Sister Its Not Visible

By aratiaralan

8.7K 688 96

BERBEDA ALAM (Season II) Via ber-Reinkarnasi. Tahukah Ralden mengenai Reinkarnasi? Pasalnya, Lorra Alisia, ga... More

Sister Its Not Visible
Part 1
Part 2
Part 3
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15 a
Part 15 b
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19

Part 4

470 38 1
By aratiaralan

Di dalam sebuah perumahan elite, rumah-rumah mewah berbaris rapi dengan manisnya. Arneta Putri mengendarai mobilnya dengan kecepatan rendah, sejak awal ia memasuki perumahan ini. Dia sama sekali tak terkejut, karena perumahan tempat ia tinggal pun tak kalah mewahnya. Neta memasuki sebuah rumah mewah berkelas, seorang satpam membuka gerbang. Keningnya berkerut, mengapa satpam ini tak menanyainya dengan beberapa pertanyaan. Neta akhirnya membuka kaca mobilnya lalu bertanya pada si satpam.

''Pak, kok langsung dibukain aja gerbangnya? Biasanya juga kan ditanya-tanya, ada keperluan apa, atau mau bertemu siapa.''tanya Neta pada pak satpam yang sedang menutup kembali gerbang dengan arah memunggungi Neta, namun pada saat satpam itu menoleh, Neta membeku seketika. Satpam termuda yang pernah ia jumpai, tampan dengan kulit bersih, tubuhnya tinggi, lebih cocok menjadi artis dari pada seorang satpam.

''Maaf non, tadi non Lorra sudah pesan, kalau ada cewek seusia dia kesini, langsung dibukain aja gerbangnya! Gitu non kata non Lorra''jawab si satpam dengan senyum ramah dibibirnya, Neta terpaku, senyumnya menawan. Membuatnya berkali-kali harus menarik napas panjang, ia tak mau berlama-lama berdiam disitu karena kali ini dia percaya, seluruh oksigennya akan dihisap perlahan-lahan oleh satpam ganteng ini.

Neta memasuki pelataran parkir, benar-benar mewah. Tempat parkir mobil yang lumayan luas, sesaat ia masih teringat akan senyum menawan satpam ganteng yang bekerja dirumah sahabat barunya ini. Dan dia berjanji akan mengintrogasi sahabatnya ini tentang satpam ganteng dirumahnya.

''Assalamualaikum tante''ucap Neta sopan kepada wanita paruh baya yang ia yakin merupakan ibunya Lorra.

''Walaikumsalam, emm kamu teman baru Lorra?''tanya ibu Lorra dengan kening berkerut, Neta mengangguk.

''Lorranya ada dikamar, kamu kekamarnya aja langsung, kamarnya ada di atas, oh iya boleh tante tau nama kamu?''ucap ibu Lorra.

''Arneta tante''jawab Neta, ibu Lorra hanya mengangguk.

''Ayo tante antar kekamar Lorra, nanti kamu bisa salah kamar lagi. Soalnya ada keponakan tante yang menginap disini, dia baru aja pulang setelah selesai menyelesaikan kuliahnya di Jerman''kata ibu Lorra, Neta hanya mengangguk-angguk saja. Perlahan dia mengikuti tante Cahya yang merupakan nama ibu Lorra. Dia memperhatikan wanita paruh baya itu dengan cermat, cantik. Satu kata yang ada dipikrannya saat itu tentang ibu Lorra, walaupun dengan umur yang hampir dibilang tua, wanita itu masih saja terlihat seperti berumur 30 tahunan.

Setelah selesai dengan lamunannya tentang ibu Lorra, ia beralih kepada rumah Lorra yang terkesan mewah, elegan dan sangat rapi. Beberapa lukisan terpajang didinding, lemari yang penuh dengan pajangan, serta barang-barang antik yang mungkin sudah berumur ratusan tahun.

''Lorra, ini ada teman kamu, namanya Neta''kata ibu Lorra sambil mengetok-ngetok pintu kamar Lorra, sesaat kemudian pintu terbuka, terlihat lah Lorra dengan wajah amburadul penuh coret-corettan spidol.

''Astaga, kamu ini! Hampir saja ibu teriak bahwa ada angkatan militer mampir kerumah ini''ucap ibu Lorra, Neta menahan tawanya yang hampir meledak. Lorra memanyunkan bibirnya lalu menarik Neta kedalam kamar.

Lorra tidak sendiri malam itu, ada seorang gadis menemaninya.

''Oh iya, Neta kenalin, ini adek kelas aku''ucap Lorra sambil memperkenalkan Karin kepada Neta.

''Neta''

''Karin''

Keduanya tersenyum, sedangkan Neta sudah tak kuat menahan tawa, wajah Karin tak kalah amburadulnya dengan wajah Lorra. Spidol warna-warni menghiasi kedua wajah mereka.

