Private Teacher (YUNJAE)

By BabyB0oCute

70.5K 8.2K 335

"Baiklah mari kita membuat sebuah perjanjian." "Perjanjian apa?" "Jika aku bisa menaikkan nilaiku di ujian k... More

One
Two
Three
Four
Five
Six
Seven
Eight
Nine
Eleven
Twelve
Thirteen End

Ten

4.5K 574 21
By BabyB0oCute

Brushh..

Uhukk.. uhukk..

Yoochun menyemburkan minumannya.
Junsu tersedak makanannya.
Dan Changmin mengangakan mulutnya.
Mereka terkejut setengah mati kala menerima undangan pernikahan Yunho. Lebih tepatnya Yunho memperlihatkan undangannya pada sahabatnya. Kini mereka tengah nongkrong di salah satu cafe langganan mereka.

"Kau serius Yun?" Tanya Yoochun yg masih belum percaya dengan semua ini.
Yunho hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Apa kau yakin?" Kali ini Changmin yg bertanya.
Yunho mengangguk mantap.
"Tentu saja aku yakin Min." Sahutnya. Ia mencondongkan tubuhnya ke depan. Ketiga temannya juga ikut mencondongkan tubuh mereka. Yunho memandang sahabatnya bergantian lalu ia berbisik.
"Jaejoong hamil." Yunho segera menegakkan badannya kembali. Ia mengambil ponselnya berpura-pura sibuk dengan ponselnya dan tak menghiraukan sahabatnya yg masih mematung. Yunho mulai menghitung dalam hati.

Satu...

Dua...

Ti-...

"AAPPPAAA?" dengan kompaknya YooSuMin berteriak membuat seluruh orang yg ada di cafe saat itu menatap mereka. Yunho semakin fokus mengotak-atik hp'nya sedangkan mereka yg sadar telah menjadi pusat perhatian hanya tersenyum malu.

"Demi dewa burger kalian pernah melakukannya?" Changmin yg memang terkenal blak-blakan dengan entengnya bertanya pada Yunho dengan volume suara yg tidak bisa dikatakan pelan.

Yunho mendelik pada Changmin.
"Pelankan suaramu bodoh. Tentu saja pernah." Sahut Yunho.

"Hah?? Kenapa kau tidak pernah cerita pada kami?" Junsu yg sedari tadi hanya mendengarkan mulai angkat bicara.

"Apa hal seperti itu harus ku ceritakan juga?" Seketika wajah Junsu jadi merah mendengar perkataan Yunho.

"Bu-bukan begitu. Setidaknya kau mengenalkan dia dulu pada kami." Sahut Junsu. Changmin dan Yoochun juga ikut mengangguk membenarkan perkataan Junsu.

"Nanti saat acara pernikahanku kalian juga pasti akan tau wajahnya." Yunho memberikan undangan itu pada sahabatnya.

"Apa kau mengundang semua siswa di sekolah?" Tanya Yoochun.

Yunho hanya mengeluarkan smirknya lalu berkata.
"Lihat saja besok."

Ia kemudian beranjak keluar dari cafe untuk menemui Jaejoong. Ia harus viting baju sekarang.

***

Satu sekolah gempar kala menerima undangan pernikahan Yunho di kolong meja mereka. Ada yg percaya terutama yg pernah melihat Jaejoong di parkiran sekolah saat menjemput Yunho. Ada pula yg mengira itu hanya lelucon karena tidak ada foto prewedding di undangan itu. Hampir seluruh siswi yg merasa penasaran akan kebenaran itu kini mendatangi kelas Yunho. Namun mereka harus menelan kekecewaan karena Yunho tidak masuk sekolah padahal hari ini adalah pengumuman kelulusan mereka.

Jadilah mereka meneror YooSuMin yg diketahui sahabat dekat Yunho. Hingga YooSuMin harus bersembunyi di atap sekolah agar tidak ada yg bisa menemukan mereka. Bahkan ponsel mereka matikan karena sedari tadi ponsel mereka tidak berhenti berbunyi.

"Ahh.. aku lapar. Sampai kapan kita harus disini?" Changmin mulai mengeluh. Ia mengusap-usap perutnya yg berbunyi.

