Betrayal of Love [LENGKAP☑️]

By d_lisnawati

1.8M 102K 10.5K

⚠️ PUBLIKASI ULANG SECARA BERKALA Apa yang akan kalian lakukan ketika kekasih kalian memberikan sebuah pengak... More

Tasya Gania Sacita
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 18
Bagian 19
Bagian 20
Bagian 21
Bagian 22
Bagian 23
Bagian 24
Bagian 25
Bagian 26
Bagian 27
Bagian 28
Bagian 29
Bagian 30
Bagian 31
Bagian 32
Bagian 33
Bagian 34
Bagian 35
Bagian 36
Bagian 37
Bagian 38
Bagian 39
Bagian 40
Bagian 41
Bagian 42
Bagian 43
Bagian 44
Bagian 45
Bagian 46
Bagian 47
Bagian 48
Q&A Berhadiah special proses penerbitan.
Answer and winner ... 1
Answer and Winner... 2
Info terbit
vote cover
H-1 Open PO
OPEN PRE-ORDER
Tersedia di Shopee
Ayo guys
Hallo
Ada berita terbaru!!!
SAYEMBARA...

Bagian 1

46.1K 2.6K 301
By d_lisnawati

Aca berjalan menyusuri koridor, senyum terus menghiasi bibirnya. Sesekali Aca menyapa beberapa siswa dan siswi yang ada di sepanjang koridor, Aca selalu menegaskan pada hatinya bahwa hati akan bahagian jika diawali dengan senyumannya dan Aca selalu menerapkannya.

Aca menyimpan tasnya di meja dan ia mendudukan tubuhnya dikursi, Aca mengeluarkan ponselnya dan mengecak seduatu disana. Tak ada! Tak ada satu pesanpun dari Bagus untuknya.

Aca mencoba berfikiran positif pada Bagus, mungkin saja Bagus sibuk dan belum sempat mengabarinya. Aca mengetik sesuatu disana.

Tasya
Sayang, udah bangun belum.

Aca mengirim pesan itu karna mungkin saja Bagus belum bangun hingga tak mengirim pesan padanya, tak lama dering ponselnya terdengar. Aca segera membuka pesannya dan ternyata dari Bagus.

Bagus
Udh

Singkat memang, tapi setidaknya ada kabar yang membuat Aca tak lagi hawatir pada pacarnya itu.

Jika boleh dikata, Bagus sedikit berubah padanya. Jarang mengirim pesan, sekali mengirim sangat singkat, sering membatalkan janji. Aca takut Bagus bosan padanya, Aca selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik untuk Bagus. Keluarganya sudah saling mengenal dan Aca takut Bagus meninggalkannya.

Berbicara tentang keluarga, sepertinya ini waktu yang pas untuk membicarakan hal yang Ayahnya bahas semalam.

Tasya
Kita ketemuan di taman belakang ya, ada yang mau aku omongin.

Bagus
Ya, aku jg

Aca segera beranjak dari duduknya, ia berjalan menuju taman belakang. Seperti biasa senyumnya selalu mengembang, ia tak bisa membayangkan jika Bagus bersedia bertunangan dengannya dan mereka menukar cincin didepan seluruh anggota keluarganya.

Aca sudah sampai di taman belakang, belum ada siapa-siapa, mungkin Bagus masih di perjalanan mengingat kelasnya dan kelas Bagus terpisah.

Aca duduk di kursi taman, menatap indah bunga yang tumbuh di sekitarnya. Rasanya sangat bahagia bisa bertunangan dengan pacarnya, pacar yang sudah mendampinginya selama dua tahun lamanya.

Aca berfikir sepertinya tak akan ada lelaki lain lagi yang mampu menggantikan Bagus di hatinya, lalaki yang selalu berada disampingnya dan memahami setiap apa yang Aca mau. Aca ingin Bagus lah lelaki terakhir untuk Aca dan Bagus lah yang menemani Aca hingga hari tua nanti.

Aca merasakan suara derap langkah dari arah belakangnya, dan Aca yakin itu adalah langkah milik Bagus dan jantung Aca berdegup kencang setiap kali ia bertemu dengan Bagus. Dari awal mereka bertemu sampai detik ini jantingnya memang selalu memacu saat berada didekat Bagus dan sepertinya rasa cintanya tak pernah sedikitpun berkurang untuk lelaki itu.

"Ca."

Terdengar suara Bagus, Aca menengok kearah suara dengan senyuman mengembang dibibirnya. Tapi tiba-tiba senyuman itu semakin memudar saat ia melihat Bagus berdiri dan menggenggam erat lengan Sahabatnya.

"Hey." sapa Aca.

