Ternyata, Arjuna...

575 63 3
                                    

*****

"Cis! Macem mane kau boleh kalah, ni?" tanya Arjuna sembari menggosokkan es batu ke wajahnya yang terkena luka bakar.

"Dey! Kau ingat senang keh lawan BoBoiBoy tu? Susah la!" protes Probe. Probe juga sedang menempelkan plester ke wajahnya sendiri dan wajah Adu Du.

"Adei!" jerit Adu Du pendek karena Probe terlalu kencang menempelkan plester. Probe terkejut dan merasa bersalah. "Ish! Ni semue BoBoiBoy punye pasal,"

Adu Du bangkit dari kursinya dan menghampiri Komputer.

"Kompiuter, hubungi Bago Go!" perintah Adu Du.

"Baik, Bos. Reconnecting...," layar Komputer menunjukkan bahwa telepon sedang menyambungkan ke Bago Go.

Telepon tersambung.

"Hei, ape khabar aba-- Woi! Ape pasal dengan wajah kau, ni, Bang? Siape yang berani bakor wajah tampan tu?" -Bago Go.

"Kau tahu siape," jawab Adu Du geram. "Aku nak senjata baru yang tak pernah habis!"

"Ei? Ade keh senjata macam tu?" tanya Probe, mendekati Adu Du.

Arjuna hanya diam menopang dagu, malas dengan senjata-senjata Adu Du yang tidak mempan terhadap BoBoiBoy.

"Wo! Mesti la, Bang. Saye nih penjual senjata haram terlengkap dan termurah," Bago Go membanggakan diri.

"Heleh. Termurah konon," Adu Du memasang muka datar mengingat harga senjata yang pernah dia pesan ke Bago Go. "Ade, 'kan? Ape die?"

Bago Go terkekeh. "Pelurunya tak habis-habis, Bang. Unlimited. Tinggal beli je alatnye,"

"Ape?!" Arjuna menggebrak meja dan menghampiri Komputer. "Kuase ape?!"

"Cis. Tadi moyok je," sindir Probe melipat tangan.

"Diamla!" bentak Arjuna.

"Bukan kuase, Bang. Senjate ni. Kau nak sangat kuase, ye, Budak?" Bago Go menggelengkan kepala. "Ha. Ni die. PANAH K500!"

Di layar Komputer, Bago Go menunjukkan busur panah yang melintang gagah berwarna perak. Terdapat ukiran-ukiran aneh yang mencolok. Benang di busur panah tersebut sepertinya tidak main-main.

"PANAH K500?" Adu Du, Probe, dan Arjuna mengulang nama senjata itu.

"Iye, Bang. Anak panah ni takken habis-habis, tau? Tapi, panah ni tak boleh digunekan terlalu lame. Kerana ada batri ni!" Bago Go menjelaskan.

"Ooo...," mereka bertiga ber-oh panjang.

"Batri ape? Batri rimot keh?" tanya Arjuna.

"Tak. Tenage surye. Jadi, bile Abang nak gunekan ni malam-malam, Abang kene jemur panah ni dulu. Max due jam je, dapat tahan seharian!"

"Berape harganya?" tanya Arjuna. Dia semakin tertarik dengan senjata itu.

"Dey! Kau ada budget berapa? Senang je tanye harge!" seru Probe.

"Mesti mahal. Dan aku pula yang bayar," timpal Adu Du memutar bola matanya.

"Kau ingat aku miskin macem korang keh?" sindir Arjuna.

Surat Kecil dari Pulau Rintis (BoBoiBoy) ✔️Where stories live. Discover now