Cerita Pendek (SungJoy)

Da ryrin00

83.5K 6K 1.9K

Gue suka ngayal. Topik khayalan favorit gue adalah kehidupan dua anak manusia bernama Yook Sungjae dan Park S... Altro

Back Injury
MBC Gayo Daejaejun 2017
"Sooyoung-ah, bap meogeosseo?" (SMA 2018)
#1000BbyutifulDays
Sungjae's Birthday
Kissing Scene and Sugarman 2 [SUPER LATE POST]
Hong Kong
#Bbyu3fulYears (Versi A)
#Bbyu3fulYears (Versi B)
On The Way To The Airport
Fitz CF
Sungjae's IG
NOT AN UPDATE
Cube's Dating Party
Sungjae's Dating News
Rest, Work, Chat, Love
[SUPER DUPER LATE POST] The Butler's Teaser (2017)
Injured
Master In The House (Shin Dongyeob's call)
Serious Talk
Excellence Award
Meet The Yooks
Hello My Love!
What Should We Do?
I'm Your JOY

Beautiful Pain

2.6K 248 62
Da ryrin00

Seoul, 12 November 2018

Sungjae menekan bel dengan tangan kanan sementara tangan kirinya menahan ponsel di sisi telinga. Setelah beberasa saat tidak ada jawaban dari kedua sisi, ia menekan bel sekali lagi.

"Chakkaman-yo" terdengar langkah kaki dan sebuah suara berat dari balik pintu. Sungjae menyengir tipis, alih-alih menekan interkom, pemilik rumah ini malah membuka pintu langsung untuknya.

"Eoh, Sungjae? Ada apa kau kemari?" sesosok lzelaki bertubuh gempal muncul dari balik pintu dengan senyum yang mengembang otomatis di wajah ramahnya.

"Annyeonghaseyo, Aboenim" Sungjae membungkukkan badan.

Lelaki yang dipanggilnya Aboenim tersebut mundur untuk membuka pintu lebih lebar. "Ayo masuk masuk! Sooyoung tidak bilang kau akan kemari?"

"Ah itu.." Sungjae menggigit bibir. "Sooyoung tidak menjawab teleponku, kata Yeri dia juga tidak ada di dorm jadi aku kemari saja"

Tuan Park terkekeh. "Ah anak itu, kalian bertengkar?"

"Tidak, Aboenim" Sungjae menggeleng cepat sambil melepas sepatunya. Keningnya berkerut saat menyadari Tuan Park mengenakan setelan jas rapi selarut ini. "Aboenim, kalian mau pergi? Atau baru saja pulang?"

"Aku dan Ibunya Sooyoung mau ke rumah duka, salah satu teman sekolahku meninggal tadi sore." jelas Tuan Park sambil melongok ke dalam rumah untuk memanggil istrinya yang masih bersiap-siap. "Yeobo, kau belum selesai juga?"

"Sebentar!"

Tuan Park menoleh lagi pada Sungjae. "Sana kau masuk, tunggu Sooyoung di dalam. Sepertinya tadi dia ke rooftop bersama Haetnim"

"Kalau begitu aku ke rooftop saja, Aboenim" Sungjae kembali mengenakan sepatunya.

"Eoh, ada Sungjae?" sebuah suara dengan logat Jeju yang samar terdengar.

Sungjae menegakkan badan dan memperlihatkan senyuman termanis yang dimilikinya. "Selamat malam, Eomonim. Wah kau cantik sekali malam ini"

Nyonya Park tertawa kecil, memamerkan eyesmile yang persis Sooyoung ketika tersenyum. "Really?"

"Jinjjaeyo"

"Yah, kita berangkat saja sekarang. Kebetulan ada Sungjae, tolong temani Sooyoung sebentar ya" ujar Tuan Park sambil mengancingkan jasnya.
"Kalau kau mau ke rooftop bisa lewat lift yang di ujung kiri koridor, Sungjae-ya"

"Ne, Aboenim.." jawab Sungjae sambil mengikuti kedua orang tua Sooyoung berjalan keluar dari rumah mereka.

