RAFAELKARINA [COMPLETED]✅

By ecadwinayhdra

102K 3.1K 140

Beberapa part di private, follow sebelum membaca!! Lo boleh benci sama gue tapi gue mohon tolong kasih gue ke... More

PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
PART 19
PART 20
PART 21
PART 22
PART 23
PART 24
PART 25
PART 26
PART 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33 (Ending)
Extra part
WAJIB BACA😂

PART 18

2.6K 81 1
By ecadwinayhdra

"Kamu akan merasakan manisnya kebahagiaan setelah kamu merasakan pahitnya penderitaan karena roda kehidupan akan terus berputar orang yang awalnya dikejar akan balik mengejar"

🐼🐼🐼

Karin bangkit dari duduknya hendak pergi meninggalkan kantin. Namun Karin tiba-tiba berhenti saat lengannya ditahan oleh Lian.

"Kenapa lo nggak terima gue Rin? Gue tahu gue nggak sempurna tapi gue akan berusaha jadi yang terbaik buat lo" ujar Lian mantap.

"Sorry Li, gue takut lo cuman main-in gue atau bahkan gue cuman di jadiin bahan taruhan lo" ujar Karin sambil berusaha melepas pegangan Lian dari lengannya.

"Pliss kasih gue kesempatan buat nunjukin ke lo kalau gue nggak main-main. Gue serius sama lo" ujar Lian.

"Tap-" ucapan Karin terhenti saat Lian memeluknya erat.

"Pliss Rin, kasih gue kesempatan" ucap Lian terdengar lirih di pendengaran Karin.

"Oke gue bakal kasih lo kesempatan, tapi dengan satu syarat" ujar Karin. Lian lalu melepas pelukannya dan menatap Karin penuh kebahagiaan.

"Syarat apa?" Tanya Lian.

"Syaratnya gue kasih lo waktu satu bulan buat lo nunjukin keseriusan lo dan buat gue jatuh cinta sama lo kalau lo berhasil kita bakal tetap jadian begitupun sebaliknya kalau lo gagal maka kita bakal putus dan jangan pernah ganggu gue lagi" ucap Karin mantap.

"Oke gue terima syarat lo" ucap Lian lalu memeluk Karin lagi. Suara siulan dan tepukan tangan dari seluruh penghuni kantin tak dihiraukan Lian. Karin tak membalas pelukan Lian ia masih ragu dengan keputusannya.

                                       ***

Karin duduk dengan headset yang menyumpal kedua lubang telinganya tak menghiraukan keributan di kelasnya karena guru yang akan mengajar pada jam terakhir berhalangan hadir karena sedang kurang sehat. Sudah dua minggu semenjak insiden Lian yang menembaknya dikantin, sejak saat itu hubungan Karin dengan Lian sudah mulai dekat.

Biasanya disaat seperti ini dia akan menunggu bel pulang sekokah di temani dengan Resky. Mereka akan menunggu bel sambil bercerita tentang banyak hal, namun tadi Resky izin pulang lebih awal karena tidak ada yang menjaga ibunya yang sedang sakit.

Tempat duduk Karin yang berada disamping jendela membuat Karin melamun sambil mendongak menatap langit yang sedang mendung sepertinya akan segera turun hujan yang lebat.

Bel pulang sekolah sudah terdengar di segala penjuru sekolah namun Karin yang sedang melamun pun tak menyadari bahwa bel pulang sekolah sudah berbunyi.

Karin terkejut saat seseorang sedang membereskan buku serta peralatan menulisnya dan memasukannya kedalam tasnya. Saat Karin mendongak matanya lansung bertubrukan dengan mata Lian.

"Nggak pulang?" Tanya Lian setelah membereskan peralatan menulis Karin.

"Emang udah bel pulang yah?" Tanya Karin tak menghiraukan pertanyaan Lian.

"Makanya jangan melamun mulu. Udah dari 5 menit yang lalu bel berbunyi loh" ujar Lian sambil mengacak rambut Karin lembut.

"Ohh!!" Ujar Karin.

"Yuk balik udah mau hujan nih" ujar Lian sambil menggandeng tangan Karin.

Karin melihat disegala penjuru sekolah yang sudah sepi hanya pengurus osis saja yang masih terlihat dikoridor sekolah ternyata cukup lama Karin duduk melamun dikelas tadi.

"Gue bisa pulang sendiri kok" ucap Karin.

"Buat apa lo punya pacar kalau pulang aja nggak dianter" ucap Lian.

"Gue pacaran sama lo bukan buat jadi supir gue yang kerjaannya nganter gue pulang" ucap Karin ketus.

Lian yang mendengar ucapan Karin pun hanya bisa tersenyum kecil. Karin adalah satu-satunya wanita yang bisa membuat Lian yang dulunya selalu keluar masuk ruang BK akhir-akhir ini tidak pernah terlihat keluar masuk ruang BK lagi. Lian yang si pembuat onar sekarang sudah berubah bahkan penampilannya yang dulu acak-acakan sekarang sudah lebih rapi lagi itu semua berkat Karin. Padahal Karin tidak berbuat apa-apa itu semua adalah bukti dari keseriusan Lian untuk Karin bahwa dia serius ingin berubah agar bisa membuat Karin jatuh cinta padanya.

"Gue emang bukan supir lo tapi gue pengen anter pacar gue dan mastiin kalau dia selamat sampai di rumah. Ya udah lo tunggu dulu, gue mau ngambil motor diparkiran kayaknya bentar lagi hujan deh" ujar Lian lalu segera mengambil motor ninja merahnya.

Karin yang mendengar ucapan Lian tiba-tiba jantungnya langsung berdetak dengan kencang. apakah Karin akan jatuh cinta kepada Lian dan melupakan Rafael? Entah lah dia sendiri masih bingung.

