Calvin

By Tikiadinda

84.9K 4.1K 781

Calvin Pratama cowo bad boy yang cuek, datar dan penuh dengan teka-teki tapi di sisi lain dia punya sikap yan... More

Prolog
01
02
03
04
05
06
07
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
▪Q&A▪
19
20
21
22
23
24
25
26
infoo
guuysss

08

2.5K 156 23
By Tikiadinda


CALVIN


-Happy Reading-


-----


Perkataan itu sukses membuat Alana tidak bisa tertidur. Setiap kali memejamkan mata perkataan Calvin tadi terus saja terbayang-bayang di kepalanya, jantungnya terus berdebar kencang membuatnya gelisah tanpa alasan yang pasti.

Alana tidak henti-hentinya tersenyum, sejak masuk ke dalam rumah sampai sekarang senyum di bibirnya tidak pernah pudar dari wajah cantiknya.

-Alana Pov-

"Kenapa dia harus ngomong kayak gitu sih? Apa maksudnya coba?"

"Arghh!! Dasar nyebelin."

"Alana tenang! ya gue harus tenang, bisa aja Calvin hanya ingin mempermainkan gue, atau mungkin dia hanya bercanda."

Aku turun dari tempat tidur dan mengambil novel yang belum selesai aku baca, aku memutuskan membaca novel, mungkin dengan membaca novel pikiranku bisa teralihkan.

"Konsen Alana! Argh! Kalau kayak gini terus lama-lama gue nggak bisa tidur sampai pagi."


Aku membaringkan tubuhku dan mencoba memjamkan kembali mataku dan menutup wajahku dengan bantal.


------


"Calvin keluar kamu! Sekarang cepat kamu ke lapangan, lari keliling lapangan 10 putaran." Ucap ibu Lola karena lagi-lagi Calvin tidak mengerjakan tugas dari bu Lola.


Calvin bangkit dari duduknya tanpa mengucapkan sepatah kata pun dengan muka datarnya dan langsung meninggalkan kelas.


Reno hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Calvin yang meninggalkan kelas.


Kalau biasanya Calvin mengabaikan hukuman nya, tidak dengan hari ini, Calvin memilih untuk menjalankan hukuman nya.


Setelah selesai Calvin langsung kembali ke kelas dengan rambut acak-acakan dan sedikit basah tetapi membuatnya terlihat ganteng. Ia sama sekali tidak memperdulikan tatapan teman-teman kelasnya dan langsung menjatuhkan bokonya di tempat duduknya.

"Vin kayak nya gue harus ngingetin lo, kalau lo itu punya temen yang super-duper pintar." Ucap Reno.

"Nggak perlu!" Ucap Calvin dengan muka datarnya.

"Mungkin aja lo lupa kalau sahabat lo ini pintar!" Ujar Reno dengan bangganya.

"Kenapa tadi lo nggak bilang kalau tugas lo belum selesai? Lo kan bisa nyalin tugas gue, gue jadi kasian sama lo Vin." Ucap Reno dengan raut wajah pura-pura sedih, padahal Reno tau kalau Calvin bisa mengerjakan tugas nya sendiri, ia hanya ingin meledek Calvin.

Calvin menatap Reno dengan tatapan ingin membunuh nya, sedangkan Reno yang ditatap seperti itu hanya senyum-senyum.

Sampai sekarang Alana masih terus memikirkan perkataan Calvin semalam yang sukses membuatnya tidak bisa tidur, untung saja dia sudah menyelesaikan tugasnya.

"Alana lo lagi mikirin apaansih?" Tanya Reviska karena melihat Alana yang terlihat tidak fokus dengan pelajaran.

"Hah! Lo tanya apa tadi Revi? " Tanya Alana karena sepertinya tidak terlalu mendengarkan pertanyaan Reviska.

"Lo lagi mikirin apaan? Gue perhatiin, lo kayak lagi mikirin sesuatu! " Ucap Reviska.

