[END] Angel or Devil : Rewrite

By Ayaka_308

64.1K 6.1K 318

Aku yang menunggumu hingga 300 tahun lamanya..... Aku yang mengingatmu dalam tidurku setiap malamnya.... Aku... More

Prolog
Mine
Accept It
Miss Them
For You
Just Go, Please
Hurt
New Friend
Beside You
Stay
I'm Okay
Second Meeting
Be A Part of Them
Nightmare
A Home?
Change
The Truth
A Friend Indeed
Missing Piece
Dying
New Story
End War
You and I

Meet Again

5.3K 405 11
By Ayaka_308

" Baiklah Luciel. Biar aku jelaskan dari awal. Emmm..... Sejauh yang kami amati kamu memang Luciel, teman kami di masa lalu sebelum kita berpisah karena suatu hal. Tanda lahir yang kamu miliki dengan Luciel yang kami kenal sama persis, jadi tidak salah lagi kamu adalah Luciel. Namaku Yuka dan kakak kembarku namanya Yuras. Kamu berada di sekolah milik seseorang yang kami kenal, dan kami juga tinggal disini. Mulai sekarang kamu juga akan tinggal disini sesuai persetujuan Paman Louis, pemilik sekolah ini. Apa kamu bisa menerimanya?" tanya Yuka sambil memandang khawatir wanita -ehem- pria manis yang menggnguk pelan sebagai jawaban. Sudah sebulan dia dirawat oleh mereka, sehingga perlahan lelaki itu mulai terbiasa dengan keadaan disekitarnya.

" Dan kamu bilang kamu ingin sekolah bersama Yuka dan Yuras kan? Aku bisa melakukannya untukmu" tawar lelaki berwajah ramah itu, Louis, sambil mengusap pelan rambut Luciel.

Lagi-lagi Luciel mengangguk. Dia tahu Yuka san Yuras bergantian tidak sekolah hanya karena menjaganya sebulan ini. Jadi, jika hanya pergi ke sekolah rasanya bukan masalah besar untuk Luciel. Dia juga mulai terbiasa dengan tongkat yang kini selalu ia bawa dan papan hapus yang melingkar erat di lehernya.

Tidak disangka, selama sebulan ini mereka mengajari Luciel anak itu ternyata dapat dengan mudah menyerap semua pelajaran. Bahkan, Luciel sudah hafal tata letak ruangan dan huruf ataupun benda yang berada disekitarnya. Lebih menakjubkannya lagi, Luciel mampu membaca buku biasa hanya dengan merabanya. Tidak masuk akal memang, tapi tangannya yang memang sensitif mampu membaca guratan tinta yang terdapat dalam tulisan, membacanya dan mendapat ilmu layaknya anak biasa.

Louis tersenyum kecil. Anak didepannya ini memang sangat manis. Dia mengambil setelan seragam yabg telah ia siapkan dan menaruhnya ditangan Luciel, membiarkn pemuda itu meraba seragam barunya.
Yuka bangkit dengan semangat untuk mengganti pakaian Luciel  yang segera dihentikan Yuras dengan pegangan tangan.

" Biarkan aku yang mengganti pakaiannya. Kita kan sama-sama lelaki" peringat Yuras sambil menggiring Luciel ke kamar mandi. Sudah merupakan rutinitas setiap hari bagi mereka untuk memandikan lelaki manis itu.

Ya.... Sebenarnya hanya Yuras yang memandikan Luciel, sementara Yuka yang mendadaninya.

" Kak! Lihat apa yang kuperbuat ada Lulu! Dia terlihat saagat manis kan?" ujar Yuka semangat menunjukan Luciel yang telah ia dandani dengan semangat. Sebenarnya yang ia lakukan hanyalah mengepang rambut Luciel namun akhirnya?

Baiklah. Luciel kini tengah memakai kemeja putih pendek yng dibalut oleh vest dan celana panjang merah untuk bawahannya. Rambutnya yang panjang Yuka kepang karena mereka memang tidak tega memotong rambut yang begitu indah seperti milik Luciel. Pipinya merona dan bibirnya merah delima, masih sama persis seperti sosoknya 300 tahun yang lalu.

Ya, Luciel memang telah tertidur selama 300 tahun. Ditunggu kebangkitannya oleh Liffus yang masih belum menyadari keberadaan Luciel.

