K I T A -"AliandoPrilly"-

By mys9y_

94.7K 3.4K 86

(K I T A) Semoga kita adalah Dua hati yang Tuhan takdirkan untuk bersatu... ❤ Cast : Aliando Syarief Prilly... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
25
26
27
28
29
30
31
32
Info !!!
33
34

24

2.2K 85 6
By mys9y_

(K I T A)
#part_24

Happy Reading

Ketika kita bahagia, kau membawa masalalu mu kembali....
Di saat aku membutuhkanmu, kau lebih memilih wanita lain...
Mana janjimu??..
Kau bilang cintamu tulus dan besar kepadaku...
Aku istrimu, tapi kenapa kau lebih memilih dia??
Apa kau tak sadar? Kau telah meremukkan hatiku..

******

Ali meringis kesakitan saat sebuah pukulan mendarat tepat mengenai tepi bibirnya meninggalkan bekas keunguan. Ia memegang tepi bibirnya lalu menatap Kenneth dengan geram.

"ngapain loe disini?" tanyanya kesal. Kenneth tersentum getir menanggapi omongan ali sedangkan prilly masih tercekang hebat melihat mereka berdua.

"eh, loe tuh punya perasaan nggak sih? Loe udah sakitin hati istri loe. Di mana hati lo huh?" balas kenneth tak kalah kesal. Ali mengeratkan rahangnya mendengar tuding kenneth. Ia mendengus kasar lalu menyentuh pundak kenneth menggunakan telunjuk kanannya.

"loe bilang gw sakitin prilly? Apa loe tau? Gua lihat dengan jelas di luar sana kalian pelukan. Siapa yang nggak marah coba? Siapa yang salah hah??" timpal ali tak terima. Kenneth semakin geram di buatnya, ali benar-benar tak menyadari kesalahannya yang sudah berhasil membuat hati istrinya ambruk seketika.

"jangan omongan loe. Suami macam apa loe, biarin istrinya keluar tengah malam? Suami macam apa loe tidur bersama wanita lain sedangkan loe sendiri udah punya istri.. Ck... Gua jadi nyesel udah relain prilly buat loe" kenneth menarik kerah baju ali membuat pria itu sedikit berjinjit.

"eh, gua nggak bakal lakuin itu kalau bukan persetujuan dari prilly. Lagian gw nggak macem-macem"

"gak macem-macem loe bilang? Gua lihat pakai mata kepala gua sendiri kalo loe dan siska__" kenneth menggantung ucapannya, ia melirik gadis di sampingnya yang kini terisak tangis. Ia tak ingin melanjutkan ucapannya dan menyakiti hati gadis itu. Dia tau ini sangat berat untuknya tapi di sisi lain ia tak punya hak untuk ikut campur dalam masalah rumah tangga ali dan prilly. Dengan pelan ia melepaskan tangannya dari kerah baju ali lalu mencoba menurunkan emosinya menarik nafas panjang lalu kembali fokus atas ali.

"ini ada apa sih? Kok ri__ eh, kak kenneth" suara seorang wanita menjadi sorotan mata dalam seketika, kenneth melirik ke arah wanita itu yang baru saja keluar dari sebuah ruangan. Ali hanya diam, bersama prilly, air matanya terus menetes membasahi lantai yang ia pijak.
Pikiran kenneth semakin memanas saat melihat siska dengan mata kepalanya sendiri berada di rumah itu. Rumah yang seharusnya hanya untuk keluarga ali semata.

"siska? Ngapain loe disini?" tanya kenneth. Siska diam sejenak mencoba mencari jawaban

"gue yg ajak dia. Gue nggak bermaksud apa-apa, cuman pengen nolongin" selah ali cepat membuat kedua mata kenneth kembali fokus terhadapnya.

"oh, jadi foto tidur lo sama dia itu bener. Ck... dasar bajingan loe" geram kenneth kembali memukuli wajah ali hingga tersungkur di atas lantai.