"Nggak kok! Gue nggak lagi mikirin sesuatu." Ucap Alana tersenyum kepada Reviska.

Reviska mengangguk tanda mengerti dengan ucapan Alana.

"Aduh kok gue jadi kayak gini sih? " Batin Alana sedikit memijat dahinya.

"Alana kamu ikut ibu ke ruang Guru." Ucap ibu Lola tiba-tiba, membuyarkan lamunan Alana.

"Ha! Iya bu!" Ucap Alana kebingungan.

"Lo kenapa di panggil sama ibu Lola?" Tanya Reviska berbisik.

"Nggak tau!" Ucap Alana mengangkat kedua bahunya.


------


Alana sedang berada di ruang Guru sekarang. Lebih tepatnya ia sedang duduk di depan ibu Lola, menunggu apa yang akan ibu Lola bicarakan.

"Alana ibu ingin kamu jadi pembimbing Calvin." Ucap ibu Lola to the point.

"Maksud ibu?" Tanya Alana tidak mengerti dengan ibu Lola.

"Ibu mau kamu ngajarin Calvin fisika, nilai dia benar-benar hancur, dan dia jarang sekali masuk mata pelajaran fisika."  Ujar ibu Lola.

"Maaf bu, tapi kenapa Alana?" Tanya Alana.

"Karena ibu lihat nilai fisika kamu tinggi, ibu yakin kamu pasti bisa."

"Kenapa harus gue sih? Batin Alana.

Alana hanya mengangguk terpaksa mengiyakan permintaan ibu Lola. "Iya bu!"

"Mulainya setelah kamu ikut olimpiade karena kamu juga harus fokus belajar."

"Iya bu!" Ujar Alana.


------


Reviska sedang duduk sendiri di kantin. Sekarang dia sedang menunggu Alana sambil minum es jeruk yang dibelinya tadi. Di tempat yang sama terlihat Calvin dan kedua temannya yang sedang menikmati makanan mereka.

"Ren, yang bakalan ikut olimpiade matematika lo kan?" Tanya Revan kepada Reno.

"Iya Van! Kenapa? Lo pasti bangga kan sama gue?" Tanya Reno balik.

"Biasa aja!" Ucap Revan yang membuat Reno melongo mendengar ucapan nya.

"Makanya jadi orang itu nggak usah kepedean!" Ucap Calvin menoyor kepala Reno.

"Lo berdua itu harusnya bangga punya temen yang berprestasi kayak gue!" Ucap Reno membanggakan dirinya sendiri.

"Iyain aja Vin, kasian Reno nya." Ujar Revan menahan tawanya.

Calvin mengangguk mengiyakan ucapan Revan dan matanya terus menatap ke arah meja Reviska.

Reno hanya mendengus mendengar ucapan Revan lalu memakan makanan nya kembali dengan kesal.

"Gue kesana bentar!" Ujar Revan bangkit dari duduknya lalu melangkah menuju meja Reviska.

"Alana kemana kok dia nggak ke kantin?" Tanya Revan setelah berada di depan meja Reviska, membuat Reviska menatapnya.

"Di ruang guru, tadi dia di panggil sama ibu Lola." Ucap Reviska.

Revan menganggukan kepalanya tanda mengerti lalu menarik kursi didekat Reviska dan menjatuhkan bokongnya.

"Mungkin ibu Lola ingin membicarakan tentang olimpiade yang akan di ikuti Alana." Ucap Reviska setelah Revan duduk.

"Lo kenapa cari Alana?" Tanya Reviska.

"Nggak papa! Kepo banget sih." Ujar Revan.

"Lo suka ya sama Alana? " Tanya Reviska menunjuk ke arah wajah Revan.

"Nggak!" Ucap Revan menepis tangan Reviska.

"Ngaku aja kali Van, lo nggak bisa bohong sama gue, kita udah sahabatan lama dan gue tau semua tentang lo." Ujar Reviska.

