7

2.5K 317 28
                                    


Mian For Typo...

Happy Reading guys...





Red Sensation (Chapter 7)

🌹🌹🌹🌹🌹




Author POV

Jari telunjuk itu mengetuk-ngetuk tangan kursi. Matanya tak pernah lepas dari pandangannya sedari tadi. Tatapan sangar sekaligus mengintimidasi. Ya, seperti tengah adu tatap mungkin. Seorang Loey Park dan Seo Kang Joon yang dulunya sahabat karib, saling melemparkan sorot tajamnya kepada masing-masing. Dan mungkin, julukan 'Sahabat' itu telah pergi karena mereka sekarang saling memusuhi.

"Kau sudah lupa siapa aku?" Kangjoon tertawa ringan. Rahang Loey mengeras.

"Kau bukan sedang main-main kan?, Aku tahu niat busukmu itu." Jawab Loey dengan kilatan marah.

"Kenapa? kau terkejut setelah menemukan bukti itu? apakah itu menganggumu? Oh, kau baru tahu fakta lima tahun lalu?" Kangjoon tersenyum menang. Ia mencondongkan tubuhnya, mendekat pada Loey dan kemudian berbisik. "Setidaknya itu adalah misi pertamaku. Membuatmu hancur dengan kehilanganya adalah niat utamaku."

"Iblis" Gumam Loey dengan suara bergetar menahan amarah.

"Wae? Kau menyesal telah berteman dengan iblis?" Seringaian Kangjoon membuat Loey tak dapat menahan diri dan langsung mendaratkan tinju pada rahang lelaki itu. Loey terengah-engah karena lelah menahan amarahnya. "Aku bersumpah akan membunuhmu!!"

Seketika Kangjoon terjatuh dari kursinya. Ia mengusap kasar darah pada sudut bibirnya Dan tertawa keras. "Ini pertama aku mendapat pukulan darimu. Dan ingat, kejadian lima tahun lalu hanyalah misi pertamaku." Setelah mengatakan itu, Kangjoon berdiri dan merapikan jas nya. Keluar dari ruangan itu, menutup pintu dengan hantaman yang begitu keras.

Disinilah Loey Park duduk tersimpuh pada lantai. Dadanya sungguh sesak setelah mengetahui teka-teki pahit itu. Matanya memerah, Ia sungguh menyesal karena telah mengenal seorang iblis bernama Seo Kang Joon. Tangannya meremas rekorder yang digenggamnya. Batinnya seakan menangis perih. Ia bersumpah akan melenyapkan lelaki itu.


---


Kain gorden putih itu terbuka. Langit cerah tanpa gumpalan awan terlihat dibalik jendela besar transparan. Sinar matahari masuk dan jatuh pada lantai marmer, membias hingga memantulkan cahayanya kembali. Sayup-sayup, mata itu terbuka, menerjap beberapa kali hingga terfokus pada jendela kaca didepannya. Pagi yang cerah. Seorang Im Yoona akhirnya terbangun dari tidurnya. Tubuhnya masih enggan bergerak, selimut tebal pun masih setia membungkus tubuhnya. Mungkin dirinya masih mengumpulkan setengah nyawa.

Mimpi itu menganggunya lagi. Bisa-bisanya tanpa tahu malu ia mencium seseorang. 'Astaga, ini tidak benar!' Ia menutupi wajahnya menggunakan selimut. 'Memalukan! pasti ada yang salah dengan mimpiku'
Tapi tangannya kemudian menyingkirkan selimut tebal itu.

Tunggu,

dirinya termanggu setelah beberapa saat terdiam. Posisi tubuhnya yang miring berubah menjadi terlentang. Bola matanya bergerak-gerak meneliti seluruh penjuru ruangan ini. 'Sebenarnya apa yang terjadi denganku?' Batinnya pun bertanya. Sepertinya ada sesuatu yang terlupakan. 'Ini bukan kamarku' Hendak beranjak, tapi kemudian tubuhnya berhenti kaku.

Yoona mendengar suara gemericik air dari kamar mandi. Dirinya pun merubah posisinya menjadi duduk. Entah kenapa jantungnya pun berdegup kencang.

Tiba-tiba suara air itu pun berhenti. Yoona semakin was-was, matanya memeriksa dirinya. Yeah, sepertinya tak ada satupun yang aneh. Dengan pelan, kakinya pun beranjak turun dari tempat tidur. Lucunya, ia tidak menemukan sepatu hak tingginya. 'Aisshh, kemana perginya sepatuku?!' Berdecak kesal karena sepatunya tak kunjung ia temukan. Akhirnya dirinya menyerah dan kembali duduk, mengingat-ingat apa yang terjadi padanya sambil termenung menopang dagu. 'Makan malam?' Ya, itu salah satunya. Lalu, bukit?' Entah kenapa memori saat berada dibukit bunga itu terlihat buram. 'Kang Joon Oppa' Benar, tidak salah lagi. Pasti ini semua ulahnya.' Otaknya masih mengorek semua memorinya pada kejadian semalam.

Red Sensation (YoonHun)Where stories live. Discover now