Groom Of The Darkness

By girlwhiteroses

205K 8.5K 461

[ Romance x Action ] The Darkness. Kehidupan seorang pria tampan penuh dengan sejuta rasa yang memiliki kisah... More

1 - Schoner Mann [Adam Hulbert]
2 - Dumme Frau [Alice Victoria Scarlett]
3 - Weirdness
4.1 - Dinner
4.2 - Dinner
5.1 - Mysterious Man
5.2 - Mysterious Man
6 - Welcome In Los Angeles
7.1 - Summertime's
7.2 - Summertime's
7.3 - Summertime's
8 - Jonathan
9 - Attention!
10 - Sleep with Mr. Hulbert
11 - Worry, Alice Pregnant?
12 - Fucking Kiss!
13 - Decision
15 - My Best Enemy
16 - Lost in The Dark
17 - Company in The Night
18 - Bad Thing
19 - A Little Sympathy
20 - Simple Thing
21 - Don't Go Away
22 - It Feels Impossible
23 - Changing The World's
24 - How Far I'll Go
25 - Take Away
26 - If You Know
27 - Loveless
28 - Only One
29 - Let Me Love You
30 - A Plan

14 - The Dark Side

4.5K 209 12
By girlwhiteroses

Dengan susah payah ia menelan ludahnya dalam-dalam dan membuka mulut. Memutuskan untuk hal ini. "B-baiklah aku lebih memilih untuk tidak keduanya!"

Adam tersenyum smirk. "Pilihan yang tepat! Aku sungguh menyukai jawabanmu, wanita bodoh."

Alice tak paham, dahinya berkerut. "Apa maksudmu?"

"Lupakan omong kosongku itu!"

"Heh! Jadi kau menipuku, pria jelek?!"

Senyuman remeh terlihat jelas diraut wajah tampannya. "Menurutmu?"

"Kepuasaan tersendiri bagiku saat melihatmu merasa takut seperti itu. Kau tahu? Ekspresi ketakutanmu itu membuat wajahmu menjadi semakin buruk."

"Maksudku buruk rupa." ralatnya kembali.

Arghh! Are you bastard, Adam! Sungguh menyebalkan sekali pria iblis ini. Bisa-bisanya ia seperti itu. Bahkan Adam secara terang-terangan mengatakan dirinya senang setelah apa yang di lakukannya tadi.

Lantas bagaimana dengan Alice yang rasa takut dan cemasnya perlahan pudar berganti menjadi penuh amarah? Itu sudah pasti akan memakan korban.

Alice membuang nafas kasar. Ia bangkit melangkah cepat ke arah Adam dengan tangan yang mengepal erat.

Plakkk.

Tamparan itu, tamparan yang mendarat mulus di pipi kanan Adam.
Tamparan yang pertamakali dilayangkan padanya.
Tamparan yang terasa panas dan begitu kencang.

Adam mengelus pipinya yang nyeri akibat tamparan tadi. Kemudian secepat kilat matanya menatap Alice dengan tatapan mengintimidasi.

"Kurang ajar!!" umpat Adam karena kesal dirinya direndahkan seperti ini.

Adam mencengkram kuat salah pergelangan Alice. Menarik paksa Alice dan membawanya ke suatu tempat.

"Aw.. Lepaskan pria jelek! Kau ingin membawaku kemana!!" Alice berusaha melepaskan cekalan yang membuatnya merintih kesakitan.

Adam tak menjawabnya. Ia lebih memilih melanjutkan terus langkahnya dengan pandangan tetap fokus kedepan, raut wajahnya begitu datar namun terkesan bringas. Sedangkan Alice terpontang-panting mengikuti arah Adam yang tergesa-gesa.

Semua penjuru hampir mereka lewati, dari kejauhan terlihat satu pintu ruangan yang entah ruangan apa itu Alice sendiri tidak tahu karena sebelumnya tak pernah kemari. Adam menekan password pintu tersebut, pintu terbuka dengan sendirinya dan ia mendorong Alice untuk segera masuk kedalam ruangan yang begitu temaram.

