bukan dia, tapi kamu

48.5K 9.6K 1.9K
                                    

"Papa di rumah ngga, Ren?"

"Iyalah, emang mau kemana lagi?" tanyaku sambil mencuci piring terakhir. Setelah selesai, aku buru-buru melepas apron di tubuhku lalu menatap Jeno yang tengah bersandar di pintu dapur.

"Gue mau ketemu papa deh. Tiba-tiba kangen, udah sebulan nggak ketemu."

Aku ketawa. Papa yang Jeno maksud ini papa Kyuhyun ya. Jeno emang sering banget main ke rumah buat ketemu papa, tapi gara-gara kerja dan tugas kampus yang udah kayak tai kucing, Jeno pun makin jarang main ke rumah.

"Boleh, bawain makanan sekalian yak."

"Siap. Yuk."

Aku mengikuti langkah besar Jeno. Baru aja keluar dapur, sesosok pria berhasil mengagetkan kami berdua. Yang bikin kagetnya jadi berkali-kali lipatㅡ

"Pak Doyoung?"

Jeno sama kagetnya denganku. Ya gimana nggal kaget? Seorang CEO datang ke tempat kotor ini, di luar jam kerja lagi.

"Kamu, ikut saya."

Aku terdiam saat telunjuk pak Doyoung mengarah padaㅡPADAKU?!

"K-Kenapa, pak?"

"Kamu lupa kontrak kita kemarin?"

Aku mengerjap sambil mengingat kontrak apa yang pak Doyoung maksud.

"Ah, kontrak!" seruku. Astagaaa kok aku bisa lupa?

"Ikut saya," katanya sambil menarik tanganku.

"Sebentar, pak." Jeno menahan tangan pak Doyoung yang menggenggam pergelangan tanganku.

Bentar. Kenapa jadi kayak drama gini sih?

"Mau kemana?" tanya Jeno dengan datarnya. Pak Doyoung tertawa.

"Bukan urusan kamu."

"Urusan Rena jadi urusan saya."

Pak Doyoung menggeleng. "Saya tuannya. Saya lebih berhak atas dia."

"Maksudㅡ"

"Jen, Jen, gue harus pergi."

"Tapi Renㅡ"

"Kamu tidak dengar? Dia harus pergi dengan saya," sela pak Doyoung. "Lepaskan tanganmu. Jangan buang-buang waktu saya."




Aku menatap pantulan diriku di cermin. Wow. Wow. Ini beneran aku?

"Sudah selesai ngacanya? Waktu saya tidak banyak."

"Sebentar pak. Masih memandang mahakarya Tuhan yang luar biasa ini," kataku tanpa menatapnya.

Dress hitam selutut dengan make up ala artis-artis papan atas membuatku nggak kalah cantik dari member Twice. Gila sih, anaknya papa Kyuhyun boleh juga.

"Waktu habis."

Pak Doyoung menarik tanganku agak kasar. Badanku hampir oleng kalau nggak bisa menyeimbangkan langkah kakinya.

"Pak pelan-pelan dong! Saya pakai heels," protesku. Pak Doyoung menghentikan langkahnya lalu membalikkan badan hingga matanya bertemu dengan mataku.

"Saya akan mengajak kamu ke acara penting. Disana ada Joy, jadi mainkan peranmu sebaik mungkin," katanya. Aku mengangguk dengan muka super takjub.

"Pertama, jaga sikap. Jangan berteriak tidak jelas."

Aku mengatupkan bibirku.

"Kedua, jangan pergi kemana-mana sendiri. Tetap berada di samping saya."

Lagi, aku mengangguk.

"Dan yang ketiga, jangan panggil bapak. Kamu pacar saya."

"Terus?" tanyaku ragu. Maklum, aku belum pernah pacaran, jadiㅡ

"Kak Doyoung. Lebih baik."

Aku terdiam danㅡpfft! Aku ketawa dong.

"Kak? Bapak mah lebih cocok dipanggil om! HAHAHAㅡ" Tatapan tajam pak Doyoung berhasil melunturkan tawaku. "haha."

"Sudah jelas?" tanyanya. Aku mengangguk.

"Saya juga punya satu permintaan." Tanganku menunjuk bibir datar pak Doyoung. "Senyum, pak. Nggak ada cowok yang merengut aja di depan ceweknya."

Hehehe.



Setelah sampai di venue, aku sadar kenapa pak Doyoung menyuruhku untuk jaga sikap. Demi apapun, tempat ini super besar dan orang-orang yang datang pun bukan orang sembarangan.

Sebuah kehormatan sih bisa datang ke sini, apalagi sampai nyicipin makanannya. Dijamin nggak bakal nggak enakㅠㅠ

"Mau kemana?" tanya pak Doyoung saat aku hampir melaju ke meja makanan. "Temani saya dulu."

Aku merengut. Okelah, yang penting kerja dulu. Pak Doyoung mengajakku untuk bertemu orang-orang kaya berjas mahal yang kepo tentang siapa aku yang gembel-gembel cantik ini.

"Kekasih saya," jawab pak Doyoung dengan amat sangat meyakinkan. Mereka kelihatan kaget tapi nggak mau bertanya lebih dalam lagi. Obrolan pun diganti dengan topik yang nggak aku ngerti sama sekali.

"Pak Doyoung," bisikku pelan. "Saya mau ke toilet dulu ya."

"Jangan lama-lama," bisiknya tepat di telinga kiriku. Aku pun pamit sebentar ke orang-orang berjas tadi lalu pergi menjauhi mereka.

Demi dewa dewi, aku tuh bener-bener pengen pergi ke toilet, tapi makanan di meja-meja itu seakan melambai minta didatengin. Dan mohon maaf untuk iman yang cetek ini. Aku pun tergiurㅠㅠ

Disini ada banyak jenis makanan, mulai dari kue kering, makanan berat sampai minumanㅡyang non sampai beralkohol. Sumpah harusnya aku ajak Jeno kesini biar bisa bikin vlog.

"Kamu perempuan jalang itu kan?"

Suara gaduh di belakangku berhasil membuat fokusku jadi teralihkan. Akupun membalikkan badan danㅡ

PLAK!

Seisi ruangan mematung, termasuk aku yang baru aja dapat tamparan keras dari bu Joy.

Gila. Gila.

"KAMU PEREMPUAN JALANG YANG REBUT DOYOUNG KAN?!" teriaknya sambil meremas bahuku kasar. Nggak ada satu pun orang yang berani melerai kami. Maksudku...Hello ini sakit banget!

"Bu Joyㅡ"

"Lepas!"

Sebelum bu Joy mendorong tubuhku kasar, pak Doyoung lebih dulu datang memisahkan kami. Setelah lepas, dia pun segera menyembunyikan tubuhku di belakang tubuh tingginya.

Gila bu Joy, badan kucing tenaga buldog.

"Kamu ngapain melindungi dia?"

"Berhenti, Joy."

"Aku mau mukulin jalang itu!"

"Joy!"

"Dia udah ngerusak hubungan kita!"

"Bukan dia!"

Kini giliran pak Doyoung yang meninggikan suaranya. Demi apapun, satu persatu cahaya blits datang menghampiri kerumunan ini. Aku refleks menyembunyikan wajahku di punggung pak Doyoung.

Mereka wartawan bukan sih?

"Bukan dia, tapi kamu yang merusak hubungan kita. Hubunganku dengan dia."




drama dimulai. gumoh gak lo...

Om Doyoung✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang