari ini kai baru di perbolehkan pulang, kenapa tidak langsung pulang ke asrama saja?"

"Gyuiee, kau kenapa?"

"Hann-"

"Kenapa kau tidak mau mengujungi ku kemarin? Apa aku berbuat salah? Apa kau benci dengan ku, saat tau aku hamil?" suara Jeonghan mengecil di akhir membuat Mingyu menggelengkan kepalanya.

"Tidak seperti itu Hann,"

"Kenapa semua orang sekarang suka menyalahkan ku dan menjauhi ku?!"

Mingyu memeluk tubuh lemah Jeonghan kedalam dekapannya, tanganya mengusap lembut pundak Jeonghan yang bergetar dengan hebatnya.

"Maaf,  kau tidak salah Jeonghan. Aku yang salah."

Setelah Jeonghan tenang Mingyu mendudukan Jeonghan di atas ranjang.

"Han, aku minta sekarang kau jujur boleh?"

"Soal apa?"

"Apa benar, aku ayah dari bayimu?"

Jeonghan membulatkan kedua matanya, "Gyu- Gyuiee?"

"Aku tidak sengaja mendengar perdebatan kau dan Joshua minggu lalu. Aku tau, aku yang salah, aku seharusnya tidak pergi saat itu. Maaf aku benar-benar terkejut. Aku tidak menyangka aku yang sudah merusak masa depanmu, Han" Mingyu meraih tangan Jeonghan untuk di genggam, kepalnya tertunduk, merasa bersalah.

"Kau tidak merusak masa depan ku. Aku menutupi ini semua karena aku takut. Aku takut kau pergi lagi"

Mingyu dengan cepat menggelengkan kepalanya, "Aku tidak akan pernah pergi lagi Han, aku janji"

"Seandainya kita ingat saat malam itu, pasti masalahnya tidak akan serumit ini"

Mingyu tersenyum dan mendaratkan satu, dua kecupan di pucuk kepala Jeonghan.

'aku sangat mencintaimu, Han'

tbc
.
.
i didn't like this part so much, terlalu cringe and cheesy :(

💜ily

Continue Reading

You'll Also Like

519K 40.9K 107
(Chansoo 21+) BERANI PLAGIAT, BUANG AJA OTAK U KE RUMAH MAKAN PADANG SUDAH MENCAPAI 100 PART ,(21+) AKAN MUNCUL DAN DAPAT DI BACA JIKA KALIAN FOLLOW...
951K 57.8K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
17K 1.3K 40
Kehidupan seorang Choi Seungcheol yang dipenuhi dengan kesibukannya di kantor dan berakhir bertemu dengan seekor kelinci. cast : Choi Seungcheol Lee...
5.8K 797 30
«Tentang janji yang terjalin diantara dua insan yang saling mencintai serta kehormatan yang harus mereka jaga » bxb!! SeokSoo!! Bahasa baku!! Sevente...