Gangguan

783 84 1
                                    

***

Hello, Guys! Assalamualaikum~ Selamat pagi!

Oya, aku ngetik kaya gini, cuman mau bilang minta maaf untuk segala typo dan ada kata/kalimat yang ga jelas T_T. Juga untuk bentuk dialognya yang sering berubah-ubah. Mohon dipahami. Penulis action tau ko rasanya 'pengen nulis dialog tapi pengen cepet-cepet + tapi biar kalian ngerti' tuh gimana :'). Ada saran lain, ga? Kalo ada, komen ya!

Makasih banget nih buat yang udah setia baca fanfiction ga jelas kaya gini. Ini berdasarkan imajinasi aku aja, dan apa yang sebelumnya udah aku tonton.

Untuk buat yang hobi nyumbang ide, boleh DM aku, ya! :D Thanks, selamat membaca!

***

Seperti yang dia lakukan kemarin. Imelda harus membersihkan dan membereskan rumah sebelum bersiap pergi ke sekolah. Menu sarapan yang dia buat di pagi kedua ini hanya teh panas. Makanannya dia beli di warung terdekat menggunakan uang rupiahnya, untuk membeli nasi lemak. Karena stok sayur dan buah di rumah sudah habis.

"Mak Cik. Saye nak beli nasi lemak tige porsi," Imelda mencoba mengasah bahasa Malaysianya.

"Iye, Nak. Eh, Mak tak pernah nampak kau. Orang baru keh?" tanya ibu penjual sambil membuatkan pesanan untuk Imelda.

"Oh, memang. Saye dari Indonesia. Baru pindah dua hari lalu," Imelda mengoreksi kalimatnya. "Eh, maksud saye dua hari lepas, Mak Cik,"

"Panggil saye Mak Saodah je. Nah, orderan kau," ibu penjual yang bernama Saodah itu memberikan satu plastik berisi tiga bungkus nasi lemak. Imelda memberikan uang seratus ribuan.

"Wuih! Banyak sangat la duit ni. Mak cume butuh 6 ringgit je," Mak Saodah mencari kembalian di dompetnya.

"Tak pe, Mak Saodah. Simpan je duit tu. Kalau ade Tok Aba, Ochobot, BoBoiBoy, Yaya, Ying, Gopal, dan Fang membeli, beri free mereke, ye? Assalamualaikum," Imelda kembali menuju rumah dengan berlari.

"Eh! Nak! Kenape mesti die orang?" Imelda tak menjawab. Mak Saodah menghela napas. "Huft... Waalaikumsalam," Mak Saodah mencium uang seratus ribuan Indonesia itu.

Sesampainya di rumah, Imelda sedikit berkeringat dingin.

"Aduh! Aku salah bahasa, gak, sih? Gimana, nih, kalau salah? Bisa jelek, nih, imageku," Imelda menaruh plastik itu di meja makan dan menaiki tangga dengan cepat. Dia melirik jam tangannya. Masih pukul 05.15. Itu artinya, masih ada waktu 15 menit untuk mandi dan bersiap-siap. Lalu, membantu Tok Aba untuk menyiapkan dagangannya di kedai.

*****

Imelda bukan gadis pada umumnya yang membutuhkan waktu 1 jam untuk bersiap-siap. Dalam waktu 15 menit saja, dia sudah duduk manis di ruang makan. Sedang memakan sarapan yang dia beli sendiri, nasi lemak, di Mak Saodah.

Surat Kecil dari Pulau Rintis (BoBoiBoy) ✔️Where stories live. Discover now