" Argh! Andai saja kakak nengijinkanku untuk menakaikan Luciel rok. Dia bahkan tidak terlihat seperti lelaki kak! Sejak dulu dia memang tidak pernah berubah!" jerit Yuka frustasi, sementara Yuras hanya mengabaikannya. Lelaki itu masih fokus memandaagu wajah Luciel yang merona hebat.

Srek

Srek

Pandangan mereka kini ditujukan pada Luciel yang sibuk menulis sesuatu di papan hapusnya.

'Bisakah kalian memberitahu bagaimana penampilanku?' Tulis Luciel malu-malu. Dia takut penampilannya tidak cukup bagus untuk sekolah nanti. Bukannya gengsi, Luciel hanya tidak ingin melihat Yuka atau Yuras malu saat berjalan dengannya nanti.

" Wajahmu putih seperti salju dan hidungmu mancung sempurna. Bibirmu merah layaknya mawar dan rambutmu hitam layaknya malam. Yuka baru selesai mengepang rambutmu kebelakang. Wajahmu sempurna Luciel" kali ini giliran Yuras yang bicara. Louis yang masih ada disana bahkan terkejut mendengar Yuras yang terkenal dingin memuji seseorang selain adiknya sejauh itu.

Lagi-lagi pipi Luciel merona layaknya baru selesai direbus. Dirinya bahkan terlihat imut saat Yuka dengan semangat menarik tangannya dan kakaknya untuk segera berangkat kesekolah.

-

-

Mata merah itu berkilat terang saat tubuhnya merasakan kumpulan energi aneh dari satu kastil di tempat yang dilaporkan Gin mengalami lonjakan kekuatan aneh yang dipercaya milik Luciel. Bagaiman bisa adik tersayangna terdampar disini? Liffus menggeram marah dan melembut saat matanya nenangkap sosok yang ia rindukan.

Sosok yang selalu menghampiri mimpinya selama 300 tahun terakhir ini.

Luciel.

Cintanya,

Hidupnya,

Jiwanya,

Segalanya bagi Liffus.
Sosok kesayangannya itu tenggah menangis di sebuah taman dengan tongkat yang dipengang erat ditangan halusnya itu. Kening Liffus berkerut, siapa yang berani menyakiti adiknya saat lelaki itu bahkan baru bangun? Apa dia ingin Liffus lempar ke neraka?

Liffus turun dengan cepat dan menghilangkan sayapnya. Dengan seluruh perasaan cintanya dia memeluk tubuh Luciel erat, tidak peduli dengan beberapa manusia yang kini menonton mereka. Toh, jika ada yang berani menatapnya tidak suka pun, Liffus tidak akan ragu lagi untuk membakar mereka dengan kekuatannya.

" Akhirnya kakak mampu menyentuh sosokmu lagi Luciel. Apa Luciel tidak tahu betapa tersiksanya kakak tanpamu hmm?"

Tidak ada jawaban dari adiknya. Setelah puas Liffus melepaskan pelukan mereka dan menatap Luciel penuh selidik.

" Ada apa Luciel? Apa ada yang sakit? Kenapa kamu menagis sayang?" tanya Liffus lagi. Setelah 300 tahun mereka berpisah kenapa adiknya menjadi pendiam begini huh?

Setelah tersadar dari rasa terkejutnya, Luciel segera menulis sesuatu di papan hapusnya.

' anda siapa? maaf saya tidak mengenal anda. Mungkin ini efek hilang ingatan tang dibicarakan Yuras'

Liffus mengkerut tidak suka. Apa adiknya marah sehingga tidak lagi mau mengeluarkan suara indahnya?

" Luciel.... Bicara padaku sayang. Apa Luciel marah karena kakak telat menjemputmu? Jangan bercanda mengenai hilang ingatan Luciel"

Luciel menulis sesuatu lagi di papannya.

' Aku tidak bisa bicara dan melihat Tuan. Bagaimana bisa saya mengenali Ada? Dan maaf, saya benar-benar tidak mengingat apapun'

Bolehkah Liffus mengutuk Tuhan kali ini? Setelah penantian lamanya dan ini yang ia dapatkan? Adiknya yang buta dan bisu?

Sebenarnya apa salah Luciel sampai dia harus menanggung derita sebesar itu?! Luciel bahkan selalu bersikap baik walaupun dibesarkan dalam kaum iblis hell!

" Lulu!"

Belum selesai rasa kesal Liffus, kini seorang wanita dengan pria dibelakangnya berjalan mendekati Luciel. Si perempuan cantik itu segera merapatkan Luciel kepelukannya sementara si lelaki memandang Liffus curiga. Sudah pasti mereka adalah Yuka dan Yuras.