"Dasar Yunho sialan. Kita yg menjadi korban sekarang." Yoochun marah. Ingin sekali ia mengaktifkan poselnya dan menelepon Yunho sekarang. Berbagai sumpah serapah sudah ia persiapkan di kepalanya untuk Yunho.

Junsu yg juga merasa lapar diam-diam duduk agak jauh dari mereka. Ia membuka tasnya dan mengeluarkan roti yg tadi pagi sempat ia beli di kantin. Ketika akan membuka bungkus roti itu tiba-tiba saja roti itu lenyap dari tangannya. Junsu menoleh untuk melihat siapa yg mengambil rotinya. Dilihatnya Changmin tersenyum lalu berkata.

"Kau ada makanan tidak bilang-bilang." Ucapnya sambil membuka bungkus roti itu lalu memakannya.

"Hei. Aku hanya punya itu Chwang." Junsu ingin menangis melihat rotinya yg sudah habis sekarang.

"Maaf bebek. Kau lebih bisa menahan lapar daripada aku." Jawabnya.

"Dasar sial. Mati kau seka-"

"HEY SEMUANYA. MEREKA DISINI." Saat Junsu akan mencekik leher Changmin tiba-tiba ada yg membuka pintu atap. Itu adalah duo Ahra dan Boa yg kini memandang mereka dengan pandangan marah.

Mereka mulai berjalan mendekat ke arah YooSuMin diikuti oleh penggemar Yunho yg lainnya. Mereka seperti di kepung zoombie yg siap menggigit mereka. YooSuMin sudah pasrah mereka hanya bisa merapalkan doa dalam hati agar selamat sampai di rumah nanti. Mereka berjanji akan berbakti pada orang tua mereka dan tidak akan nongkrong lagi sampai malam.

"Ehem."

"Tes.. Tes.."

"1.2.3"

"Halo semuanya."

Suara itu berasal dari speaker sekolah. Itu adalah suara Yunho. Seketika rombongan siswi yg kini mengepung YooSuMin berbalik menuju lapangan sekolah untuk mendengar apa yg akan dikatakan Yunho.

"Teman-teman saya Jung Yunho punya satu pengumuman penting untuk kalian." Semua siswi mulai menduga-duga apa yg akan dikatakan oleh Yunho.

"3 hari lagi adalah hari yg sangat penting bagi saya. Itu adalah hari pernikahan saya. Jadi saya berharap semuanya dapat hadir ke acara saya nanti."

Mendengar itu tidak sedikit siswi yg pingsan, syok dan menangis histeris di halaman sekolah. Membuat para guru sedikit khawatir dan menyuruh Yunho cepat menyelesaikan apa yg ingin ia sampaikan.

"Hanya itu yg ingin saya sampaikan. Terima kasih."

Yunho melihat apa yg terjadi di halaman sekolah dari jendela ruang informasi itu. Ia tertawa pelan melihat betapa berlebihannya siswi disana.

Brak..

Pintu ruangan itu terbuka. Yunho menoleh dengan cepat takut jika yg datang adalah salah satu dari penggemarnya. Ternyata yg datang adalah sahabatnya. Namun Yunho sedikit takut melihat ekspresi sahabatnya itu.

"Ada apa dengan kalian?" Tanyanya bingung.

"Ada apa? Seharusnya kami yg bertanya padamu. Ada apa dengan dirimu Jung?" Yoochun berkata sambil menunjuk wajah Yunho.

Okey. Yunho tau sekarang jika sahabatnya tengah marah padanya.

"Mati kau Jung." Junsu berlari kearah Yunho siap untuk mencekik Yunho diikuti Changmin dan juga Yoochun.

"Stooppp.." Yunho menghentikan sahabatnya sebelum nyawanya melayang. Ia masih ingin this and that dengan Jaejoong.
Yunho segera mengeluarkan kartu member club milik Appanya dan kartu kredit unlimited miliknya. Ia tersenyum pada sahabatnya yg ia tau jika sahabatnya sangat ingin ke club, seketika mereka tersenyum lebar dan merebut kartu itu dari tangan Yunho.

"Kami mencitaimu Jung." Ucap mereka kompak lalu meninggalkan Yunho sendiri.

Yunho menghembuskan nafas lega. Sekarang ia berfikir bagaimana cara pulang ke rumah. Ia tidak ingin jadi sasaran amukan para siswi yg sedang marah di luar sana.

