Surat Kecil dari Pulau Rintis...

By gadistujuhwarna

27.2K 2.7K 302

Story of BoBoiBoy X Imelda ✨ Season 1. Previous Story: - Next Story: Surat Kecil dari Pulau Rintis (BoBoiBoy)... More

Insiden
Pergi
Halo, Malaysia!
Sambutan 'Hangat'
Sambutan 'Hangat' 2
Selamat Ulang Tahun, BoBoiBoy!
Nina Bobo dan Hari Pertama
Nina Bobo dan Hari Pertama (2)
Nina Bobo dan Hari Pertama (3)
Nina BoBo dan Hari Pertama (4)
Gangguan
Gangguan (2)
Gangguan (3)
Mawar X Melati
Kemenangan Tak Berarti
Gak Iso Turu
Nyanyi!
Taufan
Tak Disangka
Ternyata, Arjuna...
Diculik
Finding Imelda
Finding Imelda (2)
Finding Imelda (3)
Sadar
Tengkar
Tengkar (2)
Memori
Berangkat
Tadom Hills Resorts
Ikan Bakar
Malam Terakhir
INFO
Bukan Update

Fakta

599 63 2
By gadistujuhwarna

Ingat informasi Komputer mengenai panah Arjuna?
Anak panah Arjuna bisa dikontrol oleh pemanahnya. Jika pemanah ingin targetnya mati, isi racun yang terdapat di anak panah itu pun mematikan. Panah itu bisa menjadi racun juga penawar.
Jadi, saat Arjuna meluncurkan seribu anak panah tersebut, Arjuna menginginkan semua menjadi jahat. Sayang seribu sayang, pantulan shield Imelda ternyata dapat membolak-balikkan serangan. Jadilah anak panah berisi keinginan semua menjadi baik.

*

"Gak mungkin," Imelda melepas peluk itu dan melangkah mundur. "Aku seorang kakak!"

"Apa maksudmu?" Arjuna mengangkat sebelah alisnya. "Aku kakakmu, dan kamu adikku. Kita punya keluarga di Indonesia. Orangtua kita masih ada,"

"Bohong!" jerit Imelda, tangisnya pecah. "Ayahku udah gak ada. Dan Ibuku nuduh aku pembunuh dan diusir dari negaraku sendiri. Dua adikku mati!"

Arjuna tidak mau menanggapi Imelda dengan omongan. Arjuna meraba saku celananya. Membuka isi dompet dan menyodorkan satu kertas foto berukuran 2R. "Ini, kalau gak percaya,"

Dengan gugup, Imelda menerima sodoran itu. Dilihatnya, ada empat orang. Seorang wanita berumur 20 tahunan dan seorang pria berumur 30 tahunan. Wanita itu memangku seorang anak laki-laki yang sudah memakai seragam sekolah dasar khas Indonesia. Dan pria itu tengah membopong bayi perempuan dengan dot di mulutnya. Warna foto itu sudah sedikit memudar.

BoBoiBoy, Fang, Atok, Ochobot, Yaya, Ying, Gopal, dan Brendan mendekati Imelda. Melihat kertas foto tersebut secara detail.

Lalu, BoBoiBoy ikut meraba saku celana. Disodorkannya foto Imelda sewaktu kecil ke Imelda. "Same tak?"

Imelda menyocokkan. Dan hasilnya... sama.

"Kurase, kau memang betul-betul adiknye, Mel," komentar Yaya setelah melihat kedua foto itu.

"Rupenye tak berbeza pun," timpal Ying.

Gopal menahan tawa. "Pft... HAHAH! Arjuna keh ni? Macem singa!"

Picingan mata Arjuna membuat Gopal langsung bungkam. Yang lain tertawa dan masih ada yang berkomentar tentang foto itu.

"Kamu ingat?" tanya Arjuna pada Imelda.

Hati kecil Imelda mungkin tidak asing dengan wajah-wajah itu. Tapi, otaknya tidak memercayai itu. Yang Imelda ingat adalah Ibu, Qiswa, dan Dian. Bahkan, Imelda pun tidak kenal wajah Ayahnya.

Imelda menggeleng. Arjuna terlihat kecewa.

"Beri aku waktu...," ucap Imelda lirih dan membalikkan badan, berniat untuk pulang.

"Heuh... Agak-agaknye, Imelda pelupe macem kau, BoBoiBoy," Ochobot menepuk pundak BoBoiBoy.

"Hm... Iye keh aku pelupe?"

"HABIS TU YANG PIKNIK WAKTU TU APE ?!"

"Ergh... Ye, ye. S-Sori," BoBoiBoy terkekeh.

"Dah la tu. Korang balik dah. Imelda dah tak pa-pe, cume butuh waktu je untuk ingat kembali," Atok dan Ochobot menyusul Imelda. Diikuti Yaya, Ying, Gopal, dan Fang.

