SAMUDERA (SUDAH TERBIT) ✔

By Mlyftr96

1.4M 139K 17.3K

Beberapa part dihapus demi kepentingan penerbitan. Highest rank : #14 in Teen Fiction [26/07/2018] Bukan tent... More

Samudera - 1
Samudera - 2
Samudera - 3
[Bukan Update] Samudera dan Oceana
Samudera - 4
Samudera - 5
Samudera - 6
Samudera - 7
Samudera - 8
Samudera - 9
Samudera - 10
Samudera - 11
Samudera - 12
Samudera - 12
Samudera - 13
Samudera - 15
Samudera - 16
Samudera - 17
Samudera - 18
Samudera - 19
Samudera - 20
Samudera - 21
Samudera - 22
Samudera - 23
Samudera - 24
Samudera - 25
Samudera - 26
Samudera - 27
Samudera - 28
Samudera - 29
Samudera - 30
Samudera - 31
Samudera - 32
Samudera - 33
Samudera - 34
Samudera - 35
Samudera - 36
Samudera - 37
Samudera - 38
Samudera - 39
Samudera - 40
Samudera - 41
Samudera - 42
Samudera - 43
Samudera - 44
Samudera - 45
Samudera - 46
Samudera - 47
Samudera - 48
Samudera - 49
Samudera - 50
Extra Part

Samudera - 14

28.3K 3K 311
By Mlyftr96

Buat yang belum baca cerita aku yang Rahasia Hati, baca dong wkwk.

♥ ♥ ♥

Oceana : Kak Aldric, gue gak bisa ke pemilihan OSIS baru ya, soalnya gue mau jalan sama calon masa depan haha, canda. Sama sahabat gue, Samudera.

Setelah mengirim pesan itu ke Aldric, ia lalu memasukkan benda pipih itu ke dalam slingbag-nya dan kembali menatap wajahnya pada pantulan cermin seraya menampilkan senyuman tipis. "Sudah siap." Oceana keluar kamarnya lalu menuruni undakan tangga, senyuman manisnya terukir di bibirnya saat melihat kedua orangtuanya sedang sarapan. "Pagi, Bunda. Pagi, Ayah."

"Pagi, sayang," jawab keduanya bersamaan.

Oceana duduk di salah satu kursi kosong lalu meraih selembar roti dan mengolesinya dengan selai stroberi kesukaannya.

Vina menatap Oceana. "Kenapa gak pakai seragam? Gak sekolah?"

Oceana menggeleng. "Fullday with Sam, mau ciptain kenangan sebelum dia ujian nasional soalnya dia mau sekolah Pilot."

Rio ikut menimpali. "Nanti Oceana jadi istri Pilot dong."

"Yakali, orang Sam cuma sahabat Oce."

Tak lama kemudian Samudera muncul dan langsung menghampiri ketiganya di meja makan. "Selamat pagi Tante, Om."

"Pagi, Sam. Ayo ikut sarapan."

"Makasih, Tante. Tapi aku udah sarapan di rumah."

Oceana meneguk susu putih sampai tandas lalu berpamitan kepada orangtuanya, begitupun Samudera melakukan hal yang sama. "Om, Tante. Saya izin culik Oceana seharian ya."

Rio mengangguk. "Asal jangan bawa kabur, terus dibalikin dengan selamat tanpa kekurangan sesuatu apapun."

Samudera memberikan tanda hormat kepada Rio. "Siap, Komandan." Setelah itu mereka melenggang pergi dengan jemari yang saling bertautan. Melihat tingkah keduanya membuat Vina dan Rio terkekeh geli.

Rio menatap Vina. "Yakin mereka cuma sahabatan?"

Vina mengendikkan bahunya. "Sahabat rasa pacar, mungkin."

"Tapi mereka cocok untuk menjadi pasangan."

"Iya, semoga aja mereka berjodoh."

♥ ♥ ♥

Samudera membawa Oceana ke salah satu pulau yang indah, yaitu pulau Tidung yang terletak di kepulauan seribu.

Pulau Tidung adalah salah satu pulau yang ada di kepulauan seribu selatan, Jakarta-Indonesia. Diantara banyak pulau yang saat ini menjadi primadona, pulau ini menjadi salah satu tujuan wisata terfavorit, karena pantainya yang eksotis, terumbu karang yang elok nan cantik, sunset, sunrise yang ambyar, jembatan cinta manjadi ikon terbaik di kepulauan seribu dan dijuluki sebagai Bali-nya Jakarta. Sejak tahun 2009 Tidung sudah mulai dikenal oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.

Samudera dan Oceana berjalan menyusuri jembatan cinta tersebut, sambil memandangi laut biru yang indah dengan melempar senyum satu sama lain, juga jemari saling bergenggaman, seperti isyarat bahwa tidak ingin melepaskan.

"Sumpah ini pulau keren banget, gue baru pertama kali ke sini." Oceana sangat antusias saat melihat pulau ini, sebab ini satu-satunya pulau yang ia lihat memiliki jembatan cinta.

"Ada 3 mitos yang gue dengar tentang jembatan cinta ini."

"Apa?" Saat Oceana melihat boat, ia langsung menarik tangan Samudera."Sam, naik boat kuy, gue belum pernah naik boat sekalipun."

"Ok." Setelah itu mereka menghampiri boat tersebut. "Pak, kami mau naik boat."

"Oh iya, silakan."

Samudera membantu Oceana untuk naik ke atas boat, setelah mereka duduk, boat tersebut mulai menyusuri laut yang indah.

"Tadi 3 mitos apa, Sam?" Kepala Oceana bersandar ke pundak Samudera sambil memandangi keindahan laut yang begitu mempesona.

"Mitos yang pertama; menyebrangi jembatan cinta dapat membuat pasangan langgeng, sesuai namanya adalah penghubung cinta, banyak kisah traveler yang membuktikan dengan pasangannya. Memang pada jaman dahulu jembatan ini dibangun dengan menggunakan bahan dasar kayu, yang rentan rapuh dan rusak, jadi dengan kekuatan cinta yang mereka punya, akan bisa melewati jembatan itu."

"Wah keren, tapi kita sahabat bukan pasangan."

Samudera mengacak gemas rambut Oceana. "Mitos yang kedua; melompat di atas jembatan cinta membuang kotoran di pikiran."

"Ara sekali-sekali disuruh lompat biar pikiran kotornya hilang," ujar Oceana diakhiri dengan tawa keduanya.

"Mitos yang ketiga; ujung jembatan cinta ke pulau Tidung kecil itu angker. Awalnya pulau ini dimiliki oleh orang Kalimantan dan dia dikubur di pulau Tidung kecil."

Oceana langsung menatap Samudera. "Gue mau ke sana, mau lihat."

"Jangan, lagian jalan dari ujung pulau Tidung kecil ini sudah dibatasi dengan tanaman."

Boat yang ditumpangi sudah sampai ke tempat semula. Setelah selesai bayar, mereka langsung turun.

Setelah menyusuri jembatan cinta dan naik boat, keduanya duduk di hamparan pasir putih yang begitu indah.

"Sam, kalau Jakarta aja sebagus ini, kenapa mereka lebih suka ke Bali?"

"Mungkin karena Bali itu udah terkenal banget dengan keindahan alamnya, kapan-kapan kita ke Bali, mau gak?"

Oceana menoleh. "Boleh, gue juga mau lihat Tol di Nusa Dua yang dibangun di atas laut itu. Tapi kapan? Lo 'kan sebentar lagi ujian terus langsung sibuk persiapan sekolah Pilot."

"Iya, mungkin next time."

Jika mereka mengingat sebentar lagi akan berpisah, itu membuat sesak di dada semakin terasa. Oceana maupun Samudera tidak menginginkan perpisahan ini, karena pasti akan berujung pada kerinduan yang teramat dalam.

"Nanti kalau lo gak ada, gue sama siapa dong?" Mata Oceana berkaca-kaca jika memikirkan hal tersebut, apalagi orang yang dia anggap sahabat tidak lebih dari musuh dalam selimut.

