DAMIRN ✔ (END)

By AuthorID

260K 21.8K 1.3K

Karya pertama dan tidak akan di revisi. "Aku bukan Psikopat Yehana!" Damirn Folx More

PROLOG
DAMIRN 1
DAMIRN 2
DAMIRN 3
DAMIRN 5
DAMIRN 6
DAMIRN 7
DAMIRN 8
DAMIRN 9
DAMIRN 10
DAMIRN 11
DAMIRN 12
DAMIRN 13
DAMIRN 14
DAMIRN 15
DAMIRN 16
DAMIRN 17
DAMIRN 18
DAMIRN 19
Epilog

DAMIRN 4

12.6K 1.2K 116
By AuthorID

Mobil Damirn berhenti di sebuah toko pakaian. Ia membuka pintu mobilnya lalu mempersilahkan Yehana untuk turun.

"Ayo, Yehana ...."

Yehana keluar dari mobil, ia menatap bangunan dua lantai di hadapannya. "Kenapa kita ke sini Damirn?" Tanya gadis itu polos.

"Apa kau tidak bosan terus memakai dress lusuh? Dengar Yehana, dengan pakaianmu yang di atas lutut itu, seseorang akan sangat mudah berbuat jahat padamu, termasuk aku ...." ucap Damirn dengan senyum khas miliknya pada Yehana. Yehana terdiam sejenak, namun sedetik kemudian gadis itu tersenyum.

"Kau, tidak mungkin akan berbuat jahat padaku Damirn" ucap Yehana seraya memegang tangan besar Damirn.

Perkataan Yehana berhasil membuat Damirn menatapnya lekat. "Ucapanmu terdengar begitu yakin."

Yehana mengangguk, "Aku memang yakin ...."

"Kenapa bisa sangat yakin?"

"Karena kau orang baik." Yehana tertawa kecil, ia mendongak, ikut menatap bola mata Damirn.

"Jangan terlalu naif..." Damirn membawa pandangannya ke depan, "kalau aku mau, aku bisa saja membunuhmu sekarang juga." Ucap Damirn yang terdengar serius.

"Itukan kalau kau mau. dan, tentu saja kau tidak mau, 'kan?"


Damirn tersenyum miring, "Bodoh!"


♥♥♥

Jakson berjalan tergesa menuju ruangan tempatnya bekerja. Ronald menelfon beberapa saat lalu, katanya ada hal penting yang harus mereka berdua bicarakan.

"Ada apa Ronald?" tanya Jakson setelah ia sampai di dalam ruangannya.

Ronald yang sebelumnya duduk, kini berdiri. Ia menghampiri keberadaan Jakson yang berdiri beberapa senti dari tempatnya berada.

"Hai Dokter Jakson. Sudah lama, ya ...." ucap Ronald basa-basi.

Jakson mengangguk samar, "ya, sudah tujuh tahun kita tidak bertemu. Sekarang, ada apa? Kenapa tiba-tiba kau menemuiku?"

Ronald menghela nafas panjang, "Apa benar sudah tujuh tahun?" ia memegang lengan atas kirinya yang buntung. "Rasanya lenganku ini masih perih dan berdarah, Dokter."

Jakson mengerti akan arah perkataan Ronald, ia berjalan menuju kursi dinasnya. "Jadi, kau juga sudah bertemu Damirn?" Tanyanya.

Ronald mengangguk, retina matanya mengekori langkah Jakson.

"Ya, barusan aku bertemu dengannya. Di Perpustakaan tempatku bekerja ...."

Ronald duduk di kursi tamu yang terletak di sebrang meja Jakson. "Dokter... apa masa tahanan Damirn sudah berakhir?" Tanya Ronald serius.

"Itu tidak mungkin Ronald, Damirn di tahan secara ilegal. Ketimbang di bilang sebagai masa tahanan, Damirn lebih tepatnya di kurung dan di biarkan mati di sana." 

Ronald terdiam, sempat hening sejenak.

"Lantas, kenapa Damirn bisa ada di sini Dokter? di tempat yang bahkan sangat jauh dari sana." Tanya Ronald kemudian. Jakson hanya terdiam, ia menatap lekat Ronald.

"Itu karena ...."

♥♥♥

Damirn duduk di sebuah kursi di tepi gantungan-gantungan baju. Matanya terlihat redup.

"Damirn ...."

Sontak Damirn melirik kearah Yehana yang keluar dari ruang ganti, gadis itu memakai sebuah Hoodie merah beserta celana jeans hitam yang sebelumnya Damirn sarankan. Setelan sembarang itu begitu cocok di tubuh kecil Yehana.

"Begitu lebih baik." Damirn berdiri dari duduknya, ia menghampiri Yehana, "Ayo, pulang."

