Save Me Mr. Cool (Complete)

By queenbe_exsly

891K 63.4K 2.8K

Dia GAY??? Raiden Agera Calisto, pria GAY atau penyuka sesama jenis itu adalah suamiku. Pria tampan kaya yang... More

Prolog.
1. Awal dari segalanya.
2. Dan masalah datang.
3. What the hell!
4. Awal yang rumit.
5. Touch.
6. Secret.
7. Meet you.
8. Violette Party.
9. Mr. diktator.
10. Ketahuan.
11. Wedding.
12. Problem.
13. AXG Corp.
14. Paris.
15. Gilhive.
16. first day in Paris.
17. Ternyata dia?
18. First night in Paris.
19. Satu kamar.
20. Aku datang.
21. Tanpa diduga.
22. Keluarga Calisto.
23. Raiden secret.
25. Rex apartemen.
26. Monster!
SAVE ME MR COOL
DATA DIRI dan Contoh Buku.
RESI.
The Fucking Husband.
Miliki aku.

24. Aku tak tersesat.

11K 1.2K 47
By queenbe_exsly


Xeena melangkah yakin meninggalkan halaman keluarga Calisto. Menyeret kopernya lalu menaiki sebuah taxi. Ia hanya menatap Raiden yang meneriaki namanya. Senyum tipis Xeena tersungging.

"Aku lelah dengan semua hal yang berkaitan denganmu, Agera. Aku bukan bonekamu yang bisa menuruti semua perintahmu!"

Xeena sampai di bandara lalu melangkah yakin. Berdiri untuk membeli tiket dan kembali terpaku saat tak ada satu penerbangan pun yang mau menerimanya.

"Aozora Xeena Calisto! Hah, aku lupa jika identitasku telah berganti dengan embel-embel namanya!"

Xeena menyeret kopernya dan duduk di salah satu bangku. Menatap paspornya yang sama sekali tak berlaku. Xeena menggeram kesal dengan semua hal yang telah ia lakukan selama ini.

"Ahk, semua gara-gara kontrak itu! Dan apa ini! Apa dia sedang pamer padaku! Apa dia tengah menunjukkan betapa berkuasanya dia dengan menutup semua jalur penerbangan. Tak ada satu pun pesawat yang mau menerimaku!"

"Agera, Agera, Agera! Dia benar-benar menyebalkan. Harusnya aku tak menerima kontrak itu. Kini kemana aku harus pergi?"

Xeena menatap telepon genggamnya dan menggelengkan kepalanya. Saat ini tak ada penerbangan menuju London. Tapi bagaimana jika ia kembali ke Paris lalu pulang ke London? Xeena tersenyum, ya dia akan melakukan itu. Xeena kembali maju dan menyodorkan paspornya. Memilih penerbangan ke Paris dengan yakin. Selama menunggu, pegawai penerbangan itu menatap Xeena enggan dan menghubungi seseorang diam-diam.

Xeena tersenyum lega saat ia telah duduk di bangku pesawat. Namun lagi-lagi Xeena merasa aneh. Tak ada orang lain selain dirinya. Pesawat itu kosong dan sepi. Hanya ada beberapa pramugari yang tersenyum dan melayaninya dengan sangat baik. Xeena kini merasa curiga. Namun saat ia hendak turun dari pesawat, pesawat itu mulai berjalan pelan sebelum akhirnya terbang.

Sedangkan di lain tempat, Raiden begitu marah saat mendapati Xeena tak ada di bandara. "Kemana ia pergi? Aku telah menutup semua jalur menuju London. Namun ia tetap pergi? Jadi kemana ia sekarang?"

Tak jauh dari Raiden, seorang pria tersenyum tipis dan menelepon seseorang. "Tuan Erian, semua telah hamba lakukan. Nona Xeena akan kembali ke Paris."

"Ada lagi?"

"Tuan, soal Nona Xeena yang telah diperlakukan buruk oleh keluarga Calisto. Itu-"

"Katakan apa yang mereka lakukan?"

"Nona Xeena dicekik dan didorong hingga jatuh dan tenggelam di kolam renang."

"Apa? Beraninya mereka!"

"Nyonya Besar Calisto terlihat sangat tak menyukai Nona Xeena. Dan Tuan Raiden. Ini terlihat aneh. Tuan Raiden benar-benar dingin dengan Nona."

"Dingin?"

"Benar, Tuan."

Kini Erian mengerti akan kecurigaan Michael. "Bagus. Kau melakukan tugasmu dengan baik. Kembalilah ke Paris. Tugasmu selesai."

"Baik, Tuan."

Erian melaporkan semua pada Michael. Michael tersenyum dan hal itu kian membuat Erian takut. Ya, jika Michael mengatakan untuk menghancurkan keluarga Calisto, maka hanya dalam hitungan jam keluarga itu akan benar-benar hancur. Michael masih tak memberi perintah. Namun senyumnya terlihat dingin dan menyiratkan sesuatu.

"Kirim Rex untuk menjemput Putriku. Aku ingin Aozora kecilku baik-baik saja."

Erian mengangguk. "Tuan,"

"Aku mengerti. Mereka tak menyukai Putriku karena mereka pikir Putriku tak pantas bersama Raiden. Aku hanya menungu waktu yang tepat."

Erian mengangguk. Lalu undur diri. Menghubungi Rex dan memastikan bahwa Rex akan menjemput Xeena.

***

Xeena tersenyum senang saat mendapati Rex telah menunggunya. Rex mengambil alih koper Xeena dan tiba-tiba mengenggam hangat tangan Xeena. Xeena menatap tangannya dan tersenyum tipis.

"Kau tahu? Aku akan mendapatkan masalah dengan perlakuanmu."

"Maksudmu?"

Xeena berusaha melepaskan tangannya, namun Rex tetap menggenggam erat. "Rex,"

"Na, aku hanya ingin mengenggam tanganmu."

"Tapi jika ada yang melihat-"

"Lalu kenapa jika mereka melihat?" "Aku bahkan ingin Raiden melihatnya." Batin Rex.

Xeena mengingat hal yang ia lakukan dengan Nathan lalu beralih ada hal yang Raiden lakukan. Xeena menghentakkan tangan Rex namun hasilnya tetap sama. "Kenapa aku selalu bersama kalian yang sama-sama keras kepala!"

"Kita tunggu sebentar disini. Pesawat kita akan berangkat satu jam lagi,"

"Pesawat?"

"Ya, bukankah kau ingin kembali ke London?"

"Kau,"

"Kenapa? Apa aku salah?"

Xeena menggeleng. "Tidak. Terimakasih." Xeena tersenyum lembut saat Rex mengusap puncak kepalanya.

Xeena lega karena akhirnya ia akan pulang ke London. Namun Xeena kembali mendesah kasar saat mengingat bahwa ia tak tahu harus tinggal dimana.

"Kemana aku harus pergi? Dirumah Violette dan Nathan? Itu tidak mungkin. Nathan baru saja mengalami hal buruk. Dan itu karena diriku. Lalu aku harus kemana?"

"Na," panggil Rex pelan.

"Ya?" Xeena langsung berdiri menatap Rex.

Rex tertawa. "Apa yang kau pikirkan? Kau bahkan tak menjawab panggilanku dari tadi."

Xeena menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Apa pesawat kita masih lama?"

Rex melihat jam di pergelangan tangannya sebentar. "Tidak. Kenapa?"

Xeena menggeleng. "Aku hanya ingin cepat pulang."

Rex tersenyum. "Aku sudah melihatnya."

"Apa?" tanya Xeena tak mengerti.

"Kau dan keluarga Chasiel. Maksudku-"

"Ya, dan Raiden memukulnya."

Rex tertawa. Rex tahu kenapa Raiden memukul Nathan. "Ada dua kemungkinan kenapa dia memukul Nathan."

Xeena tak bergeming. Hingga Rex melanjutkan kata-katanya.

"Pertama karena dia cemburu. Kedua-"

"Cemburu? Hah? Yang benar saja." Xeena menggeleng pelan. "Kenapa dia cemburu padaku? Aku akan dengan senang hati memberikan Nathan padanya."


Rex menaikkan alisnya sebelah. Menatap reaksi Xeena akan kata-katanya. Tanpa Rex tahu bahwa Xeena lagi-lagi salah mengartikan kata-katanya. Xeena tetap berpikir bahwa Raiden seorang gay.

"Lalu-"

"Bisakah kita tak membicarakan dia. Itu sangat membosankan."

Rex tertawa kecil. "Na, kau tahu? Dia memukul Nathan karena ia tak ingin siapapun mendekatimu. Karena dia mencintaimu."