"Jangan nangis, i will back for you." Samudera menarik Oceana dalam pelukannya. "Jangan jadikan perpisahan ini sebagai duka, pokoknya nanti kalau ada waktu luang, kita harus tetap komunikasi."

"Iya, Samudera jangan lupain Oceana walaupun kita jauh nanti, walaupun lo udah dapat teman baru."

"Iya, lo juga harus melakukan hal yang sama. Na, mandi laut mau gak?"

Oceana merenggangkan pelukannya. "Ok, gue gak takut hitam."

Keduanya berjalan ke air. "Jangan jauh-jauh," Oceana mengingatkan.

Mereka bermain air dan saling tertawa lepas, menikmati waktu yang ada sebelum jarak dan waktu memisahkan keduanya. Ini adalah kenangan sebagai pengantar perpisahan yang akan mereka rindukan kelak.

Mungkin Oceana akan merindukan Samudera yang selalu ada di sampingnya dan Samudera akan merindukan Oceana si gadis kecil yang menjadi salah satu alasan kebahagiaanya.

Samudera menatap wajah Oceana lalu menatap bibir ranum milik sahabatnya, di luar batas kendalinya Samudera menempelkan bibirnya ke bibir Oceana membuat gadis itu mematung dan jantungnya berdegub kencang, ada sensasi tersendiri yang mereka rasakan.

Setelah tersadar, Samudera menjauhkan bibirnya dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Sorry, Na."

Tidak ada respon dari Oceana, Samudera memegang pipi sahabatnya. "Sadar, Na. Pipi lo blushing banget."

"Eh?" Oceana tersadar dari lamunannya.

"Na, pacaran yuk."

"Hah?"

"Pacaran sama gue mau gak?"

"Katanya gak mau pacaran, mau langsung datang ke Ayah."

"Gue udah mikir ini semalam, seenggaknya kita harus punya kepastian status sebelum gue berangkat. Dan setelah gue pahami perasaan yang gue rasakan ke lo itu bukan sebatas sahabat tapi lebih."

"Kalau akhirnya kita putus gimana? Dan gue kurang yakin sama hubungan LDR."

"Jadi lo nolak gue?"

"Perasaan yang pernah gue rasakan ke lo saat SMP balik lagi, dan lo berhasil buat gue move on dari Rasya, tapi gue gak mau kita bosan karena LDR dan buat kita putus."

"Jangan sampai putus makanya."

"Siapa yang bisa menjamin hati seseorang, Sam."

"Ok, Kita tetap seperti ini, sahabat rasa pacar."

"Iya, lagian kalau namanya jodoh pasti akan dipersatukan oleh Tuhan dengan cara yang tak terduga."

Samudera menoel hidung Oceana. "Iya. I love you, Oceana."

"Love you too, Samudera."

Samudera menampilkan senyuman terbaiknya. "Samudera dan Oceana, dua nama yang berbeda tapi mempunyai arti yang sama, seperti halnya kita, dua orang yang berbeda tapi mempunyai hati yang sama, sama-sama saling mencintai."

♥ ♥ ♥

Continue Reading

You'll Also Like

1.2K 202 16
"Shaka gak pernah pacaran, gimana kalau Shakira jadi pacarnya Shaka?" --------- 90 persen katanya cinta pertama akan berepilog dengan tidak bersama-s...
SAGARA By Aci

Teen Fiction

6M 258K 28
Saat musik bukan lagi alasan untuk kita terus bersama. *** Kita, musik dan New York. Sagara dan Shea yang salah mengira bahwa cinta saja cukup untuk...
405K 10.9K 12
Perlakuan Cakra bagi Sara sangatlah manis seperti brownies coklat buatan laki-laki itu yang selalu memanjakan setiap cela indra pengecap Sara. Namun...
PUNISHER By Kak Ay

Teen Fiction

1.3M 111K 42
"Kenapa lo nolongin gue, hm? Kenapa nggak lo biarin gue mati aja? Lo benci 'kan sama gue?" - Irene Meredhita "Karena lo mati pun nggak ada gunanya. G...