Teengirl FBI Agent [One Direc...

By AlexisCostanza

189K 13.2K 692

Bagaimana kalau seorang gadis yg dikenal sebagai gadis pendiam menjadi seorang agen rahasia untuk melindungi... More

One Direction Protection Program.
Chapter 1 - London?
Chapter 3 - Goodbye New York
Chapter 4 - Hello London!
Chapter 5 - Who's Phantom?
Chapter 6 - Plan of Mission
Chapter 7 - Let's Do It!
Chapter 9 - Fucking Phantom
Chapter 9 - New School,New Target
Chapter 10 - Survive 1D Boys
Curcol si Author
Chapter 11 - Stormbreaker
Chapter 12 - Saving 1D
Awas!
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Author's Note

Chapter 2 - Have Fun to be Problem.

11.6K 772 14
By AlexisCostanza

~#~


Disinilah aku,tempat Billyard. Banyak gadis dan lelaki berciuman disini. ew. Menjijikkan. Bahkan ada yg bercumbu. Oh God. Kenapa orang-orang ini tidak muntah?

Bodoh sekali 2 orang idiot itu membawaku kemari. Ashton dan Austin meninggalkan ku sendirian di bar. Aku melempar pandangan untuk mencari kedua kakakku ini ternyata mereka sedang bermain billyard bersama temannya.

"Mau pesan minum,nona?" tanya seorang lelaki membuatku menoleh padanya. Oh,dia bartender.

"Hmm... Aku masih 17 tahun. Bisakah kau memberiku minuman tanpa alkohol seperti lemon tea atau semacamnya?" tanyaku,dia terkekeh.

"Tentu,nona. Disini,para pengunjung yg masih dibawah 20 tahun dilarang minum alkohol" kata bartender itu. Dia tampan sih. Dia juga keren.

"Bagus. Kalau begitu kenapa mereka melakukan hal menjijikan itu?" tanyaku sambil menunjuk ke orang yg sedang bercumbu. ew.

"Karena mereka sudah diatas umur 20 tahun" jawabnya santai.

Aku menatapnya datar sambil mengangkat sebelah alis. Lalu kunormalkan kembali alisku.

"Bawakan aku lemon tea" kataku cuek.

"Baiklah,nona... uhm... maaf,siapa nama anda?"

"Apakah itu penting?"

"Tidak juga sih"

"Bagus"

"Akan kubuatkan"

Dia mulai beraksi sebagai bartender. Keren memang. Tapi sayangnya,aku tak tertarik.

Beberapa detik kemudian,dia pun selesai.

"Ini dia! Lemon tea untuk gadis manis didepanku" katanya sambil menyodorkan segelas lemon tea padaku.

"Hm.. thanks" kataku datar.

"Hey,Steven! What's up,dude?" tanya Austin yg tiba-tiba datang,lalu ber high five dengan lelaki bartender ini. Ternyata nama lelaki ini Steven.

"Hey! I'm fine! What about you?" tanyanya pada Austin.

"Good. Kau sudah kenal dengan adikku?" tanya Austin sambil menunjukku. Aku melengos.

"Dia adikmu?" tanya Steven.

"Yup. Kau sudah mengenalnya?" tanya Austin setelah menjawab pertanyaan Steven.

"Alih-alih mengenalnya,tau namanya saja tidak" katanya jujur.

"Baiklah,namanya Samantha. Biasa dipanggil Sam. Dia gadis ganas" ujar Austin sambil berkedip ke arahku. Sial. Aku hanya menutup wajahku dengan satu tangan. Memalukan!

"Ohh.. baiklah,nona Samantha. Aku Steven" ia memperkenalkan diri. Aku hanya senyum sekilas lalu melengos.

"Apakah anda juga agen FBI seperti kedua kakak anda? Karena anda terlihat gagah seperti seorang agen" tanya Steven. Aku menyeruput lemon teaku.

"Belum. Aku belum resmi menjadi agen FBI. Lusa aku akan resmi menjadi seorang agen FBI" jelasku.

"Oh,dimana anda akan bertugas?"

"London"

Steven menghentikan aktivitas mengelap gelasnya. Detik kemudian dia melakukan aktivitasnya lagi.

"London? Keren!"

"Ya,tapi meninggalkan New York bukanlah hal yg keren"

"Anda benar,nona Samantha"

"Bisakah kau tidak terlalu sopan begitu dan panggil saja aku Sam? Aku risih"

"Baiklah,no– ah.. maksudku Sam"

"Baguslah"

Aku menopang daguku. Melemparkan pandangan ku ke segala arah dan melihat seorang gadis yg dipaksa masuk ke kamar mandi oleh seorang lelaki. Tunggu. Pemerkosaan? Wah! Cari mati lelaki itu.

