Fake Nerd

By khaaeey

2.7M 193K 8.7K

[ SELESAI ] Ketika Alissha William menjadi Fake Nerd di sekolah milik orang tuanya. More

-FN#1-
-FN#2-
-FN#3-
-FN#4-
-FN#5-
-FN#6-
-FN#7-
-FN#8-
-FN#9-
-FN#10-
-FN#11-
-FN#12-
-FN#13-
-FN#14-
-FN#15-
-FN#16-
-FN#17-
-FN#18-
-FN#19-
-FN#20-
-FN#21-
-FN#22-
-FN#23-
-FN#24-
+Penting+
-FN#26-
-FN#27-
-FN#28-
-FN#29-
-FN#30-
-FN#31-
-FN#32-
-FN#33-
-FN#34-
-FN#35-
-FN#36- [FIN]
terima kasih🥺
SEQUEL

-FN#25-

49.3K 3.8K 186
By khaaeey

Kalau masih bisa berjuang, kenapa harus putus harapan?

👑

Author POV

"Sha, lo nggak bener bener putus sama Alex kan?" Devan menganga tidak percaya.

"Gue beneran putus ish!" Alissha menghentakkan kaki kesal di bawah meja.

"Gue masih nggak ngerti soal perjodohan itu," raut wajah Axel berubah menjadi sangat serius.

"Lo beneran nggak tahu?" Tanya Alissha tak percaya.

Axel menoyor kepala Alissha. "Kalo gue tahu, gue gak akan tanya elo!"

"Kemarin Haura ngeliat dia jalan sama Sahila." Cicit gue.

Axel mengernyit. "Lah, kan yang mau nembak gue. Kok jalannya sama dia sih?"

Oke, sepertinya Axel salah bicara. Cewek disampingnya sudah memegang garpu yang akan dilayangkan ke matanya.

Axel mengambil garpu tersebut dari tangan Alea, ditaruhnya garpu itu kembali. "Bukan gitu, maksudnya 'kan gue yang ngeledek pengen nembak," Axel mencoba menjelaskan pada pacarnya.

Alea memeluk Axel dan menyembunyikan wajahnya di dada cowok tersebut. "Lanjut," Kata Devan.

"Sebelum Haura kirim foto itu, gue sempet video call sama Alex. Gak lama bokap lo ketuk pintu kamar sambil marah marah. Saat bokap lo bilang 'per' Alex langsung matiin sambungannya. Jelas gue langsung mikir negatif lah!"

Axel mengepalkan tangannya, cowok itu merasa kecewa dengan keluarganya. "Gue paham gimana perasaan lo. Kalau gue jadi lo, jelas gue bakal mikir hal yang sama."

Paham kalau Axel mulai tersulut emosinya, Alea mengusap punggung laki-laki itu. Seolah meredam amarahnya, Axel menatap kosong ke lantai.

"Gue harap lo bisa maafin adek gue Sha. Biar gue yang coba bicara sama dia nanti."

Alissha mendongak menatap Axel. "Gak perlu, buat apa? Lagipula semuanya udah berakhir 'kan? Gak ada yang perlu diperjuangin lagi," Alissha tersenyum miris, mengingat bagaimana kandasnya hubungan mereka.

"Gue tau lo masih sayang. Kalau masih bisa berjuang, kenapa harus putus harapan?" Alea angkat bicara.

Hatinya tergerak oleh ucapan Alea. Ia masih punya kesempatan, tapi.. gak selamanya kesempatan membuahkan kebahagiaan.

Devan menyetujui ucapan Alea. "Gue yakin Alex masih sayang sama lo. Dia gak akan berpaling semudah itu Sha."

Kalau Alex dan Sahila saling mencinta, bukankah ia hanya jadi orang ketiga?

Hei, siapa orang ketiga sebenarnya sih?

Tidak, Sahila lah yang merebut Alexnya.

Alissha menggeleng. "Gak! Gue gak akan berjuang lagi. Kalau Alex terima perjodohannya.. ya.. yaudah," Alissha diam sebentar. "biarin kita jalanin hidup masing-masing." Lanjutnya

"Jangan keras kepala Sha, Gue tau lo masih sayang sama Alex. Berjuang sekali lagi apa salahnya?" Haura sedikit meninggikan suaranya.

Alissha menatap Haura tajam. "Gak selamanya alasan berjuang itu rasa sayang, kalau lo yang di posisi gue sekarang, apa lo masih mau perjuangin cowok yang belum tentu mau perjuangin elo?

"Hubungan gak cuma berdasarkan rasa sayang aja. Jangan mentang-mentang salah satunya masih punya perasaan dan dia harus berjuang. Punya hubungan gak semudah itu!"

"Iya lo bisa ngomong kayak gini karna gak ngerasain jadi gue. Hubungan gue beda sama lo yang cuma nunggu beberapa tahun dan nyatu lagi tanpa hambatan. Perlu banget, gue bilang ke bokap supaya jodohin Devan. Biar lo mikir dan gak ngomong seenaknya?"