***

Yunho pulang dengan keadaan yg tidak bisa dibilang baik-baik saja. Ia menghebuskan nafas berat sebelum membuka pintu depan.

Drap..

Drap..

Drap..

Ia berjalan mengendap-endap menuju kamarnya. Ketika akan melewati ruang makan Yunho sedikit menengok untuk melihat ada Ummanya di dapur atau tidak.

Plok..

Tiba-tiba ada yg menepuk pundak Yunho dari belakang membuat Yunho secara reflek memejamkan matanya menghadap orang yg menepuk pundaknya dan mencakupkan tangannya memohon maaf.

"Umma ini bukan salahku. Aku tidak berkelahi Umma. Jangan marah." Suaranya ia rubah sememelas mungkin.

"Yun, kau kenapa?" Jaejoong heran melihat Yunho yg mengendap-endap di rumahnya sendiri. Tadi ketika ia sampai, ia melihat pintu rumah Yunho sedikit terbuka jadi ia memutuskan untuk masuk saja tanpa mengetuk pintu atau memencet bel terlebih dahulu.

Mendengar suara itu Yunho segera membuka matanya lebar-lebar. Ia terkejut melihat Jaejoong di depannya. Sedangkan Jaejoong menatap Yunho dengan pandangan khawatir.

"Kenapa kau tumben ada disini Boo?" Yunho berubah ceria melihat Jaejoong.

"Tadi Ummamu menelepon dan menyuruhku kesini. Aku juga tidak tau ada apa. Kenapa kau biru-biru? Dan lihat bajumu sobek." Jaejoong mengira di sekolah Yunho seperti itu jika merayakan kelulusan.

Yunho berubah cemberut kala ingat kejadian tadi.
"Aku dikeroyok Jae." Wajah Yunho terlihat ingin menangis.

"Sudah jangan menangis. Kau ganti baju dulu setelah itu aku akan mengobati lukamu Yun." Ucap Jaejoong.

Cup..

Sebuah kecupan singkat di bibir hati Yunho ia berikan agar Yunho tidak sedih lagi.

Seketika Yunho tersenyum lalu berjalan ke arah kamarnya.

***

"Pelan-pelan Jae- Ughh.. Sakit."

"Ini sudah pelan Yun."

"Aw.. aw.. ahh.. Kau terlalu keras Jae."

"Tidak Yun. Tahan sedikit. Dasar."

Nara terkejut setengah mati saat baru sampai di rumah setelah berbelanja bahan makanan. Ia mematung dengan belanjaan yg ada di tangannya

'Putraku menjadi uke sekarang.' Batinnya. Ia meletakkan belanjaannya pelan-pelan lalu mengendap-endap untuk mengintip pasangan Yunjae yg ia kira sedang this and that. Sambil terus membayangkan adegan NC yg ada di komik yg ia baca kemarin. Namun ia langsung kesal ketika melihat apa yg mereka lakukan.
Nara langsung berlari menghampiri putranya, melupakan belanjaannya yg ia tinggalkan.

"Yunhoooo." Suara itu membuat Yunho menoleh cepat. Ia langsung merasakan firasat buruk begitu melihat ekspresi Ummanya.

"Kau." Nara menunjuk wajah Yunho.
"Apa yg kau lakukan Yun?" Nara sudah sangat senang sebulan ini karena Yunho sudah berubah dan ia bisa membanggakan Yunho di depan teman-temannya. Namun sekarang Yunho kembali datang dengan wajah lebam.

"Umma jangan marahi Yunho. Dia tidak salah." Jaejoong membela Yunho. Ia tidak ingin Yunho disalahkan.

"Yunho sudah cerita semuanya Umma. Para gadis disekolahnya yg membuat Yunho seperti ini karena tau jika Yunho akan menikah denganku." Ucap Jaejoong lalu mengusap rambut Yunho sayang.

"Benarkah itu Yun?" Yunho mengangguk membenarkan.

Nara menghembuskan nafasnya lega. Ia mengira Yunho berkelahi lagi.

"Terima kasih Joongie kau sudah mengobati Yunho, sekarang ayo kita memasak. Sebentar lagi Appa akan pulang dari kantor." Ucap Nara.

