The Truth (Hacker Vs Psychopa...

By Alnadzira

820K 62.6K 4.5K

(completed) (sudah terbit ) Sekuel dari school scandal Edisi Galang dan Qonita mengungkap kebenaran. {Thrille... More

1. Prolog
2. Misi dimulai
3. Rival
4. Kecurigaan
5. Menutupi Kasus
6. Pria penyayat leher wanita
7. Langit = Galang?
8. Suryanto, kunci yang hilang..
9. Bukti kuat
10. Terdakwa
11. Tegakkan keadilan..
12. Perang dingin..
Lanjutan....
13. Kabar buruk
14. Pertarungan
15. Biadab!!!
16. Dilema
17. Rencana Baru
18. Mimpi Buruk
19. Fitnah
20. Sakit...
22. Merelakan
Lanjutan...
23. Sebuah jawaban
24. Terungkap
25. Flashback
26. Tempat persembunyian
27. Rencana licik..
28. Hacker vs Psychopath Director (1)
29. Hacker vs Psychopath Director (2)
30. Hacker vs Psychopath Director (3)
31. Last...(1)
32. Last...(2)
Epilog
Q&A
Naik cetak?
Pengumuman
Open PO
Giveaway Time Novel The Truth

21. Penyesatan

17.4K 1.5K 343
By Alnadzira

Author POV

Sebuah stasiun televisi menayangkan berita tentang aksi terorisme yang selalu disangkut pautkan dengan islam dan Galang sebagai tersangka utama. Menurut pemberitaan yang dipaparkan di setiap berita, bahwa Galang melakukan itu sebagai bukti jihad, karena hotel Orchid banyak ditempati oleh warga negara asing yang bukan islam, jadi Galang membunuh mereka, karena menurtunya mereka orang kafir.

Mendengar berita itu, seseorang pria berumur sekitar 35 tahun, yang saat ini tengah duduk manis di kursi mewah  dengan bahan mas, tertawa puas. Dia merasa mendapatkan sebuah kenikmatan yang luar biasa.

“Tono rencana kita berjalan dengan lancar…” ucapnya. Seperti biasa, sejak tadi Tono sudah berdiri tegak di sampingnya.

“Saya ikut senang tuan.”

Perlahan-lahan senyum dari wajah Kusuma memudar, kemudian ia menatap Tono.

“Sekarang, tidak ada lagi yang bisa menghentikanku. Galang Adhytama sudah mati!” ucapnya, kemudian ia kembali tertawa puas seperti  kesetanan.

“Benar tuan.”

Kusuma kembali menghentikan tawanya dan menatap tajam Tono.“Aku sudah tidak sabar ingin menyayat keher istrinya, segera tangkap dia unutkku!” titahnya.

“Baik tuan.” Sambil membengkukan badannya. Kusuma mengalihkan pandangannya dari Tono, kini berganti pada televisi yang ada di depannya.

“Aku suka berita-berita yang terus memojokkan Islam, tapi aku ingin lebih, aku ingin semua orang benar-benar menjauh dari islam. Aku ingin semua orang membenci islam dan menganggap islam agama radikal,” ucapnya dengan sorot mata tajam. Dilihatnya kembali sosok Tono yang ada di sampingnya. “Tono! Buat semua pemuda semakin jauh dengan Al-Qur’an, giring mereka pada kesesatan.”

“Bagaiamana caranya tuan?”

“Seperti biasa, buat suatu komunitas atau organisasi atau apapun itu dengan nama Islam. Rekrut para pemuda Islam untuk bergabung ke dalamnya, perlahan kita akan membuat mereka tersesat. Membuat semangat mereka menggebu untuk berjihad dengan membunuh orang," jawab Kusuma dengan lantang. Ia menghela napasnya panjang. "Mereka akan terus membuat kerusakan, dan menganggap inilah ajaran Islam. Lalu semua media akan menampilkan betapa sadisnya agama Islam. Dengan begitu semua orang tua akan merasa khawatir jika anak-anak mereka mengikuti pengajian. Perlahan-lahan, orang tua mereka lah yang akan menjauhkan anak-anaknya dari Al-Qur'an dan dari ajaran Islam yang sebenarnya." Kusuma mengambil jeda. Namun sebelum melanjutkan perkataannya, Tono menyela.

"Baik tuan, saya mengerti maksud anda."