"Brengsek! Lepaskan aku!!" teriak Alice sembari meronta. Adam menghempaskan tangan Alice dengan kasar.

"Dasar pria tak waras! Kasar! Kejam! Tak memiliki hati!" hujat Alice terang-terangan dihadapan Adam.

Minimnya cahaya membuat Alice memperhatikan ke sekeliling sudut ruangan. Ia mendapati barang-barang antik yang lusuh dan berdebu, belum lagi dengan rantai besi yang berserakan diatas lantai, berbagai macam jenis senapan yang menggantung tertata di dinding, serta tiga samurai panjang tersusun rapih didalam lemari kaca. Ditengah ruangan juga terdapat satu meja bundar dan beberapa kursi.

Terkesan menyeramkan.

"Ruangan apa ini?" Alice bertanya pada pria yang entah sejak kapan duduk dikursi dengan kakinya yang ditaruh di atas meja. Kepulan asap tembakau disekitarnya juga ikut mendominasi.

"Gunakan kedua mata dan otakmu! Ku yakin kau pasti bisa menebaknya." jawab Adam, intonasi bicaranya sangat pelan tapi tegas.

Alice mengernyit. Berfikir keras itulah yang di lakukannya saat ini. Sungguh ia sendiri tak tahu tempat apa ini. Tapi jika di ingat kembali adanya benda-benda seram tadi membuat Alice berfikir anarkis.

Apa benar ini tempat pembantaian atau pembunuhan berlangsung? Fikirnya yang terus berkecambuk dikepala.

Alice menggelengkan kepala, tak percaya. Kemudian dalam hitungan detik ia tersadar tempat apa ini. Alice berlari cepat ke arah pintu. Tangan munggilnya menggedor-gedor pintu seraya berteriak histeris.

"Tolong!! Siapapun yang ada diluar sana tolong aku!" Alice menoleh ke belakang untuk memastikan Adam tak mengikutinya. Dirinya melihat Adam yang masih duduk di kursi dan menatap seram ke arahnya.

"Tuhan tolong aku! Siapapun tolong aku, kumohon. Aku belum ingin mati!!" teriaknya kembali.

Adam justru tertawa hambar. "Hahaha.. Percuma saja kau berteriak, itu hanya membuatmu kehilangan suara!"

"Aku tak peduli!"

Adam berdecak kesal. "Ruangan ini kedap suara, bodoh! Jadi berhentilah berteriak!"

"Buka pintunya!! Kumohon Tolong akuuu!!" teriaknya berulang kali. Sangat besar harapan jika dewi fortuna berpihak padanya.

Tapi nihil,

Adam bangkit dari duduknya. Langkah kakinya perlahan mendekat ke arah wanita itu dengan senyum penuh kemenangan. Di tempat ini, diruang yang luas namun menyeramkan ini hanya ada Alice dan dirinya. Tidak masalah bukan jika Adam bermain sedikit dengan wanita ini.

Adam menyesap rokok yang ada di tangannya dan membuang kepulan asap itu tepat ke wajah Alice. Alice tersedak, batuk-batuk tak ada hentinnya akibat hidungnya menghirup kepulan asap rokok. Nafasnya juga terasa sesak. Pria tampan itu memang sialan! Membawa dampak buruk padanya.

"Uhukk.. Uhukk.." Alice terbatuk-batuk, tangannya mencoba menepis kepulan asap rokok.

"Apa kau sudah tak waras, heh?!" bentak wanita berambut blonde itu.

Pria berperawakan tinggi ini menyeringai sepanjang memperhatikan setiap inchi wajah Alice. "Kau benar, aku memang tak waras!"

Adam membuang rokok yang hampir habis itu ke sembarang arah. Nafsunya semakin menggebu saat melihat Alice lemah seperti ini, telapak tangannya menangkup kasar pipi Alice. Oh lord! Tatapan itu bisa dikatakan tatapan penuh hasrat. Tidak ingin mengulang kedua kalinya mereka bercumbu, Alice menepis lengannya.

