When I Look at You ✓

By nicskrn

3.7K 796 266

(COMPLETED) Nyatanya, tidak ada persahabatan antara perempuan dan laki-laki yang berlangsung selamanya. Hanya... More

하나 - Kembali
둘 - Dia Seongwoo
셋 - Bersamamu
넷 - Sebuah Alasan
다섯 - Rasa Itu
여섯 - Realita
일곱 - Untuk Eunji
여덟 - Kang Daniel
아홉 - Karena aku?
열 - Kecewa
열하나 - Jangan Menangis
열둘 - Kebenaran
열셋 - Tak Lagi Sama
열넷 - Pengakuan
열다섯 - Permintaan Maaf
열일곱 - Awal Yang Baru
열여덟 - Pengakuan Kedua
열아홉 - Canggung
스물 - Jawaban
스물하나 - Undangan
스물둘 - Pernikahan
스물셋 - Bagian Hidupmu
스물넷 - (Bukan) Sebuah Akhir

열여섯 - Gelisah

101 27 4
By nicskrn

Eunji tidak bisa tidur. Mungkin sudah dua malam ini? Entah.

Ini sudah pagi dan gadis itu masih saja terjaga. Kantuk memang menyerangnya, tapi entah kenapa kedua matanya tidak mau menerima perintah dari otaknya untuk lekas bergelung di alam mimpi. Sedari tadi, tubuhnya sibuk bergeser ke kanan dan ke kiri, mencari posisi tidur yang nyaman.

Angan Eunji melayang pada kejadian tempo hari, kejadian di mana Daniel menyatakan perasaan padanya. Jujur, Eunji terkejut. Bahkan mungkin bisa dikatakan shock. Dia tidak pernah menyangka jika Daniel akan menyukainya. Well, menyukai dalam artian terhadap lawan jenis. Bukan sebagai sahabat. Kalau Eunji pikir-pikir, selama ini Daniel tidak pernah bertingkah over. Pria itu tidak pernah menunjukkan sesuatu yang menjurus pada hal percintaan atau semacamnya.

Atau, Eunji saja yang tidak peka?

"Astaga, aku bisa gila!"

Eunji mengacak rambutnya asal, kemudian bangkit dari posisinya berbaring. Dia terduduk di atas ranjang selama beberapa saat dengan rambut acak-acakan dan wajah kacau. Eunji menoleh singkat, melihat jam kecil yang ada di atas nakas di samping ranjang. Pukul 04.30.

Mendesah panjang, Eunji memijit kepalanya yang terasa pening. Bagaimana tidak? Hitung saja durasi berapa lama dia tidur. Kantung matanya juga terlihat begitu jelas. Entahlah, dia harus bersembunyi di mana jika nanti dia bertemu dengan Daniel. Apa Eunji memakai helmet saja supaya pria itu tidak melihatnya?

Cara yang konyol.

"Apa aku tidak usah masuk kerja saja hari ini?" Eunji bermonolog.

Ah, mungkin itu ide yang bagus. Namun ... dia harus beralasan apa? Lagi pula, jangan lupakan Daniel yang akan mencarinya sampai ke rumah misal dia tidak masuk kerja.

Hah ... serba salah.

Akhirnya, Eunji memutuskan turun dari ranjang. Berjalan menuju dapur untuk mengambil minum. Setelahnya, dia beranjak duduk di kursi ruang makan.

"Kau sudah bangun, Eunji-ya?"

Baru saja hendak memejamkan mata, Eunji dibuat kaget oleh suara Myung Hee, ibunya.

"Ahh, Ibu mengagetkanku saja," ujar Eunji dengan bibir mengerucut, membuat Myung Hee hanya menggelengkan kepala.

"Biasanya kau akan bangun jika matahari sudah tinggi," sindir Myung Hee, wanita itu lantas berjalan menuju pantry dapur, menyalakan kompor dan masak air.

