SAMUDERA (SUDAH TERBIT) ✔

Por Mlyftr96

1.4M 139K 17.3K

Beberapa part dihapus demi kepentingan penerbitan. Highest rank : #14 in Teen Fiction [26/07/2018] Bukan tent... Más

Samudera - 1
Samudera - 2
Samudera - 3
[Bukan Update] Samudera dan Oceana
Samudera - 4
Samudera - 5
Samudera - 6
Samudera - 7
Samudera - 8
Samudera - 9
Samudera - 10
Samudera - 11
Samudera - 12
Samudera - 12
Samudera - 13
Samudera - 14
Samudera - 15
Samudera - 16
Samudera - 17
Samudera - 18
Samudera - 20
Samudera - 21
Samudera - 22
Samudera - 23
Samudera - 24
Samudera - 25
Samudera - 26
Samudera - 27
Samudera - 28
Samudera - 29
Samudera - 30
Samudera - 31
Samudera - 32
Samudera - 33
Samudera - 34
Samudera - 35
Samudera - 36
Samudera - 37
Samudera - 38
Samudera - 39
Samudera - 40
Samudera - 41
Samudera - 42
Samudera - 43
Samudera - 44
Samudera - 45
Samudera - 46
Samudera - 47
Samudera - 48
Samudera - 49
Samudera - 50
Extra Part

Samudera - 19

24.6K 2.7K 132
Por Mlyftr96

Cukup kalian yang menjadi moodboosterku, gak usah mereka yang sering menyakiti hatiku eak wkwk

Jangan lupa vote dan comment

Happy reading

♥♥♥

Seorang gadis memejamkan mata sejenak dengan tangan terkepal dan hembusan napas kesal, tatapan tajam mengarah ke cowok yang berada di sampingnya dan satu pukulan mendarat ke bahunya hingga cowok itu mengaduh. "Apa sih!" kesal Rayhan kepada Ara.

Pascanya, sepulang dari kafe bersama Rayhan, Ara tidak berhenti mengomel karena melihat dengan mata kepalanya sendiri Samudera menyatakan perasaan kepada Oceana dengan romantis di hadapan orang banyak hingga membuat orang-orang iri.

"Dulu waktu gue ditembak sama Sam gak seromantis itu, gue kesal!"

Rayhan membaringkan tubuhnya dan saat ia hendak memejamkan matanya, Ara langsung menonjok perut Rayhan hingga cowok itu membuka matanya dan mengubah posisinya kembali menjadi duduk. "Lo gila, Ra. Sekarang mending lo keluar dari kamar gue!"

Ara menggeleng. "Gak mau! Pokoknya Bang Rayhan harus bikin Oceana menderita! Kali ini gak boleh gagal."

Rayhan lebih memilih diam dan membiarkan adiknya ini terus berkicau.

"Dasar munafik, katanya cuma sahabat tapi sekarang pacaran! Gue benci Oceana, katanya teman tapi ternyata musuh dalam selimut."

Ara meraih ponsel Rayhan di atas nakas dan melemparnya ke tembok dan jatuh berserakan di lantai. Rayhan mengacak rambutnya frustasi dan menatap miris ponsel yang sudah tidak ada harapan untuk sembuh itu.

Itulah Ara, jika ia benar-benar emosi akan membanting apapun yang ada di sekitarnya, tidak peduli itu milik siapa.

"Ara, lo tahu itu HP baru beli seminggu yang lalu dan lo hancurin gitu aja!"

"Bodo, makanya lo bantuin gue, kalau lo gak mau bantuin gue. Bukan cuma HP lo yang gue hancurin tapi semua milik lo dan gue bakal sunat lo sampai 10 kali biar habis!" ucapan Ara membuat bulu kuduk Rayhan meremang.

Rayhan turun dari kasur dan meraih ponselnya lalu mengeluarkan sim card dan memory card. Setelahnya, ia membuang ponsel dan puing-puingnya ke tempat sampah di pojok kamarnya.

Kemudian ia merebut ponsel Ara digenggamannya. "Lo mau apain HP gue?" protes Ara.

Rayhan tersenyum miring. "Buat gantiin HP gue yang lo rusakin!" Rayhan mengangkat ke atas ponselnya lalu mengeluarkan sim card dan memory card. Ara berusaha merebut kembali. Namun, hasilnya nihil.

