Complicated (JB)

Galing kay radhilakiera

25K 1.8K 1K

Hidup ini sangat rumit. Lalu, siapa yang akan kau salahkan dari kerumitan ini? Dan, bagaimana bila kau sendir... Higit pa

Prolog
1. The Beginning
2. How dare you!
3. First Truth
4. Confused
5. Mysterious Man
6. Idea?
7. Hurt
8. Nightmare
9. The Wink
10. I am your boyfriend now!
11. Second Truth
12. The Warehouse
13. She was a whore
14. Honey
15. I got him / I got her
16. Mad
17. I got what you said
18. The truly truth
19. Everything's gonna be alright
20. Never let you go
21. Jeremy's Plan
22. A Dinner?
23. You hurt me!
24. Asshole?
25. Apology Accepted
26. I think I like you too
28. He is all yours
29. We're over
30. I'm your Boy!
31. Bryce
32. Brother
33. Hallucination?
34. Flashback
35. Obsession
36. Orange Juice
37. Shitty Day
38. Mom?
39. Willmort
Epilog
Changed | Regret
Hai!

27. Kiss me!

487 42 67
Galing kay radhilakiera

"Aku tak mau kita kehilangan jejak Gloria lagi, Kay. Kita harus tahu apa yang sebenarnya dia sembunyikan," geram Justin. Ia tak lagi bisa menutupi pikiran buruknya pada Gloria. Justin yakin kalau Gloria memiliki rencana busuk di belakang mereka.

"Tenanglah, Justin ... jangan berburuk sangka dulu. Jangan lupakan dia sahabatku dari kecil, dia yang selalu mengerti segalanya tentangku," kata Kayreen yang meski telah mengetahui beberapa fakta buruk Gloria tetap berusaha membela sahabatnya. Hal itu membuat Justin geram.

"Justru karena dia tau dan mengerti segalanya tentangmu, maka dia bisa dengan mudah memanfaatkan kepolosanmu, kau tahu?"

Justin meraih tangan Kayreen menggunakan sebelah tangannya yang kosong, sambil tetap menatap lurus ke jalanan. Mengusapnya pelan, seolah tangannya andil dalam ikut memberi Kayreen kesadaran. Kemudian Justin tiba-tiba meremas tangan Kayreen kuat, sampai Kayreen memekik merasakan sakit pada tangannya.

"Apa yang kau lakukan?!" bentak Kayreen setelah menarik tangannya lepas dari genggaman erat Justin. Sedangkan Justin hanya mengukir senyum miring, mengundang rasa penasaran Kayreen.

"Tadi mengelus tanganku, lalu kenapa tiba-tiba meremas kuat? Kau tahu itu sakit, bukan?" kata Kayreen sambil tetap mengelus tangannya yang memerah. Justin meremas tangannya kuat seperti menggunakan seluruh tenaganya, tadi.

"Kenapa tak sadar kalau sebenarnya aku ingin melukai tanganmu?" tanya Justin penuh misteri, dengan pandangan tak lepas dari jalanan di depannya.

"Karena ...," ucap Kayreen tertahan, ia mengerti benar apa maksud Justin.

"Karena aku terlebih dahulu mengelusnya, memberikan kenyamanan pada tanganmu, sampai kau tak sadar kalau sebenarnya aku berniat meremas kuat tanganmu disaat kau menikmati elusanku,"

Ah, ini maksudnya, tepat seperti apa yang ada di pikiran Kayreen.

"Apa maksudmu--"

"Ya, tentu maksudku apa yang sekarang ada di kepalamu." Justin melirik Kayreen sekilas, "Kau terlalu hanyut dalam kebaikan Gloria, sampai kau tak sadar kalau sebenarnya tersembunyi suatu maksud dari kebaikannya."

Kayreen menatap tangannya yang berwarna sedikit kemerahan, memikirkan perkataan Justin barusan. Entah kenapa sekarang dia jadi ikut berburuk sangka pada Gloria. Apakah itu salah? Tentu. Namun semuanya seakan menunjukkan kalau Gloria seperti menyembunyikan sesuatu.

"Tak selama yang terlihat baik benar-benar baik ...."

***

"Darimana kau tahu rumah Gloria?" tanya Kayreen saat mobil Justin telah berada tepat di depan sebuah rumah dengan pagar besar di depannya. Rumah Gloria.

