DAMIRN ✔ (END)

By AuthorID

260K 21.8K 1.3K

Karya pertama dan tidak akan di revisi. "Aku bukan Psikopat Yehana!" Damirn Folx More

PROLOG
DAMIRN 1
DAMIRN 2
DAMIRN 3
DAMIRN 4
DAMIRN 6
DAMIRN 7
DAMIRN 8
DAMIRN 9
DAMIRN 10
DAMIRN 11
DAMIRN 12
DAMIRN 13
DAMIRN 14
DAMIRN 15
DAMIRN 16
DAMIRN 17
DAMIRN 18
DAMIRN 19
Epilog

DAMIRN 5

12.2K 1.1K 39
By AuthorID

Alcatraz,
San Fransisco.

Tetes demi tetes air terus mengalir di sepanjang ubin koridor ruangan tanpa cahaya. Sekumpulan orang berpakaian khusus dengan masing-masing masker di wajahnya berjalan teratur, mereka semua membawa pistol bius serta tabung oksigen di punggung masing-masing. Karena tak ada sumber cahaya lain, mereka hanya bisa mengharapkan senter yang terdapat di setiap pistol biusnya.

Seseorang di antara mereka memberi isyarat melalui tangannya. Sedetik setelah aba-aba di turunkan, segera rombongan mereka memecah menjadi tiga bagian. Kelompok satu berbelok ke kanan, tempat dimana para Napi kasus berat di tahan. Kelompok kedua berbelok ke kiri, tempat dimana para Napi dengan kasus pembunuhan di tahan. Dan kelompok tiga, terus bejalan lurus menuju tempat di mana terdapat orang-orang paling berbahaya dari seluruh penjuru Dunia.

Sel di kiri dan kanan koridor hanya berskala kecil, ruangan yang di lapisi dengan jeruji besi panas itu berisikan masing-masing satu orang Napi. Kaki, tangan serta leher mereka di rantai sebagai bentuk pengamanan ganda. Karena kalau satu saja dari mereka lolos, akan sangat sulit untuk di tangkap kembali.

Bau busuk memenuhi ruangan tersebut, banyak di antara para tahanan itu sudah mati di karenakan berbagai sebab.

"Lapor, tahanan ruang 45 tidak ada. Tahanan ruang 45 tidak ada .... " ucap seseorang melalui Walkie tolkie yang sedari tadi menggantung di pundaknya.

saat mendengar suara laki-laki tersebut, sontak para tahanan di sebalik jeruji itu meronta. mata mereka semua di tutup, dan mereka sama sekali tidak bisa berdiri berhubung ruangan sel mereka yang hanya mempunyai tinggi se dada orang dewasa. Dan sel dengan ciri-ciri seperti ini, di namakan Sel jongkok.

Raungan demi raungan terus bersahutan, bahkan hampir dari mereka semua menyentuh besi panas yang menghalangi ruangnya dan koridor tempat tersbut.

"Lapar!!!" Kata-kata itulah yang dominan keluar, di selangi umpatan-umpatan dari seluruh mulut para Napi. Aroma daging bakar samar-samar tercium berbaur dengan busuknya bau bangkai-bangkai manusia yang sudah menjadi tengkorak dan masih tersulut belatung.

Meski terdengar sangat lirih, tak ada sama sekali yang peduli akan teriakan para napi tersebut. Petugas-petugas itu hanya sibuk mengamati ruang tahanan nomor 45. Rantai-rantai berserakan di sebalik ruangannya, jeruji besi panas ruangan itu sedikit bengkok. Dan bengkokan itu cukup bila di gunakan untuk meloloskan diri dengan cara menyamping.


"Damirn, 28 tahun. Oakland, tahanan dengan kasus paling mengerikan telah melarikan diri." lapor laki-laki itu lagi.

♥♥♥

Damirn duduk di hadapan meja dinas Jakson sambil bersiul, laki-laki itu tengah menunggu kedatangan kakak semata wayangnya.

Tak!

Sebuah koran mendarat di hadapan Damirn. Dan di sana, terpampang wajah Grace yang sudah mati.

"Sebenarnya kau mau apa Damirn? Dari suaminya, keponakannya, bahkan sekarang wanita ini pun kau bunuh?!" Jakson menatap Damirn.

Damirn menjauhkan koran itu dari hadapannya, ia menghela nafas sekali.

"Kau itu seorang dokter, Jakson. Bukan detektif, berhentilah mengurusi urusanku. Sekarang, lakukan tugasmu sebagai dokter sungguhan. Obati aku."

Jakson menatap muak Damirn. Jujur ia sangat membenci keparat di hadapannya ini, namun di satu sisi Jakson tak bisa membantah kalau orang gila yang sedang berhadapan dengannya ini adalah adik kandungnya.

"Aku bersumpah. Aku akan membuatmu menyesal."

Damirn terkekeh. mata kelamnya menatap tajam wajah Jakson, tatapan itu seolah mencabik keberanian Jakson.

"Kalau benar kau mau seperti itu, silahkan. Tapi pastikan kau tidak mengirimku ke Alcatraz lagi, tempat itu tidak menyenangkan." Damirn membuka baju kemejanya. Memaparkan dada penuh dengan luka bakar ke hadapan Jakson.

"Cepatlah, aku tak punya banyak waktu." Damirn berdiri dari duduknya, membiarkan Jakson mengganti perban tubuhnya.

♥♥♥

Yehana duduk diam di sebuah ruangan asing yang baru pertama kali ia lihat di sepanjang hidupnya. Ruangan gelap yang di hiasi lampu warna-warni di setiap sudutnya.