Rayhan menjatuhkan sim card dan memory card milik Ara ke lantai.

"Brengsek lo, Bang!" Ara memungut sim card dan memory card tersebut. Setelahnya, ia menatap Rayhan. "Gue ikhlas HP gue buat lo, tapi lo harus janji bantuin gue!"

Rayhan menyeret Ara keluar kamarnya."Sakit jiwa, lo. Sana keluar!"

Ara menitikkan air mata karena itu jurus satu-satunya yang bisa meluluhkan Rayhan, sebab seorang Abang pasti tidak akan tega melihat adiknya menangis.

"Lo jahat sama gue, Bang!" ujarnya di sela isak tangisnya.

Rayhan menghela napas pasrah. "Yaudah iya, susun aja rencananya."

Senyuman langsung terbit di wajah Ara dan ia berjinjit mencium pipi kanan Rayhan. "Makasih Abangku yang kurang tampan."

"Sialan!" Rayhan masuk ke dalam kamar dan mengunci pintunya rapat-rapat.

Air mata buaya berhasil buat Rayhan luluh.

♥ ♥ ♥

Pagi-pagi Aurel sudah merecoki kamar Samudera, ia baring di atas kasur seraya menanti Abangnya keluar dari kamar mandi. Tangannya meraih ponsel Samudera di atas nakas dan melihat gambar wallpaper ternyata foto Samudera dan Oceana.

"Ah gue iri kenapa mereka manis sekali. Kalau gini caranya, gue harus cari pacar!" Aurel kembali meletakkan ponsel itu di atas nakas.

"Apaan pacar-pacar, lo masih kecil!" ujar Samudera ketika baru keluar dari kamar mandi, lalu meraih baju di dalam lemari.

"Udah kelas 9, bentar lagi juga kelas 10, yakali masih kecil!"

Setelah memakai bajunya, Samudera melirik Aurel. "Lo ngapain masih di sini? Gue mau pakai celana!" ujarnya, memang saat ini Samudera masih memakai handuk sebatas perut.

Aurel terkekeh. "Gak dosa, Bang. Naked depan adik sendiri!"

"Otak lo perlu dicuci, Rel."

"By the way, Abang mau kemana? Tumben mandi pagi di hari minggu."

"Mau jalan sama pacarlah, emang lo yang jomblo!"

"Kalau bukan ide konyol gue, lo masih ditolak sama kak Oceana! Sekarang sebagai imbalannya, kita jalan bertiga dan lo mesti bayarin semua yang gue mau, anggap itu Pajak Jadian!"

"Gue mau nge-date, Rel. Lo mau jadi kambing congek?"

"Gue siap-siap dulu, Bang!" Aurel beranjak dari kasur kemudian keluar kamar. Samudera hanya bisa mengelus dada menghadapi tingkah adiknya

♥♥♥

Sekarang ketiganya —Samudera, Oceana dan Aurel— sudah berada di salah satu mall yang ada di kawasan Jakarta, sesuatu dengan permintaan Aurel yang ingin nonton.

Mereka sudah berada di antrian pembelian tiket. "Nonton Teman Tapi Menikah, Bang!" ujar Aurel yang langsung digelengi oleh Samudera.

"Nonton film action atau horror aja."

"Bang, 'kan biar kayak Abang dan Kak Oceana."

"Pokoknya gak!"

Oceana menggelengkan kepala melihat perdebatan kakak beradik ini. "Udah lah, Sam. Ikuti aja kemauan Aurel."

Samudera menghela napas pasrah. "Ok."

"Anjir, giliran Kak Oceana yang bilang langsung mau!" Oceana dan Samudera saling melempar senyum.

Tak sengaja mata Aurel menangkap kedua tangan yang saling bertautan. Hati jomblo panas melihat jemari Oceana dan Samudera yang menyatu. "Kak, beli minum, yuk. Hati gue panas! Biarin aja Bang Sam tunggu antrian sendiri!"

"Adik laknat!" kesal Samudera.

"Nanti ke foodcourt aja, Sam."

Aurel langsung menarik tangan Ocena hingga jauh dari kerumunan. Keduanya sekarang sudah berada di foodcourt.

Rezeki anak sholehah, dapat PJ dari Abang sendiri dan calon kakak ipar.

Pascanya, Aurel sedang menikmati es krim yang dibayari oleh Oceana. "Kak, kayaknya gue mau pisang nugget rasa grean tea deh."

