Part 6

406 34 2
                                    

Lorra nyaris berteriak saat merasakan ada sebuah tangan yang memegangnya, namun orang tersebut langsung membekap Lorra.

"Sssst, kamu ngapain disini?"tanya seorang laki-laki yang membekap Lorra, perlahan tangannya mengendur dan melepaskannya dari mulut Lorra. Refleks Lorra memeluknya, ia benar-benar ketakutan saat ini.

"Hei, ada apa?"tanya orang itu lagi. Laki-laki itu merasakan tubuh gadis itu berguncang hebat, baju seragamnya terasa basah, perlahan tubuh gadis itu mulai berat, laki-laki itu menahan tubuh gadis itu dan terkejut melihat gadis itu sudah tidak sadarkan diri. Dengan cepat ia membopong tubuh gadis itu menuju mobilnya.

***

Lorra membuka matanya perlahan, kepalanya terasa sangat pusing, matanya kemudian menyapu seluruh ruangan yang ia tempati.

"Aku dimana?"gumamnya. Terdengar bunyi pintu terbuka.

"Kak Rizal??"Pekik Lorra, terkejut saat yang memasuki tempatnya kini adalah seorang lelaki yang selama ini dihindarinya.

Rizal hanya tersenyum manis, ditangannya terdapat nampan berisi segelas air putih dan beberapa helai roti.

"Kamu udah sadar?"tanyanya. Lorra tidak menjawab pertanyaan Rizal, ia kemudian mencoba untuk bangun, namun dengan cepat Rizal membantu Lorra.

"Kenapa aku bisa disini?"tanya Lorra.

Tadi kamu pingsan, sebenarnya tadi itu kamu kenapa? Kaya orang ketakutan"tanya Rizal. Lorra terdiam.

"Aku ingin pulang"kata Lorra. Rizal mendelik. Cewek ini! Cuma dia yang nolak gue terang-terangan, batinnya.

"Tunggu sebentar, kondisi kamu belum begitu pulih."ujar Rizal. Lorra menggeleng, dikeluarkannya seluruh tenaganya untuk bangkit dari kasur itu hingga ia berdiri tegak. Rizal menghela nafas.

"Biar kakak antar"Lorra belum sempat menolak, Rizal lebih dulu menarik Lorra dan merangkulnya. Lorra menurut saja, tak ada tenaga untuk melepaskan rangkulan dari tangan kekar Rizal.

***

Pukul 17.00 sore.

Lorra merutuki kebodohannya tadi siang. Masalahnya ia kini jadi lebih dekat dengan Rizal, terlebih saat Rizal sudah memegang kartu as nya. Karena ibunya sempat memuji-muji Rizal didepannya saat mengantarkan ia pulang.

"Sial. Tuh cowok emang bener-bener deh!"Lorre geleng-geleng kepala, terdengar bunyi gemeletuk dari gigi-giginya menandakan ia benar-benar kesal.

"Sabar ra, sabar. Fiuhh"Lorra menarik nafas lalu menghembuskannya pelan.

Namun kini fokus Lorra tidak lagi Rizal. Cowok berpenampilan culun dirumah Rizal yang membuatnya bingung sekaligus risih. Masalahnya, tuh cowok ngeliat Lorra udah kaya harimau mau nerkam mangsanya, tajam dan mengkilat. Sekilas, begitulah tatapan matanya terhadap Lorra. Namun, Lorra sempat merasakan sesuatu, aura cowok itu. Menenangkan. Lorra bahkan sempat berhenti sebentar untuk menatap cowok itu sebelum ia bertanya pada Rizal siapa cowok itu.

"Cowok itu siapa?"tanya Lorra.

"Oh, dia sepupuku"jawab Rizal ketus, seperti enggan membahasnya. Lorra hanya mengangguk-angguk saja.

"Cowok culun itu, bener-bener nenangin. Siapa sih tuh cowok?"batin Lorra.

Saat itu pula, sekilat bayangan putih melesat cepat ke arah Lorra.

Lorra cemberut saat mengetahui sesosok bayangan itu.

"Kemana aja kak? Lupa kalo punya adek ya?"tanya Lorra ketus.

Febby hanya tersenyum, Lorra mengendus kesal, lalu berjalan ke arah kasurnya. Lorra menarik selimutnya lalu tertidur pulas. Febby menatap Lorra nanar.


Maaf baru bisa ketik segini. Sibuk banget-_-

Sister Its Not VisibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang