DAMIRN ✔ (END)

Galing kay AuthorID

259K 21.8K 1.3K

Karya pertama dan tidak akan di revisi. "Aku bukan Psikopat Yehana!" Damirn Folx Higit pa

PROLOG
DAMIRN 1
DAMIRN 2
DAMIRN 3
DAMIRN 4
DAMIRN 5
DAMIRN 6
DAMIRN 7
DAMIRN 8
DAMIRN 10
DAMIRN 11
DAMIRN 12
DAMIRN 13
DAMIRN 14
DAMIRN 15
DAMIRN 16
DAMIRN 17
DAMIRN 18
DAMIRN 19
Epilog

DAMIRN 9

9.1K 938 28
Galing kay AuthorID

Mobil Damirn membelah senja kala itu, setelah lehernya Yehana obati, Damirn benar-benar memutuskan kembali ke tempat pertama ia membawa Yehana.

Yehana terdiam, ia sibuk dengan fikirannya sendiri. Memikirkan luka di leher Damirn, sangat jelas luka itu sudah di dapat Damirn beberapa hari lalu. Mengingat tepi-tepinya yang sudah mulai menutup. Luka itu juga persis seperti luka tusuk yang Yehana lihat di dalam mimpinya.

"Yehana ...." ucap Damirn setelah cukup lama terdiam.

"Ya?" Jawab Yehana, ia menoleh ke arah samping, tempat dimana Damirn berada.

"Apa kau takut padaku?"

Yehana terdiam sejenak, ia menatap lekat wajah Damirn yang fokus menyetir.

"Apa kau percaya padaku?" Tanya Damirn lagi, Yehana terlihat bingung dengan pertanyaan Damirn yang menurutnya tiba-tiba ini.

"Aku percaya padamu Damirn. Meski kadang-kadang kau terlihat mencurigakan." Jawab Yehana jujur, Jawaban itu berhasil membuat Damirn menoleh kearahnya.

"Mencurigakan?"

"Itu... seperti soal luka dilehermu. Luka itu berada persis ditempat kau menusukkan pisau ke lehermu sendiri, didalam mimpiku waktu itu."

Damirn membawa pandangannya ke depan kembali. "Jadi maksudmu, aku sudah berbohong soal mimpimu?" Tanya Damirn.

"Aku tidak tahu Damirn. Yang tahu kau bohong atau tidak, itu dirimu." Jawab Yehana lagi. Damirn terdiam, membuat keadaan kembali senyap.

"Apa kau takut padaku?" tanya Damirn,

"Tidak, kenapa tiba-tiba kau bertanya soal ini?" ucap Yehana penasaran, Damirn kembali terdiam.

"Misalkan ada orang lain yang berkata buruk tentangku, bagaimana reaksimu, Yehana?" Damirn menoleh Yehana sekejap, tatapannya terasa sangat menusuk. Tiba-tiba Yehana teringat akan perkataan Jakson.

"Selama kau tidak berbuat jahat padaku, maka aku tidak akan mempercayai mereka, Damirn. Karena bagaimanapun, berkat kau aku tidak kehilangan harga diriku waktu itu." Yehana tersenyum.

"Baiklah, mari kita saling mempercayai ...." ucap Damirn sambil menyeringai. Ia membelokkan mobilnya ke jalan setapak yang dulu ia dan Yehana lewati.

"Damirn..." panggil Yehana. Damirn tidak menjawab, ia hanya menoleh kearah Yehana.

"Aku penasaran, kenapa tiba-tiba kita pindah ke tempat ini lagi?" Tanya Yehana.

Mendengar pertanyaan Yehana barusan, sontak membuat Damirn menginjak rem kuat-kuat. Yehana terkejut bukan main, kalau saja dirinya tidak memakai Safety bell pasti kepalanya akan terbentur ke Dashboard.

Damirn menatap Yehana dengan mata kelamnya. "Kalau kau tidak mau ikut aku. Kau boleh turun disini."