Oceana mengerti kode dari Aurel. "Ok." Ia meletakkan es krimnya dan berdiri.

"Yang jumbo, Kak!" ujar Aurel yang diangguki oleh Oceana, setelah itu Oceana menuju penjual pisang nugget.

Samudera yang baru datang, langsung duduk di hadapan Aurel seraya menatapnya tajam karena melihat ia yang sedang menikmati es krim.

"Jangan minta PJ ke Kak Oceana biar Abang aja yang kasih!"

"Kak Oceana aja gak protes kok!"

Setelah itu Oceana datang dan meletakkan pisang nugget jumbo pesanan Aurel.

"Makasih, Kak!"

Oceana mengangguk, setelah itu ia duduk di samping Samudera.

"Maafin adik gue yang malu-maluin, Na."

"Gak apa-apa, gue udah anggap Aurel kayak adik gue sendiri!"

Aurel menatap Oceana dan Samudera. "Udah pacaran tapi masih gue-lo?"

"Biarin!" ujar Oceana dan Samudera bersamaan.

"Jodoh emang, kompak!"

Samudera menatap lembut Oceana. "Lo mau apa? Biar gue beliin."

"Gak usah, udah kenyang makan es krim."

"Gak apa-apa film-nya juga masih satu jam lagi baru main. Sekarang gue pesanin sesuatu ya." Samudera mengacak rambut Oceana setelah itu berdiri dan melenggang pergi.

Setelah mengunyah pisang nugget tersebut, Aurel menatap Oceana. "Kak, Aurel iri deh sama Kak Oceana diperlakukan manis gitu. Hati Aurel sakit, maklum jomblo!"

"Terus kenapa gak cari pacar?"

"Dulu Papa sering bilang, aku boleh pacaran pas umur 17 tahun dan aku gak mau kecewain Papa di atas sana."

Oceana dapat melihat tatapan kerinduan Aurel kepada Papanya. "Iya, Rel. Kamu harus jadi anak yang membanggakan biar Papa kamu bahagia."

"Yaudah, Aurel ke toilet dulu. Kebanyakan makan jadi kebelet." Aurel langsung ngacir keluar foodcourt untuk mencari toilet.

Tak lama kemudian Samudera membawa dua porsi salad. "Makan ini biar sehat, sayang."

"Makasih."

"Aurel mana?"

"Ke toilet tadi."

"Mau gue suap gak?"

"Gak, masih bisa sendiri."

"Kan biar sosweet gitu."

"Alay ih."

Samudera terkekeh melihat sikap malu-malu Oceana. "Gue gak nyangka status kita udah beda sekarang."

"Iya, dan nanti pas lo jauh harus sering kabari gue karena gue gak siap merindu."

"Kalau lo rindu, bilang aja. Akan gue usahain buat datang."

"Kalau lo gak bisa datang cukup chat atau video call aja."

Samudera menangguk. "Besok gue udah Ujian Nasional. Itu artinya sebentar lagi kita pisah."

"Jangan ingat itu, nanti gue sedih."

Samudera menggenggam jemari Oceana lalu menatapnya lembut serta tersenyum, kemudian ia menyanyikan sebait lagu untuk Oceana. "Jangan pergi dari cintaku, biar saja tetap denganku, biar semua tahu adanya, dirimu memang punyaku..."

"Ini yang bakal gue rindu nantinya, ketika lo nyanyi buat gue."

"Kita pasti akan saling merindukan, sayang."

♥♥♥

Seguir leyendo

También te gustarán

2.8M 271K 50
Setelah hubungan 4 tahunnya bersama Raiden hancur oleh orang ketiga, di waktu yang hampir bersamaan Nirbita juga harus menerima kenyataan bahwa papa...
405K 10.9K 12
Perlakuan Cakra bagi Sara sangatlah manis seperti brownies coklat buatan laki-laki itu yang selalu memanjakan setiap cela indra pengecap Sara. Namun...
1.2K 202 16
"Shaka gak pernah pacaran, gimana kalau Shakira jadi pacarnya Shaka?" --------- 90 persen katanya cinta pertama akan berepilog dengan tidak bersama-s...
31.4K 4.3K 55
SUGARY An Evidence of Affection 🍭🍭🍭 "Aku mau hidupku seperti lollipop, manis dan penuh warna." Itulah impian hidup Seiza, yang ing...