Red Sensation (YoonHun)

Oleh Intana94

41.6K 4.7K 866

•Cover by Kak Yien RED SENSATION Im Yoona seorang supermodel... Lebih Banyak

1
2
3
4
5
6
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

7

2.5K 318 28
Oleh Intana94


Mian For Typo...

Happy Reading guys...





Red Sensation (Chapter 7)

🌹🌹🌹🌹🌹




Author POV

Jari telunjuk itu mengetuk-ngetuk tangan kursi. Matanya tak pernah lepas dari pandangannya sedari tadi. Tatapan sangar sekaligus mengintimidasi. Ya, seperti tengah adu tatap mungkin. Seorang Loey Park dan Seo Kang Joon yang dulunya sahabat karib, saling melemparkan sorot tajamnya kepada masing-masing. Dan mungkin, julukan 'Sahabat' itu telah pergi karena mereka sekarang saling memusuhi.

"Kau sudah lupa siapa aku?" Kangjoon tertawa ringan. Rahang Loey mengeras.

"Kau bukan sedang main-main kan?, Aku tahu niat busukmu itu." Jawab Loey dengan kilatan marah.

"Kenapa? kau terkejut setelah menemukan bukti itu? apakah itu menganggumu? Oh, kau baru tahu fakta lima tahun lalu?" Kangjoon tersenyum menang. Ia mencondongkan tubuhnya, mendekat pada Loey dan kemudian berbisik. "Setidaknya itu adalah misi pertamaku. Membuatmu hancur dengan kehilanganya adalah niat utamaku."

"Iblis" Gumam Loey dengan suara bergetar menahan amarah.

"Wae? Kau menyesal telah berteman dengan iblis?" Seringaian Kangjoon membuat Loey tak dapat menahan diri dan langsung mendaratkan tinju pada rahang lelaki itu. Loey terengah-engah karena lelah menahan amarahnya. "Aku bersumpah akan membunuhmu!!"

Seketika Kangjoon terjatuh dari kursinya. Ia mengusap kasar darah pada sudut bibirnya Dan tertawa keras. "Ini pertama aku mendapat pukulan darimu. Dan ingat, kejadian lima tahun lalu hanyalah misi pertamaku." Setelah mengatakan itu, Kangjoon berdiri dan merapikan jas nya. Keluar dari ruangan itu, menutup pintu dengan hantaman yang begitu keras.

Disinilah Loey Park duduk tersimpuh pada lantai. Dadanya sungguh sesak setelah mengetahui teka-teki pahit itu. Matanya memerah, Ia sungguh menyesal karena telah mengenal seorang iblis bernama Seo Kang Joon. Tangannya meremas rekorder yang digenggamnya. Batinnya seakan menangis perih. Ia bersumpah akan melenyapkan lelaki itu.


---


Kain gorden putih itu terbuka. Langit cerah tanpa gumpalan awan terlihat dibalik jendela besar transparan. Sinar matahari masuk dan jatuh pada lantai marmer, membias hingga memantulkan cahayanya kembali. Sayup-sayup, mata itu terbuka, menerjap beberapa kali hingga terfokus pada jendela kaca didepannya. Pagi yang cerah. Seorang Im Yoona akhirnya terbangun dari tidurnya. Tubuhnya masih enggan bergerak, selimut tebal pun masih setia membungkus tubuhnya. Mungkin dirinya masih mengumpulkan setengah nyawa.

Mimpi itu menganggunya lagi. Bisa-bisanya tanpa tahu malu ia mencium seseorang. 'Astaga, ini tidak benar!' Ia menutupi wajahnya menggunakan selimut. 'Memalukan! pasti ada yang salah dengan mimpiku'
Tapi tangannya kemudian menyingkirkan selimut tebal itu.

Tunggu,

dirinya termanggu setelah beberapa saat terdiam. Posisi tubuhnya yang miring berubah menjadi terlentang. Bola matanya bergerak-gerak meneliti seluruh penjuru ruangan ini. 'Sebenarnya apa yang terjadi denganku?' Batinnya pun bertanya. Sepertinya ada sesuatu yang terlupakan. 'Ini bukan kamarku' Hendak beranjak, tapi kemudian tubuhnya berhenti kaku.

Yoona mendengar suara gemericik air dari kamar mandi. Dirinya pun merubah posisinya menjadi duduk. Entah kenapa jantungnya pun berdegup kencang.

