Nina Bobo dan Hari Pertama

928 100 15
                                    

Malam itu, saat Ochobot sudah tertidur dan sudah membantu Tok Aba untuk membereskan semua, Imelda dan BoBoiBoy mengobrol menghadap ke jendela. Tatapan Imelda tak lepas dari globe milik BoBoiBoy itu. Sudah jelas Imelda sedang menatap tanah airnya, Indonesia. BoBoiBoy tersenyum melihatnya.

"Yang kutahu, Indonesia tu negare yang punye banyak pulau. Sumber daye alamnye pun berlimpah," BoBoiBoy memuji negara asal Imelda. Imelda senyum-senyum sendiri melihat Indonesia lewat globe itu.

"Banget. Aku suka semua yang Indonesia perbuat," ujar Imelda.

"Iyekeh?" tanya BoBoiBoy.

"Kecuali kenangan pahitnya," Imelda memandang BoBoiBoy. "Sekalinya suka, enak banget dirasain. Tapi sekalinya duka, juga pahit banget dirasain,"

"Ah...," BoBoiBoy mengeluh. "Perumpamaan tu macam wajah kau dan wajah Gopal," mengeluh karena kehabisan kata-kata rupanya.

Imelda tertawa. BoBoiBoy menghela napas lega melihat gadis di sampingnya tertawa karenanya. Dia berhasil menolong gadis itu dari kesedihan. Walau dia tahu, kalau tawa yang dia lihat sekarang adalah palsu.

"Em...," BoBoiBoy mencari topik lain. "Kau pandai bernyanyi, 'kan?"

Imelda mengerucutkan bibirnya. "Emangnya kenapa?"

"Nyanyikan lagu penghantar tidur untuk aku!" pinta BoBoiBoy tersenyum sembari menggelar karpet di lantai.

"Eh?" wajahnya merah padam. Dia belum pernah bernyanyi di hadapan orang lain. Yang dia selalu lakukan adalah menyanyi di tengah kesenyapan.

"Kenape? Kau tak nak?"

"Mau, tapi...,"

"Tapi ape?" ide terlintas di otaknya. "Kalau kau nak bernyanyi, besok aku akan tolong bereskan bilik kau dan daftarkan kau di sekolah pulau rintis!"

Boomerang dari BoBoiBoy begitu menggiurkan, pikir Imelda.

"Iya, deh, iya!" Imelda mengalah. Jawaban Imelda membuat BoBoiBoy tersenyum penuh kemenangan.

"Tapi, ada satu syarat,"

"Ape lagi?"

"Selagi aku menyanyi, kamu pejamkan mata dan jangan berani melek!"

"Alah, ...," keluhnya. "Aku nak sembari tengok muka kau,"

"Gak boleh," tolaknya. "Atau aku gak usah nyanyi, nih?" Imelda mengancam balik.

"Yelah, yelah." BoBoiBoy menutup mata.

Imelda terkikik dan berdehem, dia mulai bernyanyi.

Nina bobo, ooh Nina bobo
Kalau tidak bobo
Digigit nyamuk

Bobolah bobo
Aadikku sayang
Kalau tidak bobo
Digigit nyamuk...

"Udah, tuh. Tidur cepetan,"

...

"BoBoiBoy?" Imelda menghadapkan muka BoBoiBoy ke padanya.

"ZzzZzzZzz"

"Ha? Tidur?"

*****

Matahari pertama Imelda di Malaysia sudah terbit. Cahayanya menembus jendela. Kehangatan itu membuat Imelda terbangun. Imelda menggeliat dan baru menyadari kalau semalam dia tertidur di kursi belajar BoBoiBoy. Imelda melihat sekeliling. Masih jam 04.00 dan semua masih pada tidur.

Sebuah ide terlintas di benaknya. Saat itu juga, Imelda mencari kemoceng, sapu, dan kain pel. Imelda membersihkan rumah dengan tiga alat itu. Dia menyalakan sebagian lampu di rumah. Menghidangkan sarapan, yaitu teh tubruk hangat dan tiga porsi roti cokelat. Semua itu Imelda kerjakan dalam waktu satu jam setengah saja, karena rumah ini tidak besar dan penghuninya hanya dua manusia serta satu robot.

Surat Kecil dari Pulau Rintis (BoBoiBoy) ✔️Where stories live. Discover now