''Jadi, bisa kalian jelasin kenapa kalian seperti ini?''tanya Neta masih dengan tawanya yang terpingkal-pingkal, keduanya merengut kesal. Lalu melempar Neta dengan bantal kura-kura berkuran besar.

'Dug'

''Awwww''Neta meringis sambil mengusap-usap kepalanya, dia menatap tajam wajah Karin dan Lorra.

''Hehe, pissss Neta''ucap Lorra cengengesan. Neta manyun, kepalanya benar-benar sakit karena terkena biji mata-mataan si kura-kura yang tajam.

''Kita tuh lagi main ular tangga kak, yang kalah ya harus mau dicoret-coret pakai spidol''ucap Karin dengan nada polosnya. Neta menggeleng-geleng melihat kelakuan sahabatnya dan adek kelasnya ini.

''Jadi Lorra, sejak kapan kamu bisa sedekat ini sama orang lain selain orang tuamu dan keluargamu?''tanya Neta to the point. Tentu saja Karin tak mengerti apa yang diucapkan Neta barusan.

Lorra sudah memperhitungkan semuanya, karena Neta pasti akan bertanya tentang hal ini.

''Well, aku memang tak sengaja kenal dengan Karin, dia baik dan aku sudah bisa membaca itu semua, kau boleh uji coba kemampuanmu padanya!''jawab Lorra. Neta mengerti. Dan disini hanya Karin yang tak mengerti apa yang diucapkan kedua kakak kelasnya ini.

''Well, Karin. Cukup baik, pecemburu yang hebat, kadang-kadang egois dan manja, tingkat kepolosan yang luar biasa, gampang dibodohi persis seperti anak kecil''ucap Neta spontan, Karin tercengang.

''Ga usah kaget gitu, dia juga punya kemampuan yang sama kaya kakak''ucap Lorra segera menyadarkan Karin. Karin hanya manggut-manggut saja.

''Jadi dia sudah tahu?''tanya Neta. Lorra mengangguk.

''Oke, jadi. Maaf aku agak mendadak kerumah kamu, habisnya aku ga ngerti sih PR matematika, bisa kan kita ngerjain bareng?''kata Neta pada Lorra.

''Iya Neta sayanggggg''ujar Lorra gemas. Neta lupa! Ia belum menanyakan satpam ganteng yang kerja dirumah Lorra.

''Oh iya!! Satpam ganteng yang kerja dirumah kamu itu namanya siapa Lorraaaaa? Ganteng banget sumpah!!''teriak Neta, Karin dan Lorra melongo seketika.

''Ya ampun, kakak itu berkepribadian ganda ya? Atau berkelamin ganda? Kok tadi serius banget kayanya, tapi sekarang malah kaya anak muda lagi jatuh cinta''ucap Karin polos, Lorra terkikik geli, sedangkan Neta memajukan bibirnya, manyun.

''Karin, dia ini emang aneh, hihi''kata Lorra setengah terkikik mengucapkannya. Karin terkekeh lalu mengacungkan 2 jarinya.

''Pisss kakk, hehe''ujar Karin.

''Lorra serius ah, siapa sih dia? Ganteng banget. Kok kamu ga kecantol sih? Terus kenapa kamu malah terima dia jadi satpam? Kan gak cocok banget''kata Neta lagi, Lorra hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

''Dia itu namanya Reza, Reza Palvian Fernan-''

''Aaaaaaaa, gila ya! Namanya aja sebagus itu masa sih jadi satpam ya ampun ga cocok banget sumpah!!''ucapan Lorra terpotong oleh suara teriakkan Neta, astaga ini anak, norak banget sih! Batin Lorra.

''Ya ampun, Neta heboh banget si kamu?-_- kaya ga pernah liat cowok ganteng aja, lagian aku kan belum selesai ngomong, kamu malah teriak, dasar norak''kata Lorra panjang kali lebar. Karin melongo melihat kedua kakak kelasnya ini, dia yang tadinya duduk-duduk saja akhirnya ikut nimbrung.

''Lagian kak cowok kaya dia itu disekolah juga banyak, sekolah kita kan bukan hanya terkenal elitnya, tapi juga muridnya yang ganteng dan cantik-cantik, kaya aku nih contohnya''kata Karin ikut nimbrung kedalam pembicaraan mengenai satpam ganteng ini. Neta menatap Karin setengah mau muntah, Lorra tertawa.

''Tapi, yang punya aura baik itu ya Cuma dia, cowok disekolah mah pikirannya cuma cewek, harta kalo engga tahta, udah muak deh kakak liat cowok jaman sekarang mah''ucap Neta tak mau kalah, dasar bocah! Batin Lorra sambil terkikik.

''Apa? Kamu bilang aku bocah?!''ucap Neta spontan sambil menatap tajam Lorra, Lorra menepok jidatnya keras, astaga kenapa bisa lupa, dia kan bisa baca pikiran.