"Aku amnesia, tidak bisa tidur."

Myung Hee mengernyit. Namun kemudian tawa kecil lolos dari bibirnya. "Separah itukah? Sampai kau salah sebut istilah."

"Hah?"

"Insomnia, Eunji. Bukan amnesia. Sejak kapan hilang ingatan jadi susah tidur?" ujar Myung Hee dengan senyum yang menghiasi wajahnya.

Eunji meringis. "Ah, iya itu maksudku."

"Ada sesuatu yang terjadi?" Setelah menyalakan kompor dan mengisi teko dengan air, Myung Hee menghampiri Eunji. Wanita itu duduk di sebelah anak perempuan semata wayangnya yang mendadak bangun di waktu sepagi ini.

Eunji tidak lekas menjawab. Dia hanya mengalihkan pandang dari Myung Hee, menghindar dari tatapan ibunya itu. Tangannya sibuk memainkan gelas yang sudah kosong di atas meja.

"Eunji-ya!" seru Myung Hee. "Kau bisa cerita pada Ibu jika memang itu mengganggu pikiranmu."

Mendesah pelan, Eunji menatap ibunya. Haruskah dia cerita?

"Ibu rasa ini serius. Jika tidak, kau masih bisa tidur nyenyak."

Benar juga. Masalah Daniel ini memang serius. Eunji sampai pusing sendiri memikirkannya. Tapi, tunggu ... Daniel, kan, tidak memintanya untuk menjadi kekasihnya. Ah, entahlah.

"Tentang Daniel?"

Kelopak mata Eunji melebar begitu Myung Hee menyebutkan nama pria yang membuatnya susah tidur itu. Seketika Eunji menatap wanita setengah baya di sampingnya dengan tatapan meminta penjelasan, membuat Myung Hee terkekeh pelan.

"Bagaimana Ibu ...."

"Jadi benar?"

Eunji tidak menjawab, dia malah menelungkupkan kepala pada lipatan tangannya di atas meja.

Argh, Kang Daniel sialan!

✳✳✳

Satu hal yang sangat Eunji syukuri pagi ini adalah ketika dia sampai di kafe, tapi Daniel belum nampak di sana. Eunji merasa begitu lega, sangat lega. Setidaknya, dia tidak harus menghindar dari pria bergigi kelinci itu. Dia bisa lebih leluasa tanpa harus berpapasan dan bertatap muka dengannya. Iya, untuk sekarang, situasi begini terasa lebih baik.

Namun, sepertinya tidak juga.

Saat jarum pendek jam hampir menunjuk angka dua belas, Daniel tidak juga datang. Membuat Eunji diam-diam merasa khawatir. Biasanya, Daniel tidak pernah absen untuk datang bekerja, kecuali ada hal-hal yang tidak bisa ditinggalkan. Jika memang ada urusan penting, dia akan selalu memberitahu Eunji. Namun, sejak tadi pagi tidak ada satupun pesan yang berasal dari Daniel.

"Jiyoung-ah!" Eunji berseru memanggil Jiyoung yang baru saja mengantarkan pesanan kepada pelanggan. Eunji tidak yakin, tapi dia tidak bisa membohongi dirinya jika dia sangat mengkhawatirkan Daniel sekarang.

"Ada apa?" tanya Jiyoung begitu dia selesai mengantarkan pesanan.

Menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, Eunji memantapkan hati untuk bertanya pada pria tinggi di depannya ini. "Apa Daniel tidak masuk hari ini?"

Jiyoung mengernyit, tapi sesaat kemudian kedua sudut bibirnya tertarik. "Ah, Daniel? Iya, dia tidak masuk. Tadi pagi dia mengirim pesan padaku."

Eunji mengerjap. "Tidak masuk?"

Jiyoung mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Kenapa tidak masuk?"

