Sister Its Not Visible

By aratiaralan

8.7K 688 96

BERBEDA ALAM (Season II) Via ber-Reinkarnasi. Tahukah Ralden mengenai Reinkarnasi? Pasalnya, Lorra Alisia, ga... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15 a
Part 15 b
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19

Sister Its Not Visible

1.4K 62 3
By aratiaralan

Di jam Istirahat ini, yang aku lakukan hanya lah tertawa. Tertawa karena melihat salah satu temanku sedang dijahili oleh kakak. Dia seorang gadis yang merupakan teman khayalanku dari dunia lain, tak ada yang perlu diperhatinkan berteman dengan hal-hal ghaib sepertinya, karena menurutku tak semua hantu jahat, justru ia adalah salah satu penasihat terbaik selain ibuku, aku sangat menyayanginya, aku bahagia memilikinya karena aku memang menginginkan seorang kakak, tetapi nyatanya aku adalah seorang anak tunggal dan mempunyai seorang adik perempuan.

BRAKK!

Aku terlonjak kaget saat kulihat Adel sedang melototiku dengan tajam, aku kembali tertawa saat kakak berdiri dibelakangnya dan mulai menjahilinya kembali, tunggu.. kali ini ia menyentil telinga Adel dengan kencang, aku sudah tak tahan, tawaku meledak begitu saja melihat wajah si Adel yang sedang meringis kesakitan.

‘’LORRA!!! Hentikan tertawamu, gendang telingaku hampir saja robek!’’Bentak Nurita, salah satu gadis dengan porsi makan terbanyak dikelasku, lihat saja bodynya hampir mirip galon, aku mengalihkan pandanganku pada kakak, memberikan ia kode untuk memberhentikan aksi jailnya tehadap teman-temanku, ia menurut dan duduk disampingku, aku tersenyum melihatnya ia membalas senyumku, wajahnya sungguh cantik hanya saja ada sedikit garis-garis luka di wajahnya. Setiap harinya ia memakai pakaian serba putih dengan rambut tergerai dan wajah yang pucat, ia seperti kuntilanak, tapi tak ada satu pun kuntilanak secantik wajahnya, aku saja sampai iri melihatnya. Lamunanku terburai saat kakak meniup-niup tengkuk leherku, aku bergidik karena merinding, hal seperti ini lah yang sering dilakukannya.

‘’Kau hobby sekali membuatku merinding’’kataku, ia tertawa kecil.

‘’Kau terpesona melihat wajahku bukan?!''katanya sambil menaik turunkan alisnya, aku segera menepok jidatku, Astaga! aku lupa ia bisa membaca fikiran, begitu juga denganku, tetapi aku tak tau mengapa aku tak bisa membaca fikirannya.

''Yah, terserah kau saja lah''aku mengendus kesal, untuk yang kesekian kalinya aku lupa bahwa ia dapat membaca fikiran orang.

''Bagaimana dengan pendengaranmu?''tanya kakak.

''Mulai membaik, aku dapat mendengarmu dengan jelas sekarang''jawabku, ia tersenyum kecil.

''Sepertinya Indra mu bertambah tajam''katanya.

''Yah, mungkin. kak-''kuperlambat ucapanku, karena aku ingin mengucapkan sesuatu padanya.

''Iya?''

''Aku sangat menyayangimu, aku bahagia memiliki kakak bijak sepertimu'' mataku mulai berkaca-kaca, ia terenyuh mendengar ucapanku.

''Aku bahagia mempunyai seorang adik penyabar sepertimu, aku bahagia jika kau bahagia Lorra'' aku tersenyum mendengar ucapannya, air mataku mengalir begitu saja, bahagia.. aku bahagia memilikinya. jika boleh, aku ingin sekali memeluknya atau sekedar menyentuhnya tapi sayang kami berbeda.

''Aku ingin merasakan menjadi sepertimu kak''

''Jangan Lorra, jadi hantu tidak lah enak, kau harus tetap menjalani hidupmu dan memanfaatkan kelebihanmu untuk sekedar menolong orang lain'' aku menatapnya sekali lagi, wajahnya datar, kalimat pendek yang baru saja dilontarkannya membuatku sadar bahwa aku masih memiliki keluarga.

''Baiklah, aku menyayangimu kak'' kataku sekali lagi, ia mengangguk dan tersenyum.

''Hei, Lorra. Sudah selesai kau dramanya? dasar gila'' aku mengalihkan pandanganku pada Nurita, ia memang menyebalkan, aku tak menggubris ucapannya.

Bel berbunyi, mempertandakan jam Istirahat sudah selesai, para siswa-siswi SMA ini segera memasuki kelasnya, begitupun dengan aku. Seperti biasa, aku selalu duduk sendiri dibangku paling belakang meskipun bangku ini ada dua tapi tak seseorang pun yang mau duduk bersama denganku, miris sekali hidupku. Ah lagi pula aku punya kakak yang selalu ada disampingku, hari ini adalah jam pelajaran khusus matematika, salah satu pelajaran yang tak kusukai begitupun dengan gurunya, tapi tunggu.. ia datang tidak sendirian, melainkan dengan seorang gadis yang aku pikir pasti ia adalah anak baru. Benar saja, Bu Lestari. Guru Matematikaku, memperkenalkan gadis yang berada disampingnya, ia merupakan pindahan dari Surabaya, sedangkan sekolahku ini bernama SMA Citra Bakti.

‘’Baiklah, Arneta silahkan kamu duduk ditempat yang masih kosong'' kata Bu Lestari.

