Tell Me Why â–Ş Park Jihoon

By arin-a

2.7K 596 140

Semuanya terjadi terlalu cepat, sampai-sampai seorang Park Jihoon tidak dapat menghindar lagi. Dirinya dipili... More

•Prolog & Cast•
01 • First Meet, Isn't?
02 • Please, Save It
03 • Have Been Chosen
04 • Crazy Thing Called 'Cooperation'
05 • Rendezvous
06 • How Can I?
07 • Special Request
08 • Who is She?
09 • The Special Day
10 • Moving
11 • Heol
12 • Get Closer
13 • No Regret
14 • What is it?
15 • Thank You
17 • Last Forever?
18 • Go Public
19 • How to Protect Her
20 • Fight
21 • The Cure
22 • Something Goes Wrong
23 • Promise
24 • I'm Fine
25 • ToGetHer?
26 • At least, Try
27 • Nighty Night
28 • Somewhere in Between
29 • About You
30 • Quotes & Mith
31 • Br(OK)en Kiss

16 • Present

59 16 4
By arin-a

"Kemarin, aku bertemu dengan Guanlin sebelum toko tutup."

Kalimat itu akhirnya meluncur memecah keheningan dan kecanggungan yang terjadi antara Sera dan Jihoon pagi ini. Gadis itu melirik Jihoon ragu-ragu sambil masih mengunyah roti bakarnya, sedangkan Jihoon hanya berekspresi datar seolah lelah berpura-pura ia tidak tahu.

"Kau seharusnya tidak perlu menungguku pulang seperti tadi malam," ujar Jihoon, membawa keduanya pada topik lain. Kini ia mengalihkan pandangan pada Sera.

Mendadak Sera jadi merasa tidak enak hati mengingat semalam Jihoon yang memindahkannya ke kamar. Pasti ia sangat merepotkan lelaki itu. Tapi sebenarnya, Sera memang tidak sengaja tertidur di sana. Namun jauh di dalam hatinya tentu saja ia tetap merasa beruntung, karena berkat momen itu, gadis itu memiliki kesempatan untuk mendengar kata-kata dari hati seorang Park Jihoon.

"Aku ... aku pikir kau belum makan, Oppa. Jadi, aku menunggumu."

"Salahku juga tidak memberi kabar." Jihoon menghela napas, masih tidak habis pikir. "Pasti tidak nyaman tidur di sofa dengan posisi seperti itu," gumam Jihoon melanjutkan, terdengar jelas nada khawatir di sana.

Keduanya saling peduli satu sama lain, hanya saja timing-nya belum tepat untuk saat ini.

Sera yang masih menangkap kata-kata itu dengan jelas mencoba berpura-pura tidak mendengar, meskipun ia tidak bisa menghindari reaksi hangat yang menjalar di hatinya diam-diam, menyadari kepedulian Jihoon padanya. "Jangan diulangi lagi, mengerti?" tegas lelaki itu seperti seorang ibu mengomeli anaknya.

Sera langsung mengangguk cepat lalu tersenyum tipis. Tak lama keduanya kembali fokus pada sarapan masing-masing.

"Bagaimana keadaan Halmeoni, Oppa?" tanya Sera mengalihkan suasana. Dia mencoba tersenyum antusias, mencairkan kecanggungan aneh dan topik serius yang sempat memeluk keduanya pagi ini.

"Dia sudah pulih, tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

Sera bernapas lega kemudian. Menuangkan susu ke gelas dan menyodorkannya ke sebelah kanan Jihoon. "Ah, syukurlah."

"Dia menanyakan keadaanmu, kebetulan ada orang tuaku juga di sana, lain kali kau bisa ikut juga ketika aku bertemu mereka."

Gadis itu hanya mengangguk.

Tiba-tiba suara dering ponsel Sera menguar dan sontak menyita perhatian keduanya yang belum menyelesaikan sarapan mereka. Mata Sera melebar melihat layar ponsel yang berkedip di hadapannya. Seolah baru tersiram air dingin di wajah, ia akhirnya teringat sesuatu. Sedangkan Jihoon yang tengah menyorotinya ikut bertanya-tanya.

"Oppa, apa kau sibuk hari ini?"

Dahi lelaki itu berkerut sejenak sebelum akhirnya menggeleng. Meskipun raut bingung masih tergambar jelas di wajahnya, ia santai menjawab, "Jadwalku hanya kuliah."

