RAFAELKARINA [COMPLETED]✅

By ecadwinayhdra

102K 3.1K 140

Beberapa part di private, follow sebelum membaca!! Lo boleh benci sama gue tapi gue mohon tolong kasih gue ke... More

PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
PART 22
PART 23
PART 24
PART 25
PART 26
PART 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33 (Ending)
Extra part
WAJIB BACA😂

PART 11

3.9K 120 2
By ecadwinayhdra

"Penyesalan selalu datang terlambat, penghianatan selalu datang tanpa di undang, dan cinta selalu datang di saat yang tak terduga"

🐼🐼🐼

"Gila tuh guru, masa iya gue yang gantengnya kelewatan kek gini di suruh hormat ke tiang bendera sih" gerutu Royal tak terima. Navy yang jengah mendengar gerutuan Royal sedari tadi pun menjitak kepala Royal.

"Diam bego, lo mau hukuman kita di tambah?" Ujar Navy kesal.

Saat ini Rafael dkk sedang berada di lapangan, tak sedikit siswa-siswi yang melihat mereka dengan tatapan bingung dan sedikit histeris pasalnya mereka bisa puas melihat trio famous.

Tiba-tiba Ratu, Vallen, dan Valerie datang dengan masing-masing memegang sebotol air mineral. Mereka pun memulai aksi mencari perhatian ketiga cowok famous tersebut.

Ratu datang menghampiri Rafael, dan Vallen menghampiri Navy, sedangkan Valerie datang menghampiri Royal.

"Ihh sayang lo pasti haus kan? Gue sebagai pacar yang peka dan baik bawain lo air buat minum" Ujar Ratu dengan gaya centilnya.

"Gue bukan pengemis yang butuh minum dari lo, gue punya uang buat beli sendiri" ujar Rafael dingin.

"Ihh sayang kok ngomong gitu sih, niat gue baik kok" ucap Ratu sambil memegang lengan Rafael manja.

"Apaan sih gue nih lagi dihukum awas aja gegara lo hukuman gue ditambah. Dan ingat sekali lagi gue denger lo panggil gue sayang gue robek tuh bibir lo yang dower" ujar Rafael marah sambil menepis tangan Ratu. Perbuatan Rafael membuat Ratu mencebik kesal.

Tak jauh beda dengan nasib Ratu, nasib Vallen dan Valerie pun sama karena Royal dan Navy pun menolak botol air minum yang ditawarkan cewek-cewek centil dan manja tersebut.

"Eh cewek-cewek cabe mending sekarang kalian pergi jauh-jauh gih sebelum gue seret kalian pergi" ujar Royal tak senang.

Ratu dkk pun segera pergi sambil menghentak-hentakkan kaki mereka karena kesal bercampur malu dan marah.

"Coba aja yang bawain gue air minum Karin bukan si cewek cabe itu pasti nggak mikir dua kali gue pasti langsung ambil" desah Royal masih sambil menghormat ke tiang bendera.

"Diem lo nyet!!" Ujar Navy sambil menjitak kepala Royal. Royal yang tak terima Navy menjitak kepalanya pun membalas perbuatan Navy.

"DIEM NYET, KALAU IBU MINA LIHAT KALIAN BERANTEM BISA-BISA HUKUMAN KALIAN DITAMBAH" ujar Rafael sengaja berteriak saat melihat ibu Mina keluar dari kelas.

"Royal dan Navy hukuman kalian ibu tambah, setelah ini kalian bersihkan seluruh toilet" ujar ibu Mina yang tak sengaja melihat kelakuan Royal dan Navy.

"Hahaha,, rasain hukuman kalian di tambah" ujar Rafael lalu tertawa terbahak-bahak.

"Kamu juga Rafael hukuman kamu juga di tambah sama seperti Royal dan Navy" ucapan ibu Mina membuat Royal dan Navy tertawa mengejek Rafael.

"Yah kok gitu sih bu!!" Protes Rafael.

"Kalau kamu masih protes ibu tambah hukuman kamu" ancam ibu Mina yang dibalas dengan cengengesan Rafael.

"Hehehe, maaf bu" ujar Rafael sambil mengacungkan tangannya dengan kedua jari membentuk huruf V.

                         ***

Sesudah hukuman Rafael dkk berakhir mereka segera menuju ke kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong.

Di koridor menuju kantin Rafael, Navy, dan Royal berpapasan dengan Karin, Nevy, dan Alexa yang sedang tertawa terbahak-bahak mereka sepertinya baru habis dari kantin.

Saat mereka berpapasan Rafael tak sedikit pun menoleh ke arah Karin, ia seolah-olah menganggap Karin tidak ada. Begitu pun Karina ia juga menganggap seolah-olah Rafael tidak ada ia bahkan tetap tertawa bersama teman-temannya.

Tingkah laku Karin membuat Royal dan Navy bingung pasalnya pada biasanya saat Karin melihat atau berpapasan dengan Rafael ia pasti akan tersenyum atau bahkan menyapa.

