Love, Sex, and Fiendship (Rev...

By angel_tear

6.2M 132K 14.1K

only 17+ ****** Bagaimana rasanya jika ciuman pertamamu direbut oleh orang yang sangat kamu benci. =(Laura)= ... More

love + sex and friendship
lsf part 1 sial kuadrat
part 2: evil prince
part 3: tupai busuk
part 4: mikail or alcander 1
part 4: mikail or alcander 2
part 5: hasrat tertunda
part 6: hati yang tersakiti
part 7: love is you
part 8: tear
part 9: love???
part 10: secret part II
part 11: back
part 12: it's you
part 13: alena I
part 13: alena 2
part 14: laura
part 14: laura 2
part 15: in my dream
part 15: in my dream 2
part 16: again
part 17: romance
part 18: what??
part 19: lauraa
repost part 19 : lauraa
part 20: choice- laura
part 21: miss??
Part 22
part 23: what again
part 24: Untitled
part 25: realita 1
part 25: realita II
part 26: devil
part 27: alena-laura I
part 28: promise-joe
part 29: pernyataan mikail
part 30: laura tear
part 31: sMiLe
part 31: smile 2
part 32 # honesty
part 33: without you
part 34: Bastard
part 35 : alena
part 36: Finally
Pemberitahuan
ADA YG KENAL NGGAK

part 10: secret

159K 2.7K 107
By angel_tear

Terbangun dari tidurnya alena meringis memijit kepalanya yang terasa sakit tak hanya itu dia juga merasa tubuhnya lemas dan tenggorokannya sakit dan kering mungkin ini karena kemaren dia hujan-hujanan , sambil menghela nafas berat alena dengan perlahan melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai berkemas alena bergegas keluar kamar.

Sesampainya diluar alena langsung disambut oleh tatapan sinis joe

" aku kira kau sudah lenyap dari peredaran, ternyata kau masih ada "ujar joe tersenyum miring, mengingat semanjak insidin alena ketahuan menganiaya carolin wanita itu jarang menampakkan batang hidungnya dan memilih mengurung diri dikamar.alena hanya menatap joe sekilas kemudian melangkah memilih mengacuhkan Joe kepalanya terlalu sakit untuk merespon joe, apalagi dipagi hari begini.

" alena. Aku sedang berbicara dengan mu. Dasar nggak punya sopan santun" seru joe.

" maaf aku lagi buru-buru " sahut alena dengan suara serak sembari berbalik menatap joe.

Tatapan sinis joe mendadak berubah menjadi khawatir saat melihat wajah pucat alena.

" kau kenapa? " tanya joe reflek. Membuat alena maupun joe sama-sama kaget. Joe kaget terhadap ucapannya sementara alena kaget tak menyangka joe akan bertanya seperti itu karena alena pikir joe akan mencercanya dengan berbagai tuduhan.

" aku baik-baik saja " ucap alena pada akhirnya.

" ohhh... " gumam joe kikuk.

Alena berbalik lagi untuk menuruni tangga tapi tiba-tiba dia merasa seluruh isi rumah berputar tanpa disadari tubuhnya oleng, beruntung joe dapat melihat dan dengan sigap memeluk pinggang alena dari belakang. Kalau saja joe terlambat sedetik saja mungkin alena sudah terguling dari tangga dan terkapar dilantai.

Alena menghela nafas sambil memejamkan mata menetralkan jantungnya yang hampir copot dia pikir dirinya akan tergeletak dilantai dengan patah tulang atau lecet-lecet dikulit.

Joe hanya bisa mematung merasakan punggung alena yang menempel erat didadanya dia tidak pernah sedekat ini dengan alena sebelumnya, membuat jantung joe berdetak kencang bahkan tangannya yang memeluk alena sampai bergetar karena gugup. Untuk beberapa detik mereka hanya terdiam dalam posisi yang sama mencoba menenangkan diri masing-masing.

Rex yang hendak berangkat kekantor menghentikan langkahnya dengan hati gusar saat menemukan joe memeluk alena didepan tangga.