"Kami pergi dulu, Sungjae-ya"

"Ne, hati-hati Eomonim"

"Ah Sungjae-ya," panggil Tuan Park sebelum mereka berpisah di koridor yang bercabang. "Kau tau aku sudah memberikan restu untukmu kan?"

Sungjae mengangguk bingung.

"Aku merestuimu, tapi aku tidak ingin melihatmu masih ada di rumahku saat aku pulang nanti. Kau paham?"

Dengan wajah merah padam Sungjae mengangguk cepat.

"Bagus. Nanti, setelah kita bertemu di depan altar baru kau boleh menginap disini" lanjut pria paruh baya itu sambil menepuk pundak Sungjae.

....

"Haetnim-ah yeogi yeogi.."
"Aahh andwae"
"Haetnim-ah, duduk!"

Suara Sooyoung yang ditingkahi gonggongan riang membuat Sungjae melangkah lebih cepat menaiki tangga menuju rooftop gedung ini. Hawa musim gugur yang semakin dingin membuatnya merapatkan padded jacket yang sedang dikenakannya sebelum membuka pintu.

Sungjae berdiri tak jauh dari pintu rooftop. Ia memperhatikan Sooyoung yang bermain dengan Haetnim, sesekali gadis itu memberi instruksi lalu merengut saat anjing kecilnya tidak menurutinya. Wajah Sooyoung terlihat penuh tawa, Sungjae merasa senang sekaligus cemburu, ada makhluk lain yang bisa membuat Sooyoung sebahagia ini selain dirinya.

Lamunan Sungjae terputus saat sebuah gulungan bulu berwarna putih menubruk kakinya dan menyalak nyaring. Ia menunduk untuk mengangkat anjing kecil yang terlalu bersemangat itu ke dalam pelukannya lalu mendekati Sooyoung.

Sungjae menciumi Haetnim dalam pelukannya sambil berkata-kata dengan suara gemas. "Aigoo, uri Haetnimie.. Kau rindu Appa, huh? Huh?"

"Kenapa Oppa kemari?" suara dingin Sooyoung mengalihkan perhatian Sungjae.

Keningnya berkerut melihat wajah Sooyoung yang tampak kesal sekarang. "Harusnya aku yang tanya padamu, kenapa kau ada disini? Bukannya kau bilang akan menungguku di apartemen sepulang latihan? Kau juga tidak menjawab teleponku sama sekali"

Sooyoung mengangkat bahu, tangannya terjulur mengambil Haetnim dari pelukan Sungjae. Haetnim menggonggong pelan dan menolak ciuman Sooyoung sebagai protes. "Aku kangen Haetnim"

Sungjae menyipitkan mata. Benar dugaannya, anjing kecil ini akan membuat rangkingnya semakin turun di mata Sooyoung. Tapi ia bisa apa, Haetnim tampak begitu menggemaskan saat menggeliat minta dilepaskan dari pelukan Sooyoung dan menatap sendu pada Sungjae. Sooyoung akhirnya mengalah dan menyerahkan anjing kecilnya kembali pada Sungjae.

"Aku juga rindu pada Haetnim kalau begitu, putriku sayang.. Ujjujju ujjujju" Sungjae menggesekkan wajahnya ke tubuh Haetnim.

Sooyoung mendengus. "Kau tidak bermain dengan gadis yang memegang wajahmu? Kalian tidak berbaring bersama lagi di kasur? Di balik selimut?"

"Heh?" Sungjae menghentikan gerakannya dan menatap Sooyoung bingung. "Apa maksudmu?"

"Selamat ya, kau tidak perlu lagi iri karena Minhyuk Oppa atau Ilhoon Oppa berakting dengan perempuan di MV kalian.."

"Mwo?" Sungjae membelalakkan mata. Ia menurunkan Haetnim dan berkacak pinggang menghadap Sooyoung. "Kau begini cuma karna itu?"