"Wait a minute,I'll be back" ucapku pada Steven. Dia hanya mengangguk sambil tersenyum.

Aku berjalan menghampiri orang tadi yg kulihat. Tapi melewati kerumunan orang mabuk ini sangatlah susah. Mereka menabrakku berkali-kali. Lalu seorang lelaki sekitar seumuran denganku mencengkeram tanganku.

"Mau bersenang-senang dengan ku nona?" tanya lelaki itu.

Tanpa banyak bicara,aku menghajarnya dengan tanganku yg bebas. Lalu menendang perutnya. Setelah itu menyikut pipinya. Dia terkapar dilantai,beberapa orang menatapku. Aku mengabaikannya dan kembali pada misi.

Lelaki yg tadi kulihat terus saja memaksa gadis itu,tiba-tiba tangannya menjelajahi tubuh gadis itu. Padahal pakaian gadis itu masih terpasang. Tanpa banyak bicara lagi,aku menendang pantat lelaki itu. Dia Kelvin! God!

"Oh,ternyata kau disini,Samantha Wildblood. Mau bermain denganku?" tanyanya sedikit liar. Padahal yg memiliki nama liar kan aku. Pakaian gadis itu compang-camping. Aku melepaskan jaketku lalu memberinya pada gadis itu. Gadis itu memakai jaketku lalu berlari entah kemana.

"Bersiaplah,Sam. Kau akan jadi milikku" ucap Kelvin lalu mendorongku hingga menabrak dinding. Dia mengunci tubuhku hingga aku tak bisa berkutik. Tapi tidak dengan kakiku. Kakiku masih bebas. Aku menendang perutnya lebih keras. Dia membungkuk kesakitan,lalu aku membeguknya dari belakang.

"Siapa yg akan bersenang-senang kali ini,hah?" ucapku lalu memutar tangannya kebelakang punggung. Ia mengerang keras.

"Kau.." ujarnya,lalu menarik tangannya sendiri hingga lepas dari tanganku. Dia mengunci tanganku. Great. I can't do anything.

(warning!)

Dia mulai meraba pinggulku. Kurang ajar! Menciumi leherku,tangannya berpindah ke resleting celana jeansku. Dia membukanya. Sial! Shit!

Tiba-tiba seorang lelaki datang. Ku kira akan ada yg menolongku,tapi ternyata malah membantu Kelvin untuk membawaku keruang VIP. Walau aku berontak tak ada gunanya. Walau aku berteriak juga tak ada gunanya.

Di ruang VIP,dia mendorongku ke tempat tidur. Mereka berdua mengikat tanganku pada sudut tempat tidur.

"HELP!!!!!!" teriakku.

"Percuma saja,Sam. Tak akan ada yg dengar" katanya,lalu menindih ku. Dia menciumku dan melumat bibirku dengan ganas. Nafasnya menggebu-gebu.

Aku hanya bisa menangis. Dia membuka resleting jeans ku,lalu membukanya. Untung saja aku masih pakai hot pant. Sekarang dia mengecup leherku. Kugigit telinganya. Dia kesakitan.

"Kau keterlaluan! Apa kau sudah tak tahan,hah?! Baiklah jika itu maumu" katanya,hampir saja dia menyentuh dadaku. Suara dobrakan pintu membuatnya berhenti.

"Hentikan itu!!" kata seorang lelaki lalu memukuli Kelvin.

"Kau tak apa kan? Maaf.. gara-gara kau menyelamatkanku,kau jadi korbannya" kata seorang gadis yg sedang melepas ikatan tali ditanganku.

"Aku memanggil kakak mu,lalu mencarimu" ucapnya lagi. Setelah itu aku melihat Kelvin tak berdaya di lantai. Kedua kakakku menyerang Kelvin habis-habisan.

"Kau tak apa kan,Sam? Apa dia sudah–"

"Belum,kalian datang tepat waktu" ucapku,memotong perkataan Austin.

"Keparat kau,Kelvin!!!" teriak Ashton pada Kelvin sambil menjambaknya.

Aku masih memakai tank top dan hot pant ku. Aku terduduk. Rambutku berantakan. Dengan lembut Austin merapikan rambutku dengan sisir yg selalu ia bawa. Membiarkannya terurai karena ia tak bisa menguncirnya. Lalu menyruhku memakai jeansku dan memakai jaketnya. Jaketku masih dipakai gadis yg kutolong tadi.

"Maafkan aku,ini ide bodoh yg pernah kulakukan. Aku memaksa Austin untuk pergi ke sini. Dan ternyata inilah yg terjadi" ucap Ashton menyesal sambil menangis di kakiku. Dia berlutut. Aku mengangkat dagunya,menyuruhnya untuk berdiri.

