When I Look at You ✓

By nicskrn

3.7K 795 266

(COMPLETED) Nyatanya, tidak ada persahabatan antara perempuan dan laki-laki yang berlangsung selamanya. Hanya... More

하나 - Kembali
둘 - Dia Seongwoo
셋 - Bersamamu
넷 - Sebuah Alasan
다섯 - Rasa Itu
여섯 - Realita
일곱 - Untuk Eunji
여덟 - Kang Daniel
아홉 - Karena aku?
열 - Kecewa
열하나 - Jangan Menangis
열둘 - Kebenaran
열셋 - Tak Lagi Sama
열넷 - Pengakuan
열다섯 - Permintaan Maaf
열여섯 - Gelisah
열일곱 - Awal Yang Baru
열여덟 - Pengakuan Kedua
열아홉 - Canggung
스물 - Jawaban
스물하나 - Undangan
스물둘 - Pernikahan
스물넷 - (Bukan) Sebuah Akhir

스물셋 - Bagian Hidupmu

119 26 25
By nicskrn

Jarum pendek jam menunjuk angka sembilan ketika Daniel melangkahkan kakinya keluar dari kafe. Malam ini dia berencana untuk mampir sebentar di kedai langganannya, karena sudah beberapa hari ini tidak berkunjung. Selain itu, Daniel ingin sekadar minum soju sembari melepas penat.

Akhir-akhir ini, kafe tempatnya bekerja begitu ramai pengunjung. Hal itu membuatnya lelah dan langsung tertidur begitu sampai di rumah. Nah, karena hari ini kafe sudah tidak seramai kemarin, Daniel memutuskan untuk mampir sejenak. Makan tteokbokki kesukaannya ditemani soju. Ah, membayangkannya saja sudah membuat Daniel merasa lapar.

Dengan senyum yang menghiasi wajahnya, Daniel melangkah ringan. Sesekali sambil merapatkan long coat yang dia kenakan. Angin berhembus sedikit kencang di awal musim gugur ini.

Ketika hanya tersisa beberapa langkah lagi dan sampai di kedai langganannya, langkah kaki Daniel terhenti. Keningnya berkerut saat mendengar suara yang sangat familiar menyerukan namanya.

"Kang Daniel!"

Jung Eunji?

Segera Daniel menoleh, pandangannya menangkap seseorang yang tengah berlari kecil menghampirinya. Setelah orang itu mendekat, Daniel bisa melihat dengan jelas siapa yang datang. Benar saja, dia adalah Eunji.

"Ya, aku memanggilmu dari tadi, tapi langkah lebarmu menyulitkanku untuk menyusul." Gadis itu sedikit terengah sembari kedua tangannya bertumpu pada lutut.

Daniel tersenyum, kemudian mengacak rambut Eunji pelan. "Iya, kah? Kenapa aku tidak dengar?"

"Telingamu tersumbat gummy bear. Jadinya kau tidak dengar," ujar Eunji dengan raut wajah kesal yang justru membuat Daniel tertawa.

"Kau saja yang pendek, Meung. Jadi, tidak bisa cepat menyamai langkahku," ledek Daniel.

"Ya!!"

Lagi-lagi Daniel hanya tertawa menyaksikan Eunji yang kini merengut sebal.

Beberapa hari terakhir---tepatnya setelah pernikahan Seongwoo berlangsung---hubungan Daniel dan Eunji mulai membaik. Gadis itu tidak lagi menjaga jarak dengannya, salah satu hal yang membuat Daniel merasa lega luar biasa. Setidaknya, mereka tidak canggung lagi seperti beberapa waktu lalu.

Sebenarnya, Daniel mengharapkan lebih dari ini. Well, dia ingin hubungannya dengan Eunji lebih dari sekadar sahabat dekat. Sudah cukup selama lima tahun ini dia menyimpan semuanya, sudah cukup dia menyiksa perasaannya sendiri. Tapi, Daniel tidak seegois itu. Dia memang menginginkan Eunji menjadi pendamping hidupnya. Sangat ingin hingga rasanya dia tidak bisa membuka lagi hatinya untuk gadis lain. Namun, ini belum waktunya. Daniel akan menikmati setiap detik yang dia habiskan dengan Eunji. Merekam semua yang ada pada gadis itu untuk dia simpan dalam memorinya. Senyumnya, tawanya, raut wajah kesalnya. Semua. Daniel akan menyimpan semua ingatan tentang gadis itu sembari mengikuti ke mana takdir akan membawanya.

Akankah berakhir seperti yang dia inginkan, atau berakhir dengan sesuatu yang tidak dia sangka sebelumnya.