" Kenapa kamu tiba-tiba menghilang? Dan oh, kenapa kamu menangis? Apa ada yang membullymu Lulu? Katakan padaku siapa dia dan akan kuhajar mereka!" geram si perenpuan berani.

" Apa kamu yang melakukan ini pada Luciel?" taaya Yuras yang masih menatap tajam Liffus yang memandangnya tidak kalah tajam.

" Akulah yang seharusnya marah disini. Bagaimana bisa adikku ada ditanganmu huh?"

Sekeras apapun Liffus mencoba menahan amarahnya, langit tetap menjadi gelap dan getaran kecil mulai terasa dibawah bumi. Belum habis masalah dimana Luciel melupakannya, kini dua orang entah darimana malah muncul menghalangi pertemuannya dengan Luciel.

" Adik?" ulang Yuras heran. Jangan bilang dia adalah Lii-nii yang selalu Luciel panggil saat bermimpi buruk!

" Jangan berpura-pura bodoh! Jangan bilang kalian ada para sialan yang akan-"

Plak

Demi Hellain dan dunia Neraka! Luciel baru saja menampar pipi Luciel yang membuat semua orang -plus penonton yang berkumpul disekeliling mereka- terkejut melihat kelakuan pemuda tersebut.

Seorang anak baru yang buta dan bisu baru saja menampar lelaki tampan antah berantah yang bertengkar untuk memperebutkannya! Dia pikir dia siapa huh?!

Lupakan fakta wajahnya yang cantik jauh melebihi wanita biasa. Dia tetap saja tidak tahu diri! Apalagi yang menjadi lawan bertengkarnya juga Liznoel bersaudara yang terkenal!

" Lu-"

Sebelum Liffus dapat menyelesaikan kata-katanya, lelaki itu segera menulis di papannya dan mengarahkan papan tersebut agar bisa dibaca Liffus dengan tatapan berkaca-kaca.

' Maafkan aku Tuan. Tapi aku tidak akan tahan jika seseorang menghina keluargaku. Tolong maafkan aku sekali lagi'

Bolehkah Liffus mencekik Hades sekarang? Setelah dirinya dibuat menunggu selam 300 tahun dan dibuat bahagia oleh pertemuan keduanya dengan sang adik, kini dia harus ditampar kenyataan bahwa adiknya jelas-jelas menolaknya?

Jika diijinkan, Liffus akan memporakpandakan dunia saat ini juga.

Luciel menarik lembut tangan Liffus setelah dengan susah payah tangannya meraba tangan Liffus yang termenung layaknya patung.

' Tuan bilang saya adik tuan? Maaf tapi bagainana bisa saya mempercayainya? Kemana saja anda selama ini saat saya sampai ditemukan di danau beku dalam keadaan mengenaskan?'

Lagi-lagi Liffus merasa hatinya sakit saat membaca tulisan adiknya. Haruskah dia mengatakan bahwa adiknya itu dalam masa renkarnasi sehingga sulit untuk melacaknya kembali? Haruskah Liffus mengatakan betapa rindunya dia terhadap pujaan hatinya? Haruskah Liffus katakan betapa hancurnya ia saat adiknya itu menghilang?

Tunggu. Liffus merasakan kejanggalan dalam tubuh adiknya. Jangan bilang,

" Dia.... Buta?" tanya Liffus entah pada siapa. Hatinya hanya bisa berteriak bahwa semua yang ia katakan itu sebuah kesalahan.

" Juga bisu. Kami menemukannya di danau dalam keadaan seperti itu. Dia.... Juga kehilangan ingatannya. Tentang Anda, dan juga tentang....... Kami" kali ini Yuka yang menjelaskannya. Dia tidak tahan lagi melihat wajah penuh kehancuran milik lelaki gagah itu. Tidak bisa Yuka bayangkan lelaki sepertinya hidup hanya untuk menunggu Luciel untuk ditemukan.

Walaupun dia masih penasaran bangsa apa mereka sebenarnya, karena sungguh sangat tidak mungkin bagi seorang manusia untuk hidup dalam jangka waktu selama ini.

Air mata itu jatuh begitu saja. Tidak peduli yang melihatnya kini manusia atau bukan, Liffus kini menangis didepan mereka. Dirinya merasa gagal sebagai seorang kakak. Kenapa renkarnasi adiknya harus sehina ini? Kenapa dia tidak bisa mendapatkan yang lebih baik? Apa ini karena dirinya mengatakan bahwa ia membenci mata biru Luciel? Mata indah yang sejernih angkasa luas?

