K I T A -"AliandoPrilly"-

Oleh mys9y_

94.7K 3.4K 86

(K I T A) Semoga kita adalah Dua hati yang Tuhan takdirkan untuk bersatu... ❀ Cast : Aliando Syarief Prilly... Lebih Banyak

01
02
03
04
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Info !!!
33
34

05

2.9K 113 0
Oleh mys9y_

18+
No kacang!!!
No copas!!!
No bully!!!

(K I T A)
#part_5

happy reading--->

sinar matahari melalui jendela membangunkan tidurku. Aku merenggakan tubuhku lalu menoleh ke arah samping. Ternyata ali masih tertidur mataku kini melirik jam di atas nakas menunjukan pukul 07 pagi ''li..?'' aku menggoyangkan tubuh ali untuk membangunkannya ''jangan ganggu gw. Gw masih ngantuk'' jawabnya parau, kedua matanya masih tertutup. Ok! Aku tidak akan membangunkannya lagi, lebih baik aku mandi terlebih dahulu ketimbang harus berantem dengan ali yg selalu nyosor ke kamar mandi membuat aku harus mengalah. Pagi ini aku sudah memesan makanan dan segelas coffy untuk ali. Sebagai istri memang harus sperti itu meskipun rasanya berat melakukan hal ini sebab aku salah satu manusia yg takut dosa.

Sehabis mandi aku mencari pakaian ali lalu mataku tertuju pada kemeja jeanz miliknya. Ya ampun! Kenapa semua baju ali yg aku pakai terlihat sperti daster di tubuhku. Huhh.. Aku menghela nafas dalam-dalam sambil menyiapkan pesanan makanan yg sudah ada untuk ali. Ku lirik dia yg masih tertidur pulas. ''ini sudah jam berapa? Kok dia masih tertidur?'' gumamku lalu menoleh ke arah jam yg sudah menunjukan pukul 08. Mungkin semalam ali gak bisa tidur karna ulahku jadinya sperti ini.

Gak kebayang. Aku dan ali sudah memasuki hari kedua menjalin hubungan status sebagai suami istri. Sampai kapan aku harus sperti ini? Sampai kapan aku harus memakai bajunya ini yg super gede?? Eh. Tunggu dulu. Aku melihat dompek ali di atas nakas, kakiku perlahan mendekat ke arah nakas dan mengobrak-abrik isi dompek ali. Ku dapatkan kartu kredit dan.. Waww.. Uang ali banyak juga. Maklumi aja dia kan termaksud dari kalangan berada, perusahaan ayahnya sudah memiliki cabang di singapura dan malaysia. Tapi kok keluarganya ngotot banget pengen aku jadi istrinya ali? Why?? Apa karna aku cantik? Ahh aku mulai kePDan. Aku mengambil uang ali Rp.700.000 + kartu kreditnya. Terserah dia mau ngomel atau lebih dari ngomel. Bodoamat! Tugas suami kan harus menafkahi istrinya dan aku gak mungkin terus-terusan memakai pakaian ali yg bagaikan daster.

******

kini aku berada di salah satu mall terbesar di jakarta. Aku memuaskan diri membeli baju yg aku inginkan setelah itu aku mengisi perutku di sebuah restauran. Hari ini aku benar-benar puas menikmati kebebasanku tampa memikirkan ali di hotel yg pastinya udah ngomel-ngomel siapa suru dia gak ngasi aku uang, jadinya sperti ini deh. Hahaha :D #tawalicik

derr..derr..
Tiba-tiba handponeku berdering. Tanganku meraba-raba di dalam tasku mencari benda yg berdering tadi. Aku menatap layar handponeku dan ku dapatkan pesan..

'prilly??? Balikin duit and kartu kredit gw sekarang'

aku hanya tersenyum menatap pesan dari ali. Bodoamat! Kali ini aku memutuskan untuk nginap di rumah mila. Sebelumnya aku sudah whattsap mila dan dia stuju. Bahkan dia sangat senang ketika aku memberinya kabar akan nginap beberapa hari ini di rumahnya. Toh, orang tua mila masih berada di swiss ngurusin bisnis yg entah bisnis apaan.

