Om Doyoung✔

By gyutoprak

1.2M 228K 33.7K

"Karena kamu pacar saya, bukan pacar dia." More

+prolog
bapak ceo
sinting
pacar
bukan dia, tapi kamu
pertikaian
maaf
bawel
tidak akan
cuma saya
ego
di antara kalian
cancel
catur
here
pemilik hati
si brengsek
sebelum terlambat
Memabukkan
stay with me
aman
take me
tetap
sorry
jarak
don't cry
would you?
kamu tahu
you think
pulang
stop
ratusan cara
bahagia kita✔

our home

26.9K 5K 1.1K
By gyutoprak

"Han Seungwoo brengsek!"

Doyoung memukul meja kerjanya cukup keras begitu Taeil mengungkapkan semua hal tentang berita yang tersebar luas di internet. Dugaannya selama ini salah. Bukan Joy, perempuan gila yang sangat terobsesi padanya, melainkan Seungwoo, direktur utama Kim Grup yang sangat ingin merebut posisi CEO dari tangan Doyoung.

"Bisa kupastikan kalau Joy nggak terlibat dengan semua ini. Seungwoo meminta rekaman CCTV lalu menghubungi langsung media dan reporter."

Cukup, Doyoung mendadak pening hanya dengan mendengar penjelasan Taeil.

"Urus semua dulu. Aku harus pergi."

"Kemana?"

Doyoung meraih kunci mobilnya tanpa menatap Taeil. "Menjemput Rena."

"Tapiㅡ"

"Ah, aku minta tolong satu lagi."

Taeil menatap Doyoung cukup lama sebelum helaan napas berat meluncur begitu saja dari mulutnya. Pasti, hal besar akan terjadi lagi setelah ini.

●●

"Lo yakin mau ikut Pak Doyoung?"

Rena mengangguk sambil menyisir rambutnya. "Gue harus ketemu Papa, Jen. Semalem Pak Doyoung yang nemenin Papa. Gue nggak enak."

Jeno memejamkan mata rapat-rapat begitu ingat fakta itu. Sekarang, bukan dia lagi yang menemani Kyuhyun. Tapi Doyoung. Bolehkah Jeno merasa sedikit kesal?

"Kalau ada apa-apa bilang sama gue," kata Jeno. Rena hanya diam. "Dan maaf. Udah buat lo nangis."

Helaan napas meluncur dari mulut Rena. Jujur, sulit baginya untuk nggak memaafkan Jeno. Bagaimanapun juga, Jeno tetap sahabatnya. Dia menyayangi Jeno.

"Maafin gue juga. Udah diemin lo beberapa hari," ujar Rena. Jeno hanya diam sambil menatap Rena dari cermin.

"Maaf Mas Jeno. Ada orang mau ketemu Mas Jeno sama Mbak Rena."

Pak Jinㅡsalah satu satpam rumahㅡberhasil melamunkan segala monolog Jeno. Tanpa bertanya siapa, Jenoㅡpun dengan Renaㅡsudah bisa menebak siapa orang tersebut.

"Suruh masuk aja, Pak."

"86, Mas!"

Pak Jin berlari meninggalkan Jeno dan Rena yang masih betah berada di dalam kamar. Kalau Jeno brengsek dan egois, mungkin dirinya nggak akan segan menarik Rena dalam pelukannyaㅡatau mungkin ranjang besarnyaㅡagar Doyoung salah paham dan batal membawa Rena pergi.

Kalau Jeno brengsek dan egois. Sayangnya, rasa pedulinya pada Rena jauh lebih besar. Dan dia tahu, siapa orang yang pantas menemani Rena melewati semua ini.

"Na."

Suara berat dari ambang pintu kamar Jeno berhasil menyentak dua orang di dalamnya. Rena menatap Doyoung dari cermin di depannya, sedangkan Jeno menatap Doyoung tepat di mata, sedikit tajam.

"Saya mau ambil milik saya."

Demi Tuhan, rasa ikhlas dalam hati Jeno langsung sirna begitu Doyoung mengucapkan kata miliknya. Siapa yang dia maksud miliknya? Rena? Kalau meninju orang bukan sebuah tindak kriminal, Jeno bersumpah akan melayangkan bogem mentahnya ke wajah tampan Doyoung. Serius.

"Sudah siap?" tanya Doyoung sambil menghampiri Rena yang masih betah membatu di depan cermin Jeno. Rena tersentak pelan sebelum mengangguk.

"Sudah."

"Ayo turun. Saya antar pulang."

Doyoung meraih tangan Rena lalu menggenggamnya. Ajaibnya, perempuan itu sama sekali nggak menolak. Tubuhnya beranjak dari kursi tempatnya duduk sebelum mengekor di belakang tubuh besar Doyoung.

"Pak." Jeno menahan Doyoung dengan suara beratnya. Keduanya saling menatap dengan tatapan yang sama. Tajam, sedikit menusuk. "Kalau nggak bisa menjaga milik bapak, saya bersedia menjaganya."

Jeno bersumpah. Dia seribu persen benci mendengar orang lain menyebut Rena miliknya. Rena...bukan milik siapapun. Nggak ada yang berhak atas hidup Rena selain Tuhan, Kyuhyun dan...yeah, Rena.

Doyoung tergelak pelan sambil menatap Jeno intens. Sialan, Rena jadi takut sendiri menyaksikan pertikaian dua laki-laki di depannya. Di mata Rena, Doyoung dan Jeno punya satu kesamaan. Keras Kepala.

