Cinta Untuk Nazwa [TERBIT]

Oleh Dhiaraa_

170K 7.4K 759

16+ ⚠AWAS BAPER!!!⚠ Author ga tanggung jawab "Gus Rakaa!" panggil Nazwa kembali disertai sedikit godaan. "Iya... Lebih Banyak

Kalah Tantangan
Yang Bener Gus?!
Hari Bahagia
Senyuman Pertama Untuk Nazwa
Dua Hari Sekali
Perkara Hudzaifah Aslam Mubarak
Cilok Legend Ala Nazwa
Harlah di Pesantren Kyai Hamdan
Kencan ke Pasar Malam
Baju Tidur Couple
Masker-maskeran
Guru Pengganti
Ngambek nya Gus Raka
Hiling Ke Asrama Santri Putra
Pulang Ke Rumah
Hari Pertama Di Rumah Nazwa
Ndrakor Bareng Ayang
Baby Zea
Jadi Orang Tua Dadakan
Umi Minta Cucu
Ke Rumah Oma
Diperkenalkan ke Keluarga Besar
Crush Nazwa
Barbequean
Hoodie Taddy Bear Milik Nazwa
First Kiss?
Rencana Dinner
The Maulidya Cafe
Balik Ke Pesantren
Santri Baru
Kerja Bakti
Marah Membawa Berkah
Milad Gus Raka
Kado Terindah
Kamu Hamil?
Cemburu Level Akut
Kebenaran Ning Amara
Mau Poligami
Mencari Perhatian Gus Raka
Malam Tanpa Gus Raka
Perubahan Sikap
Niat Buruk Ning Amara
Gus Raka Dan Ning Amara
Tamu Tak Diundang
Personil Baru
Tiga Kurcaci
Sebuah Kabar Mengejutkan
Jangan Dekati Putri Saya!
Tes DNA
Sakitnya Hati Nazwa
Antara Merelakan Atau Melepaskan
INFO!!!
VOTE COVER!!!
OPEN PRE-ORDER!!

Kena Hukum Gus Raka

4.1K 205 1
Oleh Dhiaraa_


Keempat wanita ini tengah berleha-leha di emperan masjid seraya mendengar kan hafalan dari kelas lain. Kebetulan sore ini jam mereka sedang kosong, jadi Nazwa hanya bermalas-malasan di emperan masjid.

"Bingung mau ngerjain siapa? " Cibir Nazwa menghembuskan napas kasar.

"Etdahh.. Masih belum tobat juga Naz? Padahal udah jadi istri Gus Raka loh. " Ucap Sania yang kebetulan berada di samping Nazwa.

"Susah San. Kayaknya udah mendarah daging deh. " Jawab Nazwa dengan enteng.

"Hafalan ae gimana? Besok ada setoran Alfiyah.. Lumayanlah daripada disini ngga jelas. " Usul Fitria.

"Ngga bosen Fit hafalan terus. Refreshing bentar napa. " Jawab Nazwa.

"Mau heran tapi ini Nazwa. " Seru Melia memutar bola mata malas.

"Hehehe.. Kalo ngga kita jajan ke Mba Jia aja, gimana? " Usul Nazwa.

"Mba Jia tukang gorengan sama es cekek samping pondok kita? " Tanya Melia.

"Iyaa lah sapa lagi terusan. Yang namanya Mba Jia disini.. ya cuma itu. " Jawab Nazwa.

"Tapi aku takut ketauan Ustadzah keamanan Naz, nanti kita bisa kena ta'zir lagi. " Ucap Fitria.

"Ngga in sya Allah. Tadi aku sempet liat di ruang keamanan kosong, dan aku juga sempet ketemu Gus Raka katanya lagi ada rapat seluruh pengurus di aula gitu. Aku juga ngga terlalu paham. " Jelas Nazwa.

"Yaudah jadi gimana? Mumpung aku lagi megang uang nih. " Tanya Sania.

"Gaskeun!! " Sorak ketiga nya.

Mereka berempat terlihat berjalan mengendap-endap di sepanjang koridor kelas, dikarenakan masih ada beberapa kelas yang sedang belajar. Begitu sampai di belakang kelas, kebetulan ada pohon jambu berukuran tidak terlalu tinggi tapi bisa melampaui tinggi tembok pembatas Pesantren. Biasanya pohon ini yang mereka pakai untuk membeli sesuatu di warung sebelah.

