Friendzone

By Sabiimh

54.3K 5.8K 2.4K

Copyright©2018 by Sabiimh Plagiat dilarang mendekat!! No copy my story!! Cape mikirnya. [Ini cerita pertamaku... More

Prolog (NEW)
1. Hari Ibu (NEW)
2. Jalan-jalan (NEW)
3. Jogging (NEW)
4. Kecelakaan (NEW)
5. Terbongkar (NEW)
6. Perempuan Gila (NEW)
7. Masalah Selesai (NEW)
8. Makanan Aneh (REVISI)
9. Pria Aneh (REVISI)
10. Perasaan Lebih (REVISI)
11. Kemana? (REVISI)
12. Ditolak (REVISI)
13. Murid Baru (REVISI)
14. Murid Baru Lagi (REVISI)
15. Tertutup (REVISI)
16. Mulai Terbuka (REVISI)
17. Lebih Baik (REVISI)
18. Keributan (REVISI)
19. Akur (REVISI)
20. Badmood (REVISI)
21. Masih Sama (REVISI)
22. Permainan Selesai (REVISI)
End (REVISI)

18. 1 Keributan (REVISI)

1.2K 149 44
By Sabiimh

"Lo itu bego apa gimana sih?!" tanya Rian dongkol seraya mendorong bahu Malik kencang. Membuat pria itu sedikit terhuyung ke belakang.


"Heh! Lo gak usah ikut campur! Lo yang gak tau apa-apa!" geram Malik.

"Lo udah nyakitin dia! Jadi gua berhak ikut campur! Lo yang gak tau apa-apa bocah ingusan!!" ucap Rian sinis.

Bughh!!!

Satu pukulan dari Malik diberikan kepada Rian membuatnya terhuyung kebelakang tapi tidak sampai jatuh.

"Kak Adrian?!" teriak Ara kaget.

"Lo apa-apaan sih, Mal?!" tanya Ara kecewa.

"Lo yang apa-apaan?! Ngapain deket-deket sama cowo lain?! Ngapain jadian sama dia?!" tanya Malik balik kesal.

"Lo sendiri jadian sama Risa!! Ngaca dongg!! Jangan asal nge judge gue gitu aja!!" kesal Ara.

"Tapi lo gak berhak jadian sama dia!!" bentak Malik

Plakkk!!

Ara pun nampar Malik cukup kencang, disitu Ara tak perduli lagi dengan tatapan orang lain. "Lo punya hak apa ngelarang gue jadian sama Kak Adrian? Lo punya hak apa ngelarang gue deket-deket sama cowo lain? Lo siapa Afi?! Lo bukan siapa-siapa!! Kita cuma sahabat, tapi engga sekarang. Kita cuma orang asing sekarang." sinis Ara.

Tanpa memperdulikan Malik yang bungkam akibat perkataan sinisnya, Ara berusaha sabar lalu segera menghampiri Rian.

"Kak maafin gue ya, gara-gara gue lo jadi kaya gini." ucap Ara dengan air mata yang sudah siap turun kapan pun.

"Laki-laki berantem kaya gini udah biasa. Tangan lo itu yang kenapa napa, udah yuk kita ke UKS bersihin luka lo." ucap Ara seraya tersenyum.

Entah kenapa air mata Ara pun jatuh gitu aja. "Gue gak tau lagi, Kak. Mesti gimana, makasih, kak. Karna, lo care banget sama gue." Ucap Ara seraya tersenyum tulus.

"Wajar dong gue perduli, kan lo kesayangan gue." goda Rian.

"Lagi kaya gini, masih bisa bisanya ngegodain anak orang." cibir Ara.

Entah kenapa tiba-tiba Malik menarik tangan Ara kasar. "HEH CENTIL BANGET LO!! UDAH PUNA COWO MASIH AJA DEKET DEKET SAMA COWO LAIN!! DASAR CABE!! MURAHAN LO!!" cibir Malik dengan meninggikan suaranya.

Ara yang ngedengar sindiran pedas Malik kaget, sekaligus kecewa segitu rendahnya kah penilaian dia tentang dirinya?. "Gue bukan cewe murahan!! Gue bukan cabe-cabean!! Jaga bicara lo sama gue!!" ucap Ara membela diri.

"Apa lo bilang gue centil? Gak salah tuh? Bukannya elu ya, yang centil? Lo bilang sayang sama gue, bilang cinta, tapi jadian sama orang lain! Situ waras?! Gak mikirin perasaan gue! Pegangan tangan sama cewe lain, mesra mesraan sama cewe lain, foto bareng udah gitu deket banget sama cewe lain" sindir Ara yang membuat Malik diam bagaikan patung.