"Aku tahu apa yang ingin aku ketahui," kata Justin seraya tersenyum miring penuh arti. Membuat Kayreen memutar bola matanya jengah.

Setelah keluar dari mobil, Kayreen dan Justin berjalan berbarengan. Secara tiba-tiba, Justin meraih tangan Kayreen dan mengenggamnya erat. Kayreen merasakan jantungnya tiba-tiba berdetak tak keruan.

Oh ayolah, Kay, Justin hanya mengenggam tanganmu, batin Kayreen merasa bodoh.

Justin menekan bel beberapa kali, beberapa saat setelahnya keluarlah Gloria dengan tatapan terkejutnya.

"Kayreen? Justin?"

Gloria dengan kegugupannya segera melebarkan pintu rumahnya, memberi jalan pada Justin dan Kayreen untuk masuk.

"Kalian mau minum?" tawar Gloria berbasa-basi.

"Tak perlu, kami hanya sebentar," ucap Justin, membuat Gloria mengurungkan niatnya untuk pergi ke dapur.

"Kalau begitu, kalian bisa duduk," kata Gloria lagi. Terdengar kaku dan seperti berbicara dengan orang yang belum dikenalnya.

"Oh ayolah, Gloria. Kenapa kau terlihat kaku? Bukankah kita sudah makan malam bersama? Oh, atau bisa kusebut makan malam jebakan?" sinis Justin membuat Gloria terpaku di tempatnya berdiri. Ia menelan ludahnya gugup.

"Ah, ya. Apa kau tengah menemani ibumu yang sedang sakit?" kata Justin lagi membuat Gloria tak mampu berkutik. Bahkan sekarang Gloria menundukkan kepalanya, tak mau menatap Justin yang sekarang terlihat menyeramkan di mata Gloria.

"Oh, atau kau sedang berdua dengan Thomas? Itu yang membuatmu gugup? Ngomong-ngomong, dimana Thomas?" ucap Justin bertubi-tubi. Membuat jantung Gloria memompa darahnya lebih cepat. Kini bukan lagi perasaan takut, namun marah. Justin sudah tahu semua yang Gloria sembunyikan, namun kenapa seolah-olah Justin mempermainkannya?

"Atau ap--"

"Cukup! Sudah cukup!" Gloria mengangkat tangannya, memberi isyarat pada Justin untuk menghentikan dramanya di depan Gloria.

"Oh, lihat siapa yang sedang marah," ejek Justin. Kayreen yang merasakan ketegangan yang semakin menjadi pun segera meremas tangan Justin, menahan bila tiba-tiba Justin akan melakukan sesuatu hal pada Gloria. Seperti memukul, atau semacamnya.

"Aku tahu kau sudah mengetahui semuanya kan?!" tuding Gloria dengan jari telunjuk mengarah tepat pada wajah Justin seraya berjalan mendekat.

"Aku? Tahu apa?" ucap Justin lagi, sengaja membuat Gloria semakin tebawa emosinya.

"Hentikan semua ini!" Gloria memekik tepat di depan Justin, seakan mengabaikan keberadaan Kayreen yang berada tepat di samping Justin. Kayreen melipat bibirnya, merasa terkejut dengan ucapan Gloria barusan.

"Gloria su--"

"Diam!" potong Gloria cepat disaat Kayreen ingin mengatakan sesuatu.

"Jangan pasang wajah menjijikkanmu itu! Jangan berpura-pura seakan kau yang tersakiti! Jangan berpura-pura baik hanya karena ada Justin disini! Buka topeng sialanmu, Bitch!"

Plak!

"Jangan berani-beraninya kau berkata seperti itu pada Kayreen! Kau yang seharusnya sadar! Kau yang seharusnya membuka topeng sialanmu!"

Gloria menyelipkan helaian rambutnya yang berantakan akibat tamparan Justin pada pipi kanannya. Menampilkan semburat kemerahan yang tercetak jelas pada pipinya.

Kayreen masih menutup mulutnya, tak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat.

"Gloria, kau--"

"Jangan sentuh aku, Sialan!" Gloria menyentakkan tangan Kayreen yang hampir menyentuh wajahnya dengan keras. Menatap Kayreen dengan mata memerah akibat emosinya.