''Bercanda, pisss''kata Lorra, Neta cemberut.

''Yaudah mau diceritain gak tentang Reza?''tawar Lorra. Seketika mata Neta berbinar-binar.

''Mau!!''jawab Neta cepat.

''Simak baik-baik. Jadi dia itu asalnya dari kampung, dia kuliah di Jakarta, tapi sekarang gak dilanjut gara-gara ga ada biaya, orang tuanya sakit keras, dia anak pertama, punya 2 orang adik perempuan yang satu masih SMA yang satu lagi SMP. Jadi dia satu-satunya harapan orang tua dan adik-adiknya, dia bisa sampai sini karena waktu itu nolongin ibu aku yang hampir dijambret, nah pas waktu itu juga dia lagi cari kerjaan, awalnya ayah mau dia kerja di perusahaan ayah, tapi dia nolak. Kurang pengalaman katanya, padahal kalo diliat dari nilai kuliahnya, hampir semuanya bagus, dia cerdas. Pernah waktu itu dia ditawarin untuk kuliah lagi sambil kerja, tapi dia juga nolak. Kebetulan ayah lagi butuh satpam rumah, karena mang udin udah pensiun dan balik ke kampungnya, terus dia nawarin diri jadi satpam. Awalnya ayah gak setuju, tapi dia bersikeras. Akhirnya ayah terima dia jadi satpam dengan gaji 3 kali lipat lebih besar''ucap Lorra panjang lebar, Neta manggut-manggut. Karin kembali memakan snacknya yang tadi tertunda karena mendengarkan Lorra cerita.

''Aku ga nyangka dibalik wajah tampannya tersembunyi sebuah kisah menyedihkan''ucap Neta lebay, Lorra mendelik.

''Lebay!''kata Lorra. Neta mencibir.

''Biarin!''Neta melet-melet. Karin geleng-geleng melihat kedua kakak kelasnya.

''Peringatan buat Karin, jangan pernah pandang orang dari fisik! Mengerti?''ucap Lorra kepada Karin, Karin hanya manggut-manggut. Lorra jengkel setiap kali Karin mengadu bahwa ia baru saja putus dengan pacarnya, ralat. Mantannya, ia tahu semua mantan Karin, cowok kaya raya, ganteng dan salah satu orang penting di sekolah. Dari sudut pandang itu lah, Lorra mengetahui Karin yang hanya memandang orang lain dari fisik dan materi. Dan entah sudah berapa kali ia mengatakan hal itu pada Karin. Dia hanya tidak mau Karin terjerumus ke hal-hal negatif, dia menyayangi Karin seperti dia menyayangi kakak kesayangannya itu, Febby.

''Kak, kenapa kakak engga PDKT aja sih sama kak Rizal?''tanya Karin tanpa ada yang disensor, alhasil Neta menatapnya penuh curiga.

''Rizal? Siapa lagi tuh?''tanya Neta kepo.

''Dia it-''

''Bukan siapa-siapa, Cuma kakak kelas aja kok''sergah Lorra cepat, memotong ucapan Karin.

''Bohong! Jangan pernah bohong didepan aku deh''balas Neta cepat. Lorra menghembuskan nafas berat. Dia malas membahas Rizal.

''Tanya sama Karin aja''ucap Lorra, Neta mengalihkan pandangannya menatap Karin.

''Namanya Rizal Apriansyah, ketua tim basket cowok, ganteng, kaya, baik, tapi agak-agak playboy sedikit. Dia satu-satunya cowok yang berani deketin kak Lorra, aku juga gatau niat dia apa. Secara dia kan sedikit playboy dan kak Lorra sendiri kan terkenal aneh disekolah''kata Karin. Neta menemukan alasan kenapa Lorra agak malas membahas soal Rizal.

''Pati karena cap 'Playboy' itu kan yang bikin kamu malas bahas dia?''tanya Neta, Lorra mengangguk.

''Aku jadi penasaran siapa orangnya''kata Neta lagi, kali ini dia persis seperti detektif, mengetuk-ngetukkan jarinya di dagu, matanya menyipit membayangkan seseorang bernama Rizal itu.

''Kok jadi bahas ini sih? Ayo kita kerjain PR matematikanya!''ucap Lorra, Neta mengangguk lalu seketika itu juga ia menepok jidatnya.

''Bukunya ada di mobil Ra!''kata Neta.

''Dasar pelupa!, yaudah ambil!''balas Lorra cepat.

''Anterin.. takutt''kata Neta, Lorra menarik napas pendek, temannya ini emang bikin ruwet!

''Ayo, Karin kamu gak papa kan kakak tinggal sebentar?''tanya Lorra, Karin mengangguk. Dia sedang asyik nenonton TV.