Rian pun segera membawa Ara ke UKS takut terjadi apa-apa dengan lengan kanan wanita itu.

Sedangkan Malik dia hanya diam mematung ditengah parkiran, dan beberapa orang sudah bubar.

"LO KETERLALUAN, MAL!!!" bentak Putra.

"IYA GUE TAU GUE BEGO. PUAS LO SEMUA HAH?!" jawab Malik meninggikan suaranya.

"LO SADAR GAK SIH SAMA APA YANG LO LAKUIN HAH?! DULU GUE PERCAYA SAMA LO. GUE PERCAYA, LO GAK BAKAL NYAKITIN HATI SAHABAT GUE." ucap Ella dongkol.

"TAPI NYATANYA APA?! LO SAMA AJA KAYA ADI. SAMA SAMA BAJINGAN!!!" teriak Hilda kesal.

"KALIAN GAK NGERTI APA APA ANJING!! GAK USAH IKUT CAMPUR!!" teriak Malik frustasi.

Saat Putra dan beberapa teman Afi ingin memukul Malik tertahan oleh tangan para teman Ara.

"Cukup!" lerai Resha, dan Ella.
"Biarkan penghianat bersama dengan PHO." ucap Kinara seraya menatap Risa dan Malik sinis.
"Agar mereka hancur bersama sama." Sambung Lia seraya memasang muka jengkel.

"YANG LUKA ITU ARA BUKAN SI ULER MURAHAN INI!! YANG NABRAK ITU SI RISA!! RISA NABRAK ARA SAMBIL NYOLOKIN PISAU KECILNYA KE TANGAN ARA. BIAR GAK DICURIGAIN ORANG GIMANA LO BISA BEGO KAYA GINI, MAL. HAH??" Dan wow. Itu kalimat terpanjang yang pernah diucapkan Firly membuat beberapa orang tercengang. Bahkan Firly yang sedingin es saja bisa merubah ekspresi menjadi kecewa pada sahabatnya.

"Apa lo lebih milih Risa? OKE, YANG MENURUT LO LEBIH CANTIK. Daripada lo milih Sabrina yang lebih tulus?" sindir Gatra penuh penekanan. Bahkan Gatra yang suka bercanda saja bisa seserius ini.

"GUE UDAH SERING BILANG JANGAN SAMPE ABIS KELAKUAN BEGO LO INI LO NYESEL!!" ucap Putra lalu meninggalkan Malik diikuti beberapa temannya.

Malik pun mengacak rambutnya frustasi. "Argghhh! Bego. Bego. Bego banget si guaaaaa. Ya allahhhh!!!" Teriak Malik kesal membuat beberapa siswa memperhatikannya aneh.

"Playboy kelas kakap."

"Gak nyangka gue dia jadi bajingan."

"Najis gue jadi dia lebih milih Sabrina."

"Makan tuh Risa."

Begitulah beberapa bisikan orang orang yang masih bisa didengar oleh Malik membuatnya kesal dan pergi meninggalkan tempat itu tanpa memperdulikan Risa yang diam dengan menundukan kepala.

----

"Astagfirullah haladzim! Tangan lo kenapa, Ara?!" Tanya Mauzar panik (salah satu anggota PMR yang bertugas di UKS).

"Huhh. Biasa lah haters, Zar." Jawab Ara santai.

"Cepetan duduk bersihin darahnya!" titah Rian membuat Ara terduduk di kasur UKS.

Mauzar pun memberikam betadine dan beberapa tetes alkohol pada luka Ara. Dan membersihkannya hingga bersih.

"Udah selesai." ucap Mauzar seraya menaruh kembali letak betadine dan alkohol.

"Makasih, Zar." ucap Ara yang dibalas senyuman tipis oleh Mauzar.

Ara dan Rian pun melangkah keluar UKS setelah memperban tangan Ara.

"Lo pulang bareng gue." ucap Rian saat mereka sampai diparkiran.

"Gue bisa pulang sendiri, Kak" Ara pun tersenyum.

"Lo mau bawa mobil pas tangan lo kaya gitu?" desis Rian.

"Ck! Gue bukan cewe manja kali, kak. Gue kan bisa disupirin sama mang Ujang" ucap Ara.

"Yaudah kalo gitu, sampe mang Ujang dateng baru gue pulang" ucap Rian yang akhirnya dibalas anggukan kepala pasrah oleh Ara.

----

Assalammualaikum". Ucap Ara setelah sampai dirumahnya.

