THE HALF BLOOD VAMPIRE (THBV)

By kkangseul_bear

28.3K 3.2K 527

People say history repeats itself. And that's true, You come to my life again, to take something that you hav... More

.
..
...
Ep. 1
Ep. 2
Ep. 3
Ep. 4
Ep. 5
Ep. 6
Ep. 7
Ep. 8
Ep. 9
Ep. 10
Ep. 11
Ep. 13
Ep. 14
Ep. 15
Ep. 16
Ep. 17
Ep. 18
Side StoryδΈ€(T)
Ep. 19
Ep. 20
Ep. 21
Ep. 22
Ep. 23
Ep. 24
Ep. 25

Ep. 12

644 102 25
By kkangseul_bear


"Bu, bagaimana jika aku tak melakukan apa yang seharusnya dilakukan?"

Seulgi kecil berdiri agak jauh dari sang Ibu, tubuh kecilnya terbungkus selimut berbahan sutra. Ia ragu untuk bertanya, takut juga jika Sang Ibu mungkin saja murka.

"Maksudmu?"

Ia menghela nafasnya, lalu melepas selimut yang melindunginya membiarkan kain itu bersentuhan dengan lantai. Langkah kakinya berjalan menghampiri Sang Ibu, matanya terus mengarah pada benda yang di kerjakannya, sebuah kerajinan tangan yang cantik.

"Jika saja aku tak berniat memusnahkan Serigala apa yang akan kau lakukan?"

Ibunya tersenyum, ia tentu tak bodoh untuk memahami pertanyaan sang buah hati.

"Kau tak perlu memusnahkan mereka, cukup jadikan mereka budak."

Seulgi kecil meneguk liurnya kasar, ia tentu paham apa yang dimaksud Sang Ibu, ia juga sadar Sang Ibu hanya mencoba memancing.

"Kau tentu tahu maksudku Bu, aku hanya takut jika tak bisa melaksanakan tugas yang diberikan dan justru menghancurkannya."

"Jadi maksudmu, kau akan membiarkan Serigala menjajah kita?"

"Tidak."

Bagaimana ya, ia jadi takut sendiri. Ibunya nampak berbeda, tak ada kehangatan disana.

"Apa tak ada cara lain? Bagaimana jika aku mampu membuat kita berdamai?"

"Lakukan saja."

"Benarkah?"

Matanya berbinar, ia tahu bahwa ada banyak cara selain peperangan.

"Namun kau akan mati sebelum itu."

ㄧTHBVㄧ

Kesejukan yang tercipta akibat pohon besar dengan daun yang rindang itu membuat ketenangan tercipta disana, ditambah bangku panjang berwarna putih tulang yang terletak dibawahnya membuat nyaman siapapun yang duduk diatasnya.

Seulgi, gadis itu menatap kosong rumput liar yang mulai tumbuh. Kakinya yang menyilang dengan cahaya yang menyelip dari balik dedaunan sangat membantu memancarkan kecantikannya. Angin yang berhembus lembut seolah sedang menyesuaikan diri dengan suasana hatinya. Dadanya sesak, dan matanya sedikit berair.

Tak mungkin.

Dirinya mencoba menolak segala sesuatu yang memungkinkan, setelah Taehyung menghampirinya dan memberitahukan akan kesangkutpautan Jimin dengan masa lalunya membuat hatinya membuncah.

Harusnya ia marah, harusnya ia segera membunuh Jimin. Namun mengapa ia tak bisa?

Pria itu memang ditakdirkan mati bertahun-tahun lalu ditangannya, jadi jika Tuhan mempertemukan mereka kembali tandanya pria itu harus benar-benar mati kali ini. Seulgi yang lemah kembali, ini bukan wilayahnya jadi ia tak boleh bersedih disembarang tempat. Lalu apa yang harus ia lakukan?

Hatinya sakit, dadanya sesak, seperti ada sesuatu yang menindihnya. Mana mungkin, Seulgi telah berjanji pada Ibunya untuk tak menyukai musuhnya dan ia juga tak sudi melakukannya, tapi kenapa ia tak bisa membunuh Jimin? Apa ia, menyukainya? Atau bahkan lebih dari itu? Cinta? Benarkah?