Tiba-tiba suara air itu pun berhenti. Yoona semakin was-was, matanya memeriksa dirinya. Yeah, sepertinya tak ada satupun yang aneh. Dengan pelan, kakinya pun beranjak turun dari tempat tidur. Lucunya, ia tidak menemukan sepatu hak tingginya. 'Aisshh, kemana perginya sepatuku?!' Berdecak kesal karena sepatunya tak kunjung ia temukan. Akhirnya dirinya menyerah dan kembali duduk, mengingat-ingat apa yang terjadi padanya sambil termenung menopang dagu. 'Makan malam?' Ya, itu salah satunya. Lalu, bukit?' Entah kenapa memori saat berada dibukit bunga itu terlihat buram. 'Kang Joon Oppa' Benar, tidak salah lagi. Pasti ini semua ulahnya.' Otaknya masih mengorek semua memorinya pada kejadian semalam.

'Heol, lalu kenapa aku berada disini?' Pikirannya menjadi kemana-mana, takut sesuatu buruk terjadi lagi-mengingat betapa brengseknya seorang Seo Kang Joon dulu. Ia harus segera mencari tahu. Benar, dan kini kakinya sudah melangkah-mengendap-endap seperti seekor rusa yang melarikan diri dari seorang pemburu.

Ceklek.

STOP ! Ia mendengar sesuatu. Seperti gagang pintu yang sengaja dibuka. Mata bulatnya pun langsung berhati-hati memeriksa seluruh ruangan ini. Yup, itu suara pintu kamar mandi. Yoona akhirnya berniat berjalan pelan menuju pintu kamar mandi-yang tadinya terdengar suara gemericik air untuk memeriksanya. Tak lama dari itu, setelah kakinya kembali melangkah, kemudian terdengar suara decitan pintu terbuka. Suara itu semakin memperingatinya.

Dug

Dug

Dug

Belum sampai kamar mandi pun ia sudah mendengar suara derap kaki. Tubuhnya seketika mendiam. Ia menjadi takut. Matanya terpejam kuat.

"Ada apa dengamu?" Akhirnya suara itu terdengar.

Hah? Yoona merasa tak asing dengan suara itu. Mata kanannya pun terbuka. Oh My God!! Ia menelan ludahnya dengan susah payah. Akhirnya, semua mata bulatnya pun membuka dengan sendirinya. 'Heol, jadi ini semua ulahnya?'

"Kedipkan matamu" Suara itu memperingatinya. "Tidak perlu menatapku seperti itu" Pria itu mengambil sesuatu dari koper hitamnya.

"K-kau..?!!" Mencoba kembali mengatur nafasnya. "KAU..!! Apa yang lakukan padaku?!!!" Teriaknya sambil menunjuk didepan Sehun-walau jarak mereka hanya terhalang oleh sofa kelabu.

Sehun menegakkan tubuhnya. Ia mengerutkan keningnya. "Yang ku lakukan? Tentu saja susah payah Mengurusmu" Ucapnya dingin.

"Lancang sekali-Hah..!!" Yoona menghembuskan nafas marah. Lalu tiba-tiba teringat akan sesuatu. Ia menyilangkan tangannya didepan dada "Lalu? kenapa kau membiarkanku tidur ditempat tidurmu? Atau jangan-jangan kau memanfaatkanku?!" Ucap Yoona dengan gugup.

"Jadi ini balasanmu? Menuduhku sembarangan tanpa suatu bukti yang bahkan tak kau ketahui asal mulanya dulu?" Rahang itu mengeras. Sehun seperti menahan sesuatu dalam dirinya. Pria itu kemudian melempar kaosnya pada lantai.

Sial dia marah. Batin Yoona. "Lalu apalagi?" Ucapnya agak canggung. Dia memainkan jemarinya.

Sehun mendekat. Yoona memperingati dirinya sendiri. Tubuh atletis itu mengikis jaraknya. Yoona kembali menelan ludah saat menyadari jika pria itu baru saja selesai mandi dan hanya memakai bathdrop putih-yang pasti tak memakai apapun dibaliknya, Oh God.

Dapat ia lihat rambut hitam itu masih basah, hingga airnya pun turun hingga menetes sampai rahangnya, dan kemudian berjalan melewati lehernya, hingga membasahi lekukan jakunnya. 'Ohh Astaga!! Aku memikirkan apa?!!' Rutuk Yoona dalam hati.

Sehun sudah berada didepannya. Tatapan matanya terlihat menembus sampai kedalam. Sungguh luar biasa tajam. Pasti dia marah besar. Yoona menyesali perkataannya tadi.

"Kau tahu? aku membiarkanmu mengambil alih tempat tidurku hingga aku harus memesan kamar lagi" Suaranya terdengar seperti tengah meredam amarah.

Tetapi bukan luapan marah pria itu yang Yooa pikirkan, melainkan hal yang lain. "Kau yakin tidak melakukan sesuatu padaku? Bagaimana aku bisa percaya pada seorang pria yang membiarkan wanita asing tidur ditempat tidurnya?" Yoona menyipitkan sebelah matanya, dan sekarang ia mendekat, seperti menantang Sehun untuk adu mulut.