Yehana mengangguk, ia berjalan di samping tubuh kurus Damirn. ketika keluar dari toko baju tersebut, Yehana di kejutkan oleh seorang wanita paruh baya yang tengah membagikan selebaran poster.

"Tolong, mereka Suami dan keponakanku .... "

"Bibi ...."

Wanita paruh baya itu menoleh kearah belakang, tempat Damirn dan Yehana berada.

"Yehana!" Wanita itu melepaskan tas gendong berisikan selebaran miliknya, ia menghampiri Yehana. Mencium wajah gadis mungil itu berkali-kali sambil memeluknya erat. Yehana hanya bisa terdiam, membiarkan Grace, bibinya.

"Kemana saja, kau? Aku hampir putus asa mencari keberadaan pamanmu dan kau." ucap Grace dengan raut cemas.

"A... aku baik-baik saja bi, Damirn sudah menyelamatkanku." ucap Yehana pelan, tangannya menjangkau jari Damirn, memberi suatu isyarat.

Damirn menyadarinya, ia menatap wajah Yehana yang masih berada dalam pelukan Grace. "Damirn?" Grace melepas pelukannya, "Pria tampan ini?"

"Iya, bi"

Grace menatap Damirn dengan seksama, beberapa saat kemudian ia tersenyum ramah.

"Terimakasih Damirn, karena sudah menolong Yehana-ku."

Damirn terdiam, ia tak berekspresi sama sekali. Ia menatap Yehana sekilas, lalu kembali menatap manik mata Grace.

"Damirn. Aku benar-benar berterimakasih padamu, sekarang aku akan membawa Yehana pulang. kau jangan khawatir aku bibinya ...."

Mata Yehana membesar, ia menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Damirn menatap bahasa tubuh Yehana, jelas gadis itu tidak mau ikut.

"Baiklah. Kalau begitu, aku pergi dulu" ucap Damirn berpamit, ia segera menuju letak mobilnya terparkir.

"Damirn...!" Panggil Yehana.

Damirn sama sekali tidak menoleh, ia terus melanjutkan langkahnya.

Grace yang tadinya terlihat begitu bersahabat, kini telah melepas topengnya. Ia mencengkram kuat lengan Yehana yang hendak menyusul langkah Damirn.

"Akhirnya kau ketemu. Dasar jalang! Kau harus di hukum karena membuatku kesusahan seperti ini." Tubuh Yehana bergetar, ia menatap wajah Grace yang tampak begitu kesal.

"Ayo!"

♥♥♥

Grace dan Yehana tiba di sebuah rumah kecil yang letaknya cukup jauh dari pusat kota. Setelah membayar ongkos angkot yang mereka berdua gunakan Grace segera menggiring Yehana keluar.

"Cepatlah bodoh!" Grace mendorong tubuh Yehana kuat.


Setelah masuk ke dalam rumah, segera Grace mengambil sebuah cambuk yang selalu ia pakai untuk menyiksa Yehana. "Dimana suamiku?!"

"A-aku tidak tahu Bi, su-sungguh aku tidak tau. Aku berpisah dengan paman tiga hari yang lalu ...."

"Dasar sialan!"

Blaaaarrrr!

Sebuah sembatan cambuk mengukir garis merah di kedua lengan Yehana. Tubuhnya gemetar menahan sakit, ia menangis sambil menggigit bibir bawahnya agar tidak bersuara.

Grace menatap remeh Yehana yang tengah menunduk. Wanita dengan rambut sebahu itu lalu menarik sebuah kursi kayu.

"Kesini kau keparat!"

Yehana berjalan menuju bibinya. "Duduk!" Perintah Grace.

Yehana hanya bisa menurut, karena kalau ia coba membantah, bisa-bisa akan semakin parah.

"Sampai kau tidak memberi tahu di mana letak Reihan atau memberiku uang. Kau akan terus di sini untuk ku pukul setiap harinya." Grace mengikat tubuh Yehana, membuat gadis itu menyatu dengan kursi kayu tempatnya duduk.

Setelah yakin ikatan di tubuh Yehana kuat, Grace kembali mengambil cambuknya.

"Ku tanya sekali lagi. Dimana kau sembunyikan suamiku?!"

"Aku benar-benar tidak tahu bibi."

"Jalang keparat!" Grace tersulut emosi, ia melepaskan cambuk yang ia pegang. Wanita itu menatap sekitar, mencari bedan lain selain cambuk untuk ia gunakan sebagai alat siksaan untuk Yehana.

Grace segera berjalan menuju laci yang di atasnya terdapat sebuah pisau buah.

Sreeekk!

"Aaarrrrghhhh ....!" Erang Yehana ketika pisau yang di pegang Grace menoreh kulitnya, darah segar memenuhi sayatan pisau di lengan Yehana.