Melihat Jimin yang bersungguh-sungguh tadi membuat hatinya tak karuan. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Kenapa banyak sekali yang menggangu hatinya? Mereka bisa menyerang Seulgi dimanapun, tapi kenapa harus hatinya? Dan kenapa harus menancap tepat disana? Dengan ditemani memori yang harusnya tenggelam sejak lama.

Brukk

Seseorang duduk disampingnya, pantofel hitam yang lusuh, sudah pasti ia seorang pria. Ck, menganggu sekali.

Seulgi buru-buru mengelap ujung matanya, entah sejak kapan ada sedikit air yang menyelinap disana. Gadis itu mengatur nafasnya, seperti biasa ia harus bersikap bitchy kan? Namun baru ia akan membuka mulutnya pria itu lebih dulu melakukannya.

"Tak usah berpura-pura, aku bukanlah salah satu pria yang menginginkanmu."

Seulgi menoleh, Mino rupanya. Pantas saja. Gadis itu kembali melamun, namun kini konteksnya berbeda. Pria disampingnya yang menjadi alasannya.

"Sayang."

"Hm?"

Sial, Mino mengutuk mulutnya dengan makian. Refleks macam apa itu? Tidak mungkin karna dirinya terbiasa akan lantunan 'Sayang' yang diberikan gadis itu ia jadi menyahut.

Berbeda dengan dirinya yang menatap Seulgi sebal gadis itu justru tertawa pelan, membuat lantunan melodi lain yang menyusup indra pendengarannya. Ia jadi terbiasa, mendengar suara gadis itu bukan lagi hal asing untuknya.

Seulgi menatap Mino dalam, pria yang sedang meminum sodanya itu terlihat sangat tampan jika dilihat dari samping, hidungnya runcing seperti taringnya, alisnya tebal dan bibirnya manis. Seulgi tahu, pria itu mencoba menutupi rasa gugupnya.

Gadis itu duduk meyamping, menopang dagunya dan menyelipkan rambut yang menganggu pandangnya. Ini sudah bulat, inilah keputusan yang akan diambilnya. Bukankah ia pemimpin selanjutnya? Kalau begitu hal ini akan mutlak sebentar lagi.

"Mau berdamai?"

Mino tersedak, dirinya terlonjak kaget. Apa gadis itu sedang menjalankan misinya?

"Tidak."

Gadis itu tersenyum kecil, ia tahu tak akan ada yang percaya atau bahkan menyetujui hal gila yang ia buat tanpa sebab. Ia hanya lelah, apa ini karma dari semua kelakuan buruknya?

"Ada masalah?"

Seulgi tersenyum lebar, mencoba menutupi sesuatu yang menganggu pikirannya. Bukankah para gadis suka melakukan hal bertolak belakang? Itupula yang dilakukannya. Ia bersedih, namun senyumlah yang ia tunjukkan, seolah mengatakan pada pria dihadapannya bahwa dirinya baik-baik saja.

Diam-diam Seulgi memaki Taehyung dalam hati, setelah pria itu memberitahu sesuatu yang membuatnya seperti ini dirinya justru tak menampakkan batang hidungnya. Rasanya Seulgi ingin pulang, ia ingin menangis dibalik selimutnya, meski harus ia akui dirinya lebih membutuhkan pelukan dari Taehyung.

Sebenarnya Seulgi tahu, Taehyung pasti sedang mencarinya namun ia tak tahu jika jangka waktu yang diperlukan pria itu cukup lama.

"Sayang, apa kau pernah memiliki kekasih?"

Mino menggeleng, sepertinya pria itu harus mengakui jika dirinya memang benar-benar telah terbiasa akan panggilan itu.

"Kalau menyukai seorang gadis, apa pernah?"

Mino kembali menggeleng, membuat kedua sudut bibir Seulgi semakin terangkat. Entah sadar atau tidak, pria itu menjawab pertanyaan Seulgi tanpa amarah. Hey, apa pria itu sudah melunak padanya?

"Boleh aku bertanya?"

"Bahkan jika aku menjawab tidak pun kau akan tetap bertanya."

Tawa renyah itu kembali terdengar, mengisi kekosongan yang sering tercipta disana. Entahlah, berbincang dengan Mino dapat mengembalikan suasana hatinya.