"Kau mau ke mana malam-malam begini, Meung?" Daniel kembali melangkahkan kakinya, kini dengan ditemani Eunji yang berada di sampingnya.

Gadis itu mendongak. "Tentu saja menemuimu."

Daniel merasakan hatinya menghangat hanya karena ucapan kecil yang dilontarkan Eunji, kemudian dia tersenyum. "Sudah lelah menghindariku?"

"Jangan mulai lagi!" kata Eunji galak sembari memukul pelan lengan Daniel. "Atau aku akan benar-benar menghindarimu dan pergi ke Seoul untuk menetap di sana!"

Meringis pelan, Daniel mengusap lengannya yang dipukul Eunji. "Iya-iya, aku tidak akan mengungkitnya lagi."

"Bagus." Eunji menjawab cuek, kemudian melangkahkan kakinya masuk ke dalam kedai ketika mereka sampai di sana.

Di ambang pintu, Daniel berhenti. Pandangannya tidak lepas dari Eunji yang kini berjalan riang menuju salah satu meja yang ada di sudut ruangan.

Ah, bahkan hanya dengan memandangnya saja, Daniel merasa bahagia. Dia seperti menemukan energinya kembali tiap berada di dekat Eunji.

Meung, terima kasih karena sudah hadir dalam hidupku.

✳✳✳

Setelah lelah berpikir dan mempertimbangkan banyak hal, Eunji memilih menyerah dengan keadaannya sekarang. Bukan, gadis itu bukannya pasrah terhadap kehidupannya, dia hanya tidak ingin membebani hidupnya dengan hal yang sudah jelas tidak akan pernah dia raih. Rasanya hanya ... melelahkan, sungguh!

Dia lelah mengharap pada orang yang kini sudah bahagia dengan kehidupannya yang sekarang. Dia lelah berharap jika waktu bisa diputar ke belakang. Dia lelah. Sekuat apa pun meminta, toh, itu tidak akan terwujud sekarang.

Selain itu, Eunji merasa bodoh. Benar-benar bodoh.

Di saat ada orang yang peduli dengannya, dia malah asik melihat orang lain. Kalau Eunji pikir lagi, dia tidak akan bisa jika berada di posisi orang itu. Menyimpan sebuah rasa selama bertahun-tahun pada Eunji yang masih berharap pada seseorang. Membayangkannya saja sudah membuat Eunji merasa sakit, bagaimana dengan orang itu yang bertahan sekian lama?

Eunji merasa sangat bersalah, hingga rasanya dia tidak bisa dan tidak pantas menerima orang itu ketika dia mengajaknya untuk hidup bersama. Sebut saja Eunji tidak tahu diri dengan membuat keputusan yang tentu saja menyakitkan itu.

Jujur, Eunji kalut kala itu. Perasaannya masih kacau karena mengetahui orang yang dia harapkan tidak bisa bersama dirinya. Namun, seiring berjalannya waktu, Eunji berusaha untuk menerima kenyataan. Bukankah ini yang sudah Tuhan gariskan untuknya? Melewati rasa sakit yang datang silih berganti bukanlah hal yang seharusnya dia keluhkan. Ini adalah perjalanan hidup, dan Tuhan sudah menjanjikan balasannya di kemudian hari. Bukankah selalu ada indahnya pelangi di balik derasnya hujan?

Ya, dan Eunji percaya itu.

"Meung, aku tahu kau itu sedikit aneh kadang, tapi bisakah kau tidak senyum-senyum sambil mengaduk ramen seperti itu? Kau membuatku takut."

Eunji mendongak kala suara Daniel didengarnya. Senyum masih saja bertahan di wajahnya. "Kau bilang apa?"

Daniel menghela napas panjang. "Kau habis bertemu Ji Chang Wook?"

Menggeleng pelan, Eunji menyuapkan ramen ke dalam mulutnya. Dia tidak bertemu dengan aktor idolanya itu hari ini, hanya saja dia merasa lega yang lantas membuatnya tidak bisa menahan senyum. Entahlah, bersama-sama dengan Daniel seperti sekarang ini membuat perasaannya menghangat, setelah berbagai rentetan drama kehidupan yang dia lalui beberapa waktu lalu.

"Chang Wook Oppa sedang wajib militer," jawab Eunji cuek. "Ini lebih heboh daripada bertemu dengannya."

"Apa memangnya?"

"Kau tahu Kim Mingyu?"

Daniel menggeleng. "Siapa dia?"

"Ya ampun, kau payah sekali." Eunji mencibir. "Dia itu aktor muda yang sekarang tengah naik daun."

"Oh."

"Dan kau tahu hal hebat apa yang telah terjadi?"