"Siapa yang bakal manjat? " Tanya Nazwa mendongak menatap pohon yang ada dihadapan nya.

Ketiga wanita itu secara serempak menatap ke arah Nazwa, karena diantara mereka hanya Nazwa yang pandai memanjat pohon.

"Hadeh.. Aku jugaa. " Ucap Nazwa menghela napas lelah seakan sudah mengerti maksud dari tatapan teman-teman nya.

Nazwa melirik ke sekeliling memastikan tidak ada orang yang lewat, setelah dirasa aman Nazwa mulai menaikan gamis nya lalu melilit kan di pinggang menyisakan celana leging sepanjang mata kaki.

Nazwa naik dengan sangat lihai tanpa merasa kesulitan sama sekali hingga ia sudah sampai di atas.

"Naz.. ini uang nya. " Ucap Sania mendongak sembari menyerahkan selembar uang hijau kepada Nazwa.

"Ngga usah San. Aku ada ko." Jawab Nazwa.

"Oiii Mba Jia!! " Panggil Nazwa begitu melihat Mba Jia baru keluar dari warung nya.

"Astagfirullah Nazwa! Kenapa kalau dateng ngagetin Mba terus sih? Kebiasaan tau ngga? " Kesal Mba Jia sambil mengelus dadanya karena di kaget kan oleh Nazwa.

"Hehehe maaf Mba.. " Jawab Nazwa cengengesan.

"Ini kamu lagi ngga ada kerjaan atau bolos lagi? " Tanya Mba jia.

"Ya Allah Mba suudzon mulu sama aku, kita ni emang lagi jam kosong tapi karena bosen hafalan jadi refreshing bentar hehehe. " Ucap Nazwa.

"Yaudah mau beli apa? "

"Gorengan nya masih ada ngga Mba? " Tanya Nazwa.

"Masih. Baru selesai goreng. " Jawab Mba Jia.

"Yaudah gorengan nya campur sama es ce'kek nya 4 kayak biasa. " Ucap Nazwa menyerahkan uang dua puluh ribuan kepada Mba Jia melalui alat yang sudah Nazwa sembunyikan di atas pohon sebagai alat transaksi.

"Yaudah tunggu bentar. "

Tak beberapa lama, Mba Jia datang membawa pesanan mereka lalu menaruh nya dalam alat tersebut.

"Makasih Mba Jia. " Ucap Nazwa.

"Sama-sama. Awas ketauan sama Ustadzah nya bisa-bisa kalian kena hukum nanti. Awas loh Gus Raka itu galak katanya, Naz. " Pesan Mba Jia berangsur masuk dalam warung. Perlu diketahui bahwa penduduk sekitar juga sudah mengetahui pernikahan antara Nazwa dengan Gus Raka, entah siapa yang memberitahu Nazwa sendiri tidak tau.

"Gus Raka aman Mba, orang nya lagi sibuk. Yaudah Mba makasih, Assalamualaikum. "

"Waalaikumsalam. "

Nazwa turun dari pohon dengan membawa plastik berukuran sedang, tanpa beralas apapun, mereka duduk di pelataran semen yang ada di belakang kelas.

"Aaaa bakwan Mba Jia. Kangen banget sama nih bakwan. " Ucap Nazwa tersenyum girang menatap bakwan kesukaan nya.

"Baru juga minggu kemaren kita beli bakwan Mba Jia. " Cibir Sania.

"Ngga papa. Mendramatis dikit. "

Disela asiknya mereka makan, tanpa Nazwa sadari ada seseorang datang dari belakang Nazwa membuat sahabat Nazwa yang awal nya asik makan menjadi diam mematung.

"Kalian ngapa ngga makan? Masih banyak nih. " Ucap Nazwa sambil memakan bakwan miliknya.

Mereka sama sekali tak menjawab pertanyaan Nazwa dan masih menatap belakang Nazwa. Karena penasaran gadis itu ikut menengok kearah dimana sahabat nya tengah melihat.

Uhukk..uhukkk...

Nazwa langsung terbatuk-batuk ketika mengetahui orang yang ada di belakang Nazwa saat ini adalah suaminya sendiri tengah terdiam sembari menatap tajam Nazwa.