"Sepertinya kau sudah mengerti diriku. Apa kau diam-diam memperhatikanku?"

Ck, Mino harusnya sadar, gadis itu adalah contoh benar dari peribahasa 'dikasih hati meminta jantung' padahal gadis itu harusnya sadar, mau diberi jantung seberapa banyakpun jika ditaruh didalam dirinya tak akan bisa berdetak, karna memang ia diciptakan dengan jantung yang hanya menjadi pajangan.

"Berhenti bicara padaku."

"Astaga, priaku ini sensitif sekali sih. Tak usah malu begitu, memperhatikanku itu hal yang wajib kau lakukan sebagai seorang kekasih."

"Kekasih? Jangan gila."

"Kau yang gila, buktinya kau tak pernah memandangku."

"Kau pikir kau secantik apa?"

Seulgi mendekatkan wajahnya, membuat Mino tanpa sadar memundurkan tubuhnya. Gadis itu marah, namun dengan eskpresi yang lucu. Bibirnya terkulum dan matanya menyipit, tangannya ikut menyilang dan pipinya menggembung. Demi Neptunus, gadis itu membuat nafas Mino tak beraturan, membuat matanya tak dapat berfokus disatu titik. Rasanya Mino ingin merengek, berteriak memanggil nama Ibunya. Sumpah ia bukan pria mesum, namun bibir gadis itu seolah berteriak meminta dicicipi.

Bola mata pria itu bergerak tak tenang, mata, bibir, dan begitu seterusnya. Ia tak tahan, dimanasih letak kameranya? Mino ingin melambaikan tangannya, atau perlu ia mengibarkan bendera putih tanda menyerah?

"Berani taruhan? Kau pasti pernah berpikir bahwa aku cantik, dan pasti kau sering mengejanya meski tanpa berucap."

Mino mendengus, namun detik berikutnya matanya sedikit membulat.

Oops, pernahkah ia melakukannya?

Seorang Song Mino? Tidak mungkin.

Pria itu meneguk kasar liurnya, lalu berusaha menegakkan tubuhnya dan meminum sodanya. Kenapa ia jadi seperti orang bodoh begini? Hanya karna gadis Vampire menjijikkan itu?

"Sudah kuduga. Kau tahu, jujur itu lebih baik. Kau harus menerapkannya mulai sekarang. Dan sekedar informasi, kecantikanku itu tak terbantahkan."

Seulgi mengumpulkan rambutnya menjadi ponytail lalu menegakkan duduknya dan memasang senyum semanis mungkin, "Lihat, bukankah aku sangat cantik?"

Mino melirik sekilas dan tanpa sadar pria itu langsung menyemburkan minumnya, membuat Seulgi melongo dengan bibir yang terbuka. Apa sebegitu buruknya dia? Tapi semua orang memujinya cantik. Tak mungkin mereka berani membohongi dirinya.

"Apa aku, seburuk itu?"

Gadis itu kembali seperti semula, suasana hatinya kembali memburuk. Lihatkan, gadis itu suka sekali berubah-ubah.

"Tidak, bukan begitu, maksudku-"

Seulgi menoleh, tatapannya sendu dan bibir tipisnya melengkung kebawah. Mino tak suka, pria itu tak suka melihat pemandangan dihadapannya sekarang.

"Apa kecantikan itu begitu penting?"

"Ya, itu sangat penting untukku."

Mino hanya diam, menatap gadis itu dalam keheningan terasa lebih nyaman, membuat dirinya ikut larut dibawah cahaya mentari yang akan terbenam.

"Kau tahu siapa aku, dan Ibuku? Dia adalah wanita yang cantik. Ibu memberikanku kecantikan yang abadi, dan hanya itu yang ia turunkan padaku, selain sifat membunuhnya."

Terdengar nada lirih yang diucapkan diakhir kalimatnya. Seulgi tak sekuat yang ia kira, gadis itu memang tak bisa ditebak.

"Kau cantik."

Seulgi menoleh, apa Mino sedang berupaya menghiburnya?

"Kau menyuruhku berkata jujurkan? Kalau begitu ya, kau gadis cantik."