"Dia bilang sedang sakit. Aku tidak ta---"

Mendengar kata sakit, Eunji langsung berlalu cepat dari hadapan Jiyoung. Berlari keluar dari kafe dengan perasaan yang campur aduk.

Jadi, Daniel sakit?

✳✳✳

Berbagai pertanyaan berkecamuk di pikiran Eunji. Kenapa Daniel sakit? Kenapa pria itu sama sekali tidak menghubunginya? Dan yang paling Eunji pikirkan, siapa yang merawatnya? Setahu Eunji, Hyun Ae dan Dahee sedang tidak ada di rumah. Mereka berdua tengah berkunjung ke rumah saudara yang ada di Daegu. Ahh, pikiran Eunji semakin kacau mengingatnya

Eunji semakin mempercepat langkah kakinya, tidak peduli dengan udara dingin yang berhembus menyapa kulitnya. Dia tidak sempat untuk mengambil coat yang disimpannya di loker. Nyatanya, seorang pria berbahu lebar itu sudah lebih dulu mengacaukan pikirannya.

"Arghh, Kang Daniel, kau benar-benar ...." Eunji terus merapal sembari mengusap lengannya yang terasa dingin.

Berjalan cepat tanpa memperhatikan sekitar, tubuh kecilnya tiba-tiba membentur sesuatu. Yang kemudian Eunji ketahui sebagai dada seseorang ketika dia mendongak. Sepertinya, Eunji sangat familiar dengan aroma parfum yang dikenakan orang itu. Kalau tidak salah, itu milik---

"Meung? Kau mau ke mana siang-siang begini?"

---Daniel.

Eunji mengerjap sembari mendongakkan kepalanya lebih tinggi. Benar saja, orang yang tengah dia khawatirkan itu kini berdiri tanpa jarak di depan tubuhnya. Wajah pria itu terlihat lebih pucat dari yang Eunji ingat. Tiba-tiba, perasaan khawatir kembali menyerangnya.

"Ya!" seru Eunji yang entah kenapa merasa kesal. Iya, dia kesal karena Daniel tidak memberinya kabar jika sedang sakit, juga kesal kenapa pria itu malah berkeliaran di tengah hari yang dingin seperti ini. Padahal kondisinya sedang tidak baik.

"Kenapa kau tidak mengirimiku pesan satupun?! Kenapa kau mengabaikanku?! Kenapa kau nekat pergi jika kau sedang sakit?!" Napas Eunji memburu, diiringi dengan matanya yang entah sejak kapan mulai berkabut.

Gadis itu tidak lagi peduli pada orang-orang yang memperhatikannya dengan Daniel di dekat halte. Eunji sudah lebih dulu dikuasai emosi, juga rasa cemas yang sepertinya terlalu berlebihan.

Aaa ... sepertinya Eunji tengah melupakan suatu misinya. Yaitu menghindar dari Daniel dan meminimalisasi untuk bertatap muka atau berbicara dengan pria itu. Namun, lihat apa yang terjadi sekarang? Gadis itu bahkan hampir menangis karena Daniel.

"Hei, kau kenapa?" tanya Daniel lembut.

Tangis Eunji pecah begitu saja begitu mendengar suara Daniel yang mengalun pelan, membuat gadis itu memeluknya dan sesenggukan di sana.

"Kang Daniel ... hiks, kau sangat menyebalkan!"

Sementara, Daniel hanya tersenyum kecil sembari mengusap punggung Eunji.

✳✳✳

Sebenarnya, Eunji sangat malu mengingat kejadian di dekat halte beberapa saat yang lalu. Di mana dia memeluk Daniel erat sembari menangis di pelukan pria itu. Hah, rasanya Eunji ingin pingsan saja jika kembali meningatnya. Demi apapun, dia merasa sangat bodoh.

Bagaiamana bisa dia bertindak seperti itu sedangkan dia tengah menjalankan aksi untuk menghindar?

Konyol.

Ah, ingatkan Eunji lagi jika Daniel tangah sakit sekarang.