Sooyoung melipat kedua tangan di depan dada. "Cuma itu ya..? Kau pasti berharap lebih.."

"Sooyoung-ah.."

"Kenapa cuma pegang-pegang wajah? Kenapa tidak sekalian pelukan?"

"Park Sooyoung!"

"Apa?" jawab Sooyoung menantang.

Sungjae berdecak saat melihat gadis itu gemetar menahan dingin. Ia baru sadar Sooyoung cuma mengenakan baju rajut yang tidak terlalu tebal dan legging, padahal suhu sudah di bawah nol derajat saat ini. Tanpa banyak omong Sungjae melepaskan jaket dan menyampirkannya di bahu Sooyoung lalu merapatkannya hingga gadis itu tenggelam di dalamnya.

Sungjae menunduk untuk meraih Haaetnim yang berdiri di dekat kakinya sejak tadi. Sebelah tangannya menggamit lengan Sooyoung, "Ayo masuk, kita bicara di dalam saja. Kau kedinginan, nanti sakit"

Dengan wajah cemberut yang sangat kentara Sooyoung mengikuti Sungjae kembali ke dalam gedung. Ia masih kesal tapi Sungjae benar, ia mulai menggigil dan sakit adalah hal terakhir yang diharapkannya di tengah persiapan comeback.

Sungjae menaruh Haetnim di pojokan yang menjadi area kekuasaannya setelah mereka tiba di rumah keluarga Park. Sooyoung menghentakkan tangan Sungjae agar lepas dari tubuhnya dan mendudukkan diri di sudut sofa ruang keluarga. Sungjae menghela napas melihat kelakuan gadisnya, ia berlalu menuju dapur tanpa kata-kata.

Sooyoung mengangkat kepala saat sebuah mug muncul di hadapannya. Sungjae meraih sebelah tangannya untuk memegang mug tersebut. "Cuma air hangat, aku tidak tau dimana ibumu menyimpan teh"

"Thanks" Sooyoung menggenggam mug dengan kedua tangannya untuk menghangatkan diri.

Sungjae duduk di sebelahnya. "Kau marah padaku cuma karna adegan di MV?"

"Cuma?"

Sungjae mengelus dada, tingkah Sooyoung malam ini membuatnya kesal. Ia sudah capek seharian melakukan latihan dan Vlive Comeback, berharap bisa pulang dan menghabiskan waktu dengan Sooyoung malam ini, tapi gadisnya malah tak henti membahas satu adegan di MV terbaru BTOB alih-alih menyelamatinya atas album baru ini.

"Kau yakin mau bahas ini Park Sooyoung?" ujar Sungjae pelan. "Kau memeluk dan mencium pria lain di drama, kalau kau lupa.."

"Lalu apa..?" tantang Sooyoung.

"Sekarang wajahku cuma disentuh sedikit dan kau marah padaku?"

Sooyoung meletakkan mugnya di atas meja. Ia memutar tubuh menghadap Sungjae. "Kau pikir aku marah cuma karna wajahmu disentuh?"

"Lalu apa? Kau cuma membahas ini sejak tadi"

"Aku mencium pria lain di dramaku tapi Oppa sudah tau itu sejak awal, kau bahkan baca semua skripku. Aku juga selalu menceritakan semua proses syuting padamu" Sooyoung menarik napas. "Tapi Oppa... Aku baru tau kalau ada aktrisnya saat melihat MV"

Sungjae terperangah.

"Saat cerita tentang syutingnya kau cuma bicara soal sutradara bule, sama sekali tidak bilang ada aktrisnya" Sooyoung bersungut pelan. Ia beringsut mendekati Sungjae lalu merebahkan kepalanya di dada lelaki itu, membuat Sungjae terdorong dan bersandar ke sofa. "Aku takut.. Kata Yeri, kita harus mulai waspada jika pacar mulai tidak jujur. Oppa, kau sudah bosan denganku ya?"