Sehun mengacak pinggangnya. "Hentikan pikiran negatifmu itu terhadapku." Sehun menyapukan tangannya dirambut basahnya. "Aku tidak pernah terlibat dengan wanita manapun."

"Perkataanmu tak cukup untuk membuatku percaya" Yoona melipat tangannya didepan dada. Pria itu berbalik membelakanginya, mengambil kaos hitam polos yang tadi ia lempar. Yoona terus mengamati Sehun yang tidak lagi meladeni ucapannya. "Katakan, apa saja yang kau lakukan padaku!" Tetapi pria itu tetap bergeming pada kegiatannya.

"Yak Oh Sehun!! Aku bicara padamu!!" Tentunya setengah berteriak.

"Diamlah"

"Ooh.. Aku tahu, jangan-jangan kau mengambil gambarku secara diam-diam dan kemudian kau berniat menyebarkannya hingga membuat karirku hancur. Itu kan yang kau mau? Hoh, aku bahkan terkejut dengan perkataanku sendiri" Yoona sedikit tertawa. "Benar, kau pasti memanfaat...kan-" Entah apa yang membuat mulut Yoona berhenti bicara. Tapi seketika tubuh itu menjadi kaku. Wajahnya pun memerah, Dan kemudian ia memalingkan pandangannya dari pria itu. OMG!!

"Wae? Kenapa kau diam?" Sehun hampir saja melepaskan tawanya. Ternyata yang membuat gadis itu diam dikarenakan saat ini tangannya bergerak santai melepas bathdrop nya, tanpa rasa canggung.

"Teruslah mengoceh, aku kan mendengarkanmu" Sehun memandang Yoona yang diam menahan malu.

Tanpa menunggu lama, jubah mandi milik Sehun sudah terlepas dari tubuhnya. Yoona mengehela nafas lega, untung saja lelaki itu sudah memakai celana selutut dibalik kimono-nya. Ia melirik Sehun menggunakan ekor matanya. Jantung Yoona berdebar kencang saat menyadari Sehun yang telanjang dada. 'Astaga!! Kenapa dia terlihat sangat- Aisshh, sadarlah Im Yoona' Rutuk Yoona dalam hati. Pipinya memerah saat melihat tubuh atletis itu. Dapat dilihat otot-otot dada Sehun yang terlihat keras, perutnya yang sixpack, juga otot lengannya yang kekar, Oh.. jangan lupakan ukuran bahunya yang luar biasa lebar. Sangat Sempurna.

"Wae? Kenapa kau melihatku seperti itu?" Nyaris saja Sehun memperlihatkan senyumannya. "Aku bisa mendengar suara jantungmu. Itu sangat mengangguku" Sehun segera memakai kaos hitam polosnya.

Seketika ucapan itu membuat Yoona tersadar dan langsung memegangi dadanya. "Jangan sembarangan mendengarkan diriku seperti itu" Yoona sungguh malu.

"Wajahmu memerah."

Yoona jadi salah tingkah. Dirinya hanya menunduk memandang lantai marmer hitam yang diinjaknya. Ia mengerutkan keningnya saat melihat kakinya lecet dan sedikit bengkak. 'Astaga, gara-gara pria itu, kaki ku menjadi menyeramkan seperti ini.' Batin Yoona.

"Duduklah" Perintah Sehun yang kemudian berlalu mengambil ponselnya. Pria itu terlihat menghubungi seseorang dengan menggunakan bahasa Jerman. Yang pasti Yoona tidak mengerti apa yang mereka bicarakan.

Yoona duduk pada sofa ruangan itu. Matanya menatap tajam Sehun dan mengikuti gerak-geriknya dengan sorotan lesernya.

"Yakin kau tak melakukan sesuatu padaku?" Tanya Yoona lagi.

Seketika Sehun menghela nafas lelah karena wanita didepannya ini. "Tidak" Suaranya terdengar ketus.

Tak berselang lama, terdengar suara ketukan pintu. Pria itu berjalan menuju pintu kamar hotel. Dari tempat duduknya, Yoona melihat wanita berseragam rapi, mungkin pegawai hotel yang sedang membawa sebuah kotak putih-seperti kotak obat, Wanita itu berjalan kearahnya dan tersenyum ramah padanya. Tentu Yoona langsung melempar senyum, tapi saat itu juga ia masih mengernyit bingung.

Sehun mengucapkan sesuatu pada wanita itu. Wanita yang Yoona sebut Pegawai Hotel itu mengangguk paham, dan memulai melakukan perintah Sehun tadinya.


--

Yoona POV

Duduk dipinggiran kolam renang sambil merendam kaki pada air. Aku tidak memikirkan kaki ku yang tengah dibalut perban. Setidaknnya hanya luka kecil yang tidak parah.