Lain halnya dengan Nevy dan Alexa, mereka sudah tahu tentang alasan sifat Karin yang menganggap seolah-olah Rafael tidak ada.

Setelah Karin, Nevy, dan Alexa tiba di kelas. Karin segera menuju ke kursinya dan menenggelamkan kepalanya di meja dengan lengannya untuk menutupi wajahnya.

"Rin, lo nggak papa kan?" Tanya Nevy khawatir.

"Gue nggak papa kok" ujar Karin tanpa memandang Nevy.

"Lo beneran nggak papa?" Tanya Alexa.

"Iya exa, gue nggak papa kok" ujar Karin.

Drrtt..Drrtt..

Ponsel Karin tiba-tiba bergetar menandakan ada pesan yang masuk ke ponselnya. Karin melihat pesan yang masuk ternyata itu dari Navy.

~Navy

Rin, lo ada acara nggak pulang sekolah nanti?

Karin mengerutkan dahinya saat melihat pesan yang dikirim kan Navy. Tak lama Karin pun membalas pesan Navy.

~Karin

Nggak ada acara apa-apa kok, kenapa emang?

Drrtt..Drrtt..

Ponsel Karin bergetar lagi, saat Karin melihat ternyata itu adalah pesan dari Navy.

~Navy

Ohh, nggak papa gue cuman pengen ajak lo ke apartemen gue pulang sekolah nanti. Soalnya Niva pengen ketemu sama lo!
Jadi gimana sebentar pulang bareng?

Karin tersenyum saat melihat pesan dari Navy. Karin sudah menyukai dan menyayangi Niva seperti adiknya sendiri. Terakhir kali mereka bertemu saat Karin dan Niva tidak sengaja bertemu di sebuah cafe.

~Karin

Oke deh gue mau, udah lama juga nggak ketemu sama Niva

Drrtt..Drrtt..

~Navy

Ya udah Nanti gue tunggu lo di parkiran

                       ***

"Nav berangkat sekarang yuk" ujar Karin.

"Ya udah naik" ucap Navy lalu Karin pun naik ke motor Navy.

Kemudian Navy melajukan motornya menuju ke apartemennya. Sepanjang perjalanan Navy ataupun Karin belum ada yang berniat membuka percakapan sampai Navy pun bertanya ke Karin.

"Lo ada masalah sama Rafael Rin?" Tanya Navy penasaran. Karin yang sedang melamun pun tersentak kaget.

"Ng-nggak kok" ujar Karin terbata-bata.

"Lo nggak bisa bohongin gue Rin, gue tahu lo pasti lagi ada masalah sama Rafael. Iya kan?" Ucap navy penuh keyakinan.

"Sok tahu lo!!" Ujar Karin sambil berusaha tersenyum.

Navy memberhentikan motornya ke toko kue membuat Karin mengeryitkan dahinya.

"Kok kita berhenti disini sih?" Tanya Karin heran.

"Niva nitip di beliin kue black forest, lo tunggu aja disini yah" ujar Navy yang dibalas dengan anggukan Karin.

Setelah kepergian Navy Karin melihat di seberang jalan ada seseorang yang memakai jaket berwarna hitam dan topi sedang menatapnya tajam.

Karin mengingat orang tersebut adalah orang yang sama yang pernah ia lihat di depan rumahnya.

Lalu seperti sebelumnya orang tersebut langsung menstater motornya dan melajukan motornya dengan kecepatan penuh.

"Lo lagi lihatin apa Rin?" Tanya Navy membuat Karin terkejut pasalnya Navy sudah berada di sampingnya.

"Ah gue nggak lihat apa-apa kok, oh yah pesenan Niva sudah lo ambilkan kalau gitu kita pergi ke apartemen lo sekarang yuk" alibi Karin.

"Ohh kalau gitu, lo pegangin dulu kuenya yah" ujar Navy lalu mereka pun melanjutkan perjalanannya menuju ke apartemen Navy.

                          ***

Sesampainya mereka di apartemen Navy, mereka disambut dengan senyuman manis milik Niva.

"Kaaarrriiinnnn!!" Teriak Niva lalu memeluk Karin erat.

"Hahaha, lo kangen banget yah sama gue" ujar Karin sambil tertawa.

"Iya Rin, gue kangen banget sama lo. Makanya kapan-kapan lo main kesini" ujar Niva.

"Ohh, ada Karin gue dicuekin nih" ujar Navy pura-pura cemberut.

"Najis lo kunyuk" ujar Niva lalu menjitak kepala Navy membuat Navy meringis kesakitan.

"Kembaran durhaka lo" ucap Navy lalu mengusap kepalanya. Karin yang melihat keakraban Navy dan Niva mengingatkannya pada Roland yang biasa menjahilinya.

"Hahaha,, rasain lo. Ya udah Rin kita ke kamar gue aja yuk" ajak Niva sambil menggandeng tangan Karin menuju ke kamarnya.

Kamar Niva sangat rapi tak jauh berbeda dengan kamar Navy hanya saja kamar Niva dominan warna putih dan biru laut. Di dalam kamarnya terdapat rak buku yang berisi novel-novel, meja belajar, dan di balkon kamar terdapat sofa untuk bersantai.

