DAMIRN ✔ (END)

By AuthorID

260K 21.8K 1.3K

Karya pertama dan tidak akan di revisi. "Aku bukan Psikopat Yehana!" Damirn Folx More

PROLOG
DAMIRN 1
DAMIRN 2
DAMIRN 3
DAMIRN 4
DAMIRN 5
DAMIRN 7
DAMIRN 8
DAMIRN 9
DAMIRN 10
DAMIRN 11
DAMIRN 12
DAMIRN 13
DAMIRN 14
DAMIRN 15
DAMIRN 16
DAMIRN 17
DAMIRN 18
DAMIRN 19
Epilog

DAMIRN 6

11.3K 1.1K 86
By AuthorID

Damirn duduk tepat di hadapan Ronald yang keadaannya sekarang terlihat begitu menyedihkan. Seluruh tubuh laki-laki itu di basahi darah. Tubuhnya terikat di sebuah kursi kayu kamarnya.

Damirn menatap lekat wajah Ronald yang ikut menatapnya dengan tatapan redup.

"Akan ku hitung sampai tiga Ronald." Ucap Damirn tanpa ekspresi sama sekali.

"Satu ...."

Pandangan Damirn terus saja terfokus pada wajah Ronald, laki-laki itu sudah tidak punya harapan hidup. Meski kalau dia memberitahu Damirn di mana letak Yehana sekalipun, ia yakin kalau Damirn tetap akan membunuhnya.

"Dua ...."

Damirn menjangkau kapak merah yang tergeletak di samping kakinya. ia berdiri, menghampiri sosok Ronald yang sama sekali tidak bicara. Damirn menaruh telapak sepatunya di pundak kursi tempat Ronald terikat, siap untuk menerjang kursi tersebut agar jatuh ke lantai.

"Tiga!"

Brakk!

Tubuh Ronald terhempas ke lantai bersamaan dengan jatuhnya kursi yang baru saja di tendang Damirn. Dengan langkah berat Damirn menghampiri Ronald, mengangkat kapak yang ia pegang. Merincikan ayunan kapak itu di pergelangan leher Ronald. Ronald masih terus terdiam, seolah ia tidak takut lagi dengan namanya kematian.

Craaaaakkkkk!

Tubuh Ronald menggelepar seketika saat kepala miliknya terputus. darah segar yang keluar dari penggalan lehernya itu terus mengalir bak genangan air. Damirn terdiam, matanya terus menatap tubuh Ronald yang masih terlihat bergetar.

♥♥♥

Jakson dan Yehana berada di tepian pantai yang ombaknya begitu tenang. Tempat ini, adalah tempat yang paling di sukai Damirn 18 belas tahun yang lalu.

"Apa kau menyukai tempat ini, Yehana?" Tanya Jakson.

Yehana tersenyum senang, ia menoleh Jakson yang berdiri di sampingnya. "Ya, udara di sini sejuk, ombaknya juga tidak berisik. Wajar kalau Damirn menyukai tempat ini." Jawab Yehana.

Jakson tersenyum tipis, "Dulu, aku dan Damirn sering ke tempat ini. Tapi, setelah orang tua kami bercerai, kami berpisah. Dia ikut ayahku ke Cali. Sedangkan aku dan ibuku, menetap di Ina." Jakson menarik nafas dalam.

"Kau tau... dulu Damirn, selalu tersenyum bahagia saat aku membuatkannya sebuah Istana pasir." ucap Jakson lagi.

Yehana terdiam, ia terus menatap Jakson dengan raut wajah iba. "Setiap kali aku merindukan Damirn, aku selalu ke tempat ini. Untuk mengenang masalalu kami." Jakson merogoh saku jas dokternya, mengeluarkan beberapa lembar foto ukuran dompet dari sana.

"Tapi begitulah kehidupan. Kita tidak tau apa yang akan terjadi di masa depan, kini Damirn sudah menjadi orang yang sangat berbahaya." Jakson mengulurkan foto-foto itu ke hadapan Yehana.