Entah apa yang terjadi dirumah ini, yang jelas saat ia memasuki rumah Rose sedang menangis dimarahi oleh Andra, sedangkan Citra hanya menggelengkan kepalanya. Ara pun menghampiri mereka di ruang tengah untuk memastikan apa yang terjadi.

"Papa gak masalah kalau kamu minta uang banyak asalkan kamu pake buat yang bermanfaat bukan buat clubbing Rose!" tegur Andra.

"Kamu ngapain aja ke clubbing?" tanya Andra dengan matanya yang tajam.

"Ro-Rose cuma minum dikit, Pa." Ucap Rose dengan terbata-bata dan kepala menunduk tak berani menatap Papanya.

"MINUM?!" pekik Andra kaget.
"Mau jadi apa kamu udah minum minum begituan?! Umur masih muda, perjalanan kamu masih panjang!! Lain kali kalo mau apa apa itu dipikirin dulu!! Kamu udah gede bukannya ngasih contoh yang baik buat ade adenya malah kamu yang gak bener!" ucap Andra kecewa.

"Maafin Rose, Pa. Rose janji gak bakal kesana lagi". Ucap Rose dengan wajah memelas dan sisa-sisa air matanya.

"Sekarang jawab Papa. Kenapa kamu nuduh Ara kamu yang nyuri uangnya?" Tanya Andra namun Rose hanya diam saja.

"Jawab Papa Rose! Kamu punya mulut dipake jangan diem aja!" kesal Andra.

"Ini kenapa Papa marah marah sih?" tanya Ara yang sedari tadi hanya diam.

"Kamu juga!" Ucap Andra seraya menunjuk Ara. "Kenapa gak kasih tau ke Papa kalo yang nyuri duitnya Rose dan dipake buat berfoya foya sama fia?!" tanya Andra.

"Eumm, anu. Hehe" jawab Ara bingung harus bagaimana.

"Anu, anu apa?" tanya Andra kesal.

"Papa tau dari mana?" tanya Ara.

"Kamu nyimpen video Rose ke clubbing di berkas laptop kamu kan?" tanya Andra.

"Papa tau darimana?!" tanya Ara kaget.

"Papa liat sendiri dilaptop kamu. Kenapa harus kamu tutupin dari papa? Emang kamu sendiri enak dituduh maling?" tanya Andra.

"Eumm, Ara cuma gak mau Kak Rose dimarahin papa. Ara pengennya kalian tau sendiri aja tanpa Ara kasih tau" jawab Ara.

"Papa tau kamu gak mungkin kaya gitu" Ucap Andra pada Ara membuat Ara bingung harus merespon apa.

"Fasilitas kamu papa sita. Papa gak suka kamu bergaul sama temen kamu yang engga engga itu. Uang jajan kamu pake aja bekas nyuri, sampe kamu nyuri lagi. Awas aja". Ucap Andra mengingatkan pada Rose.

"Mereka temen Rose, pa! Papa gak tau mereka kaya apa! Papa gak bisa nuduh mereka yang engga engga". Ucap Rose lalu menghapus air matanya dengan jengkel.

"Kamu sendiri nuduh adik kamu yang engga-engga, kenapa Papa gak boleh?" tanya Andra.

"Ya karna papa gak tau apa-apa tentang temen Rose!" jawab Rose kesal.

"Papa gak tau apa-apa? Bukannya kamu yang gak tau apa-apa? Temen kamu itu kerjaannya ke clubbing, happy happy gak mikirin masa depan, bandel, hobbynya cuma bolos, cewe-cewe suka ngerokok, kalo bergaul sama cowo udah ngelakuin hal diluar batas. Gitu kan teman teman kamu? Jangan pernah anggep Papa ini gak tau apa-apa" kawab Andra lalu meninggalkan ruang tamu. Sedangkan Rose hanya diam saja, karna apa yang dibilang papanya barusan adalah benar.

Citra pun menggelengkan kepalanya. "Mama kecewa sama kamu Rose, mama gak pernah ngedidik kamu buat jadi anak kaya gini" ucap Citra yang air matanya sudah turun.

"Mama sendiri yang bikin Rose kaya gini! Mama sama Papa selalu sibuk sama kerjaan masing-masing sampe kalian lupa kalo kalian itu punya anak yang harus kalian awasi dirumah!" bentak Rose.

"Kak! Lo apa-apaan si?! Gausah bentak Mama. Mama gak salah kok. Lo kira cuma lo doang yang kurang perhatian mama sama papa? Lo kira cuma lo doang yang butuh mereka? Disini juga ada gue, bukan lo doang. Lo udah gede harusnya ngerti kalo mereka emang sibuk sama kerjaan bukan berleha leha kaya lo!" tegur Ara.

