DAMIRN ✔ (END)

By AuthorID

260K 21.8K 1.3K

Karya pertama dan tidak akan di revisi. "Aku bukan Psikopat Yehana!" Damirn Folx More

PROLOG
DAMIRN 1
DAMIRN 2
DAMIRN 3
DAMIRN 4
DAMIRN 5
DAMIRN 6
DAMIRN 7
DAMIRN 8
DAMIRN 9
DAMIRN 10
DAMIRN 11
DAMIRN 12
DAMIRN 13
DAMIRN 14
DAMIRN 16
DAMIRN 17
DAMIRN 18
DAMIRN 19
Epilog

DAMIRN 15

8.2K 793 32
By AuthorID

Damirn tersadar dari lamunannya, pria itu berkeringat dingin. Ia mencengkram roda kemudi mobilnya dengan kuat lalu menoleh kearah Yehana yang terbaring di kursi belakang mobilnya.

Damirn membuka pintu mobil, memungut kembali jas yang tadi sempat ia buang. Tanpa suara sepatah katapun ia lalu membuka pintu belakang mobilnya, membalutkan jasnya pada tubuh Yehana yang dingin.

Setelah selesai, Damirn kembali masuk ke dalam mobil. Tanpa menunggu sedetikpun  ia langsung membawa mobilnya pulang.

♥♥♥

Jakson terdiam di tempat di mana Damirn menembak betisnya, pria itu terus menahan darah yang hendak terus keluar menggunakan tangannya.

Derap langkah Damirn mendekat, ia menatap lekat Jakson yang terlihat menyedihkan. Jakson tersenyum miring, "Kau gagal?" Tanya Jakson.

Damirn terdiam, ia membuka baju kemeja yang di pakainya lalu merobek baju itu menjadi dua bagian. Damirn lalu berjongkok, mengikatkan sobekan baju kemejanya di betis Jakson.

"Kau seorang dokter, tapi luka kecil saja tak bisa kau tangani sendiri ...."

Damirn kembali berdiri, "Ayo ikut aku." Ucapnya sambil mengulurkan tangan. Jakson terdiam, ia menyambut uluran tangan Damirn lalu bangkit dari duduknya.

"Kau mau membawaku kemana?" Tanya Jakson.

"Rumah Sakit, Yehana tak sadarkan diri. Lukanya cukup parah, keparat itu seperti tak tahu kalau Yehana hanya seorang gadis kecil."

Ucapan Damirn yang barusan berhasil membuat Jakson tertawa kecil, "Kau benar-benar menyukai Yehana, hm?" ucapnya, Damirn terdiam ia sama sekali tak menjawab.

♥♥♥

Mobil Damirn memasuki area parkir Rumah Sakit di mana Jakson bertugas, begitu mobil berhenti, Jakson segera melepas Safety bellnya.

"Tunggu di sini, aku akan memanggil perawat untuk membawa Brankar." Ucap Jakson seraya membuka pintu mobil Damirn. Damirn terdiam, ia ikut keluar dari mobilnya.

"Tidak usah. Gadis yang mungkin beratnya hanya dua kilo ini, percuma kalau menggunakan Brankar. Biar aku saja." Damirn membuka pintu mobil belakangnya, mengeluarkan Yehana dari sana.

Sambil berjalan menuju gedung rumah sakit, Damirn terus memandangi wajah Yehana yang tampak memar di sana-sini. Seseorang harus menerima akibat karena sudah berani berbuat seperti ini pada Yehana, pada gadis kecil Damirn.

Damirn, Jakson serta Yehana sudah tiba di lobi Rumah sakit, semua orang yang berada di dalam sana sontak mengalihkan pandangan mereka kepada Damirn dan Yehana. Bagaimana tidak, beberapa hari yang lalu Damirn telah menodong seorang suster menggunaka pistol, lalu membawa kabur Dokter Jakson dan tidak dapat di lacak sama sekali, dan sekarang, pria itu kembali dengan keadaan telanjang dada dengan seorang gadis yang terluka parah di rangkulannya. Tak cukup itu, di sampingnya juga berjalan Jakson dengan betisnya yang merah.

"Dokter!" Ucap seorang suster.

Jakson mengangkat tangannya, mengisyaratkan kalau dia tengah baik-baik saja. Sang suster tentu tak percaya, ia mengikuti langkah Dokternya.

"Dokter, anda darimana saja?" Tanyanya.


"Jangan perdulikan aku. Kembalilah bekerja." Ucap Jakson dingin.

"Tapi Dokter, orang itu berbahaya. Dia sedang di cari Polisi karena sudah membawa anda kabur tempo hari. Dia juga di curigai tersangka pembunuhan Abrika yang jatuh dari atap gedung. Kita  harus melapor Dok."

Damirn menghentikan langkahnya, begitu pula Jakson juga seorang suster yang bersikeras melarang Jakson mengikuti Damirn.

Damirn menatap suster itu tajam, yang membuat sang suster  memundurkan langkahnya ke belakang.

"Kembalilah, aku akan baik-baik saja. Selama kau tidak melapor kalau dia tengah di sini, maka kita semua aman." Ucap Jakson, Suster itu terdiam, ia sempat menatap manik mata Damirn sejenak sebelum pergi.

Damirn melanjutkan langkahnya, di susul Jakson dari belakang.

"Damirn, kita gunakan ruang VIP di lantai dua. Supaya aku mudah mengobati Yehana. " Jakson memencet tombol lift agar terbuka.

