🌌 citrus. | ✓

aresnim

993K 149K 8.6K

taehyung dengar, anak pemilik kost yang ditempatinya ganteng sekali. [kookv +bts] ⚠️cover from pinterest's pi... Еще

splash!
| 001
| 002
| 003
| 004
| 005
| 006
| 007
| 008
| 009
| 010
| 011
| 012
| 013
| 014
| 015
| 016
| 017
| 018
| 019
| 020
| 021
| 022
| 023
| 024
| 025
| 026
| 027
| 028
| 029
| 030
| 031
| 032
| 033
| 034
| 035
| 036
| 037
| 038
| 039
| 040
| 041
| 042
| 043
| 044
| 045
| 046
| 047
| 048
| 049
| 050
| 051
| 052
| 053
| 054
| 055
| 056
| 057
| 058
| 059
| 060
| 061
| 062
| 063
| 064
| 065
| 066
| 067
| 068
| 069
| 070
| 071
| 072
| 073
| 074
| 075
| 076
| 077
| 078
| 079
| 080
| 081
| 082
| 083
| 084
| 085
| 086
| 087
| 088
| 089
| 090
| 091
| 092
| 093
| 094
| 095
| 096
| 097
| 098
| 099
| 100 - end
afterword
[extra] : failed surprise and happy belated birthday
[extra] : arkananda snapgram updates!
[extra] : announcement for "citrus 2.0"
[extra] : @hananda.taehyung's instagram update!
[extra] : @arkasajmahardika's instagram updates!

[extra] : failed surprise and happy belated birthday (2)

7.9K 924 144
aresnim

benar saja, yang terbaring di kamar inap itu benar-benar arkasa jeongguk. matanya terpejam, sudut bibirnya sobek, beberapa lebam terlihat jelas di wajahnya dan dahinya dibalut perban yang masih ada bekas obat merahnya. selain itu, lengannya juga diinfus. ia sudah tidak lagi ada di ruangan gawat darurat, sudah dipindahkan ke ruangan lain yang lebih tenang.

benar-benar kecelakaan, bukan bohongan seperti yang diperkirakanㅡ atau diharapkan taehyung. malah menurut taehyung, lebih baik ia dibohongi dibanding melihat jeongguk terluka dan tidak sadarkan diri begini. kata perawat yang menyetelkan infuset, kecelakaannya cukup parah biarpun masa kritisnya cepat berlalu. bahkan helmnya yang dikenakan jeongguk sempat terlepas dan ia terbentur, namun kerusakan dalamnya hanya sebatas cedera, tidak ada adegan-adegan sinetron seperti hilang ingatan. hanya saja pacarnya taehyung itu belum sadar juga.

mungkin ada satu tulang rusuknya yang retak. beruntung hanya retak, tidak patah, setidaknya lebih cepat sembuh.

mereka berlimaㅡ hyunbin, jaehyun, eunwoo, juga mingyu masih belum berani meninggalkan taehyung sendirianㅡ sama-sama berdiri konyol. mematung menatap jeongguk yang tentu saja masih tidak tahu apa-apa. taehyung menarik kursi mendekat kemudian mendudukinya, menatap sendu pada jeongguk kemudian menyibak rambut yang turun ke dahi jeongguk yang dilapis perban.

"lo berempat..." ucapan taehyung membuat keempatnya bersigap, mendengarkan baik-baik omongan pemuda manis itu seolah jika tidak, mereka akan dipenggal dosen killer dan kepala mereka dijadikan persembahan di gerbang depan kampus, "... pernah kecelakaan, nggak?"

"gue enggak, jaehyun paling jatoh sendiri pas hujan dulu," eunwoo menjawab, cuma ia yang berhasil membalas tatapan datar taehyung kala itu walau sebenarnya ia merasa bersalah, tidak tahu kenapa, "yang sering kecelakaan itu mereka," tunjuknya kemudian pada mingyu dan hyunbin, "sama pacar lo, kak," kini atensi mereka kembali pada jeongguk yang masih betah tidur.