''hay prilly sayang..'' sambut mila heboh saat membukakan aku pintu rumahnya. tampa basa-basi aku masuk kerumah mila seenak jidatku tampa di persilahkan terlebih dahulu. Aku dan mila memang sperti itu, kami sudah terbiasa dan kami sudah menganggap keluarga satu sama lain begitupula dengan thea.
''tumben lo pengen nginap di rumah gw. Ada angin apa?'' tanya mila sembari menyodorkan jus jeruk terhadapku. Aku meraih jus itu ''gak kenapa-napa. Gw bosan aja di rumah melulu'' dustaku ''eh belanjaan lo banyak banget'' mila ternyata baru sadar dengan barang-barang yg aku bawa. Benda segede ini dia gak lihat?? OMG matanya udah katarak ''iya.. Tadi gw habis shoping di mall'' ya tuhan aku tau yg aku lakukan ini salah tapi aku juga butuh refresing kali. Tidak mungkin aku tiap hari hanya memakai pakaian ali dan terus-terusan terkurung di kamar hotel berdua dengannya. Maaf yah li? Aku janji bakal ganti semuanya jika aku udah sukses.!!

*****

ali's POV

pagi ini aku bangun telat sebab semalam aku begadang menunggu prilly tertidur. Mataku melirik ke arah jam di handponeku ternyata sudah menunjukan pukul 10 pagi. Aku menepuk sisi tempat tidur di sebelahku. Loh! Prilly mana? Kok gak ada? Aku langsung beranjak dari tidur mencari prilly ke kamar mandi tapi tak aku temukan lalu aku mencarinya ke balkon dan alhasil dia tak juga ada. Dia kemana sih?? Aku terus ngomel sendiri sebab ia menghilang bagaikan setan. Dasar istri durhaka! Ehh gak deh, aku lihat di atas meja sudah tertara makanan dan segelas coffy. Aku meminum coffy itu ternyata sudah tak panas itu berarti prilly menyiapkan kopi ini sejak tadi. Pril? Maafin aku udah nyebut loe sebagai istri durhaka.
Tapi kenapa dia gak membangunkan aku? Terus dia sekarang dimana?? Oh sitt.. Aku melangkahkan kaki menuju nakas meraih handponeku namun mataku tertuju pada dompetku yg terbuka. Ku lihat isi dompetku. ''PRILLyYY..!!!'' uangku tersisa Rp.300.000 dan kartu kreditku? Oh tidak! Aku benar-benar kesal di buat prilly. Aku mengiriminya sebuah pesan berharap ia membalas pesanku, tapi ternyata dugaanku salah. Prilly tak membalas pesanku. Kali ini aku memutuskan untuk menelfonnya. Tapi.. ''nomor yg anda tuju sedang tidak aktif..'' aku benar-benar kesal di buat prilly. Baru saja aku membanggakan dia sebab ia sudah menjadi istri teladan menyiapkan aku makanan dan minuman. Tapi? Gw bunuh lo prill..
*****
Setelah mandi aku memutuskan untuk pergi mencari prilly kesana-sini hingga mobilku berhenti tepat di depan rumah rendy. Aku menanyakan prilly terhadap rendy namun ia pun tak tau keberadaan prilly.