"Sangat cantik."

Kalimat penutup itu ia ucapkan tanpa menatap sang lawan bicara, bohong jika ada yang mengatakan gadis itu tak cantik. Seulgi seperti dewi yang diutus Tuhan ke Bumi. Sangat indah seperti porselin dengan harga triliyunan. Pria itu hanya terlalu gengsi untuk mengakuinya, mengingat gadis itu adalah musuhnya dan memiki sifat besar kepala. Tapi melihat gadis itu menyendu, Mino tak tega. Ingin rasanya ia menarik gadis itu dalam dekapannya atau hanya sekedar mengelus surainya. Namun Mino sadar, dirinya tidaklah sedekat itu. Mereka hanyalah sepasang lawan yang tak sengaja bertemu dan terlalu lelah untuk bertengkar.

"Benarkan, aku itu cantik. Seulgi itu gadis yang cantik."

Mino tersenyum kecil, namun pria itu segera menghapusnya dan memilih berdiri.

"Kau ingin pergi?"

Seulgi ikut berdiri, seolah tak terima jika Mino meninggalkannya. Tak sadarkah gadis itu bahwa ia baru saja menunjukkan sisinya yang lain? Yang biasanya hanya dapat dilihat oleh Taehyungnya? Si Seulgi yang menggemaskan.

"Hm, penjagamu datang."

Pria itu melirik objek kecil dihadapannya, sebelum kembali berfokus pada gadis didepannya.
Dan seperti yang dipikirkan Mino sebelumnya, pria itu kini benar-benar mengusap surai coklat gadis itu. Meruntuhkan dinding penuh dendam yang sejak lama tertanam dihatinya.

Seulgi menunduk, pipinya bersemu. Si Vampire itu kini terlihat seperti gadis remaja lugu yang baru mengenal rasa suka. Bukankah ia pernah bilang ia tak bisa menatap mata itu? Entah mengapa, hawa disekelilingnya menjadi panas, ia gugup seketika.

Namun tiba-tiba rasa takut itu datang, tanpa permisi, dan dengan gamblangnya mengganggu momen yang sedang dinikmatinya. Menggerogoti jiwanya, membuatnya tersadar ia sudah terseret terlalu jauh.

Seulgi mendongak, membuat kesalahan dengan mempertemukan netra mereka. Hatinya berdesir, pria itu masih mengusap surainya sebelum tersadar dan melepaskannya.

Benarkah perasaan ini? Haruskah ia mengakuinya? Pertanyaan seperti itu terus berputar dikepalanya. Jika ya, jika memang benar. Apa yang harus ia lakukan?

"Maaf."

Tidak, jangan katakan maaf.

Lontaran kata maaf yang diucapkan pria itu hanya membuatnya merasa bersalah tanpa alasan. Ia membenci kata yang baru saja diucapkan pria itu, seolah apa yang baru saja dilakukannya adalah kesalahan.

Gadis itu tak mengerti, apa yang sedang terjadi padanya? Kenapa selama 300 tahun hidup ia baru merasakan perasaan seperti ini? Apa ia menyukai Mino juga? Kenapa ia harus menyukai banyak pria sekaligus? Apa ini karmanya karna suka memainkan hati pria? Tuhan, tolong cabut nyawanya sekarang. Daripada menyukai musuhnya Seulgi lebih baik mati. Itu lebih baik, tak akan ada yang mengetahui perasaannya.

Jimin, Mino, tak ada satupun yang bisa menjadi miliknya. Bahkan tak ada satu alasanpun mereka harus bersama. Terlalu jauh, terlampau tinggi. Tuhan mempertemukan mereka, membuatnya sedekat nadi. Tapi ia harus sadar, ia hanyalah bulan yang tak disambut. Ia hanyalah bulan yang harus mengalah kala matahari muncul. Mereka terlalu bersinar, sedangkan dirinya amatlah redup, bahkan gadis itu tinggal pada kegelapan.

Seulgi masih mematung, ia harus membuang perasaan itu jauh-jauh. Ia bisa, ia yakin itu. Cintanya masih baru, pasti sangat mudah untuk menghapusnya.

