Part 4

469 38 1
                                    

Di dalam sebuah perumahan elite, rumah-rumah mewah berbaris rapi dengan manisnya. Arneta Putri mengendarai mobilnya dengan kecepatan rendah, sejak awal ia memasuki perumahan ini. Dia sama sekali tak terkejut, karena perumahan tempat ia tinggal pun tak kalah mewahnya. Neta memasuki sebuah rumah mewah berkelas, seorang satpam membuka gerbang. Keningnya berkerut, mengapa satpam ini tak menanyainya dengan beberapa pertanyaan. Neta akhirnya membuka kaca mobilnya lalu bertanya pada si satpam.

''Pak, kok langsung dibukain aja gerbangnya? Biasanya juga kan ditanya-tanya, ada keperluan apa, atau mau bertemu siapa.''tanya Neta pada pak satpam yang sedang menutup kembali gerbang dengan arah memunggungi Neta, namun pada saat satpam itu menoleh, Neta membeku seketika. Satpam termuda yang pernah ia jumpai, tampan dengan kulit bersih, tubuhnya tinggi, lebih cocok menjadi artis dari pada seorang satpam.

''Maaf non, tadi non Lorra sudah pesan, kalau ada cewek seusia dia kesini, langsung dibukain aja gerbangnya! Gitu non kata non Lorra''jawab si satpam dengan senyum ramah dibibirnya, Neta terpaku, senyumnya menawan. Membuatnya berkali-kali harus menarik napas panjang, ia tak mau berlama-lama berdiam disitu karena kali ini dia percaya, seluruh oksigennya akan dihisap perlahan-lahan oleh satpam ganteng ini.

Neta memasuki pelataran parkir, benar-benar mewah. Tempat parkir mobil yang lumayan luas, sesaat ia masih teringat akan senyum menawan satpam ganteng yang bekerja dirumah sahabat barunya ini. Dan dia berjanji akan mengintrogasi sahabatnya ini tentang satpam ganteng dirumahnya.

''Assalamualaikum tante''ucap Neta sopan kepada wanita paruh baya yang ia yakin merupakan ibunya Lorra.

''Walaikumsalam, emm kamu teman baru Lorra?''tanya ibu Lorra dengan kening berkerut, Neta mengangguk.

''Lorranya ada dikamar, kamu kekamarnya aja langsung, kamarnya ada di atas, oh iya boleh tante tau nama kamu?''ucap ibu Lorra.

''Arneta tante''jawab Neta, ibu Lorra hanya mengangguk.

''Ayo tante antar kekamar Lorra, nanti kamu bisa salah kamar lagi. Soalnya ada keponakan tante yang menginap disini, dia baru aja pulang setelah selesai menyelesaikan kuliahnya di Jerman''kata ibu Lorra, Neta hanya mengangguk-angguk saja. Perlahan dia mengikuti tante Cahya yang merupakan nama ibu Lorra. Dia memperhatikan wanita paruh baya itu dengan cermat, cantik. Satu kata yang ada dipikrannya saat itu tentang ibu Lorra, walaupun dengan umur yang hampir dibilang tua, wanita itu masih saja terlihat seperti berumur 30 tahunan.

Setelah selesai dengan lamunannya tentang ibu Lorra, ia beralih kepada rumah Lorra yang terkesan mewah, elegan dan sangat rapi. Beberapa lukisan terpajang didinding, lemari yang penuh dengan pajangan, serta barang-barang antik yang mungkin sudah berumur ratusan tahun.

''Lorra, ini ada teman kamu, namanya Neta''kata ibu Lorra sambil mengetok-ngetok pintu kamar Lorra, sesaat kemudian pintu terbuka, terlihat lah Lorra dengan wajah amburadul penuh coret-corettan spidol.

''Astaga, kamu ini! Hampir saja ibu teriak bahwa ada angkatan militer mampir kerumah ini''ucap ibu Lorra, Neta menahan tawanya yang hampir meledak. Lorra memanyunkan bibirnya lalu menarik Neta kedalam kamar.

Lorra tidak sendiri malam itu, ada seorang gadis menemaninya.

''Oh iya, Neta kenalin, ini adek kelas aku''ucap Lorra sambil memperkenalkan Karin kepada Neta.

''Neta''

''Karin''

Keduanya tersenyum, sedangkan Neta sudah tak kuat menahan tawa, wajah Karin tak kalah amburadulnya dengan wajah Lorra. Spidol warna-warni menghiasi kedua wajah mereka.

''Jadi, bisa kalian jelasin kenapa kalian seperti ini?''tanya Neta masih dengan tawanya yang terpingkal-pingkal, keduanya merengut kesal. Lalu melempar Neta dengan bantal kura-kura berkuran besar.

Sister Its Not VisibleWhere stories live. Discover now