"ali.." teriak siska panik, ia langsung berlari menghampiri ali, berusaha untuk membantunya kembali berdiri

"eh ken, maksud loe apaan sih?" saut wanita itu membuat prrilly berdelik emosi tak menyangka gadis itu benar-benar berkepala dua.

"eh, kalian berdua tuh sama aja tau nggak. Sama-sama bajingan" timpal kenneth kembali membuat ali geram. Ia langsung berdiri lalu menatap tajam ke arah kenneth

"maksud loe apaan ngomong kayak gitu"

"loe nggak sadar kalau lo udah nyakitin prilly? Pakai nanya segala lagi loe"

"gua merasa nggak nyakitin prilly. Asal loe tau gua sama siska itu hanya sebatas teman. Nggak lebih"

"sebatas teman? Terus ngapain dia di rumah loe? Terus foto kalian nggak pakai baju berdua itu maksudnya apa hah?"

"foto? Gua ngak ngerti apa maksud loe" ali menautkan kedua alisnya merasa bingung dengan apa yang di maksud oleh kenneth.

"udahlah! Nggak usah di bahas aku udah capek" prilly berjalan ke arah siska menatap lekuk wajah gadis yang sudah berhasil membuat rumah tangganya berantakan dalam waktu seketika.

"lo puas? Ini kan mau loe? Selamat yah sis? Aku kagum sama kamu. DASAR WANITA MURAHAN!!!" prilly menekan akhiran ucapannya. Ali yang mendengar hal itu merasa tak percaya. Ia merasa wanita yang di hadapannya bukanlah istrinya

"kamu ngomong apa sih prill? Aku tau kamu masih cemburukan soal siska? Mana prilly yang dulu? Mana prilly yang dewasa, aku merasa kamu ini bukan istri aku"

'deg..'
hati prilly kembali runtuh mendengar tutur kata suaminya sendiri seakan ia sudah tak mengenali istrinya sendiri.

"seharusnya aku yang ngomong seperti itu. Mana ali yang dulu? Mana ali yang katanya cinta sama aku? Mana janji-janji kamu? Hah? Aku benar-benar kecewa sama kamu li" prilly menggelengkan pelan kepalanya menatap tajam ke arah ali. Rasa sakitnya seakan ingin membunuhnya sekarang juga.

"aku tau, kamu itu seperti ini karna cemburu kan? Plis, buang ego kamu" prilly semakin berdecak tak menyangka. Bukankah selama ini ali lah yang egois? Ia menyeka dengan cepat air matanya merasa tak ingin meneteskan dengan sia-sia air mata itu hanya untuk ali yang tak peka dengan apa yang ia rasakan.

"egois? Bukannya km yang egois hah? Sebenarnya kamu pilih aku atau siska sih?" ali terdiam, ia tak menyangka harus mendapatkan pertanyaan berat untuknya. Padahal jika ia benar-benar mencintai istrinya otomatis ia akan memilih prilly ketimbang masa lalunya. Namun rasa tak tega kembali menyeruak di hatinya ia mengingat bahwa siska sedang mengandung dan butuh seseorang untuk membantunya ia merasa tidak tega kepada gadis itu.

"udah cukup. Aku akan pergi dari kalian. Maaf aku sudah membuat rumah tangga kalian berantakan. Tapi sumpah! Aku sama sekali tidak bermaksud seperti itu" selah siska memperlihatkan wajah sedihnya, dalam hatinya ia tersentuh puas melihat pertengkaran hebat antara ali dan prilly. Ia merasa rencana liciknya kini berjalan sesuai yang ia inginkan. Masih dengan wajah sedih, ia memalingkan badannya berencana ingin masuk ke dalam kamar dan mempersiapkan barang-barangnya, namun saat selangkah aksinya terhenti saat ali menarik lengan gadis itu. Si pemilik lenganpun menoleh ke arah ali

"jangan pergi. Aku mau kamu tetap disini. Aku tidak mungkin membiarkan kamu sendirian dalam kondisi hamil" lagi-lagi ali meremukkan hati istrinya untuk yang kesekian kalinya. Ucapannya seakan mewakili pertanyaan prilly, itu sama saja bahwa ia memilih siska ketimbang istrinya sendiri. Tangan prilly mengepal dengan erat hingga kuku-kukunya hampir menembus kulitnya sendiri, nafas panjang terus di hirupnya untuk menahan tangis namun hasilnya nihil air matanya kembali tertumpa meluncur membasahi pipi chubby-nya.