"Aku---"

Braaakk!

Pintu ruangan tempat dimana Grace menyiksa Yehana terbuka. Di ambang pintu berdiri Damirn dengan sorot mata yang begitu gelap.

"Da-Damirn!" Ucap Grace terkejut.

Damirn terdiam, ia menatap Yehana yang juga sedang menatapnya nanar. Setelah beberapa detik menatap gadis kecil yang tengah terikat itu, mata Damirn lalu menatap sosok Grace yang sedang menyembunyikan pisau di belakangnya.

"Bagaimana kau bisa masuk ke sini, Damirn?!" Tanya Grace berusaha setenang mungkin.

Damirn terdiam, ia terus menatap wajah Grace sambil berjalan masuk.

"Ja-jangan mendekat! Atau aku akan teriak kalau kau sudah masuk rumahku tanpa izin!" Ancam Grace, ia mengacungkan pisaunya ke hadapan Damirn.

Grace terpojok, Tubuhnya sudah menyentuh dinding sekarang.

Langkah Damirn berhenti, ia menoleh kearah di mana Yehana berada. "Yehana... tutup matamu." Perintah Damirn dengan suara datar.

Yehana sedikit bingung pada detik awal, namun gadis itu menurut. Ia menutup matanya.

Braaak!

"Ohoookk!"

Terdengar suara hantaman yang begitu keras di lantai kayu rumah Grace. Deru nafas Grace begitu memburu seolah sebelumnya ia sulit bernafas.

"Kau... Ohoookk! kau mau membunuhku, hah!!" Ucap Grace.

Damirn berjongkok, menghampiri Grace yang beberapa saat lalu ia cekik dan banting begitu saja ke lantai. Damirn menjangkau cambuk yang tergeletak tak jauh darinya.

Tanpa bicara sepatah katapun, Damirn kembali berdiri. Berdiri di belakang Grace, lalu membelitkan cambuk yang ia pegang di pergelangan leher Grace.

"Khhhhkkk ...."

Mata Grace melotot saat Damirn menarik kedua sisi cambuk yang ia pegang. Wajah Grace memerah, urat-urat wajah serta lehernya bermunculan, nafas wanita itu juga tercekat. Seolah udara sudah enggan menolongnya.

Yehana membuka matanya sedikit, mengintip hal apa yang sedang terjadi. Saat melihat hal mengerikan di depannya, Yehana sontak membuka matanya lebar-lebar.

"Yehana!" ucap Damirn tegas. Peringatan itu membuatnya menutup mata kembali. Tubuh Yehana bergetar takut, meski hanya melihat sebentar, tatapan Grace yang tengah merenggang nyawa itu melekat di fikirannya.

Suara kaki Grace yang sebelumnya terdengar menerjang-nerjang kini sudah tak terdengar lagi oleh Yehana. yang itu bearti bibinya sudah mati.

Langkah Damirn terdengar mendekat, itu membuat Yehana merasa sangat terancam. Bagaimana kalau setelah ini gilirannya?

Damirn berhenti tepat di hadapan Yehana.
"Jangan buka matamu, sampai aku menyuruhmu untuk membukanya. Mengerti?"

Yehana mengangguk.

Gadis Damirn memang seorang yang penurut. Segera Damirn melepas ikatan pada kaki dan tangan Yehana lalu membantu gadis itu berdiri. Damirn jelas bisa merasakan kalau tubuh Yehana bergetar karena takut.

Tbc...

DAMIRN

ayo dukung story ini dengan cara klik bintang dan tambahkan komentar.

VOMENT ♥
.

.

.

.
WARNING !!!
CARA MEMBACA NAMA DAMIRN = DAMIREN

Continue Reading

You'll Also Like

ANDREA By R_Lioo

Teen Fiction

177K 11.8K 36
#DARKROMANCE Akibat ancaman Arissa, Andrea terpaksa harus berurusan dengan Sebastian Efrain. Lelaki tampan yang banyak dipuja para gadis itu terkesan...
KANAGARA [END] By isma_rh

Mystery / Thriller

7.3M 538K 93
[Telah Terbit di Penerbit Galaxy Media] "Dia berdarah, lo mati." Cerita tawuran antar geng murid SMA satu tahun lalu sempat beredar hingga gempar, me...
50.5K 1.5K 13
Hidupnya berubah ,sejak wanita itu tidak sengaja mengambil dompet yang jatuh milik seorang pria. "Maaf tuan, dompet anda tidak sengaja jatuh," ujar w...
277K 28.9K 33
Sakura mengernyit melihat satu kontak baru yang tiba-tiba ada di dalam akun Line ponselnya. "Aku tidak merasa punya teman bernama, Sasuke." Sasuke x...