Damirn masih saja terdiam, ia berharap, semuanya belum terlambat seperti yang ia bayangkan sebelumnya.

♥♥♥

Suasana di kamar hotel Damitri begitu ssnyap, sedari tadi ia menunggu kursi roda yang ia pasangkan alat pelacak itu bergerak.

Namun, sampai sekarang, kursi roda itu sama sekali tak berpindah tempat walau hanya satu meter.

"Dia tidak menyelamatkan Yehana? Atau---"

Bip! Bip! Bip!

Layar monitor yang terletak di atas meja Damitri bergerak. Yang itu bearti Damirn sudah masuk perangkap.

"Pak! Kursi rodanya mulai bergerak!" Ucap Frosko. Damitri memutar tubuhnya, "Buka map, kita lihat kemana dia akan membawa gadis itu."

Titik merah di layar monitor terus bergerak. Semakin lama, semakin mendekati lokasi di mana Damitri berada.

"Pak, ada yang aneh. Damirn nampaknya menuju ke sini."

Damitri mengkerutkan dahinya, "Apa kau yakin laptop ini sudah tersambung ke jaringan dengan baik?" Tanya Damitri.

"Tentu saja." Jawab Frosko yakin. Damitri terdiam, Kini titik merah kecil di layar monitor itu tak lagi bergerak.

"Kalian berdua! Cepat periksa area parkir." Perintah Damitri mulai panik, dua orang anak buahnya mengangguk lalu segera keluar dari kamar hotel tersebut. Damitri tampak berfikir keras.

"Frosko, untuk sementara. Kita harus keluar dari sini dulu, bisa bahaya kalau Damirn menemukan kita dalam keadaan tidak siap seperti ini ...."

Frosko mengangguk, ia menutup laptopnya lalu menyusul langkah Damitri.

"Ah ya, Frosko. Lihatlah keadaan di luar sejenak, kalau aman beritahu aku." Ucap Damitri sambil memakai jasnya.

"Baik, pak." Setuju Frosko, ia membuka pintu, mengamati keadaan luar sejenak. Tak ada sosok Damirn, yang itu bearti keadaan aman.

Frosko membalik tubuhnya, "Pak keada---"

Dorrr!

Sebuah peluru yang menembus dahi Frosko membuat tubuhnya tumbang begitu saja, di ambang pintu, berdiri Damirn yang masih mengacungkan moncong pistolnya ke depan. Ia menatap Damitri dengan tajam. Berpisah selama 18 tahun dengan sang ayah, membuat perasaan cinta Damirn berubah menjadi dendam.

"Damirn ...." ucap Damitri.

Damirn terdiam, ia membelokkan bidikan pistolnya mengarah Damitri. Perlahan Damirn masuk ke dalam.

"Tunggu Damirn, kau tak bisa menembakku ...."

Damitri mundur ke belakang, menghindari keberadaan Damirn yang kain semakin dekat.

"Kenapa tidak bisa? Apa karena kau adalah ayahku?" Damirn memiringkan kepalanya.

Damitri terdiam, dengan diam ia mengeluarkan ponselnya dari saku lalu membuka kamera. Dengan cepat ia membidikkan kamera itu ke hadapan Damirn.

Ckrik!

Ckrik!

Ckrik!

Damitri tahu, kalau Damirn mengidap Panic Disorder sejak kecil. Jadi, mudah baginya untuk melumpuhkan Damirn.

"Bukan karena aku ayahmu, tapi karena kau itu lemah. Dan tak berguna!"

Damirn memegangi kepalanya, mencoba menghindari lampu flash kamera yang di arahkan kepadanya. Meski sedang dalam keadaan kesakitan, Damirn masih mencoba membidik Damitri dengan pistolnya.

Dorr!

Peluru itu meluncur ke sembarang tempat, karena Damirn yang sudah tak terkendali.

Ckrik!

Ckrik!

"Arrrrrrggghhhhh!" Erang Damirn, ia terduduk lemas, bahkan pistol yang sedari tadi ia pegang sudah terlepas dari tangannya. Damirn terus memegangi kepalanya yang berdenyut terus-menerus.

"Kau kalah Damirn, kau kalah ...."



Tbc...

DAMIRN

ayo dukung story ini dengan cara klik bintang dan tambahkan komentar.

VOMENT ♥
.

.

.

.
WARNING !!!
CARA MEMBACA NAMA DAMIRN = DAMIREN

Yang kangen Damirn, mana suaranya? 👅

Continue Reading

You'll Also Like

S E L E C T E D By mongmong09

Mystery / Thriller

310K 16.4K 30
Tentang obsesi seorang pria misterius terhadap seorang gadis yang menolongnya. ---------------------------------------------------- Raina Karlova, se...
141K 11.9K 22
The Goofy Chaplin, itulah sebutannya. Lelaki tinggi berkostum formal yang bekerja di salah satu taman hiburan sebagai badut sulap. Tidak ada yang tid...
1M 50.9K 35
Hara Sabriyya merasa beruntung memiliki seorang kakak yang selalu berusaha untuk ada ketika Hara membutuhkannya, melebihi kehadiran kedua orangtuanya...
542 123 29
💐💐💐💐. 💐💐💐💐. 💐💐💐💐. ATTENTION WARNING ⚠️ . CERITA MURNI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI!! DILARANG KERAS UNTUK MEMPLAGIAT...