DAMIRN ✔ (END)

By AuthorID

260K 21.8K 1.3K

Karya pertama dan tidak akan di revisi. "Aku bukan Psikopat Yehana!" Damirn Folx More

PROLOG
DAMIRN 1
DAMIRN 2
DAMIRN 3
DAMIRN 4
DAMIRN 5
DAMIRN 6
DAMIRN 7
DAMIRN 9
DAMIRN 10
DAMIRN 11
DAMIRN 12
DAMIRN 13
DAMIRN 14
DAMIRN 15
DAMIRN 16
DAMIRN 17
DAMIRN 18
DAMIRN 19
Epilog

DAMIRN 8

10.2K 1K 68
By AuthorID

Deep web :
Http://Dkiller.union.

"Aku mempunyai seorang tawanan gadis remaja Asia, menurut kalian harus ku apakan dia?"

Seorang wanita menarik kembali laptopnya dari hadapan Jakson.

"Kau tau dimana Damirn berada 'kan Jakson?" tanya wanita itu pada Jakson. Ia terus menatap Jakson dengan seksama, namun Jakson hanya terdiam ia ikut menatap wanita dihadapannya.

Wanita itu menghela nafas, "Ayolah Jakson. Aku yakin kau tau di mana Damirn berada, jadi ku mohon kerjasamamu."

Jakson tertawa kecil, "Berlin, dulu aku sudah mati-matian membantu kalian. Bahkan aku sampai rela di mutasi ke Ina, tapi kalian hanya mampu menahan Damirn selama tujuh tahun. Menurutmu apa aku akan rela jadi umpan untuk kedua kalinya?" Ekspresi Jakson berubah serius, Berlin terdiam.

"Ya, aku akui kami memang kurang memperhatikan Damirn. Tapi untuk kali ini, ku mohon bantuanmu lagi Jakson. Aku yakin, setelah Damirn kembali memainkan akun Deep webnya, Indonesia akan jadi tempat terror Damirn selanjutnya."

Jakson mengukir senyum miring di bibirnya.

"Itu urusanmu Berlin. Aku hanya seorang Dokter bedah, menangkap Damirn bukan tugas seorang dokter sepertiku."

Berlin kembali menghela nafas. "Baiklah, terserah kau saja..." Berlin kembali memasukkan laptopnya ke dalam tas, ia bangkit dari duduknya "Aku pergi dulu, selamat malam." Berlin melenggang begitu saja.

Jakson terdiam, ia terus menatap ke bawah. Menatap kepala Ronald yang sebelumnya sempat ia turunkan dari atas meja.

Pintu ruangan Jakson kembali terbuka, yang membuat Jakson sontak menoleh kearah sana. Di ambang pintu yang terbuka berdiri Damirn dengan sebuah acungan pistol di tangannya. Tak ada seringai maupun sebuah ekspresi di wajah Damirn, hanya matanya yang menatap tajam Jakson.

"Damirn!" Kaget Jakson.

"Bukankah sudah aku katakan supaya kau jangan ikut campur urusanku, Jakson?" Tanya Damirn dingin.

"A-apa maksudmu, Damirn?"

"Aku tidak mendapat kerugian apapun kalau aku membunuhmu sekarang, jadi matilah."

Mata Jakson membesar, "Tunggu Damirn! A-apa kau sudah lupa kalau aku sedang meneliti 'itu'?" Jakson mencoba negosiasi. Damirn berjalan masuk dengan seringai yang terukir di bibirnya.

"Kau bukan satu-satunya Dokter, Jakson. Aku bisa mencari dokter lain, selain dirimu." Ucap Damirn sambil terus mengacungkan mulut pistolnya kearah wajah Jakson. Sempat senyap sekejap, sampai Jakson kembali membuka mulutnya.

"Seluruh Dunia melarang penelitian seperti ini, Damirn. Karena hal yang kau inginkan hanya pernah di lakukan pada hewan. Dan, hasil dari eksperimen itu hanya bertahan sebentar, apalagi mengingat umur Yehana yang masih begitu muda. silahkan bunuh aku kalau kau memang tidak menginginkan itu dari Yehana." Jakson mencoba melawan rasa takutnya, dan yang ia katakan itu memang benar, hal yang di inginkan Damirn bertentangan dengan ilmu kedokteran.

Damirn terdiam, seringainya surut. Ia sedikit membelokkan moncong pistolnya, lalu menembakkan isi peluru tersebut keluar.

Dorr!

Peluru milik Damirn melesat menembus lengan atas milik Jakson.

"Akhhh---" pekik Jakson tertahan, ia memegangi lengan kanannya yang mulai mengeluarkan darah, membasahi lengan jas dokter miliknya.

"Jangan coba-coba membantu mereka untuk menangkapku lagi. Kalau kau masih bersikeras, maka kau akan mati saat itu juga..." Damirn tersenyum seram, ia menurunkan pistol miliknya "...Kakak." Damirn melangkah keluar, meninggalkan Jakson yang masih memegangi lengannya.

"Arrrrggghhh!! Sial! Sial!" Jakson menumpahkan semua barang-barang yang berada di atas meja kerjanya.

♥♥♥

"Kau tau 'kan Charlote, kalau menemukan Damirn itu seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Apalagi sekarang tanpa bantuan Jakson, di tambah kita tidak tahu di mana lokasi strategis tempat Damirn berada." Berlin masuk ke sebuah Hotel, ia berencana untuk tinggal sedikit lebih lama di Indonesia.

"Ah iya, aku ta---" ucapan Berlin terhenti saat dirinya menemukan seorang laki-laki yang tengah menatapnya dari lantai dua. Dan laki-laki itu adalah orang yang ia cari.

"Damirn!" Ucapnya.