Daniel kembali menggeleng. "Kau tidak cerita, bagaimana aku bisa tahu?"

Benar juga, Eunji belum mengatakan apa yang sebenarnya terjadi antara dia dan aktor bernama Kim Mingyu tersebut.

"Dia datang ke toko rotiku!" Eunji berseru senang. "Ya ampun, dia berkali-kali lipat lebih tampan dari yang kulihat lewat layar televisi. Dia juga ramah dan murah senyum. Ah ya ampun, dia membuatku tidak bisa berhenti tersenyum."

"Oh, karena itu?"

Entah perasaan Eunji saja atau memang benar begitu, dia melihat raut wajah Daniel sedikit keruh. Pria itu tidak lagi menanggapi Eunji, hanya kembali memusatkan fokusnya pada tteokbokki yang sudah terhidang. Membuat Eunji diam-diam tersenyum kecil karenanya. Apakah itu artinya ... ah, Eunji tidak ingin terlalu besar kepala.

"Kau kenapa, Niel?"

Daniel mendongak, lantas menggeleng.

"Aku salah berbicara tentang Kim Mingyu?"

"Tidak."

Menghela napas pelan, Eunji meletakkan sumpit yang tadi dia gunakan. "Kalau begitu, kenapa kau jadi aneh setelah aku membicarakannya?"

"Tidak apa-apa." Daniel menjawab cuek.

Ugh, ya ampun, Eunji merasa Daniel mendadak menggemaskan dengan bertingkah seperti sekarang. Apakah ini berarti itu sebuah kode? Eiii, yang benar saja. Tidak mungkin Eunji maju lebih dulu. Bagaiamanapun dia adalah seorang perempuan.

Mm, tapi, sikap Daniel sekarang ini membuatnya tidak tahan lagi.

"Niel," ucap Eunji sembari menatap lekat Daniel yang ada di hadapannya. "Apakah aku harus bertindak lebih sekarang?"

Daniel mengerutkan kening, kemudian terkekeh pelan yang terkesan dipaksakan. "Kau bicara apa, sih?"

"Aku tahu ini terlalu cepat. Bahkan mungkin kau akan menganggapku tidak serius."

"Apa yang ingin kau katakan, hm?" tanya Daniel melembut, yang diam-diam membuat Eunji semakin merasakan kehangatan.

"Bantu aku."

"Eh? Maksudmu?"

Eunji menghela napas panjang, lantas mengembuskannya perlahan. Duh, kenapa dia jadi gugup begini sekarang? Hawa dingin yang menyelimuti seolah menguap begitu saja dan digantikan dengan bulir-bulir keringat yang bermunculan di tubuh Eunji. Tangannya juga sudah terasa basah.

"Bantu aku." Eunji mengulang ucapannya. "Bantu aku melupakan Seongwoo."

Daniel terlihat kaget. "Hah?"

Ah, sepertinya Eunji memang terlalu tiba-tiba. Namun, sungguh, dia tidak ingin mengulang kesalahan yang sama untuk kedua kali. Jadi, ketika dia memiliki kesempatan seperti saat ini, dia tidak akan menyia-nyiakannya lagi. Tidak peduli bagaimana perasaannya sekarang pada pria bergigi kelinci itu. Yang jelas, Eunji ingin berusaha dan belajar menjadi yang terbaik.

Untuk Kang Daniel, orang yang selalu membuatnya merasa nyaman.

"Izinkan aku menjadi bagian terpenting dalam hidupmu, Niel."


✳✳✳







Ehehehehe, ada Dek Mingyu 😆
Awalnya Joshua yang aku selipin, eh edit aja deh jadi Mingyu.
Aku lagi buceen ama dia hiks 🤧

Btw, hayuk ke work aku yang rasa lokal. Ada eunji, bomi, sama Seventeen.

Btw lagi, maafkan nyepam notif karena aku republished. Soalnya benerin bahasa sama ngilangin atau nambahin beberapa part yg kiranya nggak perlu atau kudu ditambah.

Iya gitu aja
Jangan lupa voments ya
Kunjungi juga work aku yg lain. Yg insyaallah bahasanya lebih enak dari yg ini eheeeee

Satu part lagi dan selesai.
Mau extra part nggak?

See you ♥


Yogyakarta, 17 September 2018

Republished :
16 Juli 2019

Continue Reading

You'll Also Like

30.4M 1.6M 58
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 2 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...
5M 921K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
459K 46.2K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
472 130 16
~Antara rasa dan kehilangan~ Hanya cerita tentang Galang Karvalans, seseorang yang menurut Kezia sangat menyebalkan. Entahlah, mungkin bukan Kezia sa...