"Nih pake!!" Ujar Lian saat ia memberhentikan motornya disamping Karin sambil menyodorkan jaket dan helm.

"Hah?" Tanya Karin bingung. Ucapan Lian tadi tak terlalu dihiraukan Karin karena sedari tadi Karin sibuk menetralisir detak jantungnya yang menggila.

Lian turun dari motornya dan langsung memakaikan jaket serta helm tersebut pada Karin sambil tersenyum. Perbuatan sederhana Lian membuat Karin mematung ia langsung menatap Lian yang juga sedang menatapnya sambil tersenyum.

"Udara lagi dingin-dinginnya kalo lo nggak pake jaket nanti sakit. Kalau lo nggak mau pake jaket lo bisa peluk gue biar lo hangat tapi lo pasti nggak maukan?" ujar Lian sambil naik lagi ke motor kesayangannya lalu Lian kemudian menarik tangan Karin agar naik ke motornya.

Saat Karin sudah naik kemotor Lian, Lian langsung melajukan motornya dengan cepat agar mereka tak terkena hujan. Karin berpegangan di bahu Lian sesekali ia meringis merasakan dinginnya udara yang mengenai tangannya karena Lian yang melajukan motornya dengan cepat.

"Rin gue bukan tukang ojek" ujar Lian sedikit berteriak agar Karin bisa mendengar suaranya.

"Siapa yang bilang lo tukang ojek?" Tanya Karin bingung.

"Emang nggak ada tapi gue ngerasa jadi tukang ojek yang setiap ada penumpang pasti berpegangan pada bahunya. Coba gue lihat tangan lo" ujar Lian pada Karin. Meskipun bingung Karin lalu menjulurkan kedua tangannya Lian lalu menggenggam tangan Karin menggunakan sebelah tangannya dan tangannya yang satunya ia gunakan untuk menyetir. Sebelah tangan Karin kemudian dimasukkan kedalam saku jaket Lian lalu Lian mengambil tangan Karin yang satunya lagi dan memasukkannya kesaku jaketnya yang lain.

"Biarin kayak gini dulu Rin, biar lo nggak kedinginan" ucap Lian saat Karin berusaha menarik kedua tangannya.

Karin lalu diam, posisinya saat ini seolah-olah sedang memeluk Lian dari belakang. Karin ingin protes tapi ia pasti tidak bisa melawan Lian, entahlah akhir-akhir ini Karin sudah tidak lagi memberikan perlawanan yang berarti pada Lian padahal dulu Karin pasti selalu melawan Lian.

JEDAR..

Petir tiba-tiba berbunyi keras disusul hujan yang awalnya gerimis menjadi deras. Lian memberhentikan motornya di sebuah halte mereka lalu turun dan duduk dihalte menunggu hujan reda.

"Udah gue duga pasti kita kejebak hujan" gumam Karin sambil menatap rintik hujan yang membasahi permukaan bumi.

Lian menatap wajah Karin yang mulai terlihat pucat serta menggigil. Lian lalu menggesek-gesekkan kedua telapak tangannya sampai terasa hangat lalu mengambil kedua tangan Karin kemudian digenggam.

"Eh" ujar Karin kaget.

"Nggak papakan? Takut aja nanti kamu sakit" ucap Lian.

"Hmhm.. makasih" ujar Karin sambil tersenyum tulus kearah Lian.

"Sama-sama pacar" ujar Lian.

"Masih dingin?" Tanya Lian.

"Sedikit, btw kenapa lo baik banget sama gue" tanya Karin bingung.

Lian lalu menggesek-gesekkan kedua telapak tangannya lagi lalu menangkup wajah Karin.

"Gue baik sama lo karena lo pacar gue, gue sayang dan cinta sama lo. Pacar yang baik akan selalu mentingin pacarnya dari pada dirinya sendiri-" Lian menjeda ucapannya lalu melanjutkan lagi.

"Ucapan cinta dan sayang gue saja nggak bisa buktiin kalau gue bener-bener sayang dan cinta sama lo makanya gue buktiin bukan hanya dengan ucapan tapi juga perbuatan" ujar Lian.

Karin tiba-tiba meneteskan air matanya, baru kali ini ada yang benar-benar sayang dan cinta padanya. Mungkin sekarang dia masih menyukai Rafael tapi dia akan berusaha mencintai Lian. Karin lalu memeluk Lian erat, entah kenapa Karin ingin memeluk Lian.

"Ajari gue buat cinta sama lo" ucap batin Karin.

                                    ***

Hai readers, maaf kalau bulan-bulan ini jarang update😢 soalnya lagi persiapan buat ulangan semester. Insyaallah selesai ulangan semester langsung update😁.

Doa-in biar lancar dan sukses ulangan semesterku😅, dan semoga dapat hasil yang memuaskan😆. Aamiin..
Oke see you next part 19😊

Continue Reading

You'll Also Like

8.8K 518 30
Zeeya An-Noura dan Arga Raufandra. adalah dua sahabat sejak kecil. Zee yang memilik sifat manja, cerewet, dan manis. sedangkan Arga memilik sifat bai...
ELBRASTA By Anggi

Teen Fiction

11.5K 1.7K 46
SEDANG REVISI . . . . . "Elang, janji ya! Janji ya tetap di sini, tetap di sisi gue apapun yang terjadi. Dengan begitu gue juga akan tetap di sisi lo...
3.6K 290 71
Dewananda Pradipta, pemuda berusia 17 tahun yang sengaja menutup diri dari orang lain. Bukan tanpa alasan, Dewa menjadi sosok yang sangat tertutup. I...
7M 295K 59
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...