Mendengarnya, Sera langsung sibuk mengetikkan sesuatu di ponselnya. Antusiasme ikut terbit menambah keceriaan di wajahnya. Setelahnya ia kembali menatap Jihoon dengan senyum semringah. "Halmeoni-ku ulang tahun hari ini. Kau bisa membantuku, 'kan?"

▪°▪°▪

Gadis dengan dress polos berwarna cokelat tua itu turun dari mobil yang dikemudikan Jihoon sejak puluhan menit lalu. Setelah menuntaskan jadwal satu mata kuliah hari ini, lelaki itu langsung menjemput Sera di toko rotinya, Sonagi Bakery. Kini keduanya berderap menuju lobby utama The Stone Corp. Tak lupa gadis itu menenteng kotak kue spesial buatannya sendiri untuk Halmeoni-nya.

Jihoon tidak henti mengedarkan pandangan dan tak menampik kekaguman yang terbit di pikirannya akan arsitektur gedung iniㅡmengingat ini pertama kalinya dia menginjakkan kaki di The Stone Corporation. Setelah ratusan kali ia mendengar berbagai cerita sukses dari perusahaan bidang property ini.

Sera mengerutkan alis, merasa aneh sesaat suasana perusahaan tetap hening dan formal seperti hari-hari biasa. Tidak ada hal baru di papan informasi, bahkan tatanan yang tersuguh masih sama saja. Gadis itu heran mengapa mereka tidak memasang dekorasi khususㅡatau setidaknya banner kecil, apapun ituㅡuntuk memperingati hari kelahiran pimpinan utama perusahaan ini.

"Apa mereka semua lupa atau memang tidak tahu?" gumam gadis itu sedikit kesal setelah ekspektasinya sukses terjun bebas. Padahal menurutnya, Halmeoni-nya sangat pantas mendapat ucapan atau perlakuan khusus di hari spesial ulang tahunnya meskipun hal itu tidak akan pernah masuk sebagai peraturan resmi perusahaan.

Jihoon yang mendengar itu mengerti maksudnya tanpa perlu dijelaskan. Ia bisa mengetahui pasti bagaimana antusiasnya gadis itu ketika menyiapkan semuanya. Matanya berbinar penuh semangat. Ia pasti mengerahkan segala yang terbaik. Terlihat jelas betapa Sera sangat menyayangi Halmeoni-nya.

"Mungkin mereka juga memiliki rencana untuk kejutan tak terduga," sahut Jihoon santai, bertujuan tersembunyi demi menenangkan gadis itu juga.

Sera mengembuskan napas berat. Ia mulai memacu langkah menuju ruangan Han SooHee ketika pintu lift di depannya terbuka. Jihoon mengikutinya, tangan sebelah kanannya masih memeluk bucket bunga khusus yang dibelinya sekalian setelah pulang dari kampus tadi. Beruntung menurut Sera, kebetulan Halmeoni-nya memang sangat menyukai bunga tulip.

Ketika tiba di depan pintu ruangannya, Sera sedikit mengintip sebelum menekan handle pintu, memastikan kondisinya pas. Gadis itu sibuk menyiapkan lilin dan membakarnya. Memberi kode kepada Jihoon untuk mengikutinya melalui kontak mata dan tanpa kata. Sera mulai mengetuk pintu dan ia masuk setelah dipersilakan oleh SooHee.

"Halmeoni, saengil chukha hamnida!" seru gadis itu lalu mendekat, membawa kue yang telah dihiasi banyak lilin, sambil bernyanyi dan tetap mengembangkan senyum ceria.

"Omoo, Sera-ya! Kau datang!" pekik wanita paruh baya itu tidak menyangka.

Senyuman lebar langsung terpatri di bibir wanita itu, begitupun ekspresi wajahnya yang langsung berubah semringah dalam sekejap. Ia sempat refleks menutup mulut tidak percaya. Segala hal rumit yang sedang dikerjakannya dan bertengger membebaninya seketika sukses terusir begitu sana dari pikirannya saat ini.

Setelah Sera selesai bernyanyi, SooHee meniup lilin sampai padam. Keduanya berpelukan bahagia. Tidak menyangka akan mendapatkan kejutan lagi di saat umurnya sudah mulai senja. Sera masih tidak berubah meskipun kini ia sudah menikah. Pandangannya semakin berbinar mendapati Jihoon juga ikut datang, sempat menjadi saksi euforia keduanya sebelum akhirnya lelaki itu menyerahkan bucket bunga tulip putih kepadanya.