Waktu berlalu hingga akhirnya Xeena dan Rex berada dalam pesawat. Rex selalu menatap wajah Xeena yang terlihat tak tenang. Terlihat jelas bahwa Xeena tengah memikirkan sesuatu.

"Kau baik-baik saja?" tanya Rex khawatir.

Xeena tersenyum samar dan mengangguk.

"Kau ingat' kan, Na? Aku selalu ada bersamamu."

Xeena terlihat sedikit ragu. Namun akhirnya menceritakan semuanya. Semua hal yang telah ia alami. Rex menanggapinya dengan serius meski Rex merasa ada sesuatu yang masih Xeena tutupi. Tidak, Rex yakin bahwa Xeena tak menceritakan semuanya. Karena Rex melihat ada kekecewaan yang mendalam di mata Xeena dengan semua perlakuan Raiden padanya.

"Kau mencintainya." putus Rex pada akhirnya setelah mendengar cerita Xeena.

"Tidak. Aku tak mungkin mencintai pria robot sepertinya." Xeena menggeleng kuat dan menyanggah kata-kata Rex. "Dan jika aku mencintainya maka," Xeena diam. Pikirannya melayang. "... maka aku harus melepasnkannya. Karena seperti itulah kontrak itu dibuat." lanjut Xeena dalam hati.

"Benarkah? Kau mungkin tak menyadarinya, Na."

"Tidak Rex."

Rex tersenyum. "Jika begitu, kau bisa tinggal di apartemenku."

Xeena menoleh. "Maksudmu?"

"Bukankah kau tak mungkin tinggal di rumah sahabatmu? Kau sendiri yang bercerita."

Xeena mengangguk.

"Kau juga bilang tak mencintainya. Terlebih dia membuat perusahaan Daddymu bangkrut. Lalu untuk apa lagi kau menunggunya?"

"Kau benar." Xeena mengangguk setuju.

"Lalu kau juga belum memiliki tujuan. Tinggallah di apartemenku selama kau belum memiliki tujuan."

"Tidak, Rex. Aku akan mencari-"

"Na, aku mengatakannya sebagai temanmu. Tak aman untukmu di luar sana."

Xeena tampak ragu.

"Percayalah. Aku tak akan melakukan apapun padamu. Jika kau mau, aku bisa keluar dari apartemenku dan tinggal di kantor selama beberapa hari agar kau nyaman."

"Ti-tidak perlu, Rex. Bagaimanapun itu apartemenmu. Aku tak masalah jika kita satu apartemen. Aku akan mencari tempat tinggal secepat mungkin."

Rex tersenyum. "Jangan ragu untuk meminta apapun dariku jika kau kesulitan."

Xeena mengangguk. Hatinya sedikit lega. Di lain tempat, Raiden menatap layar ponselnya. Lima menit yang lalu salah satu anak buahnya mengatakan bahwa Xeena kembali ke Paris. Raiden sama sekali tak memikirkan itu. Bahwa Xeena akan kembali ke Paris lalu pulang ke London. Raiden bergegas dan memerintahkan semua anak buahnya untuk mencari keberadaan Xeena. Tak hanya itu, Raiden bahkan langsung terbang menuju London melalui pesawat keluarga Calisto.

Berkali-kali Raiden mengetuk-ngetukkan tangannya dengan perasaan kesal. Kepergian Xeena membuat Raiden resah. Terlebih Xeena pergi setelah mendapat perlakuan buruk dari ibunya. Untuk kali ini Raiden merasa penerbangannya terasa sangat lama. Raiden terlihat diam dan kian dingin untuk mengendalikan rasa khawatirnya.

"Kemana kau pergi? Aku harap kau baik-baik saja dan tak tersesat," ucap Raiden lirih.































================================














See you in next time.

Ellina Exsli.

Continue Reading

You'll Also Like

5.8K 389 35
Cinta tidak terbalaskan. Memendam perasaan yang kian menggebu dan menyesakkan. Cinta dalam diam adalah penyakit sesungguhnya baginya. Ini adalah kisa...
1.9M 92.4K 56
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
1M 149K 49
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
1.2M 39.8K 7
(Follow sebelum baca) "You're bastard!!" maki seorang perempuan seraya menampar pipi pria yang dianggap gila di depannya. Pria itu memegang pipinya y...