"tenang aja kak, kalau lo kuatir, arkasa anaknya tahan banting. paling ntar malem dia bangun kalau obat biusnya udah habis, terus cengengesan lagi ke kakak," jaehyun berusaha menghibur, menepuk pundak taehyung. namun raut wajah kakak tingkatnya itu sama sekali tidak terbaca, sehingga diam-diam jaehyun takut juga. "kakak mau minum dulu, gak?"

namun taehyung menggeleng, semakin membuat ciut saja. walaupun hanya kebanyakan mendengar cerita dari jeongguk, keempatnya tahu betul bagaimana karakter taehyung karena jeongguk pasti bilang ini-itu pada mereka. taehyung itu anaknya ceria, ramah, suka ngomongㅡ tapi kalau sedang diam, artinya sedang banyak yang dipikirkan, dicemaskan. dan lagi, siapapun tahu bagaimana menyeramkannya diamnya orang yang kelihatan selalu tertawa dan senang-senang saja. karena ini, taehyung masuk hitungan.

"misalnya kalian bertindak sesuatu, dan itu berdampak bahaya buat kalian, resikonya tinggiㅡ ya emang sih itu seru, gue juga nggak munafik. semakin dilarang bawaannya pengen ngelanggar mulu, gue pernah juga kok ngerasain titik itu," embusan napas taehyung terdengar jelas di ruangan itu, tidak ada yang bernyali untuk membantah, "tapi kalian mikir gak dampaknya buat yang lain kalo kalian kenapa-kenapa? mikir gak seberapa sedihnya mereka liat kalian nggak bisa beraktifitas kayak biasa dan terbaring di rumah sakit doang? mending kalau masuk rumah sakit..." taehyung menelan ludah, tangannya tiba-tiba berkeringat dan terasa dingin, ia menunduk dan merasakan napasnya sesak tiba-tiba, "... kalau meninggal, gimana?"

"astaga, kak. jauh amat mikirnya kesana. jangan didoain yang buruk-buruk lah, kak," sambar mingyu, mukanya tiba-tiba pucat. ia menoel-noel lengan jeongguk, seolah memastikan sobatnya itu masih bernyawa dan tubuhnya tidak kaku, "nih, masih hidup, kokㅡaw!" detik berikutnya, rusuk cowok itu disikut jaehyun.

"kan siapa tahu?" taehyung tersenyum lemah, mengusap lengannya yang masih terasa dingin bahkan walau jaket hyunbin masih bertengger di bahunya, "gue bukan tanpa alasan sering marahin jeongguk kalo dia kelewat ngebut. mending dia telat sekalian daripada harus bertaruh sama nyawa. sudah cukup papa gue yang direnggut maut dengan jalan kayak gitu, gue nggak mau orang yang gue sayangi juga, termasuk kalian. gue nggak pernah suka lihat orang berdarah-darah, gue nggak pernah suka masuk rumah sakit. itu selalu bikin gue keinget kalau tiap orang punya waktu, mati nggak ada tandanya. gue nggak mau hidup gue berasa kepaksa gara-gara cemas soal hal yang nggak kasat mata."

tanpa menoleh ataupun menunggu balasan, taehyung menoleh pada jeongguk yang masih pulas. mungkin bius untuk meredakan nyeri masih berpengaruh hingga jeongguk masih belum terbangun juga.


.
.
.

empat jam setelahnya, taehyung masih menunggui jeongguk sembari membaca bukuㅡkebiasaan buruknya jika sudah gelisah dan dipenuhi rasa cemas, taehyung tidak akan bisa tidur. mingyu, hyunbin, eunwoo juga jaehyun pamit pulang namun berjanji akan kembali pada pagi hari.

sebenarnya eunwoo yang bilang begitu, langsung diikuti oleh tiga yang lain. karena jeongguk pernah bilang kalau taehyung itu jika sudah terusik, maka ia akan lupa sama sekali dengan kebutuhan dirinya sendiri, seperti tidur dan makan.

dan kala itu, barulah jeongguk membuka mata. pandangannya masih berkabut, tidak fokus, namun sosok taehyung sudah lekat dalam benaknya hingga tidak butuh waktu lama untuk segera mengenali. dengan suaranya yang masih serak dan agak terbata, jeongguk mencoba memastikan.

"tae... hyung?

jeongguk ingin tertawa mendapati taehyung berjengit, melihat gestur terkejut bercampur panik pacarnya itu yang menggemaskan, namun tenaganya seolah dikuras habis, padahal jeongguk tahu ia pasti tidur lama akibat disuntik obat bius. rasanya melelahkan sekali dan sekujur tubuhnya lemas. jadi yang bisa ia lakukan hanyalah mengeluarkan kekehan singkat dan senyum tipis, pandangannya pelan-pelan fokus melihat seraut wajah pacarnya itu yang berada di antara senang, marah, dan ingin menangis.