"Apa ini, dokter?" tanya Yehana seraya mengambil foto itu dari tangan Jakson.

"Foto Damirn tujuh tahun yang lalu. Saat dia di tahan di Alcatraz, San Fransisco. Kau tau tempat itu?"

Yehana menggeleng, ia melihat satu persatu foto yang di berikan Jakson padanya.

"Tidak dokter... Damirn, dia tidak berbahaya... dia orang baik."

Yehana mengembalikan foto-foto yang di berikan Jakson padanya. Ia tidak percaya akan kata-kata Jakson barusan.

"Kau belum tahu saja Yehana. Karena kau baru mengenalnya beberapa hari yang lalu, sedangkan aku? Kami sudah tumbuh besar bersama selama lebih dari sepuluh tahun. Menurutmu, sebagai seorang kakak apa aku tidak bisa mengenal adikku sendiri?"

Yehana terdiam.

"Terserah kau mau percaya apa tidak. Aku hanya memberitahumu, Yehana." 

Yehana mengangguk, ia tersenyum tipis.

"Baiklah dokter. Jangan khawatir, kau orang baik. Tapi aku senang tinggal bersama Damirn, dan aku yakin. Dia tidak akan menyakitiku."

Jakson terdiam saat mendengar ucapan Yehana. Gadis ini sangat polos, juga mudah di pengaruhi, tapi saat hal yang menyangkut Damirn. Kenapa reaksi penolakannya berfungsi dengan baik?

♥♥♥

Yehana membuka pintu Appartment Damirn. Hal yang pertama matanya lihat saat pintu terbuka adalah sosok Damirn yang berada di samping pintu. Yehana tentu merasa kaget saat mata kelam Damirn menatap dirinya.

"Da-Damirn ...." ucap Yehana gugup.

"Masuklah ...." Damirn menyingkir dari samping pintu, membiarkan Yehana masuk ke dalam kamar Appartmentnya.

"Ayo makan. Aku sudah siapkan."

Yehana mengikuti langkah Damirn yang menuju dapur.

"Damirn... aku, sudah kenyang." ucap Yehana yang berhasil membuat Damirn menghentikan langkahnya, ia menoleh ke belakang tempat Yehana berada.

"Kau sudah makan?"

Yehana mengangguk, sempat hening sejenak.

"Baiklah kalau begitu, aku keluar sebentar." Damirn melenggang begitu saja, meninggalkan Yehana.

"Kau mau kemana, Damirn?" Yehana menyusul langkah Damirn. Namun Damirn sama sekali tidak menjawab, ia masih dengan langkahnya menuju pintu keluar. "Mandilah Yehana, tampil lah cantik hari ini."

Ucapan Damirn sebelum ia menutup pintu membuat Yehana terpaku.

"Tampil cantik? Apa maksudnya?" tanya Yehana pada dirinya sendiri. Walupun bingung, Yehana tetap melaksanakan permintaan Damirn, ia menuju kamar mandi lalu membersihkan dirinya. Begitu selesai mandi dan berganti pakaian, Yehana segera berjalan menuju dapur, karena mendengar suara genit wanita.

Langkah Yehana terhenti saat matanya melihat Damirn sedang di peluk dari belakang oleh seorang wanita cantik.

"Siapa kau?" Tanya wanita itu pada Yehana yang berdiri di ambang pintu. Damirn ikut menatap Yehana, tapi dia hanya terdiam.

"Damirn. Siapa dia?" Tanya wanita itu lagi, kini dengan suara agak manja.

"Dia? Hanya gadis yang menumpang hidup denganku." jawab Damirn santai, ia terus menatap Yehana. Mata Yehana berkaca saat mendengar ucapan Damirn barusan.

"Benarkah? Kalau begitu, apa boleh aku usir dia? Anak kecil yang berada di antara sepasang orang dewasa. Hanya akan jadi pengganggu, benar 'kan Damirn?" ucap wanita itu meminta izin.

Damirn mengangguk, hal itu membuat Yehana marah. Ia berjalan cepat menghampiri Damirn, lalu tanpa jeda ia mendaratkan satu tamparan kecilnya di pipi kanan Damirn.

