Friendzone

By Sabiimh

54.3K 5.8K 2.4K

Copyright©2018 by Sabiimh Plagiat dilarang mendekat!! No copy my story!! Cape mikirnya. [Ini cerita pertamaku... More

Prolog (NEW)
1. Hari Ibu (NEW)
2. Jalan-jalan (NEW)
3. Jogging (NEW)
4. Kecelakaan (NEW)
5. Terbongkar (NEW)
6. Perempuan Gila (NEW)
7. Masalah Selesai (NEW)
8. Makanan Aneh (REVISI)
9. Pria Aneh (REVISI)
10. Perasaan Lebih (REVISI)
11. Kemana? (REVISI)
12. Ditolak (REVISI)
13. Murid Baru (REVISI)
14. Murid Baru Lagi (REVISI)
15. Tertutup (REVISI)
16. Mulai Terbuka (REVISI)
17. Lebih Baik (REVISI)
18. Keributan (REVISI)
18. 1 Keributan (REVISI)
19. Akur (REVISI)
20. Badmood (REVISI)
22. Permainan Selesai (REVISI)
End (REVISI)

21. Masih Sama (REVISI)

1.2K 127 21
By Sabiimh

"Apa lo gak papa kalo gue pacaran sama Malik?" tanya Risa hati-hati.


Malam ini, mereka sedang berada di kamar Ara. Dan kegiatan Ara yang sedang bermain game online terganggu akibat pertanyaan Risa.

gue gak papa kok Ris, paling hati gue yang kenapa-napa. Jawab Ara dalam hati.

"Maksud lo?" tanya Ara.

"Gue beneran suka sama dia, Ra. Seminggu dari gue kenal dia, gue sama dia langsung jadian." ucap Risa bohong.

Risa mungkin senang, namun tidak dengan Ara. Entah kenapa mendengar perkataan Risa, membuat hatinya teriris. Ia mulai bertanya-tanya, apa hati Mik juga sakit saat tau dirinya berpacaran dengan Rian? Entahlah.

"Coba aja, lo kan lagi deket sama Kak Adrian, mungkin dia bisa menjadi penyembuh luka dari yang Malik kasih ke elo." saran Risa.

Coba-coba, lo kira Kak Adrian bahan tester? Luka gue gak seringan itu buat disembuhin Ris. Lo gak akan tau rasanya gimana. Gumam Ara dalam hati.

Tanpa berniat menjawab saran Risa, Ara segera tertidur tak mau membahas Malik ataupun Adrian lebih lama.

----

Satu kesadaran yang Ara rasakan sepanjang dua bulan ini adalah hampa. Antara masih menjejak tanah dan melayang. Hari berlalu, waktu bergerak, cuaca berubah namun hati Ara tetap patah hati. Begitulah perasaan yang dijalaninya selama dua bulan belakangan.

Kemana semua kepribadian penghibur dan ceria miliknya?

Masih ada. Hanya hati yang berubah. Andai sepuluh bulan lalu, Malik tidak menyatakan cintanya, andai saja selama delapan bulan ini dia tidak dekat dengan Malik. Mungkin hatinya masih utuh, semuanya selalu ia andai andaikan. Penyesalan, selalu datang diakhir.

Tak ingin bersedih sedih lagi, Ara segera menuju kamar mandi. Tak mau Risa menunggunya terlalu lama.

Ara menyambar tas punggung abu abu miliknya, serta kunci mobilnya. Menutup pintu kamar, lalu menuruni tangga untuk bertemu dengan keluarganya yang sudah pasti berkumpul di ruang makan seraya menikmati sarapan pagi.


"Pagi." sapa Ara.

"Anak siapa nih kok disini?" tanya Andra dengan nada jenaka.

Mendengar pertanyaan Andra membuatnya kesal namun juga tertawa, memang terkadang papanya ini selalu bisa menghibur orang.

"Anak si Andra tau gak si? Yang kekanak kanakan itu, tapi so soan tegas gitu deh. Kesel gue." ejek Ara.

"Andra Wilson mah gak mungkin kekanak kanakan, dia udah pasti tegas, ganteng lagi kaya anak muda." sombong Andra.

"Papa gue mah Andra Cahyono." ejek Ara lagi.

"Sembarangan lu! Nama bagus bagus diganti Cahyono." Andra pun mendengus kesal membuat beberapa orang tertawa.

Mereka pun melanjutkan makannya, tak mau berdebat hal yang tidak penting.

----

Lelah.

Satu kata yang mendeskripsikan diri Ara saat ini. Saat ini ia sedang duduk di kelas, dengan memakai headset seperti biasa, dan memutar lagu sesuai moodnya.

Tiba-tiba, datanglah sosok makhluk yang pasti masih hidup. Makhluk itu dengan seenak jidatnya duduk disamping bangku Ara.

"Ara?" panggil Adrian.

"Pulang sekolah jalan jalan yuk, ke cafe atau ke taman komplek gitu." ajak Adrian.

Ara pun melepaskan headsetnya. "Lagi gak mood kak" ucap Ara seraya tersenyum tipis tak mau mengecewakan Adrian yang sudah baik padanya, bahkan terlalu baik.

"Gak papa kok, Ra. Gue ngertiin perasaan lo." ucap Adrian tersenyum tulus.