"bener-bener keterlaluan loe Li" saut kenneth kesal. Ingin sekali tangannya kembali melayangkan pukulan di wajah ali akan tetapi pria itu ingin menjaga perasaan prilly, ia tak ingin ikut campur lebih banyak dalam permasalahan ali dan prilly. Gadis yang pernah menjadi bagian hidupnya.

"jadi kamu milih siska ketimbang aku?" tanya prilly pelan

"bukan begitu, tapi aku hanya nggak tega" balas ali berusaha meyakinkan istrinya. Namun gagal. Hati prilly kini benar-benar remuk di buatnya ingin rasanya ia memukul wajah ali dengan tangannya sendiri namun hatinya tak kuasa untuk menyakiti pria yang ia cintai

"terus apa? Sekarang aku menyuruh kamu memilih antara aku dan siska. Kalau km memang pilih siska aku akan pergi dari rumah ini" lagi-lagi prilly memberi pertanyaan yang sangat berat kepada ali. Di satu sisi iya tak ingin kehilangan orang yang ia cintai, namun di satu sisi lain ia merasa tak tega kepada siska jika harus mengusirnya dari rumah itu. Pikirannya benar-benar kacau. Ingin rasanya dunia kiamat sekarang juga jika harus menjawab. Pikirnya.

"lebih baik aku yang pergi. Aku nggak mau rumah tangga kalian hancur karna aku" pungkas siska dengan nada sedihnya. Wajahnya di tekuk benar-benar membuat ali tak tega harus membiarkannya menanggung beban sendirian.

"syukurlah kalau kamu sadar" cetus prilly. Ali menarik nafas panjang "stop prill. Kamu nggak boleh kayak gini. Aku berharap kamu bisa bersikap lebih dewasa. Ohya, soal pertanyaan kamu itu, aku pilih siska" jika Tuhan berkehendak mencabuk nyawa gadis mungil ini sekarang juga mungkin ia sudah sangat siap dan sangat ingin mengakhiri hidupnya sekarang juga. Hatinya kini ambruk dan pecah berkeping-keping di buat ali. Ia merasa masih susah percaya dengan apa yang di katakan oleh ali. Ia berharap ini hanyalah mimpi buruk namun ini nyata. Air matanya semakin deras, jantungnya berdetak lemah selemah perasaan dan hatinya saat ini. Kedua kakinya terasa kaku membuatnya susah untuk menahan badannya sendiri. Kini emosi kenneth semakin memuncak, tangannya sudah melayang ingin memukul ali lagi-

"stop ken. Kita pergi dari sini" selah prilly menghentikan aksi kenneth.

"selamat yah sis. Rencana lo berhasil__"

"cukup pril!! Sampai kapan kamu berburuk sangka terhadap siska hah? Sampai kapan jalan pikiran kamu tertutup dengan kecemburan kamu?" selah ali di saat prilly belum menyelesaikan ucapanya. Prilly tersenyum getir ke arah ali "jalan pikiran kamu yang tertutup li, jalan hati kamu yang gelap. Bukan aku" balas prilly. "ohya, bsok aku akan kesini, tapi bukan untuk menemuimu, aku ingin mengambil pakaianku. Dan aku tidak akan pernah muncul di hadapan kamu lagi. Aku harap dengan tidak adanya aku, kamu bisa bahagia. ayo ken!" lanjutnya lalu menarik tangan kenneth tak kuasa berlama-lama berada satu atap dengan orang yang sudah meremukkan hatinya.

