[END] Angel or Devil : Rewrite

By Ayaka_308

64K 6.1K 318

Aku yang menunggumu hingga 300 tahun lamanya..... Aku yang mengingatmu dalam tidurku setiap malamnya.... Aku... More

Prolog
Meet Again
Mine
Accept It
Miss Them
For You
Just Go, Please
Hurt
New Friend
Beside You
Stay
I'm Okay
Second Meeting
Be A Part of Them
Nightmare
Change
The Truth
A Friend Indeed
Missing Piece
Dying
New Story
End War
You and I

A Home?

1.9K 239 14
By Ayaka_308

Tok tok

Clek

" Yuta? Apa kau sudah bangun? Semua orang menunggumu untuk sarapan"

Mataku terbuka perlahan saat suara Yuka membangunkanku. Pakaiannya telah berganti menjadi gaun putih yang sangat cocok ditubuh putihnya. Yuka terlihat sangat cantik, sungguh. Seperti malaikat yang turun dari surga. Jika saja dia bukan pasangan Yuras, mungkin aku juga sudah suka padanya.

Suka ya? Hehe....

" Yuta? Kau baik?" Yuka lagi-lagi bertanya. Aku mengangguk yakin, bangkit dari zona amanku lalu membalas senyuman indahnya.

" Aku sudah bangun. Bisakah kalian beri aku waktu beberapa menit untuk menyiapkan diri" pintaku padanya. Dia mengangguk, keluar ruangan untuk memberiku sedikit privasi.

Selesai membersihkan diri dan berpakaian, aku turun untuk melihat bahwa Luciel dan Kakaknya tidak ada di meja makan.

" Luciel masih tidur jika kamu mau tahu. Adakah kegiatan yang ingin kau lakukan hari ini?"

Aku menggeleng cepat saat Harris bertanya padaku. Aku sungguh gugup makan semeja dengan Ayah Luciel dengan segala aura berwibawanya. Entahlah, aku hanya takut padanya.

" Aku akan pulang saja. Masih ada hal yang harus kulakukan" inginnya aku bilang bahwa Mama dan Papa pasti mengkhawatirkanku. Tapi, mengingat reaksi mereka saat aku menyebutkan kata Mama waktu itu, akan lebih baik jika aku mengubah alasannya.

Mereka semua mengangguk terima. Kami semua makan dalam keheningan sebelum suara langkah refleks membuatku menengok.

Disana ada Luciel dan Liffus. Dimana tampaknya Luciel kurang baik saat kulihat dia berada dalam gendongan kakaknya dengan wajah terlampau pucat.

Gin segera bangkit untuk menyiapkan tempat duduk bagi mereka berdua. Luciel didudukan dengan nyaman oleh Liffus, sementara Liffus juga duduk dibangkunya sendiri.

" Dia memaksa ingin makan bersama Ayah. Ini bukan ideku"

Mata Liffus terarah pada Ayah Luciel yang terus menatap tajam Liffus.

Suasana berubah hening. Bahkan anggota yang lain segera menyimpan alat makan mereka merasakan aura tidak enak dari kedua lelaki ini.

Akupun sama. Bahkan untuk menelan saja rasanya sulit di situasi seperti ini.

" Ayah...."

Suara lembut Luciel seakan menyadarkan mereka kembali. Ayah Luciel itu mengelus kepala Luciel pelan, mengkodekan beberapa pelayan untuk menyiapkan makan bagi Luciel.

" Makanlah lagi" perintah itu seperti membuat kami secara patuh kembali memakan sarapan kami. Suasana makan sangat sepi, mungkin ini tatakrama mereka.

Tidak seperti dirumahku. Ugh, mengingatnya saja sudah cukup untuk membuat kupingku sakit.

" Yuta mau pulang?"

Aku tahu Luciel bertanya padaku, jadi dengan cepat aku mengangguk yakin.

Ah bodohnya aku. Luciel masih menunggu jawabanku.

" Aku pulang Luciel. Kau tahu.... PR ku menumpuk di rumah" elakku halus. Luciel tampak mengangguk-ngangguk mengerti, namun terhenti saat digantikan senyumnya yang lebar.

" Aku ingin main ke rumahmu"

" Uhuk"

Dengan tidak elit aku tersedak makananku sendiri. Yang lainpun menujukan wajah yang tidak terlalu berbeda denganku. Tercengang, itulah yang aku tangkap.

" Luciel..."

