DAMIRN ✔ (END)

By AuthorID

259K 21.7K 1.3K

Karya pertama dan tidak akan di revisi. "Aku bukan Psikopat Yehana!" Damirn Folx More

PROLOG
DAMIRN 1
DAMIRN 2
DAMIRN 4
DAMIRN 5
DAMIRN 6
DAMIRN 7
DAMIRN 8
DAMIRN 9
DAMIRN 10
DAMIRN 11
DAMIRN 12
DAMIRN 13
DAMIRN 14
DAMIRN 15
DAMIRN 16
DAMIRN 17
DAMIRN 18
DAMIRN 19
Epilog

DAMIRN 3

13.4K 1.2K 101
By AuthorID

Suara mata kapak yang terseret di lantai terdengar begitu mengganggu telinga. Seorang laki-laki yang menyeret kapak besar itu membuka sebuah pintu. Sorot matanya yang dingin, menatap lekat laki-laki yang kaki dan tangannya terikat di atas ranjang ruangan tersebut.

Laki-laki itu berdiri persis di samping ranjang. Di tangan kirinya terdapat sebuah tabung berisikan cairan asam sulfat.

"Siapa kau?!" Tanya laki-laki yang terikat tersebut, ia berontak ingin lepas. Tapi percuma, ikatan yang melekat padanya begitu kuat.

Laki-laki yang berdiri di sampingnya itu terdiam, ia memiringkan kepala lalu mulai menyirami kaki pria gemuk di hadapannya dengan cairan asam sulfat dan dengan waktu singkat. Pergelangan kaki yang ia sirami itu melepuh.

"Aaaarrrrrrrggggghhhh..., Lepaskan! Lepaskan aku! Orang sinting."

Pria gemuk itu mengguling ke samping hingga terjatuh dari ranjang serba putih. Melihat sang mangsa tak lagi berada di atas ranjang, laki-laki yang membawa cairan asam sulfat itu berjalan memutar.

"Apa maumu?! Lepaskan aku. Lepas!!!" Berontak pria gemuk tersebut, keringat dingin terus bercucuran di wajahnya. Sorot matanya yang amat ketakutan begitu membuat laki-laki di depannya merasa terhibur.

"Kau..., mau mati dengan cara apa?"

"Sinting! Aku tidak mau mati. Lepaskan aku! Lepas---"

Csssshhh...

"Aaaaarrrggghhh!!!"

Betis pria gemuk itu ikut melepuh. Laki-laki yang tadinya berdiri, kini sudah berjongkok. Sangat dekat dengan dirinya.

"Menyedihkan. Aku kira... kau adalah orang yang seru, karena sudah berani menyentuh gadisku." Ucap laki-laki itu, yang tak lain adalah Damirn "Sekarang, waktunya kau mati..."

Damirn kembali berdiri, ia mengangkat kapak besar di tangan kanannya.

"He-heeei... tu-tunggu dulu, a-aku bisa je---"

Craaaaaaaakkkk!

Wajah Damirn berubah menjadi merah seraya putusnya kepala milik pria gemuk di hadapannya. Kepala itu terpental cukup jauh dari bagian tubuhnya, Damirn menyeringai ia membiarkan darah terus menciprati wajah putihnya.

Setelah merasa puas, Damirn berjalan keluar ruangan. Menutup pintu abu-abu di tempat ia mencabut nyawa pria gemuk tersebut. Tak lupa, Damirn menggembok pintu tersebut.

♥♥♥

Yehana tersadar dari mimpinya. Bibir mungil gadis itu memucat, dahinya berkeringat. Matanya menyapu ruangan Appartment milik Damirn. Nafas Yehana memburu, ia beberapa kali menelan ludah akibat mimpi buruk yang barusaja ia alami.

"Kau, mimpi buruk lagi?"

Yehana menoleh ke samping kirinya, di sana duduk Damirn sambil menatap lekat dirinya.

Yehana mengangguk, "Jam berapa ini, Damirn?" Yehana keluar dari balutan selimut yang ia pakai. Gadis itu duduk di tepian ranjang, menghadap Damirn.