Damirn tersenyum miring, lalu beranjak pergi. Berlin segera menutup sambungan telfonnya, ia langsung berlari menuju tangga. Berharap bisa mengejar sosok Damirn.

Berlin tersenyum, "baiklah. Ayo mulai permainannya, keparat."

Berlin sampai di lantai dua, matanya masih bisa mengekori langkah Damirn yang berjalan menuju sebuah lift. Sebelum masuk kedalam lift tersebut, Damirn sempat menyeringai ke arah Berlin yang berlari menuju tempatnya berada.

Berlin mempercepat langkahnya, namun tetap saja terlambat. Lift yang di tumpangi Damirn sudah menutup dan bergerak ke lantai atas.


"Sial!" Berlin menatap keatas, supaya tahu letak lantai yang Damirn tuju.

"Damirn!"

Sontak Berlin menoleh ke samping begitu ia mendengar nama Damirn di sebut. Tampak seorang gadis remaja yang terlihat sedang mencari seseorang. Tak mau kebingungan, Berlin langsung menghampiri gadis itu. Yang tak lain adalah Yehana.

"Permisi ...." ucap Berlin.

♥♥♥

Berlin membuka pintu mobilnya, mempersilahkan Yehana masuk. Yehana tampak ragu, ia diam di tempatnya.

"Ayo masuklah, Yehana. Tenanglah aku kenal baik dengan Damirn." ucap Berlin sambil tersenyum.

"A-apa benar Damirn menyuruhmu untuk menjemputku?" tanya Yehana.

Berlin tersenyum, "menurutmu, bagaimana?"

Yehana terdiam, tapi tak urung ia masuk ke dalam mobil. Berlin tersenyum, ia ikut masuk ke dalam mobilnya.

"Kau sudah lama tinggal bersama Damirn?" tanya Berlin begitu mobilnya keluar parkiran Hotel.

"Tidak juga, baru sekitar seminggu."

Berlin mengangguk, "kau tidak takut padanya?" Tanya Berlin lagi.

"Tidak. Kenapa harus takut? Damirn orang baik."

Berlin tersenyum miring, "Kau naif sekali ...."

Berlin fokus ke depan, pandangannya tertuju pada sebuah mobil yang melaju kearahnya. "Bukannya ini jalan satu arah?" Tanya Berlin pada dirinya sendiri, ia melihat kearah jendela mobilnya. Benar jalan yang ia lewati bersama Yehana itu memang jalan satu arah.

jarak mobil Berlin dan mobil di depannya semakin dekat. Mata Berlin membesar saat melihat siapa orang yang berada di dalam mobil tersebut.

"Damirn!!!"

Secepat mungkin Berlin membanting setirnya. Namun jelas terlambat.

Braaaak!

"Aaaaaakkkkhhh!!!" Teriak Yehana.

Mobil Berlin di tabrak dari dua sisi, dari depan oleh Damirn dan dari belakang oleh pengemudi lain. Begitu mobil Berlin berhenti, Damirn segera keluar mobil. Membuka pintu belakang mobil Berlin, mengeluarkan Yehana dari sana.

Yehana tak sadarkan diri, tanpa bicara Damirn membopong tubuh kecil Yehana, tak memperdulikan sosok Berlin yang juga tak sadarkan diri.

Mobil Damirn pergi begitu saja, meninggalkan kekacauan dan kemacetan panjang yang ia sebabkan.

♥♥♥

Yehana membuka mata, ia menatap sekitar, ketika menatap ke samping matanya berhasil melihat sosok Damirn dengan lehernya yang mengeluarkan darah.

"Damirn!" Ucap Yehana kaget. Ia mencoba bangkit, namun tubuhnya terasa sakit.

"Jangan paksakan dirimu, Yehana ...." ucap Damirn.

"Lehermu, Damirn. Kau berdarah!"

"Ya, memang berdarah. Dan aku menunggu dirimu untuk mengobatinya." Ucap Damirn tanpa ekspresi. "Ayo obati aku ...." Damirn mendekatkan wajahnya ke wajah Yehana, yang membuat Yehana sontak terkaget dan memundurkan wajahnya ke belakang.

"Ba-baiklah ...." setuju Yehana.

Damirn menatap wajah Yehana rinci, yang membuat Yehana membuang pandangannya ke samping, karena pandangan Damirn kali ini terasa berbeda dari biasanya.

"Obati aku, lalu setelah itu kita pindah ...."

DAMIRN

ayo dukung story ini dengan cara klik bintang dan tambahkan komentar.

VOMENT ♥
.

.

.

.
WARNING !!!
CARA MEMBACA NAMA DAMIRN = DAMIREN

Telat update karena keasyikan nonton Drakor plus Siccin 2 😂

Quote of monday :

"Yang lebih sakit dari patah hati adalah bangun bangun, hape lupa di charge."

Syakid tapi tydack berdarah.

Continue Reading

You'll Also Like

730K 63.5K 46
𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 𝟏𝟖+ [ 𝗞𝘆𝗹𝗲𝗿 𝗦𝗲𝗿𝗶𝗲𝘀 𝟯 ] D'arcy, nama Tengahnya yang berarti kegelapan melambangkan kehidupannya. Tidak ada siapapun yang...
852K 5.9K 7
Tentang Khaylila yang takut untuk menjalin hubungan. Dan tentang Alfath yang tak mau keluarganya hancur karena sebuah hubungan. Disaat keduanya mulai...
277K 28.9K 33
Sakura mengernyit melihat satu kontak baru yang tiba-tiba ada di dalam akun Line ponselnya. "Aku tidak merasa punya teman bernama, Sasuke." Sasuke x...
231K 27.6K 93
sequel dari 'itu aku' masih bercerita tentang keluarga kecil dari iqbaal dan (namakamu) yg memiliki dua anak kembar identik.