"Bagus jika kau cepat mengerti maksudku. Aku benar-benar ingin membuat mereka tidak mengenal Al-Qur'an, cukuplah mereka tahu luarnya saja, tidak usah tahu isinya. Cukuplah mereka membaca arabnya saja. Tidak usah sampai memahami arti tiap ayat Al-Qur'an, apalagi kalau mereka sampai melaksanakannya. Sibukkan mereka dengan terus membaca arabnya saja setiap saat, hingga mereka mengabaikan maknanya. Dengan begitu mereka tidak akan mengenal Islam yang sebenarnya. Kendalikan pemikiran mereka, doktrin mereka dengan kuat, buat mereka yakin, inilah yang benar. Buat umat Islam berpecah dan saling berdebat satu sama lain. Biarkan mereka seperti itu. Sehingga semakin lama ajaran Islam akan hilang, yang tersisa hanya namanya saja..." Kusuma memperjelas ucapannya. Menit selanjutnya, Kusuma kembali tertawa puas, selang beberapa menit tawanya luntur kembali.

"Aku tidak sabar, melihat semua orang sibuk dengan hal dunia, percintaan, karir dan hal lain sebagainya. Membuat mereka lemah akan hal itu, sehingga agama mereka bukanlah Islam lagi, tapi hawa nafsu mereka. Mereka akan terus mengikuti hawa nafsu mereka. Islam hanya di KTP saja, tapi pemikiran mereka semakin jauh dari Islam. Yang benar dianggap salah dan yang salah dianggap benar. Itu yang ku inginkan."

"Saya sangat mengerti maksud anda tuan." Tono hanya sedikit berkomentar.

"Bagus, segera laksanakan! Dan beri nama pergerakan itu dengan nama jama'ah berjihad Akbar atau disingkat JBA."

"Siap tuan." Beberapa menit mereka terdiam dengan pikirannya masing-masing, namun tak lama Kusuma kembali menyahut.

"Oh iya, Tono besok aku akan ke rumah sakit dan kau ikut bersamaku. Beberapa hari ini vertigo ku, kembali terasa."

"Baik tuan."

🔥🔥🔥

Qonita POV

Aku bersedia untuk diwawancarai, tapi aku harus tahu dulu mereka ini wartawan dari stasiun televisi mana? Atau hanya Koran saja? Tiba-tiba rasa mual itu kembali muncul, kepalaku terasa sangat pusing. Sepertinya aku tidak bisa diwawancarai sekarang.  Aku khawatir apa yang aku sampaikan tidak maksimal, sehingga tidak mengubah apapun tentang Galang terutama Islam.

“Aku bersedia pah, tapi sekarang aku sedang tidak enak badan, kalau besok bagaimana?” jawabku dengan bertanya balik.

“Baiklah papa akan bicara seperti itu pada para wartawan.”

“Makasih Pa." Ayahku hanya mengangguk, kemudian ia keluar dari kamarku. Aku tak sanggup lagi menahan rasa mual ini. Dengan segera aku kembali berlalri ke kamar mandi untuk muntah. Ibu mertuaku pun setia mengikutiku.

“Qonita sudahlah, lebih baik kamu ke rumah sakit saja,” usul ibuku lagi, sementara aku masih mencuci mulutku dengan air.

Yah, sepertinya aku harus berobat, agar kondisiku segera fit kembali dan aku bisa dengan lantang menyampaikan kebenarannya. Setelah selesai mencuci mulutku, aku menatap ibuku lagi.

“Makasih atas perhatian mama, besok aku akan berobat ke rumah sakit.” ucapku kemudian.

🔥🔥🔥

Ibu mertuaku mengantarku ke rumah sakit. Dia juga membantu mengurusi pendaftarannya, sementara aku lagi-lagi mencari kamar mandi karena mual dan pusing. Selesai aku dari kamar mandi, aku bersegera menuju tempat semula, tempat aku menunggu tadi. Tiba-tiba saja ada seseorang berdiri tepat di depanku, seolah memintaku untuk berhenti berjalan. Yang kulihat pertama kali adalah sepatu hitam kulit mengkilat nya, kemudian aku mendongak untuk melihat siapa orang ini dan kenapa dia menghalangi jalanku?