Tamatlah riwayat mu Nazwa. Batin Nazwa mulai ketar-ketir.

"Eh Gus Raka hehe.. " Sapa Nazwa tersenyum renyah.

Gus Raka hanya diam saja, kemudian mendekat langsung menggendong Nazwa layaknya karung beras. Sementara Nazwa dibuat kaget sekagetnya karena perlakuan Gus Raka barusan.

"Lima menit lagi pengurus keamanan akan datang, setelah itu selesaikan semuanya. Saya akan membawa Nazwa ke Ndalem. " Hanya itu yang keluar dari mulut Gus Raka. Setelah itu keduanya meninggalkan sahabat Nazwa yang terlihat masih mematung.

*****
Para santri menatap bingung ketika Gus Raka membawa Nazwa, ada yang menatap iri, ada juga yang menatap bingung karena tidak biasanya mereka memamerkan kemesraan di tempat umum seperti itu.

Sampai di Ndalem, Uma Aminah juga sampai di buat heran kenapa anak dan menantunya datang gendongan seperti itu.

"Raka ada apa nak? Apa yang terjadi dengan Nazwa? " Tanya Uma Aminah datang menghampiri mereka berdua.

"Tidak apa-apa Uma. Saya masih ada urusan dengan Nazwa, maaf Uma saya tinggal. Assalamualaikum. " Ucap Gus Raka buru-buru pergi menuju kamar, membuat Nazwa semakin ketar-ketir.

Ya Allah ngamuknya mengerikan banget. Batin Nazwa terlihat mulai pasrah.

Sampai di kamar Gus Raka menurunkan Nazwa, lalu mengunci kamar mereka. Tanpa berkata apapun Gus Raka hanya beralih duduk di sofa menyenderkan kepala sambil memejamkan mata agar emosinya tidak berimbas kepada Nazwa.

Nazwa perlahan mendekat dan berdiri dengan lutut nya menghampiri Gus Raka.

"Guss.. " Panggil Nazwa pelan, gadis itu berniat menyentuh tangan Gus Raka, tapi sebelum itu Gus Raka segera menariknya.

"Tetap seperti itu selama dua jam. Itu hukuman mu, sebelum itu kamu tidak boleh mengatakan apapun. " Ucap Gus Raka masih dengan posisi yang sama.

"Iyaa Gus. " Jawab Nazwa tanpa memprotes seperti biasa, karena Nazwa sadar jika sekarang memang dirinya lah yang salah.

****
Dua jam berlalu, kaki Nazwa juga sudah mati rasa. Tapi Gus Raka sama sekali tidak membuka matanya ataupun berbicara sesuatu kepada Nazwa, ia sempat berfikir apakah suaminya tertidur padahal sekarang ia sedang menderita.

"Sekarang bisa ceritakan kenapa kamu bolos? " Suara tegas itu tiba-tiba terdengar ke seluruh kamar membuat Nazwa membuyarkan lamunan nya. Gus Raka membuka mata, lalu membenarkan posisi duduknya.

"Nazwa ngga bolos, Gus. Tadi emang kelas Nazwa lagi kosong ngga ada kegiatan, yang lain lagi pada di perpus ada juga yang hafalan di Rayon."

"Lalu mengapa kamu tidak ikut belajar bersama yang lain? "

"Nazwa bosen. Pengen Refreshing bentar. " Jawab Nazwa jujur. Terlihat Gus Raka hanya menghela napas lelahnya.

"Dasar bandel. " Tegur Gus Raka sambil menyentil pelan dahi istri nya.

"Awww.. sakit Gus. Udah kaki sakit, dahi Nazwa juga ditambah. " Ringis Nazwa langsung memegang dahinya.

"Hari ini hukuman mu hanya seperti ini, tapi lain kali saya tidak ingin melihat kamu berbuat nakal semacam tadi. Jika tidak, hukuman mu akan lebih berat daripada ini, paham? " Jelas Gus Raka.

"Iyaa Gus. Maafin Nazwa.. Nazwa nyesel.. Nazwa janji ngga gitu lagi. " Ucap Nazwa semakin menundukkan kepala. Sebenarnya Nazwa tengah menahan air matanya agar tidak keluar, ia benar-benar menyesal. Tak pernah ia lihat Gus Raka memperlakukan nya seperti ini.