"syukurlah," suara taehyung tercekat dan lemah, jeongguk dapat merasakan telapak tangan taehyung dingin dan agak gemetar saat meraih tangannya, "syukurlah kamu bangun, syukurlah kamu nggak kenapa-kenapa,"

jeongguk menaikkan sebelah alisnya untuk bertanya.

"aku pikir kamu bakal ninggalin aku,"

"nggak," sambar jeongguk cepat, kemudian ia diserang rasa nyeri yang hebat di bagian dada hingga ia memejamkan matanya kuat. mungkin untuk sekarang, ia tidak bisa bicara dulu.

"kamu nggak boleh banyak ngomong dulu," kata taehyung, raut wajahnya masih sedih seperti sebelumnya, "kata dokter, tulang rusuk kamu ada yang retak. jadi katanya bakal nyeri banget kalau kamu ngomong tiba-tiba atau ngomong banyak. mungkin abis dua atau tiga hari baru mendingan."

"gitu... ya...." jeongguk menggerung kecewa, mencengkeram kaos yang ia kenakan di bagian dada dan dapat merasakan perban melingkar dari balik serat kain. padahal ada begitu banyak kata penghiburan yang ingin ia katakan pada taehyung. "jangan... kuatir. aku... nggak papa,"

"gampang banget kamu ngomong gitu, bilang nggak papa padahal aku setengah mati takut pas bunda kamu nelpon aku, bilangin kamu kecelakaan," suara taehyung semakin serak dan jeongguk tiba-tiba merasa kesal karena tulang rusuknya yang retak ini ia tidak bisa segera merengkuh pacarnya itu untuk didekap saat ia melihat sudut matanya sudah tergenang, "aku takut kamu ninggalin aku, jeongguk. aku takut kamu ninggalin aku... seperti... se-seperti papa dulu..."

kemudian taehyung menunduk, pundaknya berguncang samar dan jeongguk tidak tahu bagaimana ia bisa menahan nyeri yang menyengat karena ia tidak tahan lagi melihat taehyung nampak terpuruk begitu. ia segera meraih taehyung dengan tangannya yang diinfus begitu melihat air mata yang menetes di sprei, kemudian ia kurung tubuh cowok kurus itu dengan lengan satunya.

jeongguk lupa rasa sakit yang sedari tadi ditahannya, ia lebih sakit melihat taehyung nampak rapuh dan mudah hancur begitu, dan itu karena dirinya. taehyung tidak cengeng, ia hanya terlalu khawatir dan itu tidak bisa diungkapkannya dengan baik. mendapati taehyung nampak lebih tenang walau isakannya masih terdengar samar, jeongguk merasa lega. walau setelahnya rasa sakit fisik yang tadi sempat terlupakan kini kembali menyerang, lebih dari sebelumnya.

"a-astaga, kamu kan masih sakit," taehyung tersentak, baru teringat, ingin beranjak namun jeongguk menahannya. taehyung mengangkat kepala sedikit untuk menatap jeongguk, terlihat jelas mata dan ujung hidungnya yang memerah dan pipi yang basah, "lepasin, jeongguk. nanti makin sakit terus makin lama sembuhnya."

"emang... sa-kit," jeongguk terbata namun ia masih bisa menyunggingkan senyum separo, "tapi... ka-lau... kamu le-pas... makin sa-kit..."

taehyung mendengus, sedikit geli. "kamu diem aja, jangan banyak omong. lagi sakit nggak usah sok gombal."

"ja-hat..."

"biarin, siapa suruh pacarku bandel,"

jeongguk tersenyum melihat raut kesal taehyung, pemuda itu nampak masih sedikit merajuk dan enggan menatap balik padanya. tidak apa, asal taehyung tidak terlihat terluka seperti tadi.

"nan...da..."

taehyung menoleh cepat, masih agak tidak terbiasa nama kecilnya keluar dari mulut jeongguk. matanya melirik tidak tentu arah, takut-takut menatap jeongguk dengan semu merah merambat nyata di pipi hingga ke telinga. "kenapa tiba-tiba manggil gitu?"

keduanya tiba-tiba memalingkan kepala ke arah jendela kala mendengar suara letupan, sama-sama tertegun melihat kembang api yang membuncah dan melebur di udara. bergabung di antara bintang-bintang. taehyung terkejut saat tiba-tiba jeongguk meraih tangannya. ia baru bertanya kenapa namun jeongguk mendahuluinya.