"See? Dia yang seharusnya membuka topengnya, Justin! Dia yang seolah-olah baik karena kau ada di sini! Buka matamu, Justin!" ucap Gloria menggebu-gebu. "Tak bisakah kau sekali saja melihat kalau dia tak sebaik yang kau lihat?!" lanjutnya. Kayreen tersentak. Gloria bahkan enggan memanggil namanya, alih-alih mata Gloria menatap Kayreen dengan tatapan meremehkan.

"Gloria--"

"Diam!" potong Gloria lagi saat Kayreen membuka mulutnya. "Biarkan aku yang bicara! Tutup rapat-rapat mulut sialanmu itu!" Gloria mengalihkan tatapannya pada Justin. Seketika tatapannya berubah sendu, membuat Justin memutar bola matanya malas.

"Aku menyukaimu!" ucap Gloria lantang, membuat Justin dan Kayreen menatap Gloria dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Oh, bukan, bukan menyukaimu. Tapi aku mencintaimu, Justin. Bahkan sebelum dia mengenalmu!" Gloria menunjuk Kayreen dengan tatapan tetap tertuju pada Justin.

"Aku, adalah gadis kecil yang menghadiri acara ulang tahun perusahaan Mr. Bieber. Aku adalah gadis kecil yang kau temani bermain di taman waktu itu. Aku adalah gadis kecil yang waktu itu mengagumimu, menyayangimu, mencintaimu, bahkan ketika kau tak menyadari keberadaanku."

Gloria berjalan menjauh dari Justin dan Kayreen, mendekati sebuah lemari dengan laci kecil di bagian paling tinggi. Jemarinya membuka laci itu, kemudian mengambil sesuatu dari sana. Setelahnya, Gloria berjalan mendekati Justin dan Kayreen dengan sebuah kotak transparan dengan sebuah lolipop di dalamnya. Lolipop itu tampak buruk di dalam kotak transparan itu.

"Kau ingat ini?" tanya Gloria pada Justin. Justin mengerutkan dahinya, mencoba mengingat ingat. Kemudian sebuah gelengan kepala ia lakukan setelah mencoba mengingat lolipop itu.

Gloria tersenyum sinis, "Sudah kuduga. Kau takkan mengingatnya, karena hanya aku yang mengingatmu! Karena aku tak pernah terlihat di matamu! Karena dia telah menutupi semua kenangan kita!" Gloria membanting kotak transparan itu hingga membuat kaca-kaca dari kotak itu bertebaran kemana-mana.

"Awh!" desis Kayreen tipis, meremas pelan tangan Justin yang sedari tadi masih menggenggamnya erat. Justin hendak menolehkan kepalanya ke arah Kayreen, hingga tiba-tiba suara Gloria kembali menginterupsi.

"Karena dia! Karena jalang sialan ini, kau melupakan semuanya! Kau melupakan aku yang bahkan telah mengenalmu, mengagumimu, mencintaimu, bahkan saat kau tak ingat siapa aku!" Gloria menunjuk wajah Kayreen dengan telunjuknya, menatap Kayreen seolah tatapannya mampu membunuh Kayreen saat itu juga.

"Kau penyebab semua ini, Reen!" Gloria hendak menampar Kayreen, namun Justin dengan sigap menahan tangan Gloria.

"Lihat? Kau bahkan masih membelanya saat kau sudah tahu yang sebenarnya! Kau tak mengingatku karena dia!"

"Cukup! Aku mengingatmu, kau dengar ini? Aku mengingatmu, Gloria Quinsi!" Justin menyentakkan tangan Gloria dengan kasar. Membuat Gloria tersenyum sinis.

"Kenapa? Kenapa baru sekarang kau mengingatku? Kenapa setelah dia merebutmu dariku baru kau mengingatku?!" Air mata Gloria meluncur di kedua pipinya. Tak sedikitpun Gloria berniat menghapusnya, karena sebenarnya ia tak lagi mampu bahkan untuk menopang tubuhnya sendiri. Gloria terduduk di lantai dengan kedua tangan menutupi wajahnya. Tiba-tiba, Gloria merasakan kehangatan melingkupi tubuhnya. Seseorang memeluknya.

"Maafkan aku, Gloria...," kata seseorang yang memeluk Gloria, dan seseorang itu ialah Kayreen. Kayreen memeluk Gloria erat, mengusap punggung Gloria penuh kasih. Kayreen merasa sangat bersalah sekarang. Kayreen merasa ia adalah sahabat yang buruk. Sahabat? Sahabat macam apa yang bahkan tak pernah tahu kebenaran tentang sahabatnya?