"Sudah pagi lagi. Sekarang pukul delapan" jawab Damirn rinci

"Ya Tuhan. Berapa lama aku tertidur?" Yehana memegang kepalanya yang berdenyut tiba-tiba.

"21 jam .... "

"Apa?!!!" pekik Yehana tak percaya.

Damirn terdiam, ia terus menjadikan Yehana sebagai objek pemuas matanya.

"Jangan terlalu khawatir, kau... bisa saja tidur lebih lama dari kemarin. Asal kau tau Yehana, kau terlihat begitu cantik ketika kau tertidur" Damirn tersenyum dengan sorot mata yang tajam kearah Yehana.

Yehana menatap wajah Damirn bingung, gadis belia itu mencoba mencerna ucapan Damirn.

"Aku ada urusan di luar, kalau kau lapar makanan ada di atas meja." Damirn bangkit dari duduknya, pria itu menjangkau jas hitam yang tergantung di pundak kursi.

"Urusan apa? Apa aku boleh ikut?" Yehana bangkit, ia menghampiri keberadaan Damirn.

"Tidak. Kau tidak boleh ikut, Yehana"

Sorot mata Damirn yang begitu kelam membuat Yehana mengurungkan langkahnya. Ia takut akan tatapan yang diarahkan Damirn padanya.

Damirn melangkah keluar, meninggalkan Yehana yang terus menatap punggungnya yang mengecil.

♥♥♥

Tlak!

Dua tumpukkan koran jatuh tepat di hadapan Damirn. Halaman yang terekspos itu berisikan berita kehilangan.

"Ini ulahmu, 'kan?"

Seorang pria dengan seragam dokter yang berdiri di sebalik meja di depan Damirn itu menatap lawan bicaranya.

"Aku tidak heran kalau orang dewasa. Tapi anak kecil?" Mata Dokter itu menyulut marah, juga ada raut putus asa tersirat di sana.

Damirn tersenyum miring, ia ikut menatap laki-laki di hadapannya.

Dokter itu menghela nafas, "Laki-laki ini, lepaskan dia" ucap sang Dokter sambil menunjuk gambar laki-lali gemuk yang kemarin sudah Damirn penggal kepalanya.

Damirn memiringkan kepalanya.

"Kau... kenapa jadi bawel sekali? Bukankah dengan aku tidak mengakuimu sebagai kakakku, itu sudah cukup Jakson?" Ucap Damirn sambil terus tersenyum.

Dokter bernama Jakson itu terdiam, ia menatap Damirn lekat.

"Jangan ikut campur urusanku. Kalau tidak mau aku ganggu" Damirn bangkit dari duduknya, ia berjalan keluar.

"Damirn!" panggil Jakson

Damirn menghentikan langkahnya, menunggu kelanjutan kalimat dari sang kakak.

"Berhentilah mulai sekarang, atau aku akan menghentikanmu!"

Damirn terkekeh, ia menoleh Jakson.

"Baiklah... kalau begitu, mari bersenang-senang." Damirn melangkah keluar ruangan sambil bersiul.

♥♥♥

Yehana masuk di sebuah Perpustakaan umum yang letaknya tak jauh dari Appartment Damirn. Gadis itu menyusuri rak demi rak seraya mencari suatu buku untuk ia baca.

Yehana berhenti kala matanya menemukan sebuah Novel yang letaknya di rak atas. Dengan berjinjit, Yehana mencoba menggapai buku tersebut. Namun, tubuhnya yang terlalu pendek tak bisa di harapkan.

"Buku yang ini?"

Sontak Yehana menghentikan aksinya, ia menatap seorang laki-laki yang berdiri tepat di belakangnya.

"I-iyaa." Jawab Yehana gugup, laki-laki yang sedang menolongnya itu hanya mempunyai satu tangan. "Ini..." laki-laki tersebut memberikan buku yang behasil ia ambil pada Yehana.

"Terimakasih." Yehana tersenyum tipis.