"Yasudah.. sudah saya maafkan. Sekarang kamu bisa berdiri." Titah Gus Raka.

Nazwa mulai menggerakkan kaki nya untuk berdiri, namun mungkin karena terlalu lama berdiri menggunakan lututnya membuat kaki Nazwa seakan mati rasa.

Dirinya sampai hampir hilang keseimbangan jika tidak tangan Gus Raka memegang lengan Nazwa.

"Kaki Nazwa lemas, Gus. " Gumam Nazwa pelan.

Tanpa berkata apapun Gus Raka menggendong Nazwa ala bridal style kemudian membawanya duduk di ranjang. Kedua kaki Nazwa, Gus Raka arahkan agar selonjoran di atas tempat tidur lalu memijat lutut Nazwa dengan sangat pelan.

"Masih sakit? " Tanya Gus Raka dan dibalas anggukan kecil dari Nazwa.

"Saya sebenarnya tidak tega berbuat seperti ini kepada mu, makanya sejak tadi saya hanya diam memejamkan mata, tapi jika kamu tidak diperlakukan seperti ini, maka kamu pasti tidak akan merasa jera." Omel Gus Raka masih tetap memijat lutut istrinya.

Tegas tapi juga perhatian. Siapa lagi kalau bukan Gus Raka Abizar Dhiaulhaq, suami Nazwa Maulidya Rahma. Batin Nazwa sembari menatap suaminya.

"Hey Nazwa.. Saya tengah berbicara tapi mengapa kamu malah melamun? "  Tegur Gus Raka memetikan jari nya tepat di hadapan Nazwa membuat sang empunya mengerjapkan mata beberapa saat.

"Ahh iyaa Gus? Ngga.. Nazwa ngga ngelamun ko. Nazwa cuma liat ternyata suami Nazwa kalo bawel tambah ganteng hehehe. " Cicit Nazwa tersenyum menampilkan gigi putihnya. Sedangkan Gus Raka hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala.

"Ouh iyaa Gus, ko Gus Raka bisa tau Nazwa di belakang kelas? Padahal tadi Nazwa liat ngga ada yang lewat sama sekali. " Tanya Nazwa mulai sedikit penasaran tentang kedatangan suaminya secara tiba-tiba.

"Saya sudah tau ketika kalian masih mengendap-endap menuju ke belakang. Kebetulan tadi saya baru selesai rapat dan ingin menuju ke kelas mu karena saya tau kamu sedang jam kosong. Tapi ketika sampai di ruang keamanan saya melihat kamu dan teman-teman mu sedang berjalan diam-diam. Yasudah akhirnya saya ikuti. " Jelas Gus Raka.

"Hah?! Berati Gus Raka liat Nazwa naik pohon dong? " Teriak Nazwa saking terkejutnya.

"Hmm.. saya melihat istri saya ternyata banyak tingkah nya. " Tutur Gus Raka tanpa ragu.

Boleh tidak waktu bisa diulang kembali, kenapa tidak Sania, Fitria atau Melia saja yang manjat tadi. Sumpah, demi apapun Nazwa merasa ingin menghilang saja dari hadapan Gus Raka.

Hilang sudah citra Nazwa dihadapan Gus Raka sebagai istri yang anggun. Tapi bukan kah sebelumnya Nazwa juga pernah bar-bar?

Akhirnya up juga hehehe
Lumayan guys 1600 kata untuk part ini, baca nya lima menit mikir lima hari 🙂

Tapi ga papa semua demi kalian awokawok. Pokoknya jangan bosen sama tingkah konyol Nazwa. Pokoknya ikuti terus kisah Nazwa dan Gus Raka.

Jangan lupa vote and comment
See you next time

Salam dari Author
Ig:dhnryyy_

Lampung, 11 April 2023

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

256K 11.7K 17
Level tertinggi dalam cinta adalah ketika kamu melihat seseorang dengan keadaan terburuknya dan tetap memutuskan untuk mencintainya. -𝓽𝓾𝓵𝓲𝓼𝓪𝓷�...
10.6M 674K 43
Otw terbit di Penerbit LovRinz, silahkan ditunggu. Part sudah tidak lengkap. ~Don't copy my story if you have brain~ CERITA INI HANYA FIKSI! JANGAN D...
497K 18.7K 33
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
1.3M 119K 60
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...