Airmata Yehana mengalir, ia menantang mata Damirn. Menunjukkan tatapan terluka miliknya.

"Hei! How dare you fucking bitch?!" Wanita itu mengangkat tangannya, hendak menampar balik Yehana. Namun dengan sigap, Damirn menahan lengan itu kuat, hingga terdengar suara 'krak' dari lengan wanita tersebut.

"A-aw Damirn. Sakit!" Ucap wanita itu.

Damirn tak merespon sama sekali, ia masih menatap wajah kecil Yehana. "Kau tidak suka, Yehana? Kau marah saat melihatku bersama wanita lain?" tanya Damirn.

Yehana terdiam, airmatanya terus mengalir. Melihat tubuh gadis kecilnya bergetar, segera Damirn menarik pinggul Yehana untuk masuk ke dalam pelukannya.

"Apa-apaan ini!" ucap wanita di samping Damirn tak terima. Mendengar ucapan wanita itu, membuat Damirn mengendorkan cengkramannya. Ia juga melepaskan Yehana dari pelukannya.

"Kau... saatnya kita bersenang-senang." Damirn berjalan menuju ruang kamar sambil terus menggandeng wanita di sampingnya. Wanita itu menatap remeh Yehana.

"Ikut kami, Yehana."

Damirn juga mengiring Yehana menuju ruang kamarnya.

"Damirn. Kenapa kau juga mengajak gadis itu?!"

Damirn terdiam, begitu pula Yehana. Saat sampai di dalam kamar, Damirn menyuruh Yehana duduk di atas kursi, Yehana terdiam, namun tak urung ia menurut.

Setelah menyuruh Yehana duduk, Damirn lalu menyeret wanita di sampingnya menuju ranjang. membaringkan dengan kasar wanita itu. Wanita itu tersenyum nakal ke arah Damirn saat Damirn mengikat kaki dan tangannya ke tepian ranjang.

"Apa kau yakin, akan melakukannya di hadapan gadis ini?" Tanya wanita itu sambil menoleh Yehana.

"Tentu saja. Mari kit buat ini seperti siaran langsung." Damirn menatap Yehana yang tatapannya kosong. Setelah menatap Yehana sekitar sepulu detik, Damirn lalu menuju lemari buku di pojok kamarya, mengeluarkan sebuah gergaji mesin dari belakang lemari tersebut.

"Ayo kita mulai." Mata Damirn berkilat tajam, ia menghampiri wanita yang sudah ia ikat di atas ranjang.

"Tunggu! Untuk apa itu?!" wanita yang Damirn ikat tampak berontak.

"Tentu saja untuk memotong tangan kurang ajarmu, dasar jalang!"

Tbc...

DAMIRN

ayo dukung story ini dengan cara klik bintang dan tambahkan komentar.

VOMENT ♥
.

.

.

.
WARNING !!!
CARA MEMBACA NAMA DAMIRN = DAMIREN

Note : sengaja di gantungin biar greget :V

Damirn? He's mine!

Continue Reading

You'll Also Like

ANDREA By R_Lioo

Teen Fiction

177K 11.8K 36
#DARKROMANCE Akibat ancaman Arissa, Andrea terpaksa harus berurusan dengan Sebastian Efrain. Lelaki tampan yang banyak dipuja para gadis itu terkesan...
KANAGARA [END] By isma_rh

Mystery / Thriller

7.3M 538K 93
[Telah Terbit di Penerbit Galaxy Media] "Dia berdarah, lo mati." Cerita tawuran antar geng murid SMA satu tahun lalu sempat beredar hingga gempar, me...
16.4K 1.8K 22
Jakapan Puttha tidak tahu apa yang salah hingga sikap Wichapas Sumettikul begitu dingin padanya. Cinta lama, cinta pertama, cinta remaja, bukankah se...
1K 97 5
Instagram jujutsu kaisen Berawal dari seorang laki-laki yg menemukan anak kembar beda gender di tong sampah hingga dia membesarkan kedua anak itu yg...