"Gomawo, Jihoon-ah."

Wanita itu kini memeluk Sera dan Jihoon bersamaan sambil mengelus belakang kepala keduanya. Terbersit kelegaan di hatinyaㅡdi samping rasa bahagianya saat iniㅡmelihat Sera datang bersama Jihoon dan hubungan keduanya terlihat baik-baik saja. Setidaknya, ia masih percaya pada lelaki itu untuk menjaga Sera.

Kini mereka duduk di sofa dan menikmati kue buatan Sera. Ternyata Halmeoni juga telah menyiapkan sup rumput laut yang sangat diminati oleh Jihoon. Sudah lama lelaki itu tidak merasakan suasana seperti ini, mengingat semenjak kuliah dirinya juga jarang bertemu orang tuanya apalagi neneknya. Jadi, ia sudah jarang juga makan masakan rumahan.

"Kalian ada rencana apa malam ini?" tanya SooHee di tengah-tengah obrolan hangat mereka yang menunjukkan secara tidak langsung bagaimana kehidupan Sera baik-baik saja dan tidak perlu dikhawatirkan bahkan setelah menikah dengan Jihoon.

Keduanya kompak menggeleng dan saling bertatapan sekilas. Memunculkan tanda tanya yang sama di benak masing-masing. Rencana mereka berhenti sebatas memberi kejutan kepada SooHee dan Jihoon sepakat membantu Sera untuk mengantar gadis itu. Selebihnya mereka mungkin hanya akan pulang ke rumah setelah perut keduanya terisi penuh.

Tidak ada hal menarik yang telah direncanakan.

SooHee tersenyum.

"Kalian bisa bersiap mulai sekarang," ujarnya menyadari waktu hampir menjemput senja. Meskipun wanita itu masih sibuk dengam sederet urusan kantor tapi dirinya sudah siap mengadakan perayaan sederhana di rumah, yang hanya dihadiri oleh beberapa kolega, keluarga besar dan kerabat terdekat. "Kalian berdua harus datang ke acaraku malam ini."

"Pesta?" tebak Sera antusias.

SooHee menggeleng pelan sambil masih tersenyum hangat. Tatapannya kini beralih kepada Jihoon yang ternyata terlihat cukup terkejut mendengar undangan lisan yang sangat mendadak ini. "Hanya perayaan kecil yang tak akan lengkap tanpa kalian berdua," jelasnya.

Awalnya Sera bergeming. Menimang dalam pikirannya sendiri demi menemukan jawaban tunggal. Namun, setelah gagal membuat keputusan cepat, gadis itu pun menoleh pada Jihoon yang duduk di sebelahnya. Ia tidak datang sendiri ke acara itu. Oleh karenanya, Sera juga harus mendengar bagaimana pendapat Jihoon mengenai hal ini.

Rupanya lelaki itu juga sedang serius berpikir.

"Tentu saja. Aku akan datang jika Oppa juga memutuskan hadir. Aku akan mengikut saja."

SooHee mengangguk sekilas, menampilkan raut bangga akan sikap Sera yang tidak egois dan kini menunjukkan bagaimana ia menghargai Jihoon sebagai penentu keputusan. Keduanya telah sepaket, tidak bisa hanya salah satu. Fokus dua wanita itu kini terpusat pada Jihoon.

Mendengarnya, lelaki itukembali menangkat pandangannya dengan mata sedikit melebar.

"Kau tidak keberatan, 'kan, Jihoon-ah?"

▪°▪°▪

Hallo hai hai!

Bosen g sih sama ceritanya? Wkwks. Pdhl ini blm masuk konflik sebenarnya.

Masih banyak misteri.

Storyline-nya blm kebuka semua.

Gatau cerita ini bakal sepanjang apa~

Tapi karna aku sesayang itu sama Park Jihoon jadi insyaAllah akan diusahakan bisa tamatin cerita ini secepatnya ehehe. Semoga akunya g sampe stuck. :")

Aku jg maunya cepet tamat, ehehe.

Btw, seperti biasa ... jangan lupa tinggalin jejak buat akuuu!^^ Makasyi udah mau baca sampe sini, ily❤

See ya!
♡Arin.

Continue Reading

You'll Also Like

78.4K 10.1K 108
This is just fanfiction, don't hate me! This is short story! Happy readingđź’ś
732K 34.9K 39
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
263K 20.9K 100
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
41.6K 5.2K 25
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...