"maaf..."

"hah? kenapa minta maaf?" taehyung mengerjapkan matanya, bingung kenapa jeongguk malah minta maaf padanya padahal cowok itu tidak melakukan kesalahan padanya. "kecelakaan begini bukan salah kamu, kok,"

"ultah kamu... gagal..."

taehyung kemudian tertawa, benar-benar tertawa. akhirnya ia bisa tertawa lega setelah dipenuhi ketegangan karena jeongguk belum sadar juga. taehyung melepas pegangan jeongguk di tangannya dan ganti ia yang memeluk leher pemuda itu, menempatkan kepala jeongguk di ceruk lehernya. "ultah doang, dirayain tahun depan juga bisa," gumam taehyung, "tapi kalau kamu kenapa-kenapa, aku harus cari kemana?"

kemudian taehyung menyibak rambut yang jatuh di depan dahi jeongguk, mengecup perban, ujung hidung, dan sekilas bibir jeongguk. "kamu nggak perlu mikirin itu, aku udah dapet hadiahku. kamu nggak kenapa-kenapa dan masih disini sama aku. itu udah lebih dari cukup. aku nggak minta apa-apa lagi selain kamu cepet sehat."

"sini," jeongguk membalas dengan bisikan serak, sembari bertumpu dengan siku, tangannya terulur meraih tengkuk taehyung mendekat, meremas lembut rambut bayi di sana sebelum meraih bibir taehyung yang ia gerit pelan. sama sekali tidak ada maksud apa-apa selain memberitahu betapa ia menyayangi pacarnya itu, menyayangi taehyung dengan segenap hatinya.






.
.
.

"kak taehyungㅡoWALAH!"

hyunbin terhenti tepat saat ia membuka pintu, menyebabkan tubrukan tidak santai dari tiga orang yang di belakangnya. "apasih anjing?! kalo mau stop itu bilang!" mingyu misuh-misuh, sebab ia sudah menubruk punggung hyunbin, terdesak pula oleh jaehyun di belakang.

"heh mulut dijaga, ini rumah sakit," eunwoo menggerutu kesal dan menyikut rusuk mingyu, kemudian ia sedikit berjingkat untuk melongok dari balik bahu hyunbin, "emang kenapㅡnajis,"

"suueeeee, kesempatan. maruk bener lo, sat!" hyunbin akhirnya masuk dan kemudian diikuti mingyu, jaehyun juga mingyuㅡlantaran hyunbin paling tinggi, susah juga kalau dia jalan di depan seperti tadi, menghalangi.


"menang banyak lo," celetuk jaehyun geli.

"bacot bener lo semua," gerutu jeongguk saat keempat temannya masuk, "diem, ntar bidadari gue bangun."

"WEDEEEEHHHHㅡ"

"bacot, bangsat." jeongguk segera menoleh saat mendapati pergerakan taehyung di dekapan lengannya namun pemuda manis itu hanya memperbaiki posisi dan kembali tidur dengan kepala terbenam di dada jeongguk. cukup mencengangkan bagaimana nyeri di dadanya sudah berkurang begitu cepat.

"ini nih bisa dijadiin peringatan," kata hyunbin, meletakkan parsel buah yang sempat dibeli tadi, "terlalu bucin membunuhmu!"

"anjir gue belom mati, goblok," sergah jeongguk kesal.

"hedeh, baru juga rada mendingan, masih kasar juga si aa'," mingyu memasang muka merengut sok imut yang cukup menjijikkan, "aa' arkasa serem! hngㅡADAOW!"

"sori bikin ribut, maklumin aja ya, guk. lo goblok jangan salahin punya temen lebih goblok." eunwoo menarik napas panjang. "duh, gue lega abis jotos orang."

"jangan kepala gue juga yang lo jotos!" keluh mingyu, cowok itu berjongkok sembari memegang kepalanya yang terasa berdenyut. kemudian mendongak, "jadi arkasa, lo gimana? udah baikan? gue denger kecelakaannya parah, ye?"