"Singkirkan tanganmu ini, brengsek! Jangan pernah coba kau macam-macam padaku!!"

*

Drttt! Drttt!

Ponsel Elena berdering nyaring. Tertera nama yang tak asing baginya. Ia menghela nafas sejenak lalu mengangkat panggilan tersebut dengan penuh kemalasan.

"Ada apa pagi-pagi seperti ini kau menelponku?" tanpa basa-basi langsung saja Elena bertanya.

"Kau dimana?" pria itu balik bertanya.

"Di LA. Memangnya ada apa?"

"Aku ingin berkunjung kesana."

"Lebih baik nanti saja jika aku libur."

"Payah! Selalu saja kau bekerja sepanjang waktu."

"Tentu. Sudahlah sambunganmu akan kuputus, lagipula kau menelpon tidak penting."

"Tunggu, aku belu-"

Bepp!

Elena memutuskan sambungannya tanpa menunggu pria itu selesai berbicara.

"Huh, dasar pria aneh. Jika aku tak bekerja bagaimana bisa mencukupi biaya kehidupanku." gumam Elena. Kemudian melenggang pergi meninggalkan Penthouse mewahnya menuju kantor, tempatnya bekerja.

*

"Serahkan putriku!" interuksi pria paruh baya yang berumur 47 tahun. Namun tubuhnya masih terlihat gagah. Ya, dia adalah Abraham John Victor. Petinggi kelas dunia yang sangat terpandang dimata khalayak umum.

Aura diruang luas ini berubah menjadi memanas dan penuh ketegangan sejak Adam dan Victor berada di dalamnya. Mereka bercengkrama, ah bukan lebih tepatnya debat kusir!. Mereka saling mengenali satu sama lain namun tak begitu dekat. Hingga tiba-tiba saja fikiran Adam terlempar pada masa lalu dimana kejadian itu berlangsung menimpa mereka. Adam benci sosok pria tua yang ada di hadapannya kini. Tak bisa dipungkiri jika Adam lebih membenci istri dari Triliuner tersebut! Andai saja dulu istri Victor tak memiliki hubungan gelap dengan Ayahnya maka ia takkan pernah membenci Ayah kandungnya.

Dulunya Ayah Adam adalah seorang Mafia yang senang berjudi dan melakukan tindak kriminalitas. Hidupnya hanya digunakan untuk bersenang-senang tanpa memikirkan nasib anak dan istrinya yang terlantar, hingga bosan dengan keluarganya ia lebih memilih menjalin hubungan gelap dengan seorang wanita cantik dan seksi yang tak bukan adalah istri Victor. Walau hidup dengan kelebihan financial ia tak peduli pada Adam dan Loren, istrinya. Ketika itu Adam dan Loren masih berada dititik bawah untuk mencari sesuap nasi pun Adam harus pontang-panting bekerja terlebih dulu sebagai seorang pengamen jalanan terkadang mendapat job bernyanyi disebuah cafe. Dengan tekad yang kuat Adam melakoni pekerjaan itu hingga suatu saat Ibunya meninggal dunia dan dia diadopsi oleh seorang pengusaha yang sekarang menjadi Ayah tirinya.

Ya, Marvel adalah Ayah tirinya. Tapi Marvel sangat menyayanginya melebihi anak kandungnya, ia merawat dengan penuh kasih sayang dan tanpa pamrih. Ketika itu posisi Marvel saat mengadopsi Adam, telah resmi bercerai dengan istrinya. Hak asuh anaknya jatuh pada istrinya, kini mereka tinggal dan hidup bersama di Switzerland. Tentu Marvel tak lepas dari tanggungjawabnya. Ia tetap memberikan nafkah yang sudah ditetapkan saat dipengadilan tersebut.

"Tidak." jawab Adam, singkat.

Mereka duduk saling berhadapan. Face to face. Dan sekarang Adam mengerti mengapa sang Triliuner itu menginjakkan kaki ke perusahannya.