"Makasih Abanggg." sudah dua bulan sejak mereka putus, kini mereka seperti adik dan kakaknya. Adrian yang sebentar lagi lulus sekolah, bahkan ia sempat lihat Adrian dekat dengan seseorang, entah siapa wanita itu. Sedangkan Ara? Ia tak mau membuka hatinya ataupun membuka lembaran baru, ia tak mau harus tersakiti lagi.

Sudah cukup ia terlihat bodoh kemarin, sekarang ia hanya ingin sendiri, menikmati luka luka yang perlahan menghilang, walau sampai sekarang masih terasa.

"Masa lo gak mau nyari pacar sih?" ejek Adrian.

"Gue gak bakal pacaran lagi, gue bakal nyari yang bener bener buat jadi ayah dari anak anak gue nanti." ucap Ara.

"Aishhh, bilang aja gak mau terluka lebih dalam lagi mboo." ucap Adrian.

"Tau aja sih, bang." Ara pun terkekeh kecil.

Adrian pun mengelus puncak kepala Ara pelan, setidaknya ia masih bisa dekat dengan Ara walau status mereka hanya seperti adik dengan kakaknya.

"Gue balik kelas dulu ya, belajar yang bener lo dek." ucap Adrian seraya bangkit dari duduknya. Ara hanya mengacungkan jempolnya sebagai jawaban.

"Jangan masang headset dan denger musik terus. Apalagi musiknya sesuai mood lo yang buruk, yang ada malah bikin lo makin terluka bin." ucap Adrian saat melihat Ara hendak memasang headsetnya.

Ara hanya tersenyum tipis sebagai balasannya. Setelah itu Adrian pun benar-benar pergi dari kelas Ara.

Istirahat...

Kini Ara sedang berada di rooftop sekolah, sendirian.

"Ara?" Malik pun menepuk pelan bahu gadis itu.

Mendengar suara familiar itu membuat Ara tegang seketika, padahal ia berharap bahwa laki laki itu tak lagi menyapanya, agar ia mudah melupakan laki-laki itu.

"Gatau karna apa gue berani nyamperin lo lagi-"

"Nyamperin doang gak berani? Lo cowo apa banci?" potong Ara sinis.

"Setelah berbulan bulan gue nyesel sama tindakan bodoh gue, setelah berbulan gue ngejagain lo dari kejauhan-"

"Gue gak pernah minta ke elo buat ngejagain gue!" potong Ara lagi.

Jika boleh jujur. Ia rindu, bahkan sangat rindu kepada lelaki ini. Tapi tak mungkin ia memeluk lelaki ini untuk melepas rindunya saat mereka saja sedang dalam masalah.

"Gue gak gentle banget ya Bin, gue bodoh karna ngorbanin lo demi Risa. Gue kangen rat, gue kangen sama senyuman lo, ketawa lo, semuanya tentang lo." ucap Malik pelan, karna lelaki ini juga sudah akan menangis. Meskipun pelan, Ara masih bisa mendengarnya dengan jelas.

Gadis itu berusaha menahan tangisannya, entah kenapa seolah hatinya ikut tersakiti mendengar nada sedih yang terlontar dari mulut Malik.

Meskipun Malik sudah sering menyakiti hatinya, entah kenapa ia tak bisa membenci lelaki itu. Silahkan katakan saja ia bodoh karena cinta.

Saat ia berusaha menjauh, rasanya sangat tidak mudah dilakukan. Semakin ia berusaha melupakan, hatinya seolah tak rela. Lantas apa yang harus ia lakukan? Jika bertahan membuatnya sakit dan pergipun membuatnya terluka?

"Gue minta tolong ya, Mal. Gue udah mati-matian ngelupain semuanya, semuanya tentang kita. Gue udah banyak berjuang dan berkorban perihal ini, jadi tolong. Jangan dateng lagi, cuma untuk bilang rindu. Gua minta maaf ya, Mal. Gue gak bisa terima lo lagi dikehidupan gue." ucap Ara. Lalu setetes air mata pun keluar dari matanya yang sendu dengan cepat gadis itu pergi meninggalkan Malik yang diam seribu bahasa, ia tak mau kalau sampai lelaki itu melihatnya menangis.

Dan tanpa mereka ketahui ada dua insan manusia yang memperhatikan mereka, yang tak lain adalah Adrian dan Risa.

-To be continued-

Follow me on instagram👐

@Sabiimh.06

Maaf apabila terjadi kesalahan dalam menulis.
Smeoga kalian suka ya sama ceritanya dan gak pernah bosen buat baca cerita cerita bikinan gue:).
Sekian terimakasih...

New Chapter : Kamis & Minggu.

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 67.9K 43
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...
879K 69.7K 51
Rifki yang masuk pesantren, gara-gara kepergok lagi nonton film humu sama emak dia. Akhirnya Rifki pasrah di masukin ke pesantren, tapi kok malah?.. ...
1.9M 122K 62
B e l u m R e v i s i [ Marriage Life ] Kisah pernikahan yang berlandaskan perjodohan, antara Alvin dan Fara. Fara, wanita cantik yang sukses diusia...
342K 15.2K 61
BACA AJA GAADA PRIVAT-PRIVAT. Ini cerita pertama. Kisah tentang Yuma yang belum bisa move on pada mantan kekasihnya Nadeo, cewek super duper gengsi i...