"BoBoiBoy," suara Arjuna memanggilnya. BoBoiBoy menoleh. "Ape?"

"Bile die dah ingat, bagi tau aku,"

"N... A- Aku juge nak minta maaf sebab dah cemburu,"

"Cemburu? Memangnye kau buat kesilapan ape?"

Brendan menepuk jidatnya. "Amboi! Sama aja lo berdua, ah!"

*****

Atok tersenyum melihat Imelda memasak makan malam. "Kau tak payah la memasak. Kau kene berehat agar badan kau segar kembali," nasehat Atok.

Imelda tersenyum dan membuka celemeknya. "Gak pa-pa, Tok. Kasian Atok kemaren gak dimasakkin apa-apa sama aku. Kemarin makan gak, Tok?"

"Makan. Atok buat sayor sop je dengan resepi yang kau bagi. Tapi, tak seenak masakan perempuan. Hehehe,"

Imelda tertawa sambil membawa masakannya ke meja makan. Menyiapkan sebakul kecil nasi, piring, sendok, dan juga gelas berisi air. "Gak pa-pa, yang penting Atok makan. Aku panggil BoBoiBoy dan Ochobot dulu, ya?" izinnya sembari menarik kursi untuk Atok.

"Ye, Mel. Jangan lame-lame, tao. Keburu sejuk ni," pesan Atok.

Imelda mengangguk dan menaiki tangga menuju kamar BoBoiBoy. Lalu, mengetuk pintu itu.

"Makan malem, yuk?" ajak Imelda dan menutup pintunya kembali. Imelda menghampiri lelaki yang sedang belajar di atas ranjangnya, ditemani Ochobot.

"Jom, BoBoiBoy! Belajarnye esok je!" Ochobot menarik-narik tangan BoBoiBoy.

"Hm... Ye la, ye la. Kau dulu je yang turun. Aku nak kemas bilik aku," BoBoiBoy menutup bukunya.

"Oke! Uih... Tak sabornye tengok makan malam!" ucap Ochobot sambil menutup pintu kamar.

"Em...," Imelda berpikir, memangnya robot bisa makan?

"Sini, aku bantuin," Imelda memasukkan alat tulis ke tempat pensil dan membereskan LKS-LKS yang berhamburan. Lalu, memberikannya pada BoBoiBoy.

"Kau penat keh hari ni?" tanya BoBoiBoy.

"Enggak, kok," jawab Imelda. Tentu dengan senyum yang selalu menghiasi wajah itu. "Ayo, makan. Dari siang kamu belum makan,"

BoBoiBoy mengangguk dan mereka berdua berjalan bersama menuju ruang makan.

Sesampainya di sana, Imelda membagikan piring dan sendok. Mendekatkan sebakul nasi pada mereka berdua.

"Eh? Ochobot! Bukankeh tadi pagi kite dapat surat dari SMP Imelda?" Atok memastikan.

"Ha-ah, la. Kejap, aku ambil dulu," Ochobot berlalu ke kamar Atok. Lalu, kembali dengan sepucuk surat di tangan Ochobot. Surat itu diberikan ke Atok. "Nah, Tok,"

"Ape tu?" tanya BoBoiBoy.

Atok merentangkan surat yang terlipat itu. Lalu, membacanya dalam hati. "Woh! SMP Imelda buat acara perpisahan kat Tadom Hill Resorts!"

"Wuh! Perpisahan BoBoiBoy dulu kat Petronas je. Tak aci macem ni," BoBoiBoy mendengus kesal.

"Tok, Imelda dapat potongan diskaun 90% sebab die murid terpandai!" seru Ochobot.

"C-Cuba aku tengok!" BoBoiBoy merebut kertas itu dari Atok dan membacanya. Imelda juga berpindah ke belakang BoBoiBoy. "Ha-ah! Gile cool kau ni, Mel!"

Imelda membaca surat itu dengan teliti. Tanggal 1 Juni nanti dia akan menginap di Tadom Hill Resorts selama tiga hari dua malam. Transportasinya berupa kapal ferry. Untuk menuju pelabuhan hanya berjalan kaki saja. Normalnya dia akan membayar 500.000 rupiah, tetapi karena diskon dia hanya membayar sekitar 50.000 rupiah. Di sana tertera rupiah karena Imelda orang Indonesia.

"Kau mesti ikut, Mel. Biar Atok yang bayar," ucap Atok.

"Eh, gak usah, Tok. Aku ada uang untuk bayar sendiri, gak mahal, kok," Imelda menolaknya dengan halus.

"Ha! Kalau macem tu, Atok bayarkan BoBoiBoy je. BoBoiBoy nak ikot!" rengek BoBoiBoy.

"Banyak cantik. Tak boleh. Kau kene tolong aku jual koko Atok," larang Ochobot.