Aku sangat kaget, hingga mataku terbelalak dan tak berkedip. Pria yang ada di depanku adalah Kusuma jaya dan dibelakangnya ada asistennya. Mau apa dia?

"Hallo nyonya Qonita, lama tidak berjumpa," sapa Kusuma jaya. Kebetulan sekali banyak hal yang ingin aku tanyakan padanya. Belum sempat aku menjawab, Kusuma sudah berbicara lagi. "Aku turut berduka cita atas kematian suami tersayang mu, komisaris polisi Galang Adhytama," lanjutnya. Ekspresinya begitu datar, padahal aku berdiri dengan mata yang melotot padanya.

"Ini ulahmu kan?" Tanyaku dengan sorot mata tajam. Kusuma tiba-tiba berdecak berkali-kali.

"Aku takut sekali melihat sorot matamu," ucapnya, kemudian ia mendengus. "Kau tidak bisa menuduhku tanpa bukti," lanjutnya. Kemudian ia langsung berjalan melewati ku begitu saja.

Aku merasa benar-benar geram melihatnya. Ya Allah apakah yang harus aku lakukan? Aku yakin ini semua ulahnya, dia yang selalu membuat Islam sebagai agama radikal. Tanpa Galang, apa aku bisa melawannya sendiri? Aku merasa, aku tidak ada apa-apanya untuk melawan raksasa.

Aku meneruskan langkahku. Sekarang saatnya aku mengkonsultasikan kesehatanku pada dokter. Ibu mertuaku menunggu di luar.

"Apa saja keluhannya?" Tanya Bu dokter.

"Saya rasa, saya terlalu banyak pikiran, sehingga saya selalu mual, pusing, tidak enak badan dan lain sebagainya," jelasku.

"Apakah anda telat haid? Kapan anda terakhir haid?"

Kenapa dokter menanyakan masalah haid ku, apa dia mengira aku hamil? Apa mungkin aku hamil lagi, sementara aku baru keguguran beberapa bulan yang lalu.

"Maksud anda saya hamil?" Tanyaku meyakinkan.

"Iya bisa jadi, anda sudah menikahkan?"

Iya memang, dan aku pun sudah telat haid lama sekali. Mungkinkah aku hamil?

"Iya, kalau begitu apakah saya harus melakukan testpack?"

"Iya coba saja, siapa tahu anda hamil."

Aku mengiyakan permintaan dokter, aku mengeluarkan air urine, dan dokter memeriksanya. Tak lama aku menunggu dokter, datang kembali dan duduk di depanku.

"Selamat nyonya Qonita anda positif hamil," ucap dokter.

Aku hamil? Aku harus senang atau bagaimana? Yang menghampiri justru Rasa sedih bukan bahagia, Galang tidak ada. Orang yang ingin aku beritahu kabar gembira ini tidak ada. Dengan siapa aku harus berbagi kebahagiaan?

"Terima kasih dokter," ucapku. Aku pun keluar dari ruang dokter ini, terlihat ibuku sudah duduk di salah satu kursi tempat menunggu. Ketika melihatku keluar dari ruang dokter, ibuku bersegera menghampiriku.

"Gimana Qonita, apa kata dokter?" Tanyanya.

Aku menarik napas dalam sebelum menjawabnya. "Aku hamil mah."

Sontak ibu mertuaku membelalakkan matanya mendengar jawabanku.

"Kamu hamil?" Tanya ibuku meyakinkan. Aku hanya mengangguk.

"Alhamdulillaah.... selamat ya.. berarti mama akan jadi nenek.." ibuku terlihat senang. Namun aku merasa ada yang kurang. Yah Galang tidak ada. Ayah dari bayi ini tidak ada, kabar yang seharusnya membuatku bahagia, namun aku merasa biasa saja. Maafkan aku ya Allah... Lagi-lagi aku meratapi kematian Galang, kalau Galang masih ada, dia pasti senang mendengar kabar ini.

Jika anak ini sudah lahir ke dunia dan kau masih ada Galang, dia pasti bangga memiliki ayah sepertimu, kau  ayahnya yang gagah berani, kau ayah yang hebat. Tapi, aku tidak bisa terus berandai-andai, aku harus segera merelakan kepergianmu Galang. Aku harus membuktikan pada dunia kalau kau bukan teroris, kalau Islam tidak seperti yang diberitakan di televisi.