Sungjae menarik napas panjang. Sebelah tangannya terjulur untuk mengelus puncak kepala Sooyoung. "Mianhae, Sooyoung-ah.. Maafkan aku"

Sooyoung mengangkat kepalanya untuk menatap Sungjae. "Cuma itu?"

"Aku harus bagaimana lagi? Aku memang salah karena lupa cerita padamu kan?" Sungjae menghela napas panjang. Jemarinya bermain dengan helai rambut Sooyoung. "Geundae, yang memegang wajahku saat syuting itu sutradaranya, Sooyoung-ah"

"Mworago?" Sooyoung mengangkat kepalanya kaget, ia menatap Sungjae tajam.

Sungjae mengangguk cepat. "Aku tidak cerita padamu bukan karena aku tidak jujur tapi karena memang tidak ada yang harus diceritakan, tidak ada aktris di bagianku"

"Oh my god" ratap Sooyoung, ia memeluk Sungjae lebih erat untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah.

"Masih cemburu?" kekeh Sungjae pelan.

"Eoh"

"Wae?" tanya Sungjae bingung.

Sooyoung menggelengkan kepala sebagai jawaban. Ia memeluk Sungjae semakin erat. 

"Hmm, Sooyoung-ah" Sungjae bersuara lagi. "Lain kali kalau kau ragu, tanyakan padaku. Jangan percaya pada Yeri yang belajar cinta dari buku atau artikel, ya?"

Sooyoung terkikik tapi mengangguk cepat dan memeluk Sungjae semakin erat. "Ne, Oppa"

"Baru begini saja kau sudah ngambek, bagaimana kalau aku main drama lagi, Sayang?" desah Sungjae.

"Aku tidak masalah kalau kau bilang padaku, bukannya tau saat dramamu tayang!"

Sungjae tersenyum geli. "Arraseo, mulai besok kau akan kulibatkan untuk menyeleksi tawaran skrip dramaku, Nona Park"

Sooyoung mengangguk setuju. Matanya terpejam menikmati elusan lembut Sungjae di kepalanya.

"Oppa"

"Hmm?"

"Dingin.."

"Lalu?"

"Ayo ke kamarku saja.."

Mata Sungjae terbuka. Gadis ini cepat sekali berubah mood dari ngambek jadi menggoda seperti ini. Ia menggeser tubuh sedikit menjauh dari Sooyoung. "Andwae, Sooyoung-ah.. Ayahmu bisa membunuhku"

"Ah benar juga" decak Sooyoung kesal. Ayahnya cuma memberi izin Sungjae berada sebatas ruang keluarga di rumah ini, tidak boleh mendekati kamarnya sama sekali. Ironis, padahal mereka tau ia sering menginap di apartemen Sungjae.

"Sudah kubilang kau ke apartemenku saja, kan.." Sungjae menyentil ujung hidung Sooyoung.

"Yaa, tadi kan aku kesal padamu"

"Sekarang tidak kesal lagi?"

Sooyoung menggeleng. "Sekarang aku rindu padamu"

"Aih Park Sooyoung!" Sungjae tak bisa menahan senyum. "Kalau kita ke apartemenku sekarang, Appamu marah tidak ya?"

........................................................................

Masih proses mengembalikan mood nulis gaes 🙏🙏🙏

*kalo ada yang re-read trus bingung, dialognya gue ubah dikit. Sebenernya dari awal udah feeling kalo yg megang Sungjae itu cowo, tapi di Beatcom72 ga keliatan jadi gue ga berani bikin asumsi sendiri

Continua a leggere

Ti piacerĂ  anche

57.5K 495 5
well, y'know? gue fetish sama pipis dan gue lesbian, eh gue sekarang sepertinya bi, kontol dan memek ternyata NYUMS NYUMS Apa ya rasanya Mommy? juju...
251K 37K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
58.1K 8.8K 55
Rahasia dibalik semuanya
495K 49.6K 38
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...