"gitulah, udah biasa juga. guenya nggak papa, bukan sekali dua kali kan gue masuk rumah sakit. tapi taehyung yang bikin kuatir." jeongguk mengangkat tangannya yang tidak diinfus dan membelai puncak kepala taehyung yang masih tidur. "gue nggak mau bikin dia khawatir lagi,"

"kampret gue mau pulang aja, tiba-tiba kangen wonu," mingyu mendengus.

"dih, tau gini mending gue apelin kak minhyun aja daripada nengokin lo,"

jaehyun mengangguk, setuju, "bener, mending gue ke rumah doyoung aja atau nyicil tugas,"

eunwoo menoleh cepat pada jaehyun, "heh, sejak kapan kak doyoung nerima lo,"

"masih belom, jangan minta pajak dulu," elak jaehyun, tidak nyaman juga ditatap dengan pandangan menggoda oleh yang lainnya. risih juga ternyata.

"nah bener tuh, sana pulang lo semua," usir jeongguk, "siangan dikit kek datengnya, masih enak ni kelonan sama bidadari,"

"HAH! KITA DIUSIR, CUK!ㅡ"

"DIEM ANJIR! BERISIK!"

hyunbin hampir saja mau menabok jeongguk tapi teringat temannya ini sedang penyembuhan habis kecelakaan. "gue sumpahinㅡ"


"ett, nyumpahin orang sakit bakal balik,"


mendengar sambaran jeongguk, hyunbin tutup mulut dengan cepat. "ya udah, keliatannya lo udah oke pake banget. biar ga manja kita balik sekarang aja. dah, coy. jangan lama-lama di rumah sakit, tugas numpuk."

"yoi coy, kekurangan temen mabar nih. kalo bukan lo yang main alucard, sisanya goblok-goblok mukill," angguk mingyu, "kite balik ya, aa'. dadaaahh, mwuah~"

"dih," jaehyun merinding, kemudian ia mengangguk pada jeongguk, "gue juga balik, tuh buahnya jangan lupa dimakan,"

"gue juga, gue denger kepala lo kebentur, pas udah bisa ke kampus jangan makin goblok kayak mingyu ye," sahut eunwoo, menyeret mingyu. melambai sekilas sebelum pintu tertutup dan kembali meninggalkan jeongguk dan taehyung, yang ajaibnya, masih bisa tertidur setelah kerusuhan singkat tersebut. biarpun diusir begitu, jeongguk yakin mereka akan datang lagi nanti.

namun saat jeongguk menoleh untuk menatap taehyung, rupanya taehyung sudah bangun. ia mendekatkan kepapanya dan mengusakkan ujung hidungnya pada taehyung. "kapan bangun, hm?"

"tadi, mereka emang selalu gitu ya? bacotnya rusuh banget," taehyung terkekeh pelan, mengusap pipi jeongguk, menghindari bagian yang sedikit lecet, "kamu gini kayak nggak abis kecelakaan. udah bisa ngomong banyak juga padahal kemaren kayak batita."

"bagus dong, artinya kan makin cepet sembuh, apalagi kalau semalaman kelon sama bidadari,"

"aluuuuuusss," taehyung tertawa lagi, diikuti jeongguk. saat tawanya mereda, tangannya mengusap rahang tegas jeongguk, "sini kamu,"

"hm? mau apa?"

"tadi aku mau potongkan buah yang temenmu tadi bawain, tapi tiba-tiba kangen gatau kenapa, padahal sebelahan sama kamu terus sejak kemarin," taehyung tersenyum kecil, "jadi mau cium dulu,"

"boleeeehhh,"

dengan taehyung yang mendongak dan berpegangan pada tubuh jeongguk, jeongguk meletakkan telapak tangannya di pinggang taehyung, membalas ciuman yang dimulai taehyung dan mengambil alih dominansi dengan dengan senang hati. [fin]

Продолжить чтение

Вам также понравится

11K 1.4K 11
Taehyung Alviano yang sengaja menyeret adik kelasnya, Jungkook Bagaskara agar bisa diajari cara menjadi anak nakal. ꗃ Kookv, au!lokal ©Vantekim12
885K 53.6K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
22K 2.4K 13
Vote nya jangan lupaa 🌟
159K 17K 49
Apa jadinya jika seorang sociopath bertemu dengan seorang psychopath? Si psychopath yang bersembunyi dibalik paras tampan dan sifat ramahnya. Sedangk...