"Namaku Ronald, kau siapa? Baru kali ini aku melihatmu di sini." tanya pria bernama Ronald itu pada Yehana.

"Oh... aku Yehana, aku memang baru pertama kali kesini. Temanku sedang keluar, jadi aku bosan di Appartment sendirian" jelas Yehana

"Teman? Siapa, barangkali aku mengenalnya. Siapa tau, kita juga bisa jadi teman, 'kan?" Ronald tersenyum, ia menatap manik mata Yehana.

Yehana mengangguk, gadis itu tersenyum tipis "namanya Damirn, tempat tinggalnya di Appartment Royal lantai delapan. Kau kenal?"

Seolah mendengar kalimat menyeramkan, ekspresi Ronald berubah. Tak ada lagi raut ramah, wajah Ronald menegang dan matanya melotot kearah Yehana. Laki-laki yang berumur sekitar 20-an itu memegang lengan atasnya yang buntung.

"Da-Damirn? Damirn Folx?" Dahi Ronald berkeringat dingin. Membuat Yehana berhasil merasa penasaran.

"Aku tidak yakin tentang nama belakang Damirn. Tapi, kenapa kau kelihatan begitu terkejut? Apa aku salah bicara?" Tanya Yehana kebingungan.

Nafas Ronald memburu, ia menatap sekeliling. "Tidak! Kau tidak salah bicara. Aku peringatkan, menjauhlah dari laki-laki itu. Lari dan pergilah sejauh mungkin darinya" ucap Ronald serius.

"Kenapa aku harus lari?"

Tling...

Lonceng di atas pintu masuk Perpustakaan umum tempat Yehana dan Ronald berada berbunyi. Ronald mengintip dari celah buku, saat mengetahui siapa yang barusaja masuk itu, segera Ronald berjalan menjauh menuju pintu belakang.

"Ronald! Kenapa kau pergi?!" Yehana mencoba mengejar langkah Ronald, namun jelas terlambat. Karena sekarang Ronald sudah lenyap di sebalik pintu.

"Yehana..."

Yehana menoleh ke arah belakangnya. Disana berdiri Damirn dengan masih berbalut jas.

"Damirn!" Yehana tersenyum, ia segera menghampiri sosok Damirn.

"Kau sedang apa di sini?"

"Membaca buku. Karena aku bosan sendirian, tak ada kau, juga teman lain di kamar Appartmentmu"


"Lalu, siapa yang barusan kau panggil?"

Yehana menghela nafas, "hanya orang aneh. Dia berkata padaku untuk lari darimu, tangannya juga buntung. Dan, dia bilang namanya Ronald" jelas Yehana polos.

Mendengar perkataan Yehana membuat Damirn menyeringai.

"Ronal... ya, jadi dia juga di Indonesia?" Ucap Damirn pelan.

Tbc...

DAMIRN

ayo dukung story ini dengan cara klik bintang dan tambahkan komentar.

VOMENT ♥
.

.

.

.
WARNING !!!
CARA MEMBACA NAMA DAMIRN = DAMIREN

Continue Reading

You'll Also Like

1M 50.9K 35
Hara Sabriyya merasa beruntung memiliki seorang kakak yang selalu berusaha untuk ada ketika Hara membutuhkannya, melebihi kehadiran kedua orangtuanya...
ANDREA By R_Lioo

Teen Fiction

175K 11.7K 36
#DARKROMANCE Akibat ancaman Arissa, Andrea terpaksa harus berurusan dengan Sebastian Efrain. Lelaki tampan yang banyak dipuja para gadis itu terkesan...
1.5K 175 5
Anak seorang presiden yang memiliki hubungan dengan polisi, apakah perjalanan cinta mereka akan berjalan sesuai kemauan? Ataukah harus di ikhlaskan?
50.5K 1.5K 13
Hidupnya berubah ,sejak wanita itu tidak sengaja mengambil dompet yang jatuh milik seorang pria. "Maaf tuan, dompet anda tidak sengaja jatuh," ujar w...