"prill" ali menarik tangan prilly membuat langkah gadis itu terhenti. Hanya dua detik berlalu, prilly langsung menepis tangan ali dari lengannya dengan kasar

"jangan pernah sentuh aku lagi" kesalnya kembali melanjutkan langkahnya bersama kenneth. Bodohnya, ali tak menahannya, ia kini hanya diam tak bergeming menatap punggung orang yang ia cintai berlalu sampai tembok menutup tubuh gadis itu. Seketika ia ambruk ke atas sofa, ia tak menyangka keluarganya berantakan. Rasa sesal dan rasa sakit menyatu dalam hati pria itu. Siska yang sedari tadi hanya diam tersenyum puas menatap kepergian prilly. Rencananya benar-benar berjalan mulus bahkan berlangsung cepat.

"Li. Seharusnya loe nggak bersikap seperti itu sama prilly. Biar bagaimanapun dia istri lo. Orang yang loe cinta" rancaunya berpura-pura untuk ikut prihatin dengan apa yang barusan terjadi.

"udahlah sis. Aku pengen sendiri" ali berjalan meninggalkan siska yang masih berada di ruang tamu dengan rasa puasnya, wanita itu benar-benar berkepala dua sukses menjadi peran antagonis yang sangat licik.

******

Tiba di sebuah rumah bercat putih gading bernuasa minim. Prilly membersihkan sisa-sisa air matanya sebelum menarik langkah memasuki pekarangan rumah bercat putih gading itu. Kenneth yang berada di sampingnya masih setia menemani gadis itu hingga ia benar-benar masuk ke dalam rumah orang tua prilly.
Dengan ragu, prilly memencet bel berkali-kali berharap seseorang membukakan pintu untuknya karna sudah terlihat sepi. Jelas saja! Ini sudah tengah malam. Hampir 15 menit prilly menunggu, akhirnya seorang wanita paru baya datang dan membukakan pintu untuknya. Dalam seketika wanita itu terkejut melihat anak semata wayangnya yang datang bersama kenneth tengah malam seperti ini. Prilly hanya memberi siluet senyum berusaha tegar di hadapan ully, wanita yang sudah melahirkannya.

"sayang? Kamu kok datangnya tengah malam gini?" saut ully merasa aneh

"maaf bun, prilly lagi kangen sama kalian" ucap prilly. Sesungguhnya ia merasa rindu dengan keluarga dan rumah lamanya sehingga hal itu kini menjadi alasan untuknya.

"terus ali mana? Loh, kok nak kenneth yang antar kamu?" selidik ully membuat prilly bingung setengah mati tak tau harus menjawab apa.

"gini tan, ali-nya lagi capek, kebetulan aku mampir di rumah mereka dan prilly minta ikut, katanya kangen sama keluarga" dusta kenneth cepat.

"oh, gitu. Yaudah.. Yuk masuk"

"ah, enggak deh tan.. Lagian udah tengah malam banget. Takut di cariin mama" tolak halus kenneth mendapat siluet senyum dari ully

"prill? Gw balik dulu yah?" lanjutnya berpamitan

"take care yah, dan makasih" jawab prilly. Kenneth hanya membalas senyum lalu pergi meninggalkan ully dan prilly.
Kedua wanita itu pun berjalan memasuki rumah, ully tetap saja masih merasa curiga kepada anaknya yang tiba-tiba saja datang tengah malam seperti ini

"kamu bener nggak ada masalah sama ali?" tanyanya lagi

"enggak bun, udah yah, prilly capek pengen tidur" pungkas prilly lalu menaiki anak tangga meninggalkan ully yang masih menatap punggungnya dari bawah. Wanita paru baya itu berharap perkataan anaknya jujur.

------
Sekuat apapun aku berusaha tegar, di saat itulah aku rapuh..
Rapu dalam segala hal, rapuh dalam cinta...
Kata tegar hanyalah motivasi, tapi aku tak sanggup menggapainya..
Semua karena cinta..
Aku harus menderita...
Kau membawa masalalu dan mengubah skenario kehidupan kita..
Kau yang memulai dan aku akan mengakhirinya...
Surat yang pernah menjadi skenario kita, kini kusam...
Tak ada lagi canda dan tawa...
Bahkan janin di rahimku tak kau sadari kehadirannya...
Biarlah itu jadi benalu..
Benalu dalam singkat cerita kita...
-------

Satu minggu kemudian...