Sepanjang jalan aku terus ngomel tak jelas hingga pikiranku mengeluarkan sebuah ide. Galang?. Aku mengirimi sebuah pesan untuk galang meminta alamat mila dan tak lama kemudian galang membalas berisikan alamat mila sahabat prilly. Aku menancapkan gas mobilku melaju sekencang menuju rumah mila hingga akhirnya aku berhasil menemukan alamat yg sesuai dengan alamat yg galang maksud. ternyata benar! Ini rumah mila. Bahkan yg membukakan aku pintu adalah prilly ''a..ali?'' prilly langsung terkejut, bahkan tutur katanya terdengar sangat gugup. Aku cengir kuda seraya tak percaya dengan apa yg ku lihat ''siapa prill?.. Eh kak ali'' saut mila yg menghampiri kami namun aku tak memperdulikannya, mataku terus menatap prilly dengan tatapan yg susah untuk di jelaskan ''sini lo'' aku langsung menarik tangan prilly keluar dari rumah mila tampa basa-basi ''sakit li..'' rengek prilly. Aku tak memperdulikan hal itu, aku terus menarik tangannya namun dengan cepat mila melepas genggamanku dari tangan prilly ''lo tuh yah kerjaannya nyakitin prilly melulu'' kesal mila. Aku menarik nafas mencoba meredahkan emosiku lalu melirik ke arah prilly yg sedari tadi hanya tertunduk ''mana kartu kredit gw? Mana duit gw?'' aku mengulurkan tanganku kedepan prilly menanti uang dan kartu kreditku di kembalikan ''nih..'' dia hanya menyerahkan kartu kreditku ''uang gw mana?'' tanganku terus mennati ''udah habis'' what? Belanja apa aja dia? Uang sebesar 7ratus ribu ludes begitu aja??. Mataku langsung melotot membuat prilly semakin tertunduk ''kalian ini sbenarnya kenpa sih? Kartu kredit? Duit? Itu maksudnya apa? Gw gak ngerti..'' ucap mila yg penuh dengan rasa kebingunan melihat tingkah kami, aku lupa kalau dia sama skali tak tau tentang pernikahanku dengan prilly. Wajar aja dia kebingunan. Aku mencoba menjelaskan ''gini yah mil. Aku dan prilly ada urusan, tolong biarkan aku dan dia pergi'' aku berusaha menutupi rahasiaku serapat mungkin. Mila menaikkan satu alisnya menatap tak percaya terhadapku ''ow'' jawabnya singkat lalu mataku kembali tertutu pada prilly ''kita jangan ngomong disini yah prill?'' aku mecoba lembut selembut mungkin terhadap prilly ''gw ambil barang gw dulu'' jawab prilly tampa menoleh ke arahku lalu masuk kedalam rumah mila mengambil barang yg ia maksud ''gw curiga ama kalian berdua'' saut mila kembali menudingku. Aku hanya memutar kedua bola mataku berusaha tak mengubris apa yg ia bilang ''lebih baik lo jujur aja deh?'' lanjutnya membuatku menarik nafas mencoba mencari alasan tapi untungnya prilly datang di waktu yg tepat sehingga aku tidak harus mencari alasan lagi ''lo bawa apaan?'' tanyaku saat melihat barang-barang yg di bawa prilly ''baju belanjaan gw'' jawab prilly pelan bahkan hampir tak terdegar. Dia beruntung sebab kita masih berada di halaman rumah mila tapi siap-siap aja entar lo habis di tangan aku ''yaudah! Masuk kedlam mobil'' pintaku. Prilly menoleh ke arah mila ''mil? Gw pergi dulu yah?'' pamit prilly. Mila hanya mengangguk pelan lalu prilly masuk ke dalam mobilku terlebih dahulu..

Selama perjalanan kami hanya diam membisu meskipun emosiku sudah berada di ubun-ubun ''li..?'' panggil prilly pelan aku tetap fokus dengan laju mobilku ''ali? Lo marah ama gw?'' lanjutnya sembari menguncang tubuhku namun aku tetap memilih diam ''alii..'' kali ini nada suara prilly lebih tinggi dari sebelumnya dan berhasil mmebuat emosiku tak terhatan ''Lo bisa diem gak sih? Lo tuh kerjanya nyusain muluu'' bentakku membuatnya diam membisu.