"Lepas!" Gloria meronta dengan tenaga minim, mencoba melepaskan diri dari pelukan Kayreen.

"Kumohon maafkan aku, Gloria...." Lagi, Kayreen meminta maaf pada Gloria. Membuat Justin mengusap wajahnya kasar, terheran dengan sikap kekasihnya. Bahkan setelah mengetahui kebusukan Gloria, Kayreen malah meminta maaf? Justin tak habis pikir, sebenarnya terbuat dari apa hati kekasihnya ini?

"Kay, sudahlah. Lagipula dia yang seharusnya meminta maaf padamu," bujuk Justin seraya mencoba menarik tubuh Kayreen agar melepas pelukannya pada Gloria. Gloria tersenyum sinis dibalik tangannya. Oh, bahkan Justin sudah mengetahui kalau Gloria lah yang lebih dulu mencintai Justin, namun Justin masih tetap membela Kayreen.

"Bitch!" desis Gloria tajam kemudian mendorong keras tubuh Kayreen. Membuat Kayreen terjerembab di lantai. Gloria menatap Kayreen, puas dengan apa yang ia lakukan.

"What the fuck are you doing?!" Justin berujar kasar, matanya menatap nyalang pada Gloria. Sedang Gloria hanya mengedikkan bahunya tak merasa bersalah. Mata Gloria kemudian menangkap sesuatu di kaki Kayreen. Sebuah luka sayatan yang tidak bisa dibilang kecil. Ah, pasti kaca tadi. Batin Gloria puas.

"Awh!" pekik Kayreen saat merasakan tangan Gloria menyentuh pergelangan kakinya, tepat ketika Kayreen mencoba bangkit.

"Lepas, Gloria...," pinta Kayreen saat Gloria meremas pergelangan kakinya, tepat pada luka yang diakibatkan oleh kaca kotak lolipop milik Gloria.

Justin dengan cepat mendudukkan dirinya di samping Kayreen, kemudian mencoba menarik tangan Gloria lepas dari kaki Kayreen.

"Gloria, please...," mohon Kayreen lagi. Air matanya turun perlahan, merasakan sengatan perih saat tangan Gloria meremas kakinya lebih kuat.

"Lepaskan kaki Kayreen, Gloria!" perintah Justin dengan tangan yang tetap mencoba menarik lepas tangan Gloria. Namun saat mengetahui bahwa apa yang ia lakukan justru menyakiti Kayreen, Justin pun melepas tangannya.

"Oh, apakah kalian sedang memohon padaku?" sinis Gloria sambil menatap Kayreen dan Justin bergantian.

"Please...," mohon Kayreen lagi. Kayreen kemudian menggigit bibir bawahnya saat Gloria malah meremasnya semakin kuat. Kayreen melihat darahnya menetes melalui sela-sela tangan Gloria. Justin meringis melihatnya.

"Kumohon, Gloria, lepaskan tanganmu." Kali ini Justin ikut memohon pada Gloria. Membuat sebuah senyum sinis terukir pada wajah cantik Gloria.

"Oh, sayangku..., kau memohon padaku?" tanya Gloria dengan wajah sedih yang dibuat-buat. Membuat Justin memutar bola matanya jengah.

"Katakan!" perintah Gloria dengan kembali meremas kaki Kayreen lebih kuat, membuat Kayreen semakin menggigit bibirnya.

"Ya, aku memohon padamu, Gloria. Lepaskan Kayreen sekarang," ucap Justin mencoba mengatakannya selembut mungkin.

"Menarik," kata Gloria puas, " tentu ada syarat untuk setiap permohonan."

"Cepat katakan," ucap Justin cepat, tak tahan lagi melihat kaki Kayreen yang semakin banyak mengeluarkan darah.

"Kiss me!"

***

Looks good is not necessarily actually good.

***

Note:

Cium, enggak, cium, enggak😆😆

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

910K 43.7K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
1M 83.9K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
9.8M 882K 51
#1 In Horor #1 In Teenlit (20.05.20) Tahap Revisi! Vasilla Agatha yang dijauhi orang tuanya dan tak memiliki teman satupun. Dia menjalani setiap har...
6.3M 483K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...