Devan berdiri. Matanya menatap tajam Alissha. "ALISSHA!" Bentaknya.

Alissha tertawa sinis, meninggalkan Haura beserta yang lainnya.

Ucapan Haura cukup menyinggungnya. Seharusnya Haura paham, di saat seperti ini dirinya hanya butuh ketenangan.

👑

"Sha! Buka pintunya!" Iya, daritadi Devan mengetuk pintu kamar Alissha yang terkunci. Tapi samg pemilik kamar samasekali tidak berniat membuka pintunya.

Moodnya belum membaik, ucapan Haura benar-benar membuatnya kesal setengah mati. Harus kah ia membujuk papanya agar menjodohkan Devan?

Calm down, Alissha gak boleh gegabah. Lo hanya menambah masalah kalau begitu

Lagi lagi suara pintu diketuk, kali ini lebih pelan dari biasanya. Alissha tau yang mengetuk adalah Sonya, mamanya.

Alissha membuka pintunya dengan malas, tanpa menengok keluar ia kembali ke kasurnya.

Sonya masuk dan duduk di pinggir kasur anak bungsunya.

"Lissha, sayang," mulai deh dibujuk sama Sonya supaya mau maafin Devan. Alissha tau persis ini suruhan Devan.

Merasa diabaikan, Sonya menghela nafas. "Kamu sudah dewasa. Devan gak bermaksud untuk bentak kamu Sha, mama tahu. Dia hanya emosi karna kamu ngomong begitu ke Haura," Sonya mencoba memberi pengertian.

Alissha masih diam. "Haura kan memang gak tahu persis seperti apa keadaannya. Begitu juga Devan. Hanya kamu dan Alex yang tahu bagaimana keadaannya."

"Jodohin aja Devan, biar mereka tahu gimana keadaannya," Kata Alissha cuek kemudian beranjak dari kasur menuju kamar mandi.

Keluar dari kamar mandi dengan pakaian santai, Alissha masih melihat Sonya yang menatapnya. Menghindari kontak mata dengan Sonya, Alissha mengambil ponsel dan tas kecil selempangnya yang juga berwarna hitam.

"Lissha pergi," kata Alissha sembari menyambar kunci mobilnya.

Saat melewati ruang tamu Alissha bertemu dengan Devan yang sedang berjalan menuju lantai dua. Lissha tidak melirik Devan sedikitpun, sedangkan Devan menatap kepergian adiknya dengan diam.

Tujuan Alissha saat ini adalah mal, ia akan melampiaskan kekesalannya dengan berbelanja. Cara paling aman. Mengingat biasanya ia akan melempar pisau dan menembak.

Keluar dari mobilnya, tatapan Alissha jatuh kepada mobil di sampingnya. Familiar, seperti pernah melihatnya tapi entah dimana.

Tak ingin ambil pusing, Alissha masuk ke dalam pusat perbelanjaan tersebut membuat beberapa orang menatapnya iri dan kagum.

Ia masuk ke salah satu toko baju, baru saja menyentuh baju yang menurutnya menarik, sebuah tangan dari seberang juga menyentuh baju yang sama.

Membuat Alissha mendongak, dan BOOM!

Orang itu adalah Sahila dengan Alex di sampingnya sembari memainkan ponsel. "La, yang tadi ja-" ucapan Alex terhenti begitu mendongak dan melihat mantan pacarnya yang tengah terpaku.

"Ambil aja," Alissha meninggalkan kedua orang yang membuat moodnya semakin hancur.

Bukankah ucapan Alissha terdengar ambigu? Sebenarnya apa yang ia maksud ketika menyuruh Sahila mengambilnya.

"Gue butuh pistol sekarang juga!"

👑

OW OW
Gantung nih readers

By the way, karena part 24 aku private, readersnya berkurang drastis hahah.
Tapi gak masalah kok aku bakal tetep update kalau bisa

Umm gak lama kayaknya aku bakal update cerita baru deh, bersedia baca gaak?
Tapi aku masih pikirin lagi sih, takutnya cerita ini jadi terabaikan hihihi

Continue Reading

You'll Also Like

4.8M 608K 53
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA. JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK] MURNI KARANGAN SENDIRI! DILARANG WAR!!! BEBAS IMAJINASIKAN DENGAN VISUAL KALIAN SENDIRI!! Lisa...
111K 5.1K 31
Lorena Jennyfer, seorang ratu sekolah dan anak seorang pengusaha terkenal yang mendapat taruhan untuk menjadi nerd serta untuk menemukan lelaki yang...
1M 84.6K 50
Orang mengiranya sempurna tanpa cela, melihat dia yang bak tak ada bandingannya, namun tahukah mereka, jika tidak ada hal yang sempurna di dunia ini...
109K 8.6K 22
Tidak sad, tapi-. SESAD! dikit hehehe... Toilet yang menjadi saksi bisu pertemuan pertama mereka... Ini kisah Alita yang menjadikan seorang cowok seb...