Fakta

599 63 2
                                    

Ingat informasi Komputer mengenai panah Arjuna?
Anak panah Arjuna bisa dikontrol oleh pemanahnya. Jika pemanah ingin targetnya mati, isi racun yang terdapat di anak panah itu pun mematikan. Panah itu bisa menjadi racun juga penawar.
Jadi, saat Arjuna meluncurkan seribu anak panah tersebut, Arjuna menginginkan semua menjadi jahat. Sayang seribu sayang, pantulan shield Imelda ternyata dapat membolak-balikkan serangan. Jadilah anak panah berisi keinginan semua menjadi baik.

*

"Gak mungkin," Imelda melepas peluk itu dan melangkah mundur. "Aku seorang kakak!"

"Apa maksudmu?" Arjuna mengangkat sebelah alisnya. "Aku kakakmu, dan kamu adikku. Kita punya keluarga di Indonesia. Orangtua kita masih ada,"

"Bohong!" jerit Imelda, tangisnya pecah. "Ayahku udah gak ada. Dan Ibuku nuduh aku pembunuh dan diusir dari negaraku sendiri. Dua adikku mati!"

Arjuna tidak mau menanggapi Imelda dengan omongan. Arjuna meraba saku celananya. Membuka isi dompet dan menyodorkan satu kertas foto berukuran 2R. "Ini, kalau gak percaya,"

Dengan gugup, Imelda menerima sodoran itu. Dilihatnya, ada empat orang. Seorang wanita berumur 20 tahunan dan seorang pria berumur 30 tahunan. Wanita itu memangku seorang anak laki-laki yang sudah memakai seragam sekolah dasar khas Indonesia. Dan pria itu tengah membopong bayi perempuan dengan dot di mulutnya. Warna foto itu sudah sedikit memudar.

BoBoiBoy, Fang, Atok, Ochobot, Yaya, Ying, Gopal, dan Brendan mendekati Imelda. Melihat kertas foto tersebut secara detail.

Lalu, BoBoiBoy ikut meraba saku celana. Disodorkannya foto Imelda sewaktu kecil ke Imelda. "Same tak?"

Imelda menyocokkan. Dan hasilnya... sama.

"Kurase, kau memang betul-betul adiknye, Mel," komentar Yaya setelah melihat kedua foto itu.

"Rupenye tak berbeza pun," timpal Ying.

Gopal menahan tawa. "Pft... HAHAH! Arjuna keh ni? Macem singa!"

Picingan mata Arjuna membuat Gopal langsung bungkam. Yang lain tertawa dan masih ada yang berkomentar tentang foto itu.

"Kamu ingat?" tanya Arjuna pada Imelda.

Hati kecil Imelda mungkin tidak asing dengan wajah-wajah itu. Tapi, otaknya tidak memercayai itu. Yang Imelda ingat adalah Ibu, Qiswa, dan Dian. Bahkan, Imelda pun tidak kenal wajah Ayahnya.

Imelda menggeleng. Arjuna terlihat kecewa.

"Beri aku waktu...," ucap Imelda lirih dan membalikkan badan, berniat untuk pulang.

"Heuh... Agak-agaknye, Imelda pelupe macem kau, BoBoiBoy," Ochobot menepuk pundak BoBoiBoy.

"Hm... Iye keh aku pelupe?"

Surat Kecil dari Pulau Rintis (BoBoiBoy) ✔️Where stories live. Discover now