"Tenanglah Yehana, soal ucapanku tadi. Aku tak berbohong, aku benar-benar akan mempertemukanmu dengan kakak Damirn." Ronald tersenyum ke hadapan Yehana. Yehana hanya tersenyum singkat, suasana mulai ramai, orang-orang mulai berdatangan, musik keras juga mulai berdengung di telinga Yehana.

"Ronald. Aku takut ...." ucap Yehana sambil menarik lengan baju Ronald.

Ronald menatap Yehana bingung. "Kau takut apa? di sini tak ada orang jahat, mereka hanya sedang bersenang-senang.  Kau tak perlu khawatir Yehana, ada aku di sini."

"Ta---" Yehana mencoba membantah, namun belum selesai kalimatnya, telunjuk Ronald segera menghentikan gerak bibirnya.

"Jangan banyak bicara. Kita tunggu saja ke datangan Jakson."

Ronald melambaikan tangannya ke atas, di tengah-tengah orang yang mulai perlahan mengerumuni lantai dansa, berjalanlah Jakson dengan stelan kasual menuju Ronald dan Yehana.

"Dokter!" Panggil Ronald.

Jakson berjalan cepat, begitu keberadaan dirinya dan Ronald sudah berhadapan pria dengan umur 32 tahun itu langsung mencengram kerah baju Ronald.

"Kau sudah gila, hah?!"

Ronald sedikit terkejut dengan reaksi Jakson terhadapnya.

"Tenang dokter, tenang. Aku tahu bar memang bukan tempat bermain untukmu, tapi lihat siapa yang bersamaku ini."

Jakson menoleh Yehana, gadis itu tersenyum "Halo Dokter, saya Yehana teman Damirn." Sapa Yehana ramah. Begitu mendengar perkataan Yehana Jakson langsung melepaskan cengkramannya pada kerah baju Ronald.

"Damirn? Kau... teman Damirn?!" Tanya Jakson memastikan, ia menatap rinci wajah Yehana "tunggu, kau? Gadis yang di kabarkan hilang itu?"

Yehana terlihat bingung sejenak, namun sedetik kemudian ia mengangguk sambil tersenyum lugu.

"Ah iya, aku ingat. wajahku pernah muncul di koran beberapa hari lalu, tapi berita itu hanya salah paham dokter. Aku tidak hilang, aku hanya tidak pulang kerumah karena Damirn menawariku tempat tinggal."

Ronald dan Jakson saling tatap ketika mendengar jawaban Yehana.

"Baiklah, kalau itu cuma salah paham." Jakson tersenyum, "Yehana... apa kau mau, pergi ke tempat yang bisa membuat Damirn tersenyum?"

"Maksud dokter?"

"Selama bersamanya, apa kau pernah melihat Damirn tersenyum?" tanya Jakson lagi.

Wajah Yehana terlihat ragu.

"Damirn selalu tersenyum dokter, tapi... selalu dengan sorot mata yang tajam."

Ronald dan Jakson tersenyum miring saat mendengar perkataan Yehana. isi pikiran mereka berdua sama, saling mempertanyakan kenapa gadis se polos Yehana bisa berurusan dengan orang berbahaya seperti Damirn.

"Apa kau tidak tertarik melihat Damirn tersenyum dengan cara yang berbeda?"

"Bisakah?"

"Tentu saja, Yehana."

♥♥♥

Ronald masuk ke dalam kamarnya, jam sudah menunjukkan pukul 00.23 a.m sekarang, setelah memastikan pintu kamarnya terkunci, Ronald lalu menghidupkan lampu. ketika ruangan kamarnya sudah menjadi terang, sontak Ronald tersentak. Karena di tepian kasur miliknya terdapat Damirn yang sedang menatapnya dengan tatapan membunuh.

"Da-damirn?!" ucap Ronald gugup, ia berjalan mundur.

"Hai, Ronald. Lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu?" Damirn berdiri, ia berjalan mendekati keberadaan Ronald. "Tampaknya, kau ingin memberiku satu bagian tubuhmu lagi... benar begitu Ronald?" Damirn menyeringai, ia memiringkan kepalanya sambil terus menatap tajam Ronald.

"A-apa maksudmu Da---" kalimat Ronlad terhenti saat tangan Damirn mencengram lehernya kuat. urat-urat leher Ronald menegang, nafasnya tercekat.

"Dimana Yehana?!"

Tbc...

DAMIRN

ayo dukung story ini dengan cara klik bintang dan tambahkan komentar.

VOMENT ♥
.

.

.

.
WARNING !!!
CARA MEMBACA NAMA DAMIRN = DAMIREN

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 79.9K 36
SELESAI (SUDAH TERBIT+part masih lengkap) "Nek saumpomo awakdewe mati, awakdewe bakal mati pas negakke keadilan. Mergo sejatine hukum kui kudu sing r...
7.2K 87 6
Kehidupan Ara, seorang wanita muda yang ceroboh namun penuh semangat, dan Kaizen, kekasihnya yang dingin dan penuh perhitungan. Ara selalu hidup deng...
KANAGARA [END] By isma_rh

Mystery / Thriller

7.3M 538K 93
[Telah Terbit di Penerbit Galaxy Media] "Dia berdarah, lo mati." Cerita tawuran antar geng murid SMA satu tahun lalu sempat beredar hingga gempar, me...
50.5K 1.5K 13
Hidupnya berubah ,sejak wanita itu tidak sengaja mengambil dompet yang jatuh milik seorang pria. "Maaf tuan, dompet anda tidak sengaja jatuh," ujar w...