Hari senin tepatnya tanggal 3 februari 2015...
Tak terasa sudah seminggu lamanya prilly menjalani hidup tanpa suami di sisinya. Ia terus bertahan dalam kesendirian meratapi nasipnya dan nasip calon anaknya. Ayah dan bundanya selaku orang tua prilly sudah tau bahwa anaknya telah di landa masalah membuat rumah tangganya hancur. Kedua orang tuanya hanyalah pasrah dan berharap apapun jalan yang di ambil anaknya, bisa membuat kehidupannya berjalan bahagia kelak. Meski sulit untuk prilly dalam memilih, namun inilah hidup yang harus ia jalani. Keinginannya untuk bercerai dengan ali sangatlah kuat akibat sampai sekarang ali masih mempertahankan siska dan itu berarti ia lebih memilih menerima tawaran prilly untuk bercerai. Sesungguhnya pria itu sangatlah tak kuasa harus menjalani ini semua, namun apa daya, ia tak bisa mengubah kisah yang ada. Hari ini mereka mendapati sidang cerai yang pertama, surat panggilan sudah mereka terima.
Kini kedua mata ali dan prilly saling bertemu pandang saat mereka berada di pengadilan. Tatapan mereka kini sangatlah berbeda, hanya ada kesedihan dan kesensaraan. Di tambah ali yang sangat frustasi membuatnya tak memikirkan dirinya sendiri. Penampilannya sangatlah kacau pertanda ia benar-benar frustasi. Akan tetapi hal itu tak membuat hati prilly luluh.

Sidang pertama selesai, keputusan masih belum di ucapkan oleh hakim.

"sidang hari ini selesai. Keputusan akan di umumkan saat sidang selanjutnya" ucap sang hakim lalu memukul palu yang selalu di pegangnya.

Saat sidang selesai, prilly langsung berjalan tak ingin memandang wajah ali lagi. Karna memandangnya hanyalah membawa penyesalan dan akan menggoyahkan hatinya.
Ali mengejar prilly, lalu menarik lengan mungil gadis itu membuat si empunnya menoleh

"prill. Aku mohon tarik gugatan cerai ini" pinta ali. Prilly tersenyum kecil "nggak akan. Bukannya kamu sudah setuju? Kan kamu sendiri yang tanda tangani surat gugatan cerai itu" jawab prilly datar. Ali diam tak tau harus berkata apa lagi kepada pujaan hatinya. Saat ini ia sangat ingin membawa gadis itu ke pelukannya mencurahkan rasa rindunya yang amat mendalam.

"prill. Udah selesai?" ucap seorang pria berkulit putih berwajah tampan. Kenneth.

"udah, yuk balik" jawab prilly berlalu meninggalkan ali yang kini hanya menatap punggung istrinya bersama seorang pria yang selama ini membuat prilly tegar dalam kesedihannya.

Bersambung...

Continue Reading

You'll Also Like

572K 17.4K 32
Prilly agatha cewek indon asia yg menetap di amerika berprofesi sebagai model indonesia yg sukses di negri paman sam. Jatuh cinta dengan sang photogr...
1.3M 78.1K 34
Sendiri selama 28 tahun tidak menjadi beban bagi seorang dokter tampan yang sangat dikagumi tersebut. Namun, ibunya selalu mendesaknya agar cepat men...
615K 14.6K 42
Warning : 18+ (Beberapa part berisi konten dewasa. Bijaklah dalam memilih bacaan) SEBAGIAN BESAR PART TELAH DIHAPUS. PINDAH KE GOODNOVEL UNTUK BACA S...
397K 29.5K 30
Mencintai seorang bidadari? Anak konglomerat? Hanya seorang pengamen yang tiap hari pagi hingga sore mencari uang untuk kehidupan sehari-hari. hanya...