"A-ah?"

"Kalau kau masih mau ikut aku, jangan bertanya soal itu."

Damirn kembali menjalankan mobilnya, ucapan Damirn yang terdengar tidak suka membuat Yehana terdiam, ia menundukkan padangannya.

"Mulai saat ini. Kita akan saling mempercayai, jadi aku minta kau jangan mengkhianatiku. Yehana ...." Damirn menoleh Yehana, tangan besarnya meraih lengan kecil Yehana yang tergeletak di atas sofa mobil. Yehana terdiam, gadis itu bingung dengan arah perkataan Damirn.

Saling mempercayai? Apa maksudnya? Bukankah dari awal mereka memang sudah saling mempercayai?.

Mobil Damirn berhenti. Di hadapan mereka ada sebuah taman kecil yang terlihat sengaja di buat. Mata Yehana berbinar saat melihat petakan kecil berisikan tanaman bunga lili, "Indah sekali ...." ucap Yehana sambil tersenyum senang. Ia membuka pintu mobil, namun ketika hendak keluar, langkah gadis itu tertahan karena Damirn masih menggenggam lengannya.

Yehana terdiam, ia menatap Damirn dengan padangan yang aneh. Bagaimana tidak, Damirn saat ini tak berekspresi sama sekali, bahkan kilatan matanya terlihat tajam yang membuat lengkap aura menyeramkan miliknya.

"Da-damirn ....?"

Damirn menoleh Yehana, tapi ia masih tak melepaskan genggamannya. Perlahan seringai menyeramkan terukir di bibir tipis Damirn, ia kemudian melepaskan lengan Yehana. Membiarkan gadis kecilnya keluar dengan perasaan yang bingung. Tak mau ambil pusing, Yehana langsung menghampiri tanaman bunga lili tersebut, gadis remaja dengan rambut sebahu itu tersenyum senang.

Damirn ikut keluar dari mobilnya, ia menghampiri Yehana.

"Kau suka?"

"Iya!" Jawab Yehana antusias, namun kemudian, ekspersinya berubah murung. "Kenapa dulu kau membiusku Damirn? Kenapa baru sekarang kau mau berbagi tempat ini padaku?"

"Kenapa baru sekarang?" Damirn tersenyum miring. "Bukankah kau yang menolak tempat ini, dulu?"

Yehana terdiam, yang di katakan Damirn itu memang benar. Tapi, itu semua karena ia tidak tahu saja kalau tempat lembab dan menyeramkan milik Damirn punya tempat yang seindah taman kecil ini.

Yehana tertawa kikuk. Ia menatap manik mata Damirn.

"Damirn... aku tidak pernah melihatmu tersenyum. Kenapa?"

Damirn ikut menatap mata Yehana, menembuskan pandangan kelamnya ke retina mata cokelat Yehana.

"Karena aku tidak ingin." Jawab Damirn begitu saja.

"Kenapa tidak ingin?"

"Rahasia ...."

Jawaban final milik Damirn berhasil membuat Yehana cemberut. "Katamu mulai sekarang kita akan saling mempercayai---"

"Yehana... aku mengatakan saling mempercayai. Bukan saling berbagi rahasia, 'kan?"

Yehana terdiam. Ucapan Damirn benar lagi.

"Baiklah..." Yehana menatap sekitar, mencari letak bagunan yang begitu banyak mempunyai pintu di dalamnya. Namun sejauh apapun Yehana memandang, hanya ada tanah lapang dan pohon-pohon. "Damirn, dimana tempat itu? Kenapa hanya ada tanah lapang di sini?"

"Kita, tepat berada diatasnya." jawab Damirn begitu saja.

Yehana mengkerutkan dahinya, "maksudmu? Ruangan labirin itu adalah ruang bawah tanah?"

"Menurutmu?" Damirn mencabut setangkai bunga lili dari tempatnya. Kemudian menarik Yehana ke dalam pelukannya.