" apa yang kalian lakukan? "ujar rex dingin.

Alena segera melepaskan diri dari joe saat mendengar ucapan rex.

" terimakasih sudah menolongku, aku pergi dulu " ujar alena sambil menunduk tak berani menatap joe maupun rex.

Alena tidak ingin atau lebih tepatnya belum siap bertemu rex. Karena saat dia menatap rex bayangan ketika mereka berhubungan intim dan ketika rex menciumnya terlintas begitu saja dibenaknya, alena takut kalau dia akan menerjang rex menenggelamkan tubuhnya dipelukan rex dan membeberkan semua apa yang telah mereka lakukan pada malam itu. Alena sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak mengungkit kejadian itu dan memilih memendamnya sendiri karena ternyata rex memang tidak mengingat kejadian itu.sakit memang tapi akan jauh lebih sakit kalau Rex tidak mempercayainya dan menuduh alena memanfaatkannya untuk kepentingan alena semata.

Joe hanya menatap punggung alena yang kini sudah menghilang padahal dia belum sempat membalas ucapan alena barusan.

Joe memalingkan mukanya menatap rex. Tatapan tajam joe bertemu dengan tatapan dingin rex. Keduanya hanya membisu dan hanya menatap satu sama lain seolah-olah mereka bisa berkomunikasi melalui tatapan mata tanpa harus membuka mulut. Rex terlebih dahulu memutuskan kontak diantara mereka.

" jauhi alena " ujar rex

" kau pikir aku sudi mendekati gadis seperti dia"balas joe.

" terserah apa katamu "lanjut rex sebelum beranjak meninggalkan joe.

Joe hanya membalas dengan senyuman sinis dan mengejek, rex pikir mentang- mentang dia kakaknya dia bisa melarang joe dekat dengan alena? Jangan bermimpi.

................

'' hacimm...haaaciiimm'' alena menggosok hidungnya dengan tissu. Entah sudah yang keberapa kalinya dia bersin sampai-sampai hidungnya merah seperti tomat dibuatnya.

'' hacciim '' bersin alena sekali lagi.

'' kayanya kamu harus cepat minum obat alena. Sebelum flunya makin menjadi'' ujar meli yang sedari tadi memperhatikan alena.

'' ia mbak '' jawab alena parau.

'' alena...keruangan saya sekarang'' teriak alvin dari ruangannya. Dengan langkah gontai alena memasuki ruangan alvin dan mendapati alvin sedang sibuk membolak-balikkan kertas yang dibacanya dengan tampang serius.

'' ada apa pak?'' tanya alena.

'' tolong antar kan file ini ke pada pak rex untuk ditanda tangani'' ujar alvin sambil menyusun beberapa kertas dan menyelipkannya kesebuah map lalu menyerahkan pada alena. Alena bergerak gelisa ketika mendengar ucapan alvin. Haruskah dia yang mengantarkan file itu?dia takut insiden ketika rex menciumnya diruanga rex terulang . Akhirnya alena mengambil file itu dengan berat hati.

''hm... Pak bisa tidak kalau file ini diantar oleh meli saja '' ujar alena takut-takut.

Alvin mengernyit

'' kenapa harus dia ini kan tugas kamu''jawab alvin.

'' saya kurang enak badan pak '' sambung alena. Alvin memperhatikan wajah alena ,memang pucat dan suaranya juga berubah.

'' pak rex mau kamu yang mengantarkan file ini karena kamu yang mengambil file ini dari beliau jadi harus kamu yang kesana,'' alvin

'' tapi pak ''-alena

'' sudahlah alena kamu antarkan saja filenya setelah itu kamu boleh istirahat'' ucap alvin dengan tegas membuat alena mendesah frustasi. dengan setengah hati dan sesekali bersin alena berjalan menuju lantai teratas gedung. Setelah sampai didepan ruangan rex.

Alena menghela nafas sebelum mengetuk pintu berharap dengan menghela nafas dapat memberinya kekuatan dan keberanian untuk menghadapi apapun yang ada dibalik pintu itu.