Aca berusaha untuk berfikiran positif, mungkin saja sahabatnya itu ingin mencarinya juga atau ada keperluan juga, atau sahabatnya jatuh dan harus dibantu berjalan oleh Bagus. Yang pasti Aca mencoba berfikir positif dengan apa yang ia lihat.

Bagus menyuruh sahabat Aca duduk di samping Aca sedang Bagus hanya berdiri membuat Aca mendongkak.

"Gus, ini masalah kita tapi kenapa dia ada disini?" tanya Aca heran.

"Ngomong aja Ca, setelah kamu ngomong apa yang mau kamu omongin. Aku juga mau ngomong sesuatu sama kamu." titah Bagus dengan wajah datarnya.

Bagus sangat berbeda, Bagus tidak pernah memasang wajah dingin pada Aca dan saat ini. Aca melihatnya seperti bukan melihat Bagus.

"Ah, gini Gus. Ayah tanya apa hubungan kita mau gini-gini aja, ayah dan ibu mau kita tunangan dan mereka udah ngomingin ini sama mami dan papi kamu. Tinggal kesiapan kitanya aja Gus, jadi gimana?" jelas Aca dengan wajah sumringah.

Bagus diam, wajahnya tak menampilkan ekspresi apapun. Senyim Aca kembali memudar, kenapa Bagus tidak terlihat bahagia? Ada apa? Apa Bagus tak suka berita in?"

Aca melirik sahabatnya yang hanya menunduk sambil memainkan jari-jari kukunya, terlihat resah dan tatapan Bagus tak lepas dari sabahatnya itu. Aca mulai curiga, tapi ia tak boleh asal tuduh karna bagai manapun Bagus pacaranya dan tidak mungkin ia menghianatinya apa lagi dengan sahabatnya.

"Gus, kamu gak seneng? Atau tunggu kita lulus dulu? Aku gak papa kok." ucap Aca kemudian.

Bagus menarik nafasnya lalu menghembuskannya, ia menatap Aca yang juga menatapnya.

"Ca sorry." ucap Bagus kemudian membuat Aca mengerutkan kening, apanya yang harus dimaafkan?

Aca melirik sahabatnya yang sedari tadi menunduk dan meremas rok seragamnya semakin erat, Aca menangkap sesuatu gelagat aneh dari keduanya. Jangan-jangan..

"Jangan bilang lo sama-"

"Ya, gue sama Silfi pacaran."

What the.. Apa-apaan ini, apa ini sebuah lelucon? Atau sebuah jebakan realiti show? Atau ini hanya jebakan ulang tahun? Tapi Aca tak ulang tahun sekarang!

"Haha, kamu bercanda kan? Sumpah Gus. Garing banget gak lucu!" Aca tertawa sambil menggelengkan kepalanya.

"Kamu? Pacaran sama sahabat aku? Ya tuhan.. Lelucon macam apa ini?"

"Ca, gue udah pacaran sama Silfi. Jadi gue mau kita putus" ucap Bagus masih dengan nada santainya.

Tawa Aca mereda, ia menatap Bagus dan Silfi bergantian. Terlihat Bagus yang masih menatap datar kearahnya dan Silfi yang masih tertunduk disampingnya.

"Sejak kapan?" tanya Aca datar.

Bagus diam, ia melirik Silfi yang masih saja menunduk dengan tatapan lembut membuat dada Aca sesak.

"Sejak kapan?" ulang Aca.

"Enam bulan lalu." jawan Bagus enteng.

Enam bulan? Enam bulan disaat acara pesta ulang tahun Aca? Dimana Silfi diatar pulang oleh Bagus karna supirnya tak menjemputnya? Apa sejak saat itu mereka menjalin hubungan?

"Jangan bilang-"

"Ya, semenjak pulang dari pesta itu kita deket."

Boleh Aca bicara kasar sekarang? Boleh Aca mencakar muka Bagus sekarang? Atau boleh Aca menjambak rambut Silfi sekarang? Kenapa mereka begitu tega? Kenapa mereka bermain di belakangnya?

Aca mengangguk-anggukan kepalanya mengerti, wajahnya berubah datar. Tak ada air mata dan itu membuat Bagus mengernyitkan keningnya.

"Ngomong-ngomong gue yang bego apa kalian yang terlalu pinter ya? Ko gue gak tau sih kalian punya hubungan?" tanya Aca dengan nada sindirannya.

"Hebat banget kalian acting nya." ucapnya lagi.

Aca melirik Silfi yang masih saja menunduk, sedang Bagus sudah waspada jika saja Aca melakukan tindakan yang membahayakan Silfi.

"Lanjutkan." ucap Aca datar sukses membuat Silfi yang menunduk mengangkat pandangannya menatap Aca begitu juga dengan Bagus.