Oh ya, jangan khawatir mengenai manusia yang mungkin berada disekolah. Dengan tatapan Yuras semua daribmereka tiba-tiba saja menghilang dari sekitar.

" Maafkan aku...."

" Maafkan aku Luciel. Aku adalah kakak yang buruk"
Liffus tidak peduli statusnya sebagai Pangeran dan Putra Mahkota yang berlutut didepan manusia. Liffus hanya ingin sang adik memaafkan kesalahan bodohnya. Dia menangis, meratapi betapa tersiksanya sang adik sekarang.

Luciel ikut beraimpuh didepan Liffus. Hatinya melembut setelah mendengar tangisan lelaki itu. Lagi-lagi tanganya mencoba untuk menyentuh wajah Liffu setelah meraba-aba udara.

' Permintaan maaf diterima. Bagiku tidak mungkin ada orang yang merasa sehancur ini untuk orang yang bukanlah siapapun. Aku senang ternyata banyak orang yang peduli padaku.'

Senyum Luciel yang mengembang berhasil meluluhkan hati Liffus yang tengah berkecamuk. Liffus menyentuh pipi Luciel pelan, merasakan sensasi hangat dalam kulutnya yang halus. Sangat berbeda dengn dirinya yang murni berdarah dingin.

" Mari pulang Luciel. Mari pulang kerumah kita di Hellain"

Liffus berucap pelan tanpa mempedulikan kedua eksistensi lain yang terlonjak kaget.

Sedangkan Luciel sendiri, dia bingung harus menjawab apa. Karena baginya, keluarga yang sebenarnya adalah Yuka dan Yuras, mungkin Paman Louis tapi dia tidak mengenal lelaki yang menangis didepannya ini. Jadi, haruskah dia menerima tawaran ini?

" Terimalah ajakannya Lu. Dia.... Aku yakin dia memang kakakmu." Kali ini giliran Yuras yang bicara. Walaupun tanpa Luciel sadari, ia tengah menelisik penampilan Liffus.

Luciel bungkam mendengar penuturan kedua kembar itu. Apa mereka berdua sebenarnya kesusahan merawat Luciel? Ah benar juga sih, dia kan tidak bisa melakukan apapun. Sama seperti apa yang wanita entah siapa itu katakan tadi.

Luciel mengangguk pelan, sedikit tidak rela harus dilepas untuk orang yang baru baginya. Walaupun Luciel tahu dia memang bukan orang jahat, tapi tetap saja dia baru mengenal orang itu kurang dari satu jam. Bagaimana bisa sekarang mereka harus tinggal bersama?

Liffus terlalu senang untuk sekedar mempedulikan kegusaran Luciel. Dia mengangguk kecil sejenak pada Yuras dan Yuka dan segera memeluk Luciel untuk membawanya pergi dari sana. Tentu saja sebelumnya, Liffus membacakan mantra pelupa untuk kedua orang itu.

Namun diperjalanan antar dimensi ruang, Liffus sempat bingung dengan apa yang seharusnya ia katakan saat bertemu dengan Luciel tadi. Sepertinya tadi dia melihat ada yang salah dengan adik kecilnya itu, namun Liffus lupa apa hal yang salah itu.

Sepertinya dia lupa alasan mengapa Luciel menangis sendirian di taman tadi.

Makin aneh aja ni cerita😂😂

Maaf ya kalau gak sesuai harapan. Saya lagi banyak tugas jadi bawaannya labil terus😭

Typo atau kegajean lain, saya harap kalian memaafkan semuanya....

Boleh tuh vote dan comment untuk nambah semangat saya. Dan saya juga selalu berharap kalian setia sama saya#ceileh

Segitu dulu aja deh, sampai ketemu di next chapter ya~

Continue Reading

You'll Also Like

960K 65.4K 34
"kenapa foto kelulusanku menjadi foto terakhirku.."
2.5M 136K 73
❝Diam menjadi misterius, bergerak menjadi serius.❞ -Liona Hazel Elnara Genre: 1. Drama Psikologis 2. Thriller / Suspense 3. Action 4. Romance 5. Crim...
212K 1.1K 9
nina and papa (21+)
2.8M 225K 44
Kalisa sungguh tidak mengerti, seingatnya dia sedang merebahkan tubuhnya usai asam lambung menyerang. Namun ketika di pagi hari dia membuka mata, buk...