"Seul? Kau daritadi disini? Apa kau tak tahu perjuanganku mengelilingi satu Sekolah untuk mencarimu?"

Seolah tak mempedulikan keberadaan Mino, Taehyung memeluk Seulgi, mendahului keinginan pria berkulit tan itu untuk melakukannya.

"Maafkan aku, kau bisa menghukumku. Lakukan apa saja asal maafkan aku."

Taehyung sungguh menyesal, ia tahu ia salah, mengungkit kenangan lama gadis itu dan membahas sesuatu yang mungkin saja tak pernah gadis itu bayangkan. Tapi itu bukan sepenuhnya salahnya. Ia hanya berpendapat, mencoba mencari semua kemungkinan hingga sebisa mungkin Jimin mati.

Bukan, Taehyung bukanlah pria jahat. Ia hanyalah pria yang patah hati, pria yang amat mencintai gadisnya dan tak ingin sesuatu menimpanya. Ia takut, dan ketakutan itulah yang kini menguasai dirinya.

Merasa tak kunjung mendapat balasan, pria itu melepaskan pelukannya. Matanya beralih pada sang musuh, menatapnya dengan penuh tuntutan. Ia tak suka, mendapati fakta sang pujaan berbagi kesedihan dengan pria lain, meski nyatanya ia tak tahu apa yang sebenarnya mereka lakukan.

Ia hanya benci mengetahui tempatnya sempat tergeser, melihat bagaimana tangan pria itu yang terulur menyentuh surai lembut sang gadis, dan juga senyuman yang didapat sebagai balasan. Harusnya ia yang berada di sana, harusnya ia yang mendapatkannya.

Taehyung menjulurkan tangannya, menunggu Sang Putri menerimanya. Dan saat balasan itu tercipta, genggaman disana ia tautkan. Memasang tameng seolah musuh akan menyerang. Tatapan tajam ia kerahkan, seolah Mino adalah domba terakhir si Raja Hutan.

"Maaf."

Satu kata yang bermakna banyak hal. Taehyung tentu merasa menyesal, tak bisa berada disisi gadis itu kala ia sangat dibutuhkan membuatnya merasa tak berguna.

Matanya beralih menatap Seulgi, tangannya terangkat membersihkan serpihan daun yang menganggu kecantikan gadis itu. Awan semakin menghitam, seolah menyuruh mereka untuk pergi darisana.

Seulgi berjalan, mengikuti langkah Taehyung kala tangan mereka saling tertaut.

"Seul."

Dan suara pria yang sebelumnya menemani kesedihannya membuatnya menoleh.

"Hati-hati."

Dan kalimat itulah yang membuat hatinya kembali bergetar.


TBC

NOTE: Jujur puyeng wgwg, aku paksa revisi selama berjam-jam sambil uring-uringan. Berhubung aku udh buat di note aku pikir bakal gampang karna tinggal revisi sedikit dan ternyata aku salah. Karna di chap ini ada 2 versi yang bikin harus muter otak.
1. Part yang aku suka dan temen aku suka tp melow bgt dan nyambung sm part selanjutnya.
2. Yg cocok sm cerita aku karna kan cerita aku udh aku revisi tp g nyambung sm yg selanjutnya.
So, aku combined dan ternyata mumet bgt, mungkin min aku bakal nambah wgwg. Aku cm pengen kasih tau klo jadi author itu gk gampang, jadi aku sebisa mungkin menghargai para author, dan aku harap kalian juga apalagi tipe author yang pikunan bgt kayak aku, itu butuh perjuangan bgt. Terima kasih buat yang udh mampir dan apresiasinya, maaf atas keterlambatannya dan semoga kalian suka meski ecek-ecek eHE see ya next week. Btw g sabar nunggu cb rv, Seulgi Cleopatra is back:(

Xie Xie, next.

Continue Reading

You'll Also Like

556K 57K 28
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
782K 57.8K 53
"Seharusnya aku mati di tangannya, bukan terjerat dengannya." Nasib seorang gadis yang jiwanya berpindah ke tubuh seorang tokoh figuran di novel, ter...
300K 2.7K 38
boypussy, cowok bermeki, BXB area TREASSURE COUPLE MINOR DNI !!!! pair: woohwan
724K 67.5K 42
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...