"Pegang yang erat." ucap Damirn sambil meletakkan kedua lengan Yehana ke belakang pinggangnya yang berbalut setelan jas.

Yehana bingung, ia hendak bertanya. Namun belum sempat gadis itu berbicara sepatah kata, tanah tempat dirinya dan Damirn berdiri perlahan jatuh kebawah. Yehana terkaget, ia hampir kehilangan keseimbangan, tapi berkat Damirn semuanya bisa terkendali.

Tanah itu terus, terus, dan terus jatuh ke bawah. Yehana merasa mual, karena semakin lama sepetak tanah yang membawa mereka ke bawah itu semakin cepat.

"Inilah alasanku kenapa aku membiusmu waktu itu Yehana. Tutup matamu."

♥♥♥

"Tinggi tubuhnya sekitar 150 cm." Jelas Berlin.

Jakson terdiam, ia tau kalau daya ingatan Berlin begitu bagus. Tapi ia tak mengira kalau Berlin bisa menggambarkan fisik Yehana dengan begitu detail.

Tiga orang bersenjata lengkap dengan seragam berlogo Dark Cyber berdiri dengan posisi siaga di samping Berlin. Seorang pelukis profesional mengangkat hasil karyanya untuk diperlihatkan pada Berlin. Mata Jakson membesar saat melihat hasil karya itu.

Lukisan yang di buat oleh seorang pria tua hanya dalam waktu lima belas menit itu persis sekali dengan wajah Yehana.

"Bagaimana Jakson. Apa kau benar-benar tidak mengenali gadis cantik ini?" Berlin mendelik Jakson. Wanita yang sedang terbaring diatas nakas rumah sakit itu tersenyum miring kearah Jakson.

Berlin menghela nafas.

"Aku tau. Kau pasti mengenal gadis ini, 'kan? Berhentilah diam seperti itu Jakson. Bergabunglah bersama kami."

Jakson menatap tajam Berlin. "Sekalipun aku bergabung bersama kalian, itu tidak mengubah keadaan kalau menemukan Damirn itu tetap saja sulit."

"Ya kau benar. Makanya sekarang kami merubah target. Mengingat perilaku Damirn kemarin, membuatku yakin kalau gadis kecil ini cukup berharga untuknya."

Jakson terus menatap wajah Berlin, "Jadi maksudmu, kalian akan menangkap gadis itu terlebih dahulu?"

Berlin tersenyum, "tepat sekali, pak Dokter."



Sengaja di masukin sedikit adegan-adegan manis. Karena setelah chap ini, Mastah Damirn akan menunjukkan sisi brutalnya di hadapan Yehana, r u ready? Wkwk

Tbc...

DAMIRN

ayo dukung story ini dengan cara klik bintang dan tambahkan komentar.

VOMENT ♥
.

.

.

.
WARNING !!!
CARA MEMBACA NAMA DAMIRN = DAMIREN

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

1.5M 79.3K 36
SELESAI (SUDAH TERBIT+part masih lengkap) "Nek saumpomo awakdewe mati, awakdewe bakal mati pas negakke keadilan. Mergo sejatine hukum kui kudu sing r...
14.4K 1.1K 18
~Bayangan Mafia di Balik Kerudung~ Semua bermula ketika seorang pria tampan yang terluka di sekujur tubuhnya, di temukan tidak berdaya di belakang...
84.3K 2.9K 46
Will you still love me when I'm be a monster? --------------- Shella yang dituntut sempurna oleh orang tuanya hanya dikenal sebagai cewek paling popu...
715K 63K 46
𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 𝟏𝟖+ [ 𝗞𝘆𝗹𝗲𝗿 𝗦𝗲𝗿𝗶𝗲𝘀 𝟯 ] D'arcy, nama Tengahnya yang berarti kegelapan melambangkan kehidupannya. Tidak ada siapapun yang...