Setelah beberapa kali mengetuk pintu namun tidak ada jawaban, alena memutuskan untuk membukanya saja. Jantung alena terasa diremas dan hatinya seperti ditusuk jarum kaki dan tangannya lemas seketika saat matanya menangkap aktivitas yang terjadi didalam. Dengan berurai air mata alena meninggalkan ruangan rex.

......

'' alena kenapa kamu belum mengantarkan filenya kepada pak rex beliau sudah beberapa kali menanyakannya'' seru alvin dengan jengkel kepada alena.

'' maaf kan saya pak '' ujar alena lirih menatap alvin dengan mata sembab dan hidung merah.

'' kamu kenapa?'' tanya alvin bukannya menjawab alena malah bertanya balik.

'' boleh saya pulang pak? Sa saya...'' ujar alena tersendat karena air mata mengubah suaranya menjadi isakan kecil.

'' ya sudah kamu boleh pulang, tapi kamu baik-baik saja kan?'' ujar alvin.

'' saya baik-baik saja, terimakasih pak'' jawab alena dengan suara bergetar. Alvin membalas dengan anggukan.

......

Siang itu Rex kembali kerumah mengambil dokumen untuk rapat dadakan yang diminta oleh Mikail. Rex menaiki anak tangga Dengan langkah cepat. Langkah rek terhenti ketika dia mendengar suara batuk dari arah kitchen. Siapa kira-kira yang berada didapur setahu dia tidak ada siapa pun dirumah apa lagi sekarang jam makan siang.

Untuk memenuhi rasa ingin taunya rex memutar langkahnya kedapur.

'' alena " panggil rex heran saat menemukan alena didapur sedang meminum sesuatu.

Kenapa alena ada disini bukannya saat ini seharusnya dia bekerja?

Alena hanya terbatuk.

"kamu sakit" ujar rex reflek menyentuh kening alena. Alena yang tak menyangka diperlakukan seperti itu hanya bisa diam.

" badanmu panas, apa kau sudah berobat?" lanjut rex khawatir walaupun nada bicaranya datar.

'' aku tidak apa-apa. Terimakasih sudah mengkhawatirkan ku '' ujar alena sambil menjauhkan tangan rex dari keningnya.

Alena memandang rex dengan tatapan terluka andai saja rex memberikan perhatiannya dengan tulus mungkin alena sudah memeluk rex dengan erat tapi itu tidak mungkin terjadi karena rex sama sekali tidak pernah menganggap alena ada. Hal itu terbukti dengan apa yang dilakukan rex dan carolin tadi pagi diruangannya.

'' kau sedang tidak baik-baik saja alena lebih kau kedokter'' ujar rex.

Mendengar kata dokter membuat alena menggigil, mengingatkannya pada obat-obatan yang setiap hari harus diminumnya dan jarum suntik yang selalu menancap dikulitnya.

'' dok.. Doktter.." ujar alena susah payah.

"tidak... Aku tidak akan pernah menemui dokter lagi. Aku benci mereka'' racau alena menggeleng-gelengkan kepalanya.

'' alena kau kenapa?'' seru rex heran melihat alena ketakutan.padahal dirinya tidak melakukan apapun pada alena.

'' alena '' seru rex mencoba mendekati alena yang terus menjauh ketakutan sambil menggumamkan kata tidak.

'' tidak... Aku tidak mau ikut '' racau alena terus berjalan mundur.

''ada apa dengan mu'' tanya rex sambil menarik tangan alena .

Membuat alena meronta-ronta seperti anak kecil yang dipaksa kedokter gigi.

'' jangan paksa aku, aku tidak mau. Aku benci mereka'' jerit alena berusaha melepaskan cengkraman rex sambil terisak.

'' alena tenang lah'' seru rex sambil menguncang bahu alena. Alena terdiam memandang rex dengan tatapan kosong.