Aku sampai di rumahku, sebentar lagi akan datang wartawan yang akan mewawancarai ku, aku harus bisa maksimal, jangan sampai ada kata-kata yang terlewat.

Sambil menunggu, aku menyempatkan menonton TV, aku ingin tahu seperti apa berita tentang Galang sekarang? Yah, sudah ku duga, beritanya masih viral, semua stasiun televisi menayangkan tentang aksi terorisme yang dilakukan Galang. Setiap kali aku menontonnya, emosiku langsung menggebu-gebu. Aku tidak tahan ingin berkoar.

"Pemirsa dimana pun anda berada, saya akan memaparkan berita terkini. Komisaris polisi Galang Adhytama, diam-diam ternyata mengikuti jama'ah berjihad Akbar atau disingkat JBA, di duga JBA adalah gerakan Islam radikal. Jumlah pengikutnya pun terhitung banyak. Sebaiknya anda berhati-hati dimana pun anda berada, didiklah anak anda agar jauh dari paham Islam radikal. Karena penyebarannya cukup cepat, mereka merekrut pemuda-pemuda, lalu mendoktrin mereka untuk berjihad.  Mereka membacakan Al-Qur'an dan menafsirkan ayat sesuai pemahaman mereka.

Jadi anda harus berhati-hati apabila bertemu dengan orang yang mengajak mengkaji kandungan Al-Qur'an atau mengajak berjihad, karna itu ciri-ciri jama'ah berjihad Akbar yang membawa paham Islam radikal. Kami akan menampilkan wawancara dengan salah satu jenderal polisi, mari simak cuplikannya."

Jenderal polisi : saya sudah bisa membaca gerak-gerik Kompol Galang, kalau dia tergabung dalam JBA. Beberapa kali saya memergoki dia melakukan pengajian bersama anggota JBA lainnya. Saya rasa sudah cukup lama Kompol Galang merencanakan bom bunuh diri. Saat ini kami sedang berusaha menangkap anggota JBA lainnya yang terlibat dalam aksi terorisme. Saya berpesan pada seluruh masyarakat agar mengecam keras aksi terorisme ini, jangan biarkan anda atau kerabat anda dan anak-anak anda mengikuti gerakan ini. Berhati-hatilah sekarang sudah banyak yang menyebarkan paham Islam radikal.

"Pemirsa demikian berita yang kami sajikan, semoga anda lebih berhati-hati dan lebih menjaga keluarga anda. Terima kasih."

Apa maksud pemberitaan? Galang ikut gerakan JBA? Apa JBA? Aku baru mendengarnya. Ini fitnah! Galang tidak pernah mengikuti gerakan seperti itu. Ini fitnah!!! Aku semakin geram. Terlebih, secara tidak langsung mereka ingin menjauhkan umat Islam dari Al-Qur'an, mereka menyuruh umat Islam berhati-hati hingga akan ada banyak orang yang  lebih memilih berada di zona aman, bukan berjuang memberantas kekejian yang terjadi sekarang. Secara tidak langsung mereka membuat umat Islam takut mengenal Islam lebih dalam, takut mengenal agamanya sendiri dan memilih berada di zona aman. Sungguh tipu daya mereka sangat mengerikan!

Salah satu tanganku meremas kuat gamis yang kupakai, sungguh aku merasa sangat geram. Aku tidak bisa membiarkan semua ini. Tapi apa yang bisa aku lakukan? Aku harus meluruskan semua ini, yah ketika para wartawan datang akan ku jelaskan semuanya.

Kembali rasa mual itu datang, aku berlari ke kamar mandi, rasanya melelahkan, tapi ini amanah dari Allah, aku tidak boleh menyia-nyiakannya lagi.

Tak lama wartawan itu datang, mereka wartawan dari salah satu channel televisi. Ya Allah lancarkan lidah hamba, semoga hamba bisa menyampaikannya Aamiin.

Tiga orang wartawan sudah duduk di depanku. Aku mengambil posisi duduk tegak. Kamera sudah mengarah padaku. Tidak boleh sampai ada kata-kata yang terlewat ku ucapkan, Bismillaah..

"Ny. Qonita betul anda istri dari Galang Adhytama? Kalau boleh tahu sudah berapa lama anda menikah dengannya?"

"Ya benar, saya istri sah nya. Pernikahan kami masih baru, sekitar satu tahun lebih ..."