Neta mengikuti Lorra dari belakang, Lorra jadi gregettan sendiri sama Neta, ngapain juga dia takut. Ah, pasti akal-akalan dia aja nih! Bilang aja pengen dikenalin sama Reza, dasar genit! Batin Lorra.

''Enak aja bilang aku genit!!''sergah Neta cepat. Lorra tak menggubris, akan tambah panjang masalahnya.

Mereka menuju pelataran parkir, Neta memasuki mobilnya dan mengambil sebuah buku. Lalu mereka kembali ke kamar Lorra.

''Astaga, baru ditinggal sebentar nih anak udah molor aja!''ucap Lorra sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, bagaimana tidak. Belum ada 15 menit ditinggal, Lorra melihat Karin sudah terkapar di kasurnya, tertidur pulas. Neta terkikik geli.

''Yuk kerjain, udah malem nih''ajak Lorra.

Mereka mengerjakan PR nya sampai selesai. Sudah pukul 22.00. Neta pamit pulang karena besok sekolah.

Saat ini Lorra bingung, Karin tertidur pulas, dia ga tega kalau harus membangunkan Karin dan menyuruhnya pulang. Ah ada ide! Pikirnya. Lorra mengambil ponselnya yang terletak disebelahnya lalu memencet nomor yang akan ia panggil.

''Assalamualaikum tante?''suara Lorra terdengar sopan.

''Walaikumsalam, ada apa Lorra?''tanya seorang wanita paruh baya diseberang sana.

''Ini tante, Karin tertidur pulas dikamar aku, aku ga tega kalau harus bangunin dia dan nyuruh dia pulang, apalagi kan dia bawa mobil. Nanti takut ada apa-apa. Lorra mau usul, tante kirim sopir tante kemari sambil bawain baju seragam untuk besok dan pelajarannya''kata Lorra.

''Yaudah nanti tante bilang sama sopir tante, tante titip Karin ya Lorra. Soalnya besok tante ada kerjaan dan harus bulak-balik ke Singapur''kata Ibu Karin.

''Iya tante, pasti. Yaudah udah malem nih tante, Lorra ngantuk.''Lorra menutup telponnya setelah mendengar salam dari ibu Karin.

Lorra menghempaskan tubuhnya di samping Karin lalu ikut tertidur pulas.

***

Ralden mengurungkan niatnya untuk mengunjungi Lorra malam itu, dia melihat sendiri Neta sedang menuju rumah Lorra. Dia ga mau sampai ketahuan sedang mengunjungi Lorra, pasti Neta akan langsung heboh.

Ralden kini sedang melamun memikirkan Lorra. Masih ada rasa rindu merayap dihatinya, rasa sayang dan cinta yang sama seperti dulu. Cuma Febby satu-satunya kunci untuk mengetahui siapa Lorra. Dan sampai saat ini dia sama sekali belum menemukan Febby.

***

Pagi harinya..

''Kakkk baju seragam yang diantar supir aku ditaruh dimana?''teriak Karin yang saat ini sedang mencari-cari bajunya setelah selesai mandi. Lorra yang sedang berada didalam kamar mandi pun terpaksa menghentikan aktifitasnya.

''Di sofa Karin!! Masa tas segede gitu engga kelihatan?!''teriak Lorra geram dari kamar mandi. Karin cengengesan sendiri, ternyata matanya pagi ini sedang tidak bekerja dengan baik. Ia kemudian memakai bajunya, lalu segera turun kebawah.

''Kak aku tunggu dibawah ya, jangan lama-lama kak''teriak Karin. Dari dalam kamar mandi Lorra menghentak-hentakkan kakinya, kesal. Karena pagi ini ia telat bangun sekolah gara-gara Karin.

Ibu Karin dan Ibu Lorra ternyata saling kenal, mereka merupakan teman satu sekolah dulunya, membuat Karin dan Lorra sudah saling mengenal satu sama lain.

''Pagi tante''sapa Karin pada Ibu Lorra.

Continue Reading

You'll Also Like

5.4K 917 22
Seri Cerita SETAN Bagian 2 Waktu libur kali itu tidak terisi dengan kegiatan bersantai bagi Karel dan seluruh anggota timnya. Mereka mendapatkan peke...
1M 8K 9
(FIKSI) Lulu,gadis manis bertubuh indah menikah dengan jin,bukan untuk "pesugihan" tapi untuk "perlindungan"
10.5K 749 22
"Kamu siapa?" "kamu bisa melihat ku?!" penasaran?cuss langsung masuk aja ..banyak plot twist yang ga bakal kalian duga NOT BXB YES BROTHERSHIP Sebe...
3.2K 708 12
Hanya karena satu malam itu membuat kehidupan seorang perempuan itu menjadi malapekata. Dia Oline chey mahendra gadis yang introvert yang susah untuk...