"Buang jauh-jauh pemikiran bodohmu itu, bocah. Saya bisa menjaga Rena."

●●


"Bapakㅡ"

"Doyoung, Na," potong Doyoung cepat. Rena diam sambil menggigit bibirnya gusar.

"D-Doy...kamu mau bawa saya ke mana?" tanya Rena sedikit kaku. Ayolah, Doyoung tetaplah bosnya. Aneh, bukan, jika hanya memanggilnya Doyoung tanpa embel-embel Pak?

"Pulang."

"Tapi ini bukan arah rumah saya."

Doyoung hanya diam, fokus menatap jalanan di depannya sambil memutar setirnya ke kanan. Selang beberapa menit kemudian, mereka sampai di sebuah rumah elit yang...Demi Tuhan, apa ini istana?

"Doyoung, ini rumah siapa?"

Rena menatap Doyoung, pun dengan Doyoung yang baru saja mematikan mesin mobilnya. Laki-laki itu tersenyum tipis lalu mengusap rambut Rena sebentar.

"Saya. Dan kamu," kata Doyoung sambil melepas sabuk pengaman Rena. "Ayo masuk."

"Tunggu!" Rena buru-buru menahan tangan Doyoung. "Papa? Saya harus ketemu papa dulu. Diaㅡ"

Doyoung tersenyum lebar. "Saya bukan laki-laki gila yang tega memisahkan perempuan yang saya sayang dengan ayahnya," jelasnya sambil mengusap tangan Rena. "Papa ada di dalam, sayang."

Rena terbelalak. Sontak, tanpa menunggu Doyoung, diapun keluar dari mobil lalu berjalan memasuki rumah besar Doyoung dengan langkah cepat. Di depan pintu, sudah berdiri seorang Taeil dengan senyum cerahnya.

"P-Pak, Papaㅡ"

"Selamat datang, Nona Rena," sapa Taeil. "Dan CEO Doyoung."

Doyoung yang entah sejak kapan sudah berdiri di samping Rena langsung menepuk pundak Taeil.

"Makasih, Om."

Taeil mengangguk. "Silahkan masuk. Pak Kyuhyun ada di dalam."

Rena buru-buru masuk tanpa menunggu Doyoung. Sialannya, rumah ini terlampau besar hingga Rena sendiri bingung harus melangkah ke mana. Kanan? Kiri? Atas?

"Kanan, sayang," ujar Doyoung sambil menggandeng tangan Rena. Laki-laki itu membawa perempuannya ke dapur super besarnya yangㅡ

"Papa!"

"Loh, Ren?"

Rena langsung berlari menghampiri Kyuhyun lalu memeluknya erat. Kyuhyun yang sedang menguyah hampir tersedak gara-gara ulah anak semata wayangnya.

"Pa, maafin Rena."

Kyuhyun mengangguk. "Lepasin dulu. Papa seret."

Sadar, Rena pun melepas pelukannya. Kyuhyun meraih gelas di depannya lalu meneguk isinya hingga setengah. Lega, batinnya.

"Papa kok bisa ada disini?"

"Dek Taeil yang bawa papa ke sini. Terus Bibi Soljin yang masakin semua ini. Enak banget Ren masakannya!"

Rena melongo. Terlebih saat Kyuhyun kembali asik menyantap makanan di depannya. Dia...nggak khawatir dengan anaknya?

"Nak Doyoung makasih banyak ya. Udah temenin Om semalam, bawa Om ke sini, mengantar Rena dengan selamat lagi. Om makasih banget."

Doyoung tersenyum. "Sama-sama, Om."

Kyuhyun meletakkan sendok garpunya lalu bangkit dari kursinya. "Sekarang Om sama Rena harus pulang. Kamu di sini aja, Nak. Rumah kamu bagus begini kok, ngapain tinggal di gubuk Om? Ya kan, Ren?"

Rena tersentak. Ragu, dia mengangguk.

"Saya masih mau main catur sama Om," ujar Doyoung. Kyuhyun tergelak.

"Ya kalau mau main tinggal mampir."

"Di sini maksudnya, Om."

Rena mengerjap begitu mata Doyoung menatapnya. Kyuhyun menggaruk kepalanya bingung.

"Ya...Om deh yang ke sini. Jemput ya tapi?"

Doyoung tergelak pelan. "Om Taeil, tolong antar Om Kyuhyun dan Rena ke kamarnya ya."

"Siap."

Kyuhyun menatap Doyoung nggak percaya, pun dengan Rena. Yeah, walau fia sudah menyangkanya sejak awal sih.

"Selamat datang di rumah saya. Rumah kalian."

●●


hai...

Continue Reading

You'll Also Like

53.3K 7.8K 18
Renjun mengalami sebuah insiden kecelakaan yang membawa raganya terjebak di dalam mobil, terjun bebas ke dalam laut karena kehilangan kendali. Sialny...
55.5K 3.1K 19
seorang gadis bernama Gleen ia berusia 20 tahun, gleen sangat menyukai novel , namun di usia yang begitu muda ia sudah meninggal, kecelakaan itu memb...
66.2K 7.2K 60
Chris adalah seorang duda yang memiliki empat anak,anak nakal yang selalu sulit diurus semenjak cerai dengan istri. suatu saat ia bertemu dengan hyun...
86.5K 4K 22
[ 18+ Mature Content ] Gerald Adiswara diam diam mencintai anak dari istri barunya, Fazzala Berliano. Katherine Binerva mempunyai seorang anak manis...