*****

sesampainya kami di hotel tempat kita nginap aku langsung menutup rapat-rapat pintu kamar lalu menguncinya, stelah itu mataku langsung menatap prilly dengan tatapan yg tajam. Kulihat kedua matanya sudah berkaca-kaca membuatku tak tega untuk memarahinya. Tapi.. ''lo udah nyusain gw. Lo menghilang bagaikan setan dan lo ngambil duit gw tampa izin dari gw'' kesalku. Dia sedikit mendongakan kepalanya ''sebagai suami udah kewajiban lo menafkahi gw. Gak mungkin kalau gw terus-terusan harus memakai baju-baju lo yg gede ini'' jawabnya tak kalah kesal. Aku diam sejenak sambil cengir kuda ''trus menurut lo cara lo ini sudah benar? Hah?'' aku terus memojokkan prilly hingga dia terdiam tak berani menjawab. Ku lihat kedua sisi matanya kini meneteskan air mata. Ya tuhan! Aku sudah membuat seorang wanita menangis. Entah kenapa saat melihat prilly sperti ini tiba-tiba muncul rasa tak tega. Rasanya kedua mataku tertusuk. Aku tak sanggup menatapnya dan entah ada angin apa, aku langsung memeluknya ''maafin gw'' ampunku. Aku tak tau apa yang sudah terjadi pada diriku. Rasanya tangisannya itu adalah keburukan untukku.

Prilly melepas pelukanku darinya dan langsung menatapku aneh! ''lo itu----'' aku menyelah apa yg akan dia ucapkan. Aku mencium bibirnya. Entah apa yg akan terjadi setelah ini. Mungkin dia akan menamparku, memarahiku? Atau lebih dari itu dan aku yakin sebentar lagi dia akan melepas paksa ciuman ini.. Tunggu dulu. Dugaanku ternyata salah, prilly membalas ciumanku dan menutup kedua matanya. Lidahku dan lidahnya saling membalas satu sama lain membuatku tak bisa menahan nafsuku, maafkan aku tuhan!.

Aku melepas ciumanku lalu merebahkan tubuh prilly di atas ranjank. Tak ada penolakan darinya. Aku tak tau apa yg ada di pikirannya dan di pikiranku bahkan di saat aku melepaskan kancing kemejaku yg ia pakai, ia tetap tak menolak. Hal itu tentu membuatku sangat tertantang.

Prilly's POV

apakah sudah saatnya aku akan melakukan kewajibanku sebagai istri? Kenapa aku tak bisa menolak keinginan ali?. Bahkan sekarang ia melihat pundakku tampa sehelai kain bahkan ia menindih tubuhku lalu menciumi bagian leherku.

''pernikahan ini hanya pembodohan.tidak akan ada cinta di pernikahan ini. Sadarlah prilly!!!'' mataku langsung terbuka. Pikiranku terusik. Badanku tersentak lalu kedua tanganku mendorong paksa tubuh ali. Aku menjauh darinya lalu memasang kembali kancing baju yg aku pakai ''apa yg lo lakuin?'' tanyaku sok-sok kesal. Ali menatapku tampa berkedip seraya terkejut dengan sikapku ''lo harus ingat. Kita masih sekolah! Pernikahan kita hanya unsur keterpaksaan bukan karna cinta'' lanjutku ''bukannya tadi lo sendiri yg mau?'' tanyanya membuatku malu ''lo yg mendesak gw'' tudingku untuk menutupi rasa maluku meskipun bukan aku yg memulai tapi tadi aku membalas ciumannya ''gak'' balas ali membentak ''apanya yg engga? Tadi lo sendiri yg mulai'' jawabku tak kalah membentak ''tapi lo mau kan? Buktinya lo membalas ciuman gw'' dia terus mempojokkan aku. Aku harus menjawab apa? Oh sitt. ''gak'' hanya itu yg bisa aku ucapkan ''tidak apanya? Jelas-jelas lo tadi membalas''

''tidak''

''iya..''

''tidak.tidak.ti---''

''stop! Mulai sekarang kita harus menjaga jarak. Ok! Gw ngantuk'' aku diam tak tau harus menjawab apa lagi. Ali merebahkan badannya di atas sofa membelakangiku. Mungkin ini adalah jalan yg terbaik untuk kita berdua. Kita harus saling menjaga jarak untuk menghindari kejadian yg di inginkan. Toh! Ali bukanlah orang yg aku cintai begitu pula sebaliknya. Kita berbeda dan seharusnya kita tak bersama tapi kenapa takdir mempersatuhkan kita dengan cara yg tidak kita inginkan? Kenapa?