"Lo gak usah ngajarin gue bocah!" geram Rose.

"Selagi lo bodoh, apa salahnya gue ajarin biar pinter?" tanya Ara nyolot. Rose pun segera pergi kekamarnya kesal dengan perlakuan adiknya.

"Maafin mama ya. Kemaren mama nuduh yang engga-engga, ternyata yang nyuri duitnya kaka kamu, udah gitu dipake buat clubbing sama dia. Soal kamu bolos mama udah tau alasannya". Jelas Citra dengan mata berkaca kaca lalu memeluk Ara erat.

"Hahh, udah lah ma gak papa. Ara ngerti ini cuma salah paham". Ucap Ara seraya melepaskan pelukannya.

"Apa kamu gak pengen cerita sedikit ke mama tentang masalah kamu? Apa kamu gak pengen berbagi kesedihan kamu sama mama? Segitu tertutupnya kamu sama orang termasuk mama iya?" Tanya Citra yang sudah menangis, ia merasa gagal menjadi ibu yang benar. Akhir-akhir ini ia sadar bahwa perhatiannya pada anak-anak nya itu kurang, dan waktunya sangat sibuk akibat pekerjaannya.

"Risa mana, Ma?" Tanya Ara mengalihkan pembicaraan.

Citra sadar bahwa anaknya ini mengalihkan pembicaraan yang membuatnya hanya tersenyum tipis.

"Dia ada dikamar, gak tau pulang pulang nangis. Apa kamu ada masalah sama dia?" tanya Citra seraya menghapus air matanya. Ara pun tersenyum paksa "Engga ada ma"

"Ini tangan kamu kenapa?! Kok diperban?!" pekik Citra kaget, baru sadar akan luka ditangan anaknya.

"Udah ya ma, Ara mau pergi". Ara pun memilih mengabaikan pertanyaan Citra tadi, tak sopan memang. Tapi ia bingung harus menjawab apa.

"Selalu aja ditutupin kalo ada masalah, kapan si kamu mau terbuka sama mama?" gumam Citra pelan namun masih bisa didengar oleh Ara yang sedang menaiki tangga.

Maafin Ara ma, bukannya bina gak mau cerita. Cuma belum waktunya aja Ara cerita ke mama. Batin Ara lirih lalu melanjutkan jalannya menuju kamar.

----

"Lho kak? Ngapain?" tanya Ara saat melihat Rian sedang berbicara dengan mamanya entah mengobrolkan apa.

"Lagi-lagi mama salah sama kamu, maafin mama ya. Mama ngerasa gagal jadi ibu yang baik buat kamu, lagi-lagi mama salah paham dan nganggep kamu yang engga-engga. Mama kira kamu bener bener ngambil Rian dari Risa, dan ternyata semuanya bohong" ucap Citra sudah menangis lagi.

Ara pun menghela nafasnya lega. Setidaknya satu persatu masalahnya telah selesai, ia memang sempat kecewa saat mamanya lebih percaya dengan saudara tirinya daripada anaknya sendiri. "Hahh, udah lah ma. Kejadian itu udah lama juga. Mama gak usah ngerasa gagal jadi seorang ibu, bagi Bina mama itu ibu terbaik. Bina mah gak akan marah kalo mama sama papa pulang malem gara-gara pekerjaan, asalkan mama sama papa tetep jaga kesehatan". Ucap Ara.

-To be continued-

Baper gak? Muehehe:")

Follow me on instagram👐
@Sabiimh.06

Maaf apabila terjadi kesalahan dalam menulis.
Smeoga kalian suka ya sama ceritanya dan gak pernah bosen buat baca cerita cerita bikinan gue:).
Sekian terimakasih...

New Chapter : Kamis & Minggu.

Continue Reading

You'll Also Like

1M 7.8K 10
Naziha sudah lama menunggu perjodohan ini. Menikah dengan seorang yang tak di kenal. Ia begitu yakin dengan pilihan ayahnya. Akankah suami Naziha a...
1.1K 342 34
welcome to my firs story. Typo berdebar. Penasaran, boleh mampir dulu siapa tau tertarik. Kalo ngebosenin tinggalin. "Bila pertemuan kita adalah suat...
24.9K 1.9K 53
#1 in wp2019 》(11 Juni 2019) "Lo tuh kayak remaja yang bikin tiga pengakuan. Dari suka, sayang, dan mungkin besok cinta.. Gue heran kenapa harus bert...
888K 70.1K 51
Rifki yang masuk pesantren, gara-gara kepergok lagi nonton film humu sama emak dia. Akhirnya Rifki pasrah di masukin ke pesantren, tapi kok malah?.. ...