'' apa yang terjadi?'' lanjut rex bukannya menjawab alena malah menangis dia tidak tau harus bicara apa ketakutannya membuat otaknya lumpuh.

'' kumohon jangan bawa aku kedokter'' ujar alena tersendat-sendat.

'' tapi kau harus berobat alena'' ucap rex lembut tanpa sadar membelai rambut alena, dia merasa alena yang dihadapannya sekarang sangat rapuh membangkitkan sisi posesif rex untuk melindungi alena, menjauhkannya dari apapun yang berusaha menyakiti gadis itu.

'' aku tidak mau bertemu mereka. Ku mohon dengarkan aku'' lanjut alena kini memohon sambil menggenggam tangan rex yang tadi berada dikepalanya.

Rex memandang sedih alena yang kini menggenggam tangannya dia bingung harus bagaimana, alena butuh berobat kalau tidak ingin sakitnya semakin parah tetapi masalahnya alena bersikeras tidak ingin kedokter.

Dengan pelan rex membawa alena kepelukannya berusaha menenangkan gadis itu.

'' aku takut, mereka akan memaksaku meminum benda-benda aneh itu dan menghujamiku dengan jarum-jarum itu lagi'' racau alena. Rex mengernyit dia sama sekali tidak tau kenapa alena takut dokter dan dia tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan alena.

'' mass... Steve... Jangan paksa aku '' lanjut alena dengan sesenggukan.

Mendengar nama steve membuat rex menengang .lagi-lagi alena menganggapnya sebagai steve. Yang bener saja? Apa selama ini pria dikehidupan alena hanya steve? Rex terseyum miris memangnya apa yang diharapkan rex? Lagi pula alena tidak mungkin menyebut nama pria yang tidak dekat dengannya apalagi dirinya. Rex sedikit kaget ketika tubuh alena yang berada dipelukkannya melemah dan alena menumpukan seluruh berat badannya pada rex. Mungkin kalau rex tidak memeluknya alena pasti sudah merosot kelantai.

" Alena apa kau baik-baik saja"- tanya rex sambil menopang tubuh alena

Namun tidak ada jawaban dari alena. Wanita itu hanya memejamkan matanya saja. Berharap rasa sakitnya berkurang. Dengan sigap rex membawa alena ke kamar. Setelah membaringkan alena di tempat tidur, rex menyentuh dahi dan wajah alena untuk memastikan suhu tubuh alena yang semakin meningkat. Dengan terburu-buru rex ke dapur mengambil air dingin dan kain untuk mengompres alena. Setelah mendapatkan yang diinginkan rex kembali ke kamar dan mulai mengkompres alena. Setelah beberapa menit rex kembali melakukan hal yang sama sampai akhirnya alena mulai berkeringat. Dengan sabar rex menyeka bulir-bulir air dari wajah alena. Rex sedikit membuka kancing baju alena untuk mempermudah dirinya menyeka keringat yang menjalar sampai leher alena.

Rex terpaku ditempat saat melihat tanda kemerah yang hampir membiru di sekitar leher dan tulang selangka alena. Tiba-tiba adegan ketika rex memeluk dan menempelkan alena ke tembok lalu menciumnya dengan penuh gairah terlintas dibenaknya.

" tidak mungkin..." gumam rex tidak percaya dengan apa yang baru terlintas diotaknya tubuhnya tanpa sadar menjauhi alena yang masih tertidur dengan tenang. Dengan limbung rex meninggalkan kamar alena.

*****

Beribu-ribu maaf author ucapkan karena updatenya lama dan part ini juga terlalu sedikit. Sebenarnya part ini masih panjang tapi berhubung udah pada nagih kelanjutannya jadi lah author membagi 2 bagian dengan judul yang sama.

Walaupun part ini kurang menarik author minta vote dan komentnya ya...

Semakin banyak semakin cepat updatenya hihihihi modus ya.

Ok lah sekian dan terimakasih

Sikembar ri end ris

Continue Reading

You'll Also Like

3.1M 259K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
900K 41K 41
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
554K 20.6K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
2.4M 131K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...