Arneta Putri. jadi itu lah nama si anak baru, ia mulai berjalan ke arah bangkuku, wajahnya datar, aku memperhatikannya dengan seksama mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala. penampilannya tidak begitu menarik, ia terlihat anak yang tomboy dan pendiam, ah mungkin aku bisa berteman dengannya, pikirku. kakak melirikku, lalu membisikkan sesuatu padaku.

''Sepertinya dia bisa melihatku, dari tadi dia terus melirikku!'' itu lah isi bisikkan si kakak kepadaku, seketika wajahku berbinar-binar, akhirnya aku memiliki teman yang mempunyai kelebihan sepertiku.

***

''Ah, lelah sekali rasanya hari ini'' aku mebanting tubuhku ke atas ranjang, sambil memandang langit-langit kamarku, kakak ikut berbaring disampingku.

''Kenapa kau tidak baca fikirannya saja!'' kataku pada kakak.

''Sudah, aku sudah membacanya bahkan tadi aku sedikit mengobrol dengannya!''

''Lalu, apa yang kau lihat dari fikirannya?''tanyaku.

''Ia memang sama sepertimu, ia suka menyendiri dan sulit beradaptasi, berbeda denganmu''jawabnya, aku menghela nafas sebelum menjawab ucapan kakak.

''Lalu mengapa ia seperti itu, aku sendiri tak terlalu sulit untuk beradaptasi dengan orang lain''

''Entahlah, sepertinya ia tertekan'' ia menghilang seketika, mungkin ia ada urusan, pikirku.

***

Arneta POV

Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah baru, aku pindah ke Cikarang ini karena mengikuti kedua orang tuaku, tak ada perasaan sedih karena meninggalkan teman-temanku di sana, justru mereka malah senang, aku memang si gadis pendiam dan aneh, tingkahku benar-benar aneh, itu lah yang membuat mereka tak meyukaiku, dan akhirnya aku menjadi gadis pendiam, mungkin karena kelebihan yang kumiliki. untuk pertama kali aku memasuki kelas 11 murid-murid disana dan Surabaya memang sama saja, suka memilih-milih teman. tapi seorang gadis cantik dan duduk di paling belakang mungkin hanya dia yang berniat berteman denganku, tak hanya itu aku juga melihat seorang gadis canti yang umurnya lebih tua dariku, dia cantik, sangat cantik aku rasa ia merupakan kakak si gadis yang disebelahnya, mungkin aku harus berkenalan dengannya. dan sedikit melupakan sifat pendiamku, jadi ga sabar menunggu hari esok untuk berkenalan dengannya.

''DORR!!'' Seseorang mengagetkanku.

''Ralden! kau selalu mengagetkanku!'' aku memandangnya dengan sebal, cowok tampan ini yang selalu menemaniku, yah walaupun dia hantu aku sangat mengagumi ketampanannya dan hatinya yang baik.

Flashback On

Seorang gadis menangis tersedu-sedu di danau, tempat ini lah yang ia kunjungi saat hatinya terluka, terluka karena hinaan para tetangga dan teman-temannya, ia dianggap gila, ia diasingkan, dan dikucilkan. hanya keluarganya lah saat ini yang mengerti dirinya, tiba-tiba seberkas cahaya menyinari hamparan air didanau itu, ia mengelap air matanya lalu memfokuskan matanya pada cahaya itu, lama kelamaan cahayanya memudar hingga menampilkan seorang laki-laki tampan dengan pakaian serba putih sedang tersenyum kearahnya, tiba-tiba ia salah tingkah tak tau apa yang harus dilakukannya, laki-laki itu menghampirinya lalu duduk disamping gadis itu.

''Kenapa kau menangis Arneta Putri?''tanya laki-laki itu, mata gadis itu melebar seketika, dari mana ia tahu namanya?

''Da..dari mana kau tahu namaku?''tanya gadis bernama Arneta itu.

''Kau tak perlu tahu, yang jelas sekarang ini aku akan terus bersamamu dan mengembangkan kelebihanmu itu untuk menolong orang lain!''jawabnya.

''Semua percuma!! yang mereka lakukan hanya lah menghinaku dan terus menghinaku'' aku mulai menaikkan nada bicaraku seiring ingatanku terhadap perbuatan mereka, tanpa sadar air mata terus mengalir dari kelopak mataku, ia hanya tersenyum kecil.

''Kau hanya perlu bersabar''katanya, aku mengelap air mataku dengan kasar.

''Sudahlah jangan menangis, coba lihatlah ini!''suruhnya, ia mengarahkan telapak tangannya ke arah batu, tiba-tiab batu itu melayang, bola mataku membesar seketika diiringi wajah yang berbinar-binar.

''Bagaimana kau bisa melakukan itu?''tanyaku.

''Semua hantu dapat melakukan ini''jawabnya.

''Apakah kau mau mengajariku?''tanyaku lagi, beberapa menit kemudian ia terdiam, wajahnya memancarkan kesedihan yang amat dalam, sepertinya ia sedang mengingat seseorang.

Bersambung*

Komen + Votes sangat ditunggu.

Continue Reading

You'll Also Like

257K 704 6
(FIKSI) Vivi terbangun dari tidurnya dalam kondisi tanpa busana... cairan lendir yg masih merembes dari Lubang surgawi miliknya membuat gadis itu pah...
190K 10.5K 35
Reina Amora, gadis berparas ayu khas pribumi, salah satu yang beruntung diterima di Black Campus melalui jalur beasiswa, kehidupan damai berubah begi...
0 8K 9
(FIKSI) Lulu,gadis manis bertubuh indah menikah dengan jin,bukan untuk "pesugihan" tapi untuk "perlindungan"
1.9M 142K 49
Aqila harus mengahadapi kenyataan kehilangan anggota keluarganya satu-persatu, akibat pesugihan. Entah siapa yang tega melakukan itu. Dia hanya bisa...