"Ala...," BoBoiBoy memutar bola matanya dengan malas.

"Betul cakap Ochobot tu. Untuk biaya Imelda, Atok tetap bayar. Duit tabungan kau boleh kau gunekan untuk beli cinderamata kat sane. Jangan nak merempek,"

Imelda menghela napas dan tersenyum. "Baik, Tok,"

*****

Setelah Ochobot tidur, BoBoiBoy membopong buku dan alat tulisnya keluar kamar. Lalu, memasuki kamar Imelda tanpa mengetuk.

Imelda tersentak. "Ih! Kenapa gak diketok dulu, sih?"

BoBoiBoy mengekeh. "S-Sori. Aku tak nak bangunkan Ochobot,"

"Hmf," lensa dark choco itu berputar. "Mau ngapain ke sini?"

"Tak de pa-pe. Lime hari lagi kau nak berlibur, 'kan? Aku tak nak sie-siekan waktu bersame kau," ucap BoBoiBoy.

Imelda nyengir. "Gak lama, kok. Tiga hari doang,"

"Nanti aku hantar ke pelabuhan, ye?"
"Emangnya kamu gak UKK?"
"Tak pe. Aku berpecah tige je,"
Imelda tertawa. "Siapa yang bakal anter aku?"
"Gempa, nak?"
"Hm... Gak,"
"Air?"
"Ah, dia gak ekspresif,"
"Daun?"
"Kepolosan,"
"Cahaye?"
"Aku belum pernah lihat,"
BoBoiBoy mendengus. "Halilintar,"
"Aku gak suka cowok dingin,"
"Aku tahu. Api!"
"Dia nakal,"
"Lebih nakal mane? Taufan atau Api?"
Imelda berdecak. "Ya, ya, ya. Apa aja, deh. Pengennya, sih, BoBoiBoy biasa,"
"Tau pun," BoBoiBoy tersenyum.

Imelda menatap buku BoBoiBoy yang masih tertutup. "Gak belajar?"

"Dah selesai empat mate pelajaran. Penat," BoBoiBoy merebahkan diri ke atas ranjang Imelda. Imelda langsung terduduk dan mengusir BoBoiBoy.

"Jangan tiduran satu kasur, ah! Gak suka," gerutu Imelda, berusaha mendorong lelaki itu ke lantai.

"Ugh... Penat... Diamlah," matanya terpejam.

Imelda mendengus. "Kalau gitu, aku mau nanya, deh,"

"Hm? Tanye la,"

"Maksud kamu kemarin malam di rumah sakit apa? Jangan memperlakukan kamu sebagai orang yang kusuka? Jangan beri kamu harapan?"

Mata itu tak lagi terpejam.

"Kau tak faham?"

Imelda menggeleng.

"Cih... Aku pun tak tau,"

PLAK!
"Adei! Sakit la!" pundak BoBoiBoy dipukul oleh Imelda.

"Serius, ah!"
"Garangnye...,"
"Jelasin!"
"Ye, ye...," bibir BoBoiBoy berkedut. "Aku nak tanye satu soalan,"
"Jawab du--"
"Kau suke padaku keh tak?"

DEG.

Sial, perasaan itu muncul lagi. Jantung Imelda berdegup lagi. Gadis itu merasa tidak nyaman dengan situasi seperti itu.

"Jawab dulu pertanyaanku," sela Imelda.
"Aku takkan jawab bile kau tak jawab soalan aku," BoBoiBoy tak mau kalah.
"Huft... Apa pentingnya bagimu?"
"Kerana kau cinta pertama aku,"
"Kamu juga,"
Sebelah alis BoBoiBoy terangkat. "M-Maksud kau?"

Imelda menutup mulut. Matanya membelalak. "Ah, ganti topik!"

BoBoiBoy tersenyum, memamerkan deretan giginya yang rapi. Dia bangkit dan mengacak-acak rambut Imelda. "Selamat malam,"

💛💛💛💛💛

Assalamualaikum!
Hai~
Gimana bab 28 ini?
Maaf, ya, kalau kurang greget! 😹
BTW... Imelda dan BoBoiBoy ini belum resmi pacaran, ya! Jangan salham.
Ikuti terus ceritaku. Jangan lupa follow, vote, comment, dan share, ya! Biar Authornya makin semangat~ //PLAK.

Continue Reading

You'll Also Like

1.3K 77 9
Sebuah kisah tak selalu berakhir dengan bahagia. Terkadang sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Kemungkinan terburuk yang...
59.8K 4.6K 9
Akankah dia tau aku mencintainya? Sampai kapan aku harus memendam perasaan ini? -Jeonghan-
1.1M 104K 32
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
2.9K 247 16
Apakah aku akan kalah dengan masa lalu nya itu? By : Adara