"Yun, tolong kau ambil belanjaan Umma disana." Nara tersenyum sambil menunjuk belanjaan yg ia tinggalkan tadi.
Yunho hanya pasrah saja.

***

"Appa sudah mempersiapkan semuanya Yun." Ucap Il Woo setelah selesai makan malam.

Yunho hanya mengngguk sebagai jawaban.

"Apa kau sudah membeli cincin kalian?" Tanya Il Woo lagi.

"Sudah kemarin Appa." Sahut Yunho.

"Baiklah. Dan kau Jae." Il Woo menatap Jaejoong.

"Apapun yg kau butuhkan katakan saja pada Yunho ya? Karena mulai sekarang kau adalah tanggung jawab Yunho." Ucap Il Woo lembut.

"I-iya Appa." Jaejoong merasa sangat malu. Apa kebutuhannya? Bahkan setelah tau jika ia mengandung, calon mertuanya langsung mengirim uang dengan nominal yg tidak sedikit ke rekeningnya. Membuat Jaejoong menjadi kaget saat itu. Jaejoong ingin mengembalikan uang itu namun Il Woo dengan tegas menolak. Karena Il Woo tau jika Jaejoong tidak akan bisa bekerja selama masa kehamilan sedangkan kebutuhannya semakin banyak.

"Setelah pernikahan kalian. Jae, ajaklah Ummamu untuk tinggal disini."

"Baik Appa."

Il Woo kemudian menatap putranya.
"Yun, sekarang kau antarkan Jaejoong pulang. Hari sudah malam, Jaejoong pasti lelah."

"Kenapa tidak disuruh menginap saja disini Appa?" Ucap Yunho sedikit merayu.

Jaejoong segera berbisik pada Yunho.
"Ingat kata dokter Yun." Bisiknya.

Yunho cemberut mendengar ucapan Jaejoong. Ia lupa jika ia harus menahan diri selama 7bulan ke depan. Kemudian Yunho mengangguk.

"Baik Appa. Aku akan mengantar Jaejoong pulang." Itu membuat Il Woo dan juga Nara penasaran dengan apa yg dibisikkan oleh Jaejoong.

YunJae beranjak lalu berpamitan pada Il Woo dan juga Nara.

Setelah kepergian mereka, Nara segera menghampiri suaminya.
"Yeobo apa kau tidak merasa aneh dengan mereka?" Tanya Nara.

"Ya. Yunho itu kalau menginginkan sesuatu harus selalu mendapatkannya." Ucap Il Woo.

"Dan sekarang ia mengalah setelah Jaejoong membisikkan sesuatu tadi. Apa mungkin terjadi sesuatu?" Nara mulai menduga-duga.

"Aku akan mencari tau semuanya." Ucap Il Woo. Ia segera merogoh ponselnya lalu menghubungi seseorang.

"Cari tau apa yg dilakukan putraku bersama Jaejoong selama sebulan ini. Kirim laporannya besok." Tanpa menunggu jawaban dari orang itu Il Woo segera mematikan teleponnya.


Mentok disini aja.
Jujur, saya tidak tau bagaimana siswa di korea kalau pengumuman kelulusan. Jadi saya buat seperti masuk sekolah biasa.
Semoga bisa menghibur ya?
Jangan lupa tinggalkan jejak chingu.

Continue Reading

You'll Also Like

1.6M 139K 58
Baekhyun adalah CEO perusahaan design muda berumur 23 tahun, Chanyeol adalah murid berumur 18 tahun dengan IQ tertinggi disekolahnya namun sangat suk...
660K 70.9K 33
Chanbaek Area ⚠ 🔞 Chanyeol dan Baekhyun berteman layaknya sepasang kekasih. Dimana ada Baekhyun, disitu ada Chanyeol. Bagaimana posesif Chanyeol te...
252K 25.9K 27
Baekhyun memang terlihat mungil, tapi itu bukan menjadi penghalang nya untuk terlihat keren dimata orang-orang, lelaki mungil itu bahkan sengaja meng...
320K 6.8K 4
Penantian seorang pria mungil, Baekhyun. Untuk bisa memiliki buah hati kandung nya bersama sang suami, Park Chanyeol. Ambisi nya untuk memiliki anak...