Aku memilih merebahkan badanku di atas tempat tidur sembari menarik selimut menutupi semua tubuhku. Bodoamat! Mau aku sesak nafas atau mati. Aku tidak perduli.

******

hari demi hari telah berlalu. Pernikahan ini sudah berjalan seminggu dan kali ini kami sudah tak tinggal di hotel lagi. Melainkan kami tinggal di sebuah rumah yg begitu luas bernuansa with yg di belikan oleh ayah ali. Awalnya aku dan ali menolak. Aku lebih memilih tinggal bersama kedua orang tuaku namun, mama dan ayah malah mendukung keinginan ayah ali untuk menerima rubah baru ini hingga aku dan ali terpaksa menempati rumah ini. Rumah yg cukup luas nan sepi. Jelas! Sebab di rumah ini hanya ada aku dan ali.. Hari-hari kami jalani bagaikan tom & jerry. Entah kenapa. Semenjak kejadian tempo itu aku dan ali semakin tidak menunjjukan kekompakan. Ali memperlakukanku sebagai pemantu, tiap pagi aku harus menyiapkannya sarapan. Pakaian kotor berserakan dimana-mana.
Kalian pasti bertanya kenapa aku kami tidak menyewa pembantu saja?. Jawabannya adalah karna ali belum kerja. Dia masih sekolah sama dengan aku. Kita juga tak mungkin terus meminta uang kepada ayah ali. Kita harus bisa mandiri layaknya suami istri lainnya.

Hari ini adalah hari pertama aku dan ali sekolah setelah berlibur selama satu minggu. Aku lebih memilih kesekolah menggunakan taksi dan ali memakai mobil miliknya sendiri. Aku juga tak ingin di ledek oleh siswa lainnya jika aku berangkat kesekolah bersama ali. Toh! Semua siswa tau. Kalau hubunganku dengan ali hanya sebatas musuhan. Mereka tak tau kalau kita sudah menjadi suami istri. Hahaha. Dunia bisa kiamat kalau mereka tau yg sebenarnya #lebay

aku berjalan di koridor sekolah bersama mila, thea dan galang. Ohya, ngomong-ngomong soal galang aku belum menceritakan siapa dia sebenarnya. Galang adalah spupu yg sudah aku anggap sebagai kakak kandungku sendiri. Kedua orang tuanya sudah menitikan galang kepada orang tuaku sejak umurnya masih beranjak 13tahun. Awalnya kita saling diam satu sama lain, hingga akhirnya dia mulai untuk mengerjaiku namun hal itu malah kita saling dekat hingga saat ini dan soal pernikahan dia sudah menutupi hal itu rapat-rapat bahkan ia tak membocorkan hal ini kepada thea. Pacarnya selama 3tahun ini. Hebat yah mereka?? Lupakan!

''alii'' OMG aku mendengar nama ali disebut dan aku tau persis suara yg memanggil nama ali. Siska. Pacarnya yg manja and super bawel ''ali sayang aku kangen kamu'' loh? Kok suaranya tepat di belakang aku sih? Apa jangan-jangan....

Bersambung..
Maaf jlek and gaje. Buang negatifnya!!
Tinggalkan komentarmu,, Guys??? Yang Panjaaaaaaaaaang Yahhhhhhhhh

"Say Thank You"!!!

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

6.5K 683 22
#Projecthalu #BowXBia "Dekap sang Punggawa" versi sudut pandang (POV) Febri Hariyadi🀘 - Kesalah pahaman membuat semua kerumitan dalam hidup, namun s...
85.4K 4.5K 25
Gadis yang selalu tersenyum. Namun, tak banyak bicara. Cover by Echaa❀
3.4M 26.3K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
6.4M 332K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...