"Sejak kapan anda mengenal Galang Adhytama?"

"Sejak masih SMA, dia laki-laki yang baik, selalu menolong sesama, menegakkan keadilan, tingkat solidaritasnya pun sangat tinggi."

"Anda tahu kalau suami anda mengikuti gerakan JBA?"

"Tidak, suami saya tidak pernah mengikuti pergerakan seperti itu," jawabku lantang. Para wartawan mengernyit.

"Bukankah sudah jelas suami ada sebagai tersangka teror bom hotel Orchid?"

Aku menatap mereka tajam. "Itu semua tidak benar! Suami saya bukan teroris!"

"Mengapa anda bisa begitu yakin? Padahal semua bukti sudah jelas."

"Saya sangat mengenal suami saya, dia tidak mungkin melakukan hal seperti itu, karena apa? Karena Islam tidak pernah mengajarkan bunuh diri. Karena Allah melarang umatnya untuk bunuh diri. Galang memegang kuat prinsipnya, jadi saya rasa tidak mungkin Galang bunuh diri dan membunuh orang tanpa sebab."

Mereka saling menatap satu sama lain. Aku kembali melanjutkan perkataanku. "Ini fitnah! Ini fitanah yang dibuat oleh orang-orang yang memerangi Islam, oleh orang-orang yang membenci Islam. Islam tidak pernah mengajarkan teror bom. Sejak dulu Rasulullah dan para sahabat tidak pernah berjihad dengan bunuh diri dan membunuh orang tanpa sebab. Jika anda semua mendapatkan berita tentang Islam melakukan aksi terorisme. Percayalah, itu bukan Islam. Tapi itu ulah para pembenci Islam yang bersembunyi dibalik label Islam, yang mengatasnamakan Islam. Aku jamin itu!" Jelasku, kemudian air mataku menetes begitu saja. Aku sangat mencintai agamaku ini, tapi kenapa semua orang memfitnahnya, bahkan orang yang mengaku Islam sendiri pun memfitnah agama mereka sendiri.

Dengan air mata yang mengalir aku kembali berkata, "jika anda ingin mengenal Islam seperti apa, baca biografi nabi Muhammad, lihat juga seperti apa perjuangan beliau. Apakah pernah beliau melakukan aksi terorisme? Sungguh, Nabi Muhammad adalah orang paling mulia, orang terbaik di dunia ini. Bahkan ketika Umar bin Khattab, berupaya membunuhnya, justru Rasulullah mendo'akan nya agar Umar bin Khattab masuk Islam. Pernah juga beliau dilempar dengan kotoran unta, tapi Rasulullah tidak pernah melakukan pembalasan dendam. Caci maki seorang Yahudi tua padanya pun, Rasulullah balas dengan kebaikan. Sebelah mana letak terorisme nya? Sebelah mana letak sadisnya? Islam yang sebenarnya tidak mengajarkan aksi teror. Itu hanya akal-akalan para pembenci Islam untuk menghancurkan generasi Islam." Aku terisak. Sungguh aku merasa sangat menyedihkan. Andai Rasulullah tahu kondisi umat Islam sekarang, pasti beliau sedih melihatnya. Islam di fitnah dimana-mana, Islam tertindas.

"Saya harap anda semua bisa mencari tahu ini semua, jangan masuk jebakan mereka. Jihad bukanlah membunuh orang. Kata jihad sendiri berasal dari kata “jahada” atau ”jahdun” (جَهْدٌ) yang berarti “usaha” atau “juhdun” ( جُهْدٌ) yang berarti kekuatan. Secara bahasa, asal makna jihad adalah mengeluarkan segala kesungguhan, kekuatan, dan kesanggupan pada jalan yang diyakini (diiktikadkan) bahwa jalan itulah yang benar. Dengan anda berusaha bersungguh-sungguh melaksanakan sholat pun itu bentuk jihad anda. Jadi, jangan salah mengartikan arti jihad dan jangan takut untuk berjihad, karena itu bentuk kesungguhan kita di jalan kebenaran ini." Air mataku yang mengalir, sedikit demi sedikit terhenti. Para wartawan ini diam melihatku, aku harap mereka pun mendapatkan hidayah. Aku harap mereka tahu, bahwa Islam adalah agama keselamatan, satu-satunya Din yang bisa menyelamatkan.