Segelas jus jeruk disampingku hanya tersisa setengah. Matahari sudah tak nampak lagi. Awan berwarna jingga membingkai langit. Hembusan angin pun terasa semakin kencang menyibakkan rambut pendekku. Pikiranku sungguh bercampur aduk. Bahkan Aku termung saat mengingat kata-kata bagaikan peringatan tadi.

Melihat Loey yang tiba-tiba sedih, bahkan saat pria itu meneteskan air mata sungguh membuatku khawatir. Apa yang tak ku ketahui? Mungkin beberapa dari mereka menyembunyikan fakta dariku. Termasuk Loey, yang tak ingin menceritakan masalahnya. Seumur-umur aku belum pernah melihat seorang Loey Park menangis. Kecuali saat aku mematahkan gagang kacamatanya saat kecil dulu.
Oh, tidak hanya itu, ia juga pernah menangis saat Kakak kedua ku-adik dari kakak pertamaku meninggal, lalu saat aku menginjak permen karet barunya. Mungkin hanya itu yang membuatnya menangis dulu. Lalu kenapa tadi pria sialan itu menangis? Sungguh aku akan mencari tahu.

Dan yang sangat membuatku bingung saat ini adalah peringatan Sehun yang membuatku takut. Dia berkata jika seolah-olah ia tahu segalanya yang menyangkut tentang diriku. Bahkan aku takut saat mendengar penuturannya. Jika sesuatu buruk mungkin saja terjadi padaku.

"Hanya aku yang bisa melindungimu"

"Aku bisa melindungi diriku sendiri" Jawabku acuh.

"Lihatlah suatu saat nanti, aku akan mencegah segalanya."

"Maksudmu?"

"Aku bahkan bisa mencegahmu mencium-nya saat malam itu"

"Apa?!" Tentu bingung akan perkataannya.

"Atlit Anggar. Jika aku tak datang, kau nyaris saja melakukan hal yang mungkin membuatmu malu" Sehun menyilangkan kedua lengannya didepan dada.

"Lalu kenapa jika aku memang akan mencuimnya Huh? itu sama sekali bukan urusanmu" Jawabku.

"Ingin kuberitahu sesuatu?" Tanyanya.

"Mwo?"

Dia maju menghampiriku. Aku melihat bibirnya yang bergerak hendak berucap. "Karna sejatinya menciumnya bukanlah takdirmu." Bisiknya tepat disamping telingaku.

"Kenapa bisa begitu?" Tanyaku polos.

"Aku tidak bisa memberitahu mu. Itu mungkin akan membuatmu malu" Ucapnya dengan sedikit tawanya dan kemudian berlalu meninggalkanku yang tengah dilanda kebingungan.

Sebenarnya apa yang terjadi denganku? Aku mencoba memejamkan mataku. Berharap ada suatu hal yang kuketahui. Mengingat sedikit demi sedikit perkataannya tadi yang masih misterius.

Atlit Anggar? Bukanlah itu Kangjoon?

Aku sedikit berfikir. 'Astaga!! Itu berarti aku nyaris menciumnya?!! Itu gila..!!' Tanganku menangkup wajahku.

"Kau tidak perlu menciumku. Karena kau telah melakukannya dalam mimpimu. Nyata, dalam dimensi yang berbeda"

'Kalimat itu?' Yoona seperti mengingat sesuatu.

'Didalam mobil..

sabuk pengaman...

dan-?'

Seketika aku membungkam mulutku.



- TBC -




🎉🎉 Hari Ini special... karena bertepatan sama satu tahun aku bergabung sama dunia oren ini.. 🎁🎊🎂
gak terasa..😄😪
Kalo gak salah, pertama gabung diwattpad tanggal 20 Mei juga pas bulan puasa ..😇😇

Terima kasih kepada para readers yang udah baca karya absurd ini.. juga kepada para followers.. guwawo..😘😘😘 Setiap vote & comment kalian adalah penyemangat ku untuk melanjutkan cerita ini.. Jadi jangan lupa selalu vote & commet yaaa..😊💕

Ketahuilah.. nulis alur dibulan puasa tuh susahnya minta ampun..😌 Gak boleh sembarangan emang.. apalagi aku nulis part ini cuma setelah sholat tarawih doang..😓😴 Belum jika pikiran mendadak buntu..😣

Yaudah gitu aja...

Jangan lupa vote & comment yaa...


20 Mei 2018 🎉

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

127K 9.1K 57
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
78.4K 5.1K 68
Why did you choose him? "Theres no answer for choosing him, choosing someone shouldn't have a reason." - Aveline. ------------ Hi, guys! Aku kepikir...
45.5K 9.3K 12
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
AMETHYST BOY Oleh AANS

Fiksi Penggemar

472K 47.1K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...