"Ca, gue harap lo gak musuhin Silfi." ucap Bagus yang membuat hati Aca merasa di remas-remas.

Aca tertawa sinis. "Emang gampang ya berteman sama seorang PELAKOR?" tanya Aca dengan menekan kata 'PELAKOR'

"Ini bukan salah Silfi Ca, gue emang cinta sama dia. Gue udah ngerasa cocok sama dia, dan gue-"

"Bosen dama Gue? Iya tau kok cewe perebut laki orang mah lebih menggoda dari cewe sendiri." ucapan Aca membuat air mara yang sedari tadi Silfi tahan akhirnya jatuh juga, Silfi menangis membuat Bagus mengusapi pundak rapuh milik Silfi.

Sedang Aca yang melihatnya merasa sangat-sangat sakit, bayangkan saja. Lelaki yang selama dua tahun bersamanya kini memilih perempuan lain dan malah memperlakukannya dengan baik didepan dirinya.

"Ca gue minta hiks.. Maaf Ca."

"Ck maaf? Gampang maafin mah, cuman kalo inget lo cewe penggoda itu bikin gue enek tau gak!"

"TASYA." Bentak Bagus membuat Aca sedikit kaget.

"Denger ya Ca, kenapa gue berpaling. Harus nya lo nyadar diri, apa lo udah bersikap baik atau enggak sama gue?" ucap Bagus sambil menatap tajam Aca.

"Lo itu cewe manja, maunya menang sendiri, maunya di perhatiin, dipahamin, dimengeti tanpa mau ngertiin gue." ucap Bagus lagi.

Aca diam, Aca memang manja. Aca memang maunya dimengerti tapi apa Bagus pernah bilang itu?

"Kalo lo gak suka sama sikap Gue kenapa Gak bilang? Kenapa gak ngomong biar gue bisa benerin sikap Gue?" tanya Aca.

"Ca, harusnya lo ngerti karan kita udah dewasa. Tapi lo itu harusnya di kasih tau mulu, di ngertiin mulu. Gue itu cape Ca."

Aca berdiri dari duduknya dan menatap datar kearah Bagus dan Silfi.

"Oke kita putus, thanks udah ngasih semuanya sama gue selama dua taun ini dan selalu mau ngertiin gue padahal gue gak pernah ngertiin lo. Dan lo" Aca menunjuk Silfi. "Anggap kita gak pernah kenal, gue gak sudi punya sahabat pelakor kayak lo. Orang hina yang suka ngerampas kebahagiaan orang lain." desis Aca.

"TASYA JAGA MULUT LO."

"Dan karma masih berlaku." setelah mengatakan iti Aca segera berjalan meninggalkan kedua penghianat yang sudah mengobrak-abrik hatinya.

Sahabatnya? Pacarnya? Apa tidak ada orang lain lagi yang bisa menyakitinya selain mereka? Kenapa harus mereka? Kenapa harus Bagus yang sudah beraamanya selama dua tahun dan akan menjadi tunangannya, kenapa harus Silfi sahabatnya yang sejak dulu menemaninya dan bersedia menajdi tempatnya berbagi.

Aca tidak menyangka ini terjadi, lalu bagai mana dengan dirinya yang saat ini hancur? Bukankan Aca sudah pernah bilang jika sepertinya tak ada orang lain lagi yang mampu menggantikan Bagus di hatinya.

Aca berlari menuju kelasnya, sesampainya disana Aca mendekati Billa dan memeluknya erat. Billa yang di peluk tiba-tiba terlonjak kaget.

"EH ACA.. KAMU KENPA? ACA."

"Sakit Bill hiks.."

"ACA APA YANG SAKIT?" teriak kepanikan Billa membuat orang sekelas menatap kearahnya.

"Bawa UKS aja Bill, kasian." ucap Akbar ketua Kelas.

"Yuk yuk.." Billa segera membawa Aca ke UKS dengan perasaan kalut dan juga bingung.









___________________________________________

Nah kan, gimana mau lanjut?

Continue Reading

You'll Also Like

Das-Ter✔ By .

Teen Fiction

216K 14.9K 37
Menurut kamu, apa Tuhan dan neraka itu benar-benar ada? ●●● Apa kamu percaya pada eksistensi Tuhan? Kalau Dasa, sih, tidak. Dasa punya pemahaman send...
32.3K 2.3K 42
Sugara Alvian, sedingin es dikutub selatan itu sangat cuek kepada sekitarnya. Dia tidak pernah berbicara dengan nada ceria, dia selalu memakai nada k...
47.1K 3K 18
Ku pikir cinta itu menyenangkan. Tapi justru sebaliknya, cinta itu menyakitkan. Bila mana seseorang yang kau cintai hanya berpura-pura untuk mencinta...
1.4M 63.9K 42
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...