"Tak apa,Ash. Bukan salahmu" ujarku,lalu dia memelukku erat. Menangis dipundakku. Lalu Austin ikut memelukku.

"Aku sudah menelpon Paman Jack. Dia teman ayah. Dia akan mengurus Kelvin" kata Austin.

Aku masih terdengar isakan tangis Ashton. Tiba-tiba...

prakk!! suara pukulan keras membuat kami tersentak kaget.

Ternyata gadis tadi,dia memukul Kelvin dengan botol minuman alkohol. Sadis.

"Di-dia.. Dia.. berusaha..un-untuk... membunuhmu" ujarnya ketakutan sambil menunjuk tangan Kelvin yg memegang pisau. Tapi dia sudah terkapar lemah.

Aku mengambil pisau itu dari tangan Kelvin. Lalu suara sirine mobil polisi dan teriakan dari polisi untuk menyuruh para pengunjung club ini keluar,memekakan telinga ku.

"Ayo,kita keluar" kata Austin. Ashton berhenti menangis. Yg hampir diperkosa siapa dan yg menangis siapa.



Diluar club...

"Kumohon jangan anda ceritakan kejadian ini pada ayah atau ibu,Mr. Jack" ucapku pada lelaki berkulit hitam dengan seragam FBI nya.

"Tenang saja,nona Sam. Akan kuusahakan" ucapanya sambil tersenyum.

"Ayo kita pergi. Oh iya,paman Jack. Bawa gadis ini kerumahnya,dia juga korban Kelvin" ujar Austin sambil menunjuk ke arah gadis yg kutolong.

"Tentu" jawab Mr. Jack.

"Hey" panggil gadis itu padaku. "Ini jaketmu kan? Oh iya,namamu Samantha ya? Aku Clara. Terimakasih telah menolongku. Dan maafkan aku karena akuxkau jadi–"

"Tidak apa. Tak usah menyesal. Dan simpan saja jaket itu. Anggaplah itu kenangan dari ku. Lusa,aku tak disini lagi. Aku ada tugas di London" ujarku sambil tersenyum.

Bingung kenapa aku tidak shock? Karena aku tak peduli dengan itu. Maksudku,aku hanya hampir diperkosa saja. Dia juga belum menyentuh daerah terlarang ditubuhku seperti dada dan miss V ku.

Aku ingin dia dipenjara selama yg aku mau dan jendral FBI menuruti perintahku,karena aku anak dari Stewart Wildblood. Haha..

Austin dan Ashton berjanji tak akan mengajakku ke tempat seperti itu lagi. Dan tempat itu ditutup. Ku ulangi lagi. DITUTUP. Dan itu karena kemauanku. Aku menyuruh Steven untuk menjadi bartender di kantor FBI. Tak ada salahnya kan? Dan jendral menerimanya.








"Sebagai gantinya,kami akan melakukan apa saja yg kau mau" ucap Austin.

"Ya,apa saja" timpal Ashton.

"Baiklah" jawabku. Aku memikirkan sesuatu. "Nah. Belikan aku chocolate blackforest cupcake sebanyak 10!" ujarku.

Austin dan Ashton pun saling pandang lalu menatapku dengan senyuman yg merekah.

"Baiklah,tapi harus kau habiskan oke?" tanya Austin.

"Dasar,Childish!" ujar Ashton sambil mengacak rambutku.

Rambutku tidak kukuncir sejak Austin menyisir rambutku tadi. Aku menghargai kakak tertuaku.

"Hahaha!!" aku tertawa. Ashton dan Austin pun juga. Hanya saja Ashton yg suara tawanya lebih keras.






~♦~




Sorry kalo ada adegan gak senonohnya. Tapi ini demi kelancaran cerita,ya begitulah.

Maaf kalo ceritanya agak gak masuk akal.

So sorry...

Continue Reading

You'll Also Like

46.6K 3.1K 42
Siapapun yang menyakiti orang terdekatku akan merasakan dekatnya kematian. -freya Ini Hanya Fiksi Jangan Dibawah Kedunia Nyata JADWAL UP (SEBISANYA D...
7.3K 732 10
Jika ada sesuatu pada dia. Jangan harap nyawamu berada di ragamu . - Aksa Putra Permana Aku akan selalu menjaga hati ini. Untuk kamu seorang. Saat k...
236K 8.6K 69
Suatu hari seorang gadis yang sedang tidur pada malam hari, ia bertemu dengan sosok yang ia rindukan muncul dalam mimpi nya. Yaitu ayah nya beliau me...
176K 13.1K 23
"GILA! LEPAS!" Anessa memberontak namun cengkeraman itu semakin kencang dan membuat kesadaran Anessa kepada jalanan yang sekarang dia lewati hilang...