"Tapi sayangnya kali ini lo salah besar." Ucap Revan berbohong lalu menjitak jidat reviska.

"Aw! Sakit tau." Ucap Reviska kesal dan menyentuh jidatnya.

Tebakan Reviska memang benar, Revan memang sudah menyukai Alana, Tatapi Revan tidak mau temannya mengetahui hal itu apalagi Calvin, karena Revan tau Calvin suka sama Alana, Revan memang belum lama mengenal Calvin tetapi dia bisa melihat cara Calvin memandang Alana itu berbeda.

"Hai! Lagi ngomongin apaan kayak nya serius banget." Ucap Alana lalu mengambil duduk di sebelah Reviska.

"Lagi ngomongin lo!" Ucap Reviska dengan entengnya.

"Hah! Gue?" Tanya Alana tidak mengerti.

"Iya! Bukan gue sih, tapi Revan, dia nyariin lo katanya ada yang pengen dia omongin sama lo." Ucap Reviska membuat Revan melotot melihatnya.

"Gue kirain ada apaan." Ucap Alana.

"Mau ngomong apa Van?" Tanya Alana

"Emm.. Itu, gue mau ngomong kalau gue mau minjem buku lo, iya gue mau minjem buku lo." Ucap Revan dengan raut wajah yang sulit di artikan.

Melihat ekspresi wajah Revan membuat Reviska mati-matian menahan tawanya.

"Rasain!" Batin Reviska tersenyum.

Pandangan Calvin tidak pernah lepas dari meja yang berisi tiga orang yang terlihat sedang asyik mengobrol dan sesekali tertawa bersama, mereka bertiga terlihat begitu dekat. Mereka adalah Alana Reviska dan Revan.

Mata Alana tidak sengaja melihat sosok yang membuatnya tidak konsen belajar tadi. Dan tatapan mereka bertemu, kedua mata Calvin terus menyorot Alana dari kejauhan, untuk beberapa saat mereka bertatapan sampai Alana mempalingkan pandangan nya.

"Lo mau kemana?" Ucap Reno yang melihat Calvin bangkit dari duduknya.

"Ada urusan bentar!" Ucap Calvin beranjak dari hadapan Reno.

"Gue mau bicara sama lo!" Ucap Calvin setelah berada di depan meja Alana.

"Mau Ngomong apa? " Tanya Alana.

"Ikut gue bentar!" Ucap Calvin langsung menarik Alana keluar dari kantin tanpa menunggu persetujuan Alana.

"Lo hobi banget ya narik-narik orang?" Tanya Alana saat mereka sampai di rooftop, Calvin membawa Alana ke rooftop.

"Nggak! Tapi kalau lo nanya apa gue hobi narik-narik lo gue bakalan jawab iya." Ucap Calvin tanpa mempalingkan wajahnya ke Alana.

Alana menggigit bibir bawahnya menahan senyum dan berusaha menetralkan detak jantungnya mendengar ucapan Calvin barusan.

"Jadi lo mau ngomong apa?" Tanya Alana mengalihkan pembicaraan mereka.

"Nggak ada!" Ucap Calvin.

"Tapi tadi lo bilang mau ngomongin sesuatu?" Tanya Alana bingung.

"Lo salah denger." Ucap Calvin

"Ha! Yaudah kalau gitu, gue pergi!" Ucap Alana kesal dengan Calvin lalu bangkit dari duduknya, tetapi Calvin menahan nya.

"Ada apa lagi?" Tanya Alana.

"Temenin gue bentar di sini!" Ucap Calvin menarik tangan Alana hingga terduduk lagi di sampingnya.

Alana hanya diam tidak tau ingin membicarakan apa dengan suasana yang semakin canggung.

Mereka berdua hanya diam sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing.

------


Gimana part ini?

Vote dan comentnya ditunggu
Makasih yang udah baca 😊

By Tiki

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 110K 58
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
185K 17.7K 25
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
2.5M 123K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.7M 229K 69
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...