Aku mengambil tissue untuk mengelap air mataku.

"Anda bilang, Rasulullah tidak pernah melakukan aksi teror? Bukankah dahulu juga sering berperang?" Tanya salah satu wartawan.

Aku menghela napas panjang. "Rasulullah tidak memerangi orang tanpa sebab, sebelum berperang Rasulullah memberikan beberapa tawaran pada mereka, tapi mereka memilih untuk berperang. Bahkan Rasulullah pun selalu memilih tempat yang tidak ada anak kecil, tidak ada wanita, tidak ada tumbuhan dan tidak ada binatang, untuk berperang. Karena apa? Karena Islam melindungi semua itu... lihatlah betapa mulianya agama Islam, jauh dari apa yang dikatakan berita dan inilah Islam yang sebenarnya. Saya yakin orang-orang yang memegang teguh keislamannya, tidak mungkin melakukan aksi teror bom bunuh diri. Termasuk Galang, suami saya," jelasku. Aku mengehembuskan napasku lega. Alhamdulillaah... Aku bisa mengatakannya.

Aku memberikan mereka referensi video yang aku punya.

Apakah para wartawan akan menayangkan semua yang aku katakan di televisi nanti? Kenapa aku tidak yakin.

"Apakah anda memiliki bukti jika suami anda tidak bersalah?"

"Saya yakin, kebenaran akan menang. Waktu yang akan menjawabnya, lihat saja nanti!" jawabku tegas.

Akhirnya para wartawan menyudahi wawancaranya. Aku sedikit ragu, mereka akan menayangkan semuanya tanpa memotongnya sedikitpun. Aku itu terjadi aku harus memikirkan cara lain.

Author POV

Kusuma merasa senang bertemu dengan Qonita di rumah sakit, dari kemarin, memang ia ingin sekali menyayat leher Qonita. Kusuma memerintahkan Tono untuk mengikuti Qonita secara diam-diam.

Tak lama Tono kembali, namun dengan tangan kosong.

"Kenapa kau datang sendiri? Mana Qonita?" Tanya Kusuma tegas, namun ada sedikit raut kecewa.

"Tuan, Qonita hamil, bukankah anda tidak suka menyayat leher wanita yang sedang hamil?" Tono menjawab dengan bertanya.

Kusuma membelalakkan matanya. "Qonita hamil? Bukankah Galang sudah mati?"

"Mungkin kehamilannya sebelum Galang mati, tuan."

Kusuma berdecak berkali-kali, padahal dia sangat menginginkan Qonita.

"Kenapa hal seperti ini bisa terjadi??" Kusuma mengehembuskan napasnya kasar. "Ya sudah tunggu saja sampai dia melahirkan. Tetap aku ingin menyayat lehernya sampai kapan pun juga!"

🔥🔥🔥

Wah gimana part ini? Berat ya pembahasannya?

Maaf aku tidak menyediakan video yang bikin baper...,,
Aku cuma ingin bikin pembaca melek bukan baper...

Dan jangan lupa Sabar ya... Ikuti dulu aja alur ceritanya ya.. nanti bakal ada jawabannya kok Galang masih hidup atau enggak sebenarnya? Jadi jangan kemana-mana dulu ya..

Aku ada target, untuk cerita ini akan ditamatkan sampai bulan Juli...
Jadi lagi-lagi aku mending dulu cerita Zaphika. Soalnya Dulu SC tamat 4 bulan lebih sedikit.

Cerita ini udah 4 bulan, belum tamat juga.. jadi aku akan mengusahakan cepat tamat....

Makasih semuanya...😊

Continue Reading

You'll Also Like

3.1K 438 22
2021 - Ngaji Roso Sejatinya Guru Cerita ini ku tuliskan setelah aku melewati begitu banyak perjalanan yang bermakna dalam hidupku. Perjalanan yang di...
6.3M 484K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
562K 85.4K 74
Cocok untuk kamu peminat cerita dengan genre #misteri dan penuh #tekateki, juga berbalut #action serta #scifi yang dilatarbelakangi #balasdendam. Kas...
16.9K 1.2K 32
[KARYA INI, DI AMBIL DARI BERBAGAI SUMBER] Hallo semuanya, ayo mampir di All About Knowledge! Disini, kalian akan mengetahui ilmu yang telah penulis...