"Kau baik-baik saja?" Eunji bertanya sembari diam-diam mencuri pandang pada Daniel yang tengah duduk bersandar pada kursi di teras belakang kafe.

Beruntung hari ini kafe sedang sepi, jadi Eunji dan Daniel bisa istirahat sejenak di sana tanpa melakukan pekerjaan. Lagi pula, ada Jiyoung dan beberapa rekan kerjanya yang sudah siap siaga melayani pelanggan. Toh hanya satu dua orang saja yang datang.

"Mm, aku baik-baik saja," jawab Daniel pelan.

Eunji seketika menoleh, memperhatikan Daniel yang bersandar pada kursi dengan mata terpejam. Sebenarnya, Eunji tidak tahu maksud Daniel datang ke kafe untuk apa. Sudah jelas-jelas pria itu sakit, tapi tetap saja nekat. Padahal dia juga sudah dapat ijin dari sang atasan.

Mengesampingkan rasa ragu, Eunji akhirnya mengulurkan sebelah tangannya ke arah kening Daniel. Rasa panas langsung menjalar begitu telapak tangannya menyentuh kening pria itu.

"Niel, badanmu panas," ucap Eunji dengan penuh rasa khawatir. "Apa kau sudah ke dokter?"

Daniel hanya tersenyum dengan mata yang masih terpejam, membuat Eunji sedikit kesal juga. Bagaimana dia bisa tersenyum sedangkan jantung Eunji berdetak tak karuan karena memikirkan kondisi pria itu?

"Kau tidak usah khawatir, aku baik-baik saja."

Eunji berdecak kesal. "Kondisimu seperti ini dan kau masih bilang baik-baik saja?"

"Aku sudah minum obat, Meung."

"Harusnya kau istirahat."

Perlahan Daniel menoleh. "Kalau begitu, jawab pengakuanku tempo hari."

Eunji mengerjap, mencerna pelan-pelan ucapan yang baru dilontarkan oleh Daniel. Begitu dia paham, entah kenapa sesuatu dalam diri Eunji mulai bergemuruh hebat. Antara gugup memikirkan ucapan Daniel tempo hari, juga kesal dengan kelakuan pria itu sekarang.

Tanpa bisa dicegah, pandangan Eunji mulai terasa kabur untuk yang kesekian kalinya. Disesaki oleh buliran bening yang siap jatuh kapan saja.

"Meung ...."

Jujur, Eunji khawatir dengan keadaan Daniel. Wajah yang biasanya terlihat riang, kini nampak lesu dan pucat. Namun mengingat kejadian tempo hari, juga sikapnya yang nampak begitu mengesalkan hari ini, rasanya Eunji ingin sekali marah.

"Apa tidak ada hal lain yang bisa kau katakan?"

Gagal. Pada akhirnya air mata yang sejak tadi Eunji tahan meluruh juga. "Kau sakit dan tidak memberiku kabar sama sekali. Dan ketika Jiyoung memberitahuku tentang keadaanmu, aku sangat khawatir. Tapi apa yang kau katakan, Niel?"

Eunji terisak pelan, membuat Daniel hanya mematung di tempatnya duduk.

"Kau---" Ucapan Eunji tertahan di tenggorokan. Entah kenapa, sesak semakin merambatinya. Namun, sebisa mungkin dia menguasai dirinya, hingga beberapa saat kemudian dia kembali berucap, "---kau sungguh menyebalkan, Kang Daniel!"

Dan setelah itu Eunji berlalu pergi. Meninggalkan Daniel yang masih terduduk di kursi teras kafe dengan raut wajah penuh keterkejutan.



✳✳✳

Yogyakarta, 15 Juli 2018

Republished :
15 Juli 2019

Continue Reading

You'll Also Like

84.5K 11.1K 37
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...
8.6M 526K 33
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
15.7M 990K 35
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...
9.8M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...