" Kumohon Ayah... Aku... Tidak tahu sampai kapan aku bisa begini..."

Aku sedikit menaikan alisku heran dengan apa yang dimaksud oleh Luciel. Ya, sayang perhatianku tadi tidak terarah kesana.

Kau tahu, aku sibuk memikirkan betapa beraninya Luciel memotong perkataan Ayahnya yang seram.

Ayah Lucifer menghela nafas berat. Ini bukan salahku kan? Sepertinya suasana disini menjadi sedikit berat.

" Pergilah. Kalian semua temani Luciel dan kembalilah sebelum malam" final Ayah Luciel yang dibalas pelukan hangat dari anaknya, Luciel tentu saja.


-


-


" Yuta, apa kita sudah sampai?" tanya Luciel antusias setelah dibantu turun oleh Liffus yang memegang tangannya erat. Yuta hanya bisa meringgis sebagai jawaban, lupa dengan siapa dia berteman sekarang.

Tiga mobil mewah berjejer didepan rumah Yuta yang sederhana namun nyaman, mengundang beberapa tetangga untuk datang mengerubungi mereka sambil sesekali berteriak atau memfoto diam-diam. Mungkin mereka pikir kelompok Liffus adalah artis yang nyasar ke daerah mereka, tidak salah juga melihat wajah mereka yang tampan dengan dua perempuan cantik.

Eh, satu perempuan cantik maksudnya😂

Luciel menolehkan kepalanya bingung mendengar suara ramai disekitarnya. Ia tidak tahu rumah Yuta akan seramai ini, walaupun bagi Luciel itu bukan hal yang buruk mengingat selama ini dirinya tidak diijinkana berbicara dengan sembarang orang.

" Eh? Ada apa dengan semua keramaian in- YUTA! OH TUHAN DENGAN SIAPA KAU SEKARANG!"

Yuta menutup kupingnya erat-erat mendengar suara Mamanya yang melengking nyaring. Semua keramaian ini sudah cukup membuatnya pusing, jadi dengan cepat Yuta menarik tangan Luciel dan meminta mereka semua untuk masuk kedalam rumahnya. Yuta tidak aneh melihat tatapan bingung dari Liffus yang kadang terbentur barang, salahkan tubuhnya yang tinggi dan tidak terbiasa masuk ke rumah dengan ruangan sesempit ini.

Well, maafkan saja jika semua orang tidak memiliki rumah semegah punyamu Liffus😒

" Wah... Tante baru tahu bahwa Yuta memiliki teman sekeren kalian.... Ah, mari duduk, Tante akan siapkan cemilan dulu"

Gin mengganguk sopan mewakili semua orang. Dari mereka semua, mungkin hanya dia yang benar-benar paham bagaimana cara menghormati orang lain.

Terutama manusia.

Luciel menelusuri ruang tengah rumah Yuta dengan semangat. Walaupun agak kesulitan juga karena baginya kamar Yuta memang terlalu kecil.

Walaupun nyatanya itu bukan kamar melainkan ruang paling besar dalam rumah Yuta.

Sadar atau tidak, kedua saudara itu ternyata memiliki pemikiran sama yang cukup menyebalkan 😑.

Tanpa sengaja tangan Luciel bersentuhan langsung dengan foto keluarga yang terpasang disana. Luciel dapat merasakan kehangatan saat memegangnya. Tidak, ia bahkan tahu bahwa rumah ini penuh dengan kehangatan.

Dengan seseorang yang dikenal sebagai Mama.

" Nah, ayo anak-anak. Maaf jika Tante hanya bisa menyajikan ini hehe" canda Mama Yuta canggung. Gin menunduk sopan, membantu wanita itu untuk menyiapkan makanan bersama dengan Yuka.

" Masakan Mama selalu enak, tidak perlu khawatir!" hibur Yuta senang, yang didengar aneh di telinga Luciel.

Pikirannya sibuk tentang siapa Mama ini bagi manusia. Gin bilang dia adalah pasangan Papa atau Ayah. Lalu, dimana Mama miliknya?

" Luciel?"

Panggilan Yuta sontak mengembalikan Luciel ke kenyataan. Ia mengangkat dagunya, mencoba mencari asal suara Yuta.

" Kau.... Baik?" tanya Yuta heran. Pasalnya, lelaki yang biasanya ceria itu kini hanya diam memandang kosong entah kemana.