"Lo suka baca novel juga?" Tanya Karin sambil melihat koleksi novel Niva.

"Iya, gue penggemar novel sama kek si kunyuk" jawab Niva sambil berbaring di ranjang.

"What? Navy suka baca novel juga?" Ujar Karin terkejut.

"Lo nggak tahu yah? Asal lo tahu si kunyuk itu penggemar Novel bahkan kadang dia curi koleksi novel gue" ucap Niva yang dibalas anggukan mengerti dari Karin.

Di apartemen Navy, Karin dan Niva menghabiskan waktu dengan membaca novel, memasak, bercanda bahkan mereka mengganggu Navy yang sedang membaca novel dan masih banyak lagi. Karena sudah merasa puas Karin pun pamit untuk pulang dengan Navy yang mengantar Karin.

"Niv, gue pamit pulang dulu yah" ucap Karin lalu memeluk Niva.

"Iya hati-hati yah kapan-kapan main lagi kesini" ujar Niva. Lalu Navy pun mengantar Karin dengan mobil ferrarinya.

Sepanjang perjalanan hanya keheningan yang mengisi perjalanan menuju ke rumah Karin. Karin menatap jalanan di samping lewat kaca jendela sedangkan Navy sedang fokus menyetir sambil sesekali menatap Karin.

"Nav makasih yah berkat lo hari ini gue seneng banget karena bisa ketemu sama Niva" ucap Karin sambil tersenyum senang.

"Iya sama-sama" ujar Navy membalas senyuman Karin.

"Karin, gue bisa jadi pendengar yang baik kok" lanjut Navy tanpa menatap Karin.

"Maksud lo apa?" Tanya Karin bingung.

"Gue tahu lo nggak baik-baik aja, lo pasti lagi ada masalah sama Rafael kan?" Ujar Navy tapi Karin hanya diam saja. Tak lama berselang tiba-tiba terdengar isakan tertahan Karin, Navy pun memberhentikan mobilnya.

"Gu-gue ng-nggak kuat buat nanggung beban ini sendirian, gue juga terluka karena terlalu percaya bahwa Rafael pasti akan membalas perasaan gue" ucap Karin sambil menangis sesegukan.

"Jangan menangis Rin, lo nggak sendiri lo masih punya gue, Niva, Nevy, Alexa, sama Royal jangan menganggap bahwa lo sendirian di sini. Kita bakal selalu dukung lo" ujar Navy sambil menghapus air mata Karin.

"Gue bakal pergi semoga setelah kepergian gue Rafael bakal bahagia" ucap Karin.

"Dia nggak bakal bahagia Rin, kalau pun dia bahagia itu tak akan bertahan lama karena bahagia dia akan berubah menjadi tangisan pilu penyesalan. Lo mau tahu kenapa? Karena dia udah sia-siain orang yang mencintai dan menyayanginya setulus dan sesabar lo. Btw lo mau kemana Rin?" Ujar Navy.

"Itu nggak bakal terjadi justru dia bakal bahagia bukan menyesal. Gue bakal pindah di Cambridge, tapi nanti setelah kita naik kelas XII" ujar Karin.

"Kenapa lo pengen pindah Rin? Jangan bilang lo pindah gara-gara Rafael" ujar Navy sambil menatap Karin penuh selidik. Karin hanya diam tak menjawab.

"Oke kalau itu emang keputusan lo gue cuman bisa ngedukung keputusan lo" ucap Navy sambil menghela napas panjang.

"Makasih yah Nav, gue nggak bakal lupain lo. Oh yah gue punya permintaan sama lo" ucap Karin sambil menatap Navy serius.

"Permintaan apa?" Tanya Navy.

"Gue minta lo jangan bilang sama siapa-siapa kalau gue pindah di Cambridge. Siapa pun itu dia nggak boleh tahu, yang tahu kepindahan gue cuman lo, Nevy, sama Alexa. Gue percaya sama kalian makanya gue cerita masalah gue sama kalian" ujar Karin sambil menatap Navy. Navy yang melihat Karin memohon pun menghela napas panjang dan kemudian mengangguk.

"Iya gue nggak bakal bilang sama siapa-siapa kok" ujar Navy lalu mengusap kepala Karin. Navy pun melajukan mobilnya lagi menuju ke rumah Karin.

                         ***

jangan lupa vote and coment😅

Oh yah guys, follow akun wattpadku yah😉

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 133K 50
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
141K 7.1K 53
[sebelum baca jangan lupa follow ya:] Maaf jika ada kesamaan nama, latar belakang, atau tempat, karena ini murni haluan Author ya:) Jangan diliat dar...
1.1M 18.8K 28
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
308K 37.9K 53
[SEQUEL GRAVITASI - BACA GRAVITASI TERLEBIH DAHULU] "Keajaiban tuhan mana yang kamu maksud, Prince? Tuhan aku, atau tuhan kamu?" Jatuh cinta antara d...