"Rupanya kau lebih memilih kekerasan!"

Adam mengangguk. "Ya, aku lebih menyukai kekerasan."

Victor bangkit dari duduknya dan mendekat ke arah Adam. "Ku perintahkan padamu! Serahkan putriku dalam keadaan seutuhnya atau kau yang akan bermasalah denganku!"

Adam tersenyum kecut. "Lalu kau mengancamku dengan mudah aku akan menurutimu, begitu?"

"Harus! Karena kau tahu siapa diriku dan dia sebenarnya." Kini giliran Victor yang tersenyum pongah.

Jangan remehkan pria tua ini. Sebab Victor adalah pria tua yang cerdik dan cekatan, rasa kepekaannya terhadap hal-hal yang menganggunya sangat kuat. Maka, cukup sulit untuk sekedar mengelabui atau bahkan melawannya.

"Karena kutahu, maka dari itu aku menginginkan putrimu!" tetap Adam dengan pendiriannya.

Victor mencengkram kuat kerah jas Adam. Pria tua itu tersulut emosi. Namun pria sejuta rasa itu menanggapinya dengan santai. Kali ini ia tidak akan berbicara dengan kekerasan, mengingat lawannya sudah lanjut usia.

"Aku tidak akan sudi jika putriku bersamamu! Dengar itu baik-baik anak muda!" tegasnya.

"Oh ya? Namun sayang kau terlambat, pak tua! Takdir bahkan sudah dulu mempertemukan kami." jawabnya seraya tersenyum simpul.

"Brengsek kau, Adam!!"

BUGHHH.

Victor memberi bogeman pada pipi kiri Adam hingga pria tampan itu terhuyung kehilangan keseimbangan. Di sudut bibirnya ada sedikit bercak darah segar yang keluar. Adam mengusap pipinya, menatap ibu jarinya yang berlumuran darah. Senyuman remeh jelas terpatri diwajah Adam bersamaan saat menegakkan posisinya.

"Hajarlah sepuasmu! Tenagamu tidak ada apa-apanya dibanding tenagaku!"

"Dasar anak muda bajingan! Ku peringatkan sekali lagi. Jauhi putriku atau kau akan tahu konsekuensinya!"

"Ingat dia bukan putrimu jika kau lupa, pak tua!" Adam berdecih. Perkataannya tadi terlalu menohok bagi Victor.

BUGHHH.

Semakin habis kesabarannya Victor kembali memberontak membabi buta menonjoki pipi kanan dan perutnya, lalu menendang kaki kanan Adam hingga lunglai dan tersungkur diatas lantai. Rasanya pria tampan itu ingin melawan tapi karena merasa iba ia membiarkan saja pria tua itu menghajarnya hingga puas. Victor menginjak kencang perut Adam.

"Bagaimana rasanya? Kau terlihat sangat menikmati!" ujar Victor, kakinya tetap bersarang diatas perut Adam. Victor semakin menekan kakinya.

Tak bisa dibohongi jika hajaran Victor memang hebat tapi tak begitu hebat seperti Adam. Pria tampan itu tertawa hambar. Raut wajahnya terlihat biasa saja, tak menunjukkan rasa sakit sedikit pun.

"Haha, tentu! Lihatlah aku baik-baik saja bukan? Kau itu bukanlah tandinganku pak tua! Untuk itu, cepat singkarkan kakimu ini.. atau tulang rapuhmu itu akan ku patahkan!"


TBC

Continue Reading

You'll Also Like

954K 87K 22
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
599K 30.2K 44
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
2.4M 74.8K 44
JUST FICTION! 17+ "DILARANG PLAGIAT! NYARI IDE ITU SUSAH" "ANTI PELAKOR-PELAKOR CLUB" __________ Violyn Georgia Clarence gadis yang duduk di bangku...
1.1M 59.4K 76
Perjodohan antar dua keluarga rasanya bukan hal yang tabu. Karena nyatanya berbagai kisah klasik sebuah perjodohan itu sudah ada banyak kisahnya. Lan...