Mereka yang sedang asik mengobrolpun terdiam. Liffus yang terus memperhatikan Luciel tahu ada sesuatu yang tengah dipikirkan adik manisnya, segera menarik tangannya untuk bangkit.

" Kipikir Luciel lelah. Kami akan kembali" titah Liffus tegas. Yuta hanya mengangguk walaupun ragu. Apa ada sesuatu yang salah disini?

" Luciel, apa aku-"

Luciel segera menggeleng, mencoba memberikan senyuman terbaiknya untuk semua orang.

" Tidak. Kak Liffus benar, aku mungkin hanya kelelahan. Maaf ya Yuta, mungkin sebaiknya aku memang kembali" ujar Luciel menyesal. Sekarang Yuta baru mengangguk mengerti, walaupun tampaknya belum percaya sepenuhnya pada Luciel.

Mereka segera kembali, mengundang tatapan aneh dari Mama Yuta yang baru saja kembali sambil membawa jus.

" Eh? Kenapa mereka pulang begitu cepat? Aish, Mama sudah membuatkan jus padahal" omel wanita itu kesal.

Yuta hanya tersenyum kecil pada Mamanya yang merajuk. Kasian juga Mamanya, pikir Yuta.

" Kalau begitu biar Yuta saja yang meminum semuanya. Yuta kuat Ma" tawar Yuta semangat. Mamanya melotot, " Dasar kau anak gembul!"



-


-


Mobil yang melaju itu begitu hening. Luciel hanya diam di tempatnya, membuat Liffus yang berada di dekatnya khawatir setengah mati.

Pangeran Iblis itu sudah menyangka, tidak ada hal yang baik jika iblis seperti mereka terlaku dekat dengan manusia.

Apalagi, manusia itu hanya Liffus pakai untuk-

" Kakak, kenapa disini rasanya sesak?" tanya Luciel sambil memegang dadanya. Suaranya terdengar begitu lirih.

" Rumah itu hangat. Tapi..... Luciel merasa sesak" ungkap Luciel lagi. Suaranya mulai terdengar bergetar, Liffus tahu apa penyebabnya, namun tidak tega untuk mengatakan kebenarannya.

Tangan besar itu menarik Luciel kedalam pelukannya, menciumi wajahnya untuk memberi ketenangan.

Sementara Luciel menangis dalam diam. Entah karena apa, ia juga bingung.

Akhir-akhir ini emosinya memang kurang terkendali, membuat dirinya sendiri bingung dengan keadaanya.

" Jangan meminta kakak mengabulkan keinginanmu yang itu lagi. Kakak tidak suka melihatmu menangis"

Tangan dingin itu masih asik mengusap rambut Luciel yang halus layaknya kapas.

" Kita ini Iblis Luciel. Kita tidak pernah bisa dekat dengan manusia. Kehangatan mereka berbeda dengan kehangatan milik kita. Jangan paksakan dirimu lagi seperti ini mengerti?"

Luciel mengangguk singkat. Menenggelamkan dirinya pada pelukan sang kakak.

Benar juga. Luciel itu monster, iblis yang berbeda dari Yuta yang seorang manusia.

Kebersamaannya akhir-akhir ini membuanya lupa. Luciel seharusnya sadar ia berbeda.

Cup

Liffus mengangkat dagu Luciel dan menciumnya lama, memberikan kenyamanan ala dirinya sendiri.

Melumat, membuat Luciel kewalahan dan lupa akan segalanya.

Bahkan cinta mereka salah di mata manusia. Itu sudah memperjelas semuanya bukan?

Mereka itu iblis, tidak peduli dimana mereka berpijak sekarang.



Update lagi~

Maaf ya kalau kurang memuaskan..... Rasanya susah banget buat ngelanjutin cerita yang ini😅

Tapi tenang, pasti saya lanjut kok,

Mungkin😌

Jadi jangan lupa vote dan comment ya..... See you in next chapter~

Continue Reading

You'll Also Like

3.6M 358K 95
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...
2.3M 137K 49
•Airis Ferdinand. Aktris cantik dengan puluhan mantan pacar, baru saja mendapatkan penghargaan Aktris terbaik di acara Awards international. Belum se...
1.5M 76.6K 40
(BELUM DI REVISI) Aline Putri Savira adalah seorang gadis biasa biasa saja, pecinta cogan dan maniak novel. Bagaimana jadi nya jika ia bertransmigra...
221K 308 17
Kumpulan cerita dewasa part 2 Anak kecil dilarang baca