Part 16

131 16 13
                                    

"Hmm" lenguhan Lorra terdengar oleh Dion. Dion yang kaget Lorra mulai tersadar cepat cepat menyembunyikan diary Lorra di lemarinya. Perlahan mata Lorra terbuka. Tenggorokannya sakit karena haus. Pandangannya menatap sekeliling ruangan dan menemukan Dion yang menatapnya cemas.

"Dion? Sejak kapan kamu disini?" Tanya Lorra.

"A--aku yang mengantarkanmu pulang. Tadi kamu pingsan." Jawab Dion.

"Aku pingsan?" Tanya Lorra. Dion hanya menganggukan kepalanya.

"Lorra, aku boleh minta satu hal padamu?" Ucap Dion. Kening Lorra mengerut seiring dianggukannya kepalanya secara perlahan.

"Tolong, jangan lakukan apapun dengan hal yang berbau dunia lain, sendirian. Aku tau kamu perduli dengan Karin. Tapi kamu cuma seorang diri. Kalo sampai kamu kenapa-kenapa gimana. Kakak kamu itu sudah berbulan bulan ninggalin kamu. Selama ini yang jadi tameng kamu itu kakakmu. Kamu belum cukup kuat menghadapi mereka sendirian. Sekarang ada aku, aku tau kita belum terlalu saling mengenal. Tapi jangan sungkan-sungkan untuk meminta bantuanku. Aku akan selalu ada buat kamu Lorra." Kata Dion dari hati yang paling dalam.
Lorra tertegun mendengarnya, matanya berkaca-kaca. Tes, air mata kemudian meleleh membasahi pipi mulusnya.
Febby, kemana kakaknya itu pergi. Apa dia tidak memperdulikan Lorra lagi? Lorra benar-benar merasa sendirian di dunia ini. Perasaan Lorra menjadi sangat tertekan. Haruskah ia bersyukur akan anugrah yang diberikan Tuhan secara khusus untuknya? Kenapa Tuhan memberikan anugrah ini pada dirinya? Kenapa bukan orang lain saja? Perasaan tertolak menghantuinya kembali. Rasa yang ia rasakan sebelum kedatangan kakaknya, setelah kedatangan kakaknya, Febby membuat Lorra melupakan rasa tertolak itu jauh-jauh. Dan kini Febby pergi membuat rasa tertolak itu datang kembali. Menghantui Lorra.
Lorra menangis, apa yang harus ia perbuat kini?
Dion kaget saat tangisan Lorra menjadi sangat kencang. Refleks Dion memeluk Lorra.
"Berhentilah menangis Lorra, aku bingung harus berbuat apa" kata Dion. Lorra tidak menjawab hanya terus menangis.

***

"Feb, sudah waktunya kamu pulang. Kasian Lorra, dia tertekan" Kata Andri. Namun Febby masih terus bergeming. Hubungannya yang makin tidak jelas dengan Andri, Febby berusaha melupakan fakta bahwa Andri menyukainya, ia sudah berbicara pada Andri. Andri menerima, dia tidak mau memaksa Febby, Andri tau Febby hanya mencintai satu orang saja. Tidak ada dendam di hati Andri walau cintanya bertepuk sebelah tangan. Dia salah satu malaikat yang paling sabar diantara yang lainnya..

"Entah, aku tak ingin kembali dan tak mau mencampuri urusan mereka." Kata Febby wajahnya menunduk melihat awan yang sedang menampilkan dua wajah seseorang. Didalam awan tersebut menggambarkan peristiwa yang sedang berlangsung. Dua wajah itu adalah Dion dan Lorra yang sedang berpelukan dengan Lorra yang menangis. Wajah Febby sendu, Andri menghela nafas.

"Kau tahu Dion itu siapa?" tanya Andri.

"Kau pikir untuk apa seorang malaikat mau bersusah payah bersemayam di tubuh manusia. Hanya untuk mengetahui kebenaran tentang Lorra. Dia sudah melanggar peraturan." Kata Febby sinis.

***

"Kamu udah baikan ra?" Tanya Dion. Lorra melepaskan pelukannya sambil mengangguk.

"Lebih baik sekarang kamu istirahat ya. Aku mau izin pulang." Kata Dion, Lorra mengangguk. Dion mulai beranjak dari ranjang Lorra tetapi tangannya dipegang oleh Lorra.

"Makasih Dion." Kata Lorra sambil berusaha tersenyum. Dion mengganguk sambil tersenyum manis. Lorra memperhatikan Dion yang lama-lama semakin mirip seorang hantu yang baru dikenalnya, Ralden.

***

"Sekarang apa rencana kita Zal?" Tanya seorang gadis cantik yang berhadapan dengan seorang cowok yang bernama Rizal.

"Aku rasa kita kalah satu langkah dari malaikat busuk itu. Aku ga akan rela melihat mereka bersatu. Di dunia atau pun di akhirat." kata Rizal berapi-api.

"Apa kau bisa melenyapkan malaikat itu?" Tanya gadis itu hati-hati.

"Untuk saat ini mungkin tidak. Tapi aku yakin kita akan bisa memusnahkannya. Aku akan menyusun rencana untuk menyingkirkan dia." Kata